Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, dimana Pemerintah lebih berperan sebagai regulator dan fasilitator
terkait dengan tugas-tugasnya dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan
pengembangan sanitasi lingkungan. Dana Alokasi Khusus Sanitasi (DAK Bidang
Sanitasi) merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan akses
sanitasi, yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK Bidang Sanitasi ini
khususnya diperuntukkan untuk membiayai kebutuhan prasarana dan sarana
sanitasi masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk
mendorong percepatan pembangunan daerah.
Gambar Sistematika
Pedoman Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi 2019
BAGIAN I
KETENTUAN PELAKSANAAN
A. TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM DAK BIDANG SANITASI
1. PERSIAPAN PROGRAM TINGKAT NASIONAL
1.1. Multilateral Meeting DAK Bidang Sanitasi
Kegiatan Multilateral Meeting DAK dilaksanakan dalam rangka membahas
terkait hal – hal yang perlu disepakati, antara lain sebagai berikut:
a. Penetapan arah kebijakan DAK Reguler, Afirmasi dan Penugasan;
b. Target dan sasaran (Output dan Outcome)
c. Ruang lingkup/ menu kegiatan;
d. Rincian menu kegiatan;
e. Lokasi Prioritas;
f. Usulan Proyek Prioritas;
g. Kriteria Teknis/ Penilaian;
h. Kebutuhan Pendanaan;
i. Kelembagaan.
b. DAK Afirmasi
Kabupaten/Kota sudah menyusun/melakukan pemutakhiran
dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Kegiatan
DAK yang diusulkan oleh kabupaten/kota harus sudah masuk
dalam dokumen SSK;
Lokasi juga memenuhi salah satu prioritas daerah tertinggal,
perbatasan, dan transmigrasi sebagai berikut;
122 Kabupaten tertinggal sesuai Perpres No. 131 tahun 2015
yang akan di fokuskan di KTI;
7 PLBN, 10 PKSN, dan 187 Kecamatan lokasi prioritas di 43
Kabupaten/Kota perbatasan negara sesuai Perka BNPP No. 1
tahun 2015;
c. DAK Penugasan
Kabupaten/Kota yang sudah menyusun/melakukan
pemutakhiran dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota
(SSK). Kegiatan DAK yang diusulkan oleh kabupaten/kota harus
sudah masuk dalam dokumen SSK;
Menu kegiatan pembangunan baru SPALD-T skala permukiman,
penambahan pipa pengumpul dan SR, penyediaan tangki septik
komunal, pengadaan truk tinja, dan pembangunan drainase
lingkungan diprioritaskan pada 31 kota prioritas percepatan
penanganan kumuh yang dinyatakan dengan SK
Walikota/Bupati perihal Penetapan Kumuh dan telah
diverifikasi oleh tim KOTAKU, yaitu: Kota Banda Aceh, Kota
Lhoksumawe, Kota Medan, Kota Pekanbaru, Kota Palembang,
Kota Tanjung Pinang, Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Surakarta,
Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kota Yogyakarta,
Kota Malang, Kota Surabaya, Kota Tangerang, Kota Mataram,
Kota Bima, Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota
Banjarmasin, Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kota Manado,
Kota Palu, Kota Makasar, Kota Kendari, Kota Ambon, Kota
Sorong, Kota Jayapura, Kabupaten Nunukan;
Menu kegiatan penyediaan sarana sampah diprioritaskan pada
31 kota prioritas percepatan penanganan kumuh yang
dinyatakan dengan SK Walikota/Bupati perihal Penetapan
Kumuh dan telah diverifikasi oleh tim KOTAKU dan15 DAS
Prioritas Nasional. Kelima belas DAS prioritas dimaksud antara
lain; DAS Citarum, Ciliwung, Cisadane, Serayu, Solo, Brantas,
Asahan Toba, Siak, Musi, Way Sekampung, Way Seputih, Moyo,
Kapuas, Jeneberang dan Saddang.
Menu tangki septik individu perkotaan dan pengadaan truk tinja
diprioritaskan pada kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT
yang berfungsi atau sedang/sudah menyusun sistem
pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);
5. Data lain:
Harga bahan dan upah;
Analisis harga satuan setempat;
Data kerugian akibat genangan.
2.4.5. Analisis
Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis kondisi eksisting yaitu:
a. Analisis kapasitas sistem drainase eksisting: kapasitas saluran,
segmen saluran, dan bangunan pendukungnya;
b. Bandingkan analisis pada point a) dengan kapasita srencana (awal);
jika kapasitas eksistingl ebih besar atau sama dengan kapasitas
awal, maka komponen sistem drainase yangb ersangkutan masih
aman, sebaliknya perlu dilakukan tindakan.
2. Analisis kebutuhan:
a. Tentukan rencana saluran sesuai topografi danr encana tata guna
lahan dan/atautata ruang.Dalam penataan jaringan saluran
drainase diusahakan sebanyak mungkin mengikuti pola eksisting
dan alur alam. Kembangkan sistem gravitasi, sistem pompa hanya
dipakai kalau tidak ada alternatif lain;
b. Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran dan/atau
segmen saluran sesuai dengan klasifikasi kota dan orde saluran;
c. Analisis hujan kawasan dan intensitas hujan sesuai dengan kala
ulang yang diperlukan;
d. Hitung debit rencana masing-masing saluran dan/atau segmen
saluran dengan metode yang sesuai, untuk sistem pompa dan/
atau sistem polder perlu dihitung hidrograf banjir;
e. Analisis perbedaan antara kebutuhan (point d) dan kondisi yang
ada (sub bab 3.3, bagian 1, oint a). Apabila kapasitas saluran
existing lebih besar atau sama dengan debit rencana, maka saluran
yang ada dapat digunakan. Apabila saluran existing lebih kecil dari
rencana, maka saluran tersebut perlu ada tindakan;
f. Tindakan yang dilakukan diarahkan untuk penurunan debit,
dengan mengimplementasikan fasilitas pemanenan air hujan.
Jika dengan tindakan ini kapasitas saluran masih lebih kecil dari
debit yang akan terjadi, baru dilakukan peningkatan kapasitas;
TAHAP PERSIAPAN
TK. DESA/KELURAHAN
Sosialisasi Awal Program DAK Bidang Sanitasi Tk. Desa/Kel.
Dan Promosi Sanitasi
Memberikan
Pemahaman Tk. Kerawanan Sanitasi (Kondisi Air
Tentang Limbah, Air Bersih, Persampahan dan
Program Drainase Lingkungan
Pemetaan Sanitasi Tk.
Kepada
Seluruh Desa/Kelurahan
Masyarakat Tk. Kepadatan Penduduk (SPALD-T
dan Stage <150 Jiwa/Ha dan SPALD-S >150
Holder Jiwa/Ha
Desa/Kel. Selotip Tk.
Desa/Kelurahan
1. Tk. Kepadatan Penduduk (30
%)
2. Tk. Kerawanan Sanitasi (20 %)
3. Tk. Partisipasi Masyarakat (50
Pembentukan Pengurus Proses Pemilihan Pengurus
KPP Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) LOKASI TERPILIH YG TERBAIK DAN MASYARAKAT
PALING SIAP SETINGKAT RT/RW
Infrastruktur
Pelaksanaan TAHAP
Terbangun
PELAKSANAAN FISIK
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) terdiri dari TFL teknik dan TFL
pemberdayaan yang ditugaskan oleh Pemda Kabupaten/Kota melalui OPD
Dinas terkait. TFL tersebut diseleksi sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pendidikan minimal D3/Sederajat (Bidang Teknik dan Sosial);
2. Penduduk asli/setempat atau mampu berkomunikasi dan menguasai
bahasa daerah serta adat istiadat setempat;
3. Memiliki komitmen dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya;
4. Sehat jasmani dan rohani;
5. Mengenal kondisi lingkungan calon lokasi penugasan;
6. Bukan anggota BKM/LKM, KSM dan calon anggota legislatif;
7. Memiliki pengetahuan/pengalaman dasar tentang air limbah domestik
Kondisi Persampahan
Perhatikan tempat masyarakat membuang sampah dari rumah
tangga, home industri, industri, apakah sampah dibuang di TPS
dan ada pengelolaan pengangkutan secara berkala dan
terjadwal untuk dibuang di TPA yang ada di Kabupaten/Kota.
Atau sampah dari rumah tangga dibuang begitu saja di lahan-
lahan kosong, dibuang di area kosong dan dibakar di sekitar
lingkungan permukiman masyarakat. Pemetaan kondisi
persampahan ini dilakukan pada setiap rumah tangga dan di
lingkungan permukiman agar menghasilkan data jumlah rumah
tangga yang memiliki tempat sampah di rumah, rumah tangga
yang membuang sampah di kebun lalu dibakar dan rumah
tangga yang membuang di TPS lalu diangkut ke TPA dengan
membayar iuran.
Persiapan Data
Sanitasi, Peta Lokasi RW/Dusun 1
Lokasi;
Penunjukan Lokasi RW/Dusun 2
Anggota Tim.
Lokasi RW/Dusun 3
Variabel
SELOTIP
No Penilaian titik Bukti Dokumen
Tools
Lokasi
Tingkat Partisipasi FGD dan Berita Acara Rembug Tentang
1
masyarakat Rembug Kesiapan Kontribusi
Tingkat kepadatan
2 TransectWalk Data Sekunder
penduduk
HASIL PEMETAAN
SHORTLIST MINIMAL 3 - 4 CALON LOKASI SANITASI TK. REMBUG
RW/DUSUN YG MEMPEROLEH PERINKAT DESA/KEL. PEMUKA
1-4 RAWAN DAN PADAT
NON FISIK
OK
3. TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
(SEMANGAT WARGA) 50 %
REMBUG
WARGA
Keterangan:
N NV = Nilai Variabel
NV = x B
T N = Jumlah Kumulatif Skor
Indikator;
T = Jumlah Kumulatif Skor
Maksimum Indikator
B = Bobot Variabel
NT = V1+V2+V3
Keterangan:
NT = Nilai Total
V1 = Variabel kesatu : Tingkat Partisipasi masyarakat
V2 = Variabel kedua : Tingkat Kepadatan Penduduk
V3 = Variabel Ketiga : Kondisi Rawan Sanitasi
Penjelasan:
a. NT tertinggi otomatis menjadi pilihan titik lokasi penerima
kegiatan;
b. Apabila terdapat Nilai NT yang sama, maka NV1 tertinggi
menjadi lokasi terpilih.
c. Kontribusi Lahan
Pilihan Skor
Pilihan Skor
0 - 25 % dari jumlah KK 4
26 % - 50 % dari jumlah KK 3
51 % - 75 % dari jumlah KK 2
Pilihan Skor
Pilihan Skor
Pilihan Skor
BERITA ACARA
PELAKSANAAN SELEKSI TITIK LOKASI
KEGIATAN DAK BIDANG SANITASI KELURAHAN/DESA............
KECAMATAN ................... KABUPATEN/KOTA …………………………
Pada hari ..... tanggal .... bulan ........ tahun ....... bertempat di
………………......... Kelurahan/Desa ............... Kecamatan ............
Kabupaten/Kota ………….. yang beralamat di jalan …………… telah
dilaksanakan Seleksi Lokasi Partisipatif (SELOTIP) dalam rangka
implementasi Program DAK Bidang Sanitasi. Seleksi tersebut telah
dilaksanakan berdasarkan hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan
metode SELOTIP. Seluruh proses seleksi telah dilaksanakan secara fair,
transparan dan demokratis oleh masyarakat sendiri.
Kampung/RT/RW/Dusun ………………………
Demikian berita acara ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
……………….……................20............
Berita acara ini ditandatangani oleh :
1.Lurah/Kades ...........................
2.Ketua RT .................................
3.Ketua RW ................................
4.Ketua Dusun ...........................
5.lainnya ....................................
6.Wakil Masyarakat ....................
Note :
1. Memberi tenggat waktu tertentu untuk konfirmasi lahan dan
1. Ketua:
Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan.
Memimpin pelaksanaan tugas tim yang telah dibentuk dan
kegiatan rapat-rapat.
2. Sekretaris:
Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata
usaha dan dokumentasi;
Melaksanakan surat-menyurat;
3. Bendahara:
Menerima dan menyimpan uang
Mengeluarkan/membayar sesuai dengan realisasi sesuai
nota/kuitansi;
Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang
Menyusun realisasi pembukuan serta laporan
pertanggungjawaban keuangan pada tahapan konstruksi, yaitu:
Progres keuangan mingguan ditempel di papan ruangan
Sekretariat KSM dan tempat strategis sehingga dapat dilihat
dengan mudah oleh masyarakat;
Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana
dan laporan harian sesuai format yang ditentukan untuk
kemudian disampaikan kepada PPK sanitasi.
4. Tim Perencana:
Tim perencana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
menyusun dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM), membuat
gambar rencana kerja, spesifikasi teknis, rincian biaya pekerjaan,
jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim
perencana adalah:
5. Tim Pelaksana:
Tim pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan,membuat gambar pelaksanaan serta membuat
6. Tim Pengawas:
Tim pengawas mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan,
baik fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola. Secara rinci
tugas tim pengawas adalah:
a. Pengawasan kepada pekerja dengan didampingi oleh TFL;
b. Bertanggung jawab terhadap pengawasan administrasi, teknis
dan keuangan;
c. Didampingi oleh TFL bertanggungjawab/menilai atas kualitas
dan progres pekerjaan fisik;
d. Berkoordinasi dengan TFL menyusun laporan pekerjaan untuk
diteruskan dan/atau ditindaklanjuti ke PPK.
7. Panitia Pengadaan:
Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis dan
metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
pengadaan.
KONTRAK
PENGURUS
PPK
Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)
Ketua
Badan
Sekretaris
Penasehat
Bendahara
ANGGOTA
Dana non fisik hanya untuk membiayai kegiatan yang dilakukan setelah
penandatangan Surat Perjanjian Kerjasama (PKS) antar PPK OPD Dinas
terkait dengan Ketua Tim Pelaksana Swakelola (TPS–KSM) (selama masa
konstruksi).
1. Pendahuluan
1.1. Latar belakang (kondisi prasarana sanitasi yang ada dan
dukungan pemda);
1.2. Maksud, tujuan dan sasaran;
1.3. Rincian kegiatan (jenis kegiatan, lokasi kegiatan dan waktu
pelaksanaan).
2. ProfilLokasi (kondisi umum lokasi kegiatan seperti; fisik, letak
geografis, topografi, kondisi geohidrologi, batas-batas administrasi,
demografi dan programsi penduduk). Kondisi prasarana dan sarana
sanitasi (kondisi sarana air bersih, kondisi sarana sanitasi, kondisi
pengelolaan sampah dan kondisi kesehatan);
3. Ketersediaanlahan dan bahan (luas lahan, kondisi lahan, kepemilikan
lahan, jenis dan jumlah bahan/material dan ketersediaan
bahan/material);
4. Penentuan CalonPengguna (jumlah calon pengguna, kondisi sosial
ekonomi calon pengguna);
5. Rencana Kerja Masyarakat (Rencana konstruksi; spesifik
bahan/material yang akan digunakan, tahap persiapan dan supervisi
pelaksanaan konstruksi. Rencana kontribusi masyarakat; in cash dan in
kind. Rencana operasi dan pemeliharaan; tujuan operasi dan
pemeliharaan, hasil yg diharapkan, pengorganisasian o&p, pendanaan,
bentuk kegiatan dan langkah-langkah o&p. Rencana pelatihan;
penguatan tukang, mandor dan tim pelaksana Swakelola (KSM);
6. Detailed Engineering Design(DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB);
7. JadwalPelaksanaanKonstruksi;
8. Mekanisme Pencairan Dana (tahapan pencairan dana, prosedur
Operasi dan Pemeliharaan dilakukan oleh KPP yang dibentuk dalam kegiatan
Rembug warga di tingkat Masyarakat sebelum pencairan dana tahap I.
a. Prinsip pengelolaan pada tahap pemanfaatan :
1. Musyawarah.
2. Transparansi.
3. Akuntabilitas publik dan kontrol sosial.
Ketua Pelindung
Lurah/Kades
Keterangan :
1. Setelah Desa/Kelurahan terpilih sebagai lokasi sasaran Program TPS-
3R, maka daftar pendek calon lokasi akan diputuskan melalui
pelaksanaan Selotip;
2. TFL melalui Kepala Desa/Kelurahan akan memfasilitasi pembentukan
Tim Selotip, berdasarkan kriteria Tim Selotip;
TN = ∑N x B
NV = ∑TN
4. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi dilakukan dengan membandingkan NV tertinggi dari calon
lokasi yang di seleksi. Berikut merupakan contoh Tabel hasil penilaian dari 3
wilayah yang mengikuti Selotip.
Tabel. Contoh Penghitungan Skor dari 3 lokasi Selotip
LOKASI 1 LOKASI 1 LOKASI 1
JUMLAH TOTAL JUMLAH TOTAL
VARIABEL INDIKATOR JUMLAH BOBOT TOTAL NILAI BOBOT BOBOT
NILAI (N) NILAI (N) NILAI NILAI NILAI (N) NILAI NILAI
NILAI (∑N) (B) (TN) (B) (B)
(∑N) (TN) (∑N) (TN)
A. LAHAN 1 Status Kepemilikan Lahan 4 3 2
2 Luas Lahan 4 3 2
3 Kondisi Fisik Lahan 4 20 30 600 3 15 30 450 2 10 30 300
4 Aksesibilitas Jalan 4 3 2
5 Aksesibilitas Sarana Pendukung 4 3 2
B. PELAYANAN DAN 1 Lokasi daerah layanan 4 3 2
PENGELOLAAN 2 Karakteristik daerah layanan 4 3 2
16 40 640 12 40 480 8 40 320
SAMPAH 3 Potensi jumlah layanan 4 3 2
4 Kondisi pelayanan sampah 4 3 2
C. PARTISIPASI 1 Bentuk partisipasi masyarakat 4 3 2
MASYARAKAT 2 Kesiapan membayar iuran 4 12 30 360 3 9 30 270 2 6 30 180
3 Dukungan desa/kelurahan 4 3 2
TOTAL NILAI VARIABEL (NV) 1600 1200 800
CARA
INDIKATOR ALAT OUTPUT
PENGUMPULAN
A1 Verifikasi data Kamera dan Surat status lahan
aktual alat tulis
A2 Observasi kondisi Meteran, Ukuran luas,
lapangan Kamera, GPS Koordinat, Foto
dokumentasi
A3 Observasi kondisi Kamera dan Foto kondisi lahan
lapangan alat tulis
A4 Observasi kondisi Kamera dan Foto kondisi akses
lapangan alat tulis
A5 Observasi kondisi Kamera dan Foto dan form hasil
lapangan dan alat tulis wawancara
wawancara
B1 Observasi lapangan Kamera dan Foto dan form hasil
dan wawancara alat tulis wawancara
B2 Observasi lapangan Kamera dan Foto dan bukti hasil
dan pengukuran alat tulis pengukuran tingkat
tingkat kepadatan kepadatan
B3 Wawancara Sample Kamera dan Form Wawancara dan
Masyarakat dan alat tulis Surat Minat Layanan
Penandatangan TPS-3R
Surat Minat
Layanan
B4 Observasi lapangan Kamera dan Foto kondisi lapangan
dan wawancara alat tulis dan form hasil
wawancara
C1 Wawancara dan Kamera dan Form wawancara dan
pengisian surat alat tulis surat pernyataan
pernyataan warga warga
C2 Wawancara dan Kamera dan Form wawancara dan
pengisian surat alat tulis surat pernyataan
pernyataan warga warga
C3 Wawancara dan Kamera dan Form wawancara dan
pengisian surat alat tulis surat pernyataan
pernyataan Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan
10. RTR dan RAB biaya konstruksi (dilengkapi dengan Nota Desain);
11. RAB biaya operasional dan pemeliharaan awal (Terinci);
12. RAB operasional pada masa konstruksi;
13. Rekening Bank atas nama Tim Pelaksana Swakelola (TPS – KSM)
Pelaksana (ditandatangani Ketua TPS-KSM Pelaksana, Bendahara TPS-
KSM Pelaksana dan satu orang dari Tim Pelaksana KSM);
14. Mekanisme pengelolaan keuangan/perencanaan penarikan dana oleh
4. Pekerjaan uji coba. Jenis dan volume kegiatan secara rinci diuraikan
dalam gambar rencana dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
c. Tahap III (30% dari nilai kontrak kegiatan Penyediaan Sarana dan
Prasarana Persampahan) apabila:
Progres pekerjaan telah mencapai 60%;
Laporan pertanggungjawaban tahap II (laporan fisik dan
laporan penggunaan dana) telah disampaikan kepada PPK OPD
Dinas terkait;
Tambahan dana biaya awal operasional dan pemeliharaan telah
disetorkan lagi sebesar 25% dari dana tunai (in cash) kontribusi
masyarakat;
Adendum Kontrak telah dilakukan;
Terbentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pengelola.
Dana non fisik hanya untuk membiayai kegiatan yang dilakukan setelah
penandatangan Surat Perjanjian Kerjasama (PKS) antar PPK OPD Dinas
terkait dengan Ketua Tim Pelaksana Swakelola (TPS–KSM) Pelaksana
Konstruksi (selama masa konstruksi).
2. Data hidrologi
a. Data hujan minimal sepuluh tahun terakhir;
b. Data tinggi muka air, debit sungai, pengaruh air balik, peil banjir,
dan data pasang surut.
4. Data Hidraulika
a. Data keadaan, fungsi , jenis , geometri dan dimensi saluran, dan
bangunan pelengkapnya seperti gorong-gorong, pompa, dan pintu
air, serta kolam tandon dan kolam resapan;
b. Data arah aliran dan kemampuan resapan.
2. Debit banjir
a. Debit banjir rencana dihitung dengan metode rasional atau
metode rasional yang telah dimodifikasi atau hidrograf satuan
untuk daerah perkotaan/unit hydrograph for urban areas;
b. Koefisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna
lahan daerah tangkapan air;
c. Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus Kirpich atau US-SCS
(Unit- ed States-Soil Conservation Service);
d. Perhitungan intensitas curah hujan menggunakan metode
Mononobe, Talbot, Sherman, Ishiguro, ARRO (sesuai ketersediaan
data);
e. Volume kolam detensi, kolam retensi, kolam tandon dan
tampungan polder dihitung dengan flood routing.
SKP = KP–P
KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
a. Untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan
b. Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
1.2. Pemeliharaan
Agar prasarana infrastruktur terbangun dapat bermanfaat dan berkelanjutan
maka kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam
hal ini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas/Instansi terkait.
Sebagai agen perubahan yang bisa memicu keluarga dan lingkungan dalam
hal perubahan perilaku hidup bersih sehat pada sub bidang sanitasi, maka
keterlibatan kaum perempuan dalam proses khususnya perencanaan di
upayakan semaksimal mungkin, mengingat dalam kehidupan sehari hari
kaum perempuan lah yang selalu bersentuhan dengan air dan sanitasi. Kaum
perempuan dapat bekerja sama dengan Puskesmas/Posyandu terdekat, PKK
dan kelompok arisan dalam kampanye sanitasi.
I. PENGAWASAN
Kegiatan DAK Bidang Sanitasi memerlukan adanya pengawasan oleh seluruh
komponen masyarakat dan tim pengawas (OPD Kabupaten/Kota).
Pengawasan mulai dari persiapan sampai akhir pelaksanaan pekerjaan demi
untuk menjaga konsistensi penerapan prinsip-prinsip dasar Program DAK
Bidang Sanitasi. Pengawasan yang dimaksud meliputi :
1. Pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap dokumentasi
pelaksanaan kegiatan dan pelaporan;
2. Pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan untuk
mengetahui realisasi fisik pekerjaan lapangan meliputi:
Pengawasan terhadap bahan meliputi pengadaan, pemakaian dan sisa
bahan;
Pengawasan terhadap penggunaan peralatan untuk menghindari
tumpang tindih pemakaian di lapangan;
Pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja/ahli agar
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Pengawasan keuangan yang mencakup cara pembayaran serta efesiensi
dan efektifitas penggunaan keuangan; dan
4. Apabila dari hasil pengawasan ditemukan penyimpangan, maka PPK
harus segera mengambil tindakan.
b. Evaluasi
Tim pengawas (OPD Kabupaten/Kota) beserta seluruh komponen masyarakat
dibantu oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) melakukan evaluasi
mingguan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :
1. Pengadaan dan penggunaan material/bahan;
2. Pengadaan dan penggunaan tenaga kerja/ahli;
3. Pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang;
4. Realisasi keuangan dan biaya yang diperlukan;
5. Pelaksanaan fisik (konstruksi) prasarana dan sarana air limbah serta
jaringan perpipaan;
6. Hasil kerja dari setiap jenis pekerjaan.
Prasarana dan sarana sanitasi dalam Program Dana Alokasi Khusus (DAK)
Bidang Sanitasi dipilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi
lingkungan setempat berdasarkan asas keberlanjutan. Jenis sarana sanitasi
terpilih ini akan menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
(RKM) yang dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai Tim
Pelaksana Swakelola. Untuk daerah spesifik seperti daerah pantai, daerah
rumah panggung, daerah wilayah sungai, daerah rawa dan muka air tanah
tinggi serta daerah banjir, alternatif pilihan teknologi pengolahan dan jenis
SPALD-S atau SPALD-T skala permukiman dengan sistem perpipaan harus
ada rekomendasi dari Direktorat Pengembangan PLP.
Proses utama pengolahan air limbah domestik dalam prasarana dan sarana
bidang sanitasi adalah proses secara biologi, untuk teknologi pengolahannya
terdiri dari beberapa pilihan/opsi yaitu:
a. Proses secara Anaerobik;
b. Proses secara Aerobik;
c. Kombinasi Proses Anaerobik dan Aerobik.
Alternatif pilihan sarana dan prasarana sanitasi dalam Program Dana Alokasi
Khusus (DAK) bidang sanitasi terdiri dari;
5. Opsi buatan pabrik dipilih dengan kondisi muka air tanah kurang dari
1,5 meter. Buatkan cassing dari bahan pasangan bata atau beton;
6. Sistem Gabungan MCK Kombinasi IPAL Komunal dan Sistem Perpipaan
Sederhana. Sistem ini mengakomodasi masyarakat yang tidak memiliki
maupun yang memiliki jamban pribadi. IPAL yang digunakan
disambungkan dengan outlet MCK plus dan sistem perpipaan.
Direkomendasikan agar MCK Kombinasi IPAL Komunal ditempatkan
dekat dengan fasum-fasos maupun jalan lintas utama masyarakat;
7. Mengacu dari SNI 2398:2017 atau SNI 03-2398-2002 tentang
perencanaan tangki septik dengan sistem resapan, maka pengertian
tangki septik adalah suatu ruangan yang berfungsi untuk menampung
Pilihan teknologi yang ada untuk tangki septik sangat beragam. Salah
satunya dapat berdasarkan pada material pembuatnya seperti dari beton
atau fabrikasi yang sudah tersertifikasi SNI. Walau bentuk dan material
pembuatnya berbagai macam namun prinsip utama dari tangki septik
harus diutamakan yaitu :
a. Bangunan harus kedap air;
b. Mempunyai pipa udara (hawa);
c. Mempunyai lubang kontrol untuk proses penyedotan akumulasi
lumpur tinja yang terbentuk;
d. Mempunyai ruangan yang cukup untuk terjadi proses pengendapan
dan pengolahan.
15. Tangki Septik Skala Komunal (5-10 KK). Opsi teknologi tangki septik
skala komunal dapat dilaksanakan bagi lokasi yang memiliki kriteria
sebagai berikut :
a. Bagi warga yang belum memiliki jamban dan/atau tangki septik sesuai
SNI;
b. Jarak antar rumah maksimal 50 Meter;
c. Kepadatan penduduk 50-150 jiwa/Ha;
d. Setiap unit tangki septik skala komunal minimal melayani 5-10 KK.
a. Prasarana Utama
Pre Treatment / Pengolahan Awal
Proses Fisik
a. Screen;
b. Grit Chamber;
c. Equalisasi;
d. Settler/Sedimentasi awal.
Pada tiap pertemuan atau belokan harus menggunakan bak kontrol, jarak
antara bak kontrol pada jaringan pipa induk maksimal 20 meter bertujuan
untuk mengurangi akumulasi gas dan memudahkan pemeliharaan saluran.
Syarat-syarat pengaliran air limbah yang harus diperhatikan, dalam
perencanaan jaringan saluran air limbah adalah :
1. Pengaliran secara gravitasi
2. Batasan kecepatan minimum dan maksimum harus diperhatikan.
Kecepatan minimum untuk memungkinkan terjadinya proses self-
cleansing, sehingga bahan padat yang terdapat didalam saluran tidak
mengendap di dasar pipa, agar tidak mengakibatkan penyumbatan,
sedangkan kecepatan maksimum mencegah pengikisan pipa oleh bahan-
bahan padat yang terdapat didalam saluran.
No Kategori Keterangan
Tersedia Air Bersih Untuk
1 Suplai Air Bersih
Keperluan Gelontor
Minimal 100 mm,Karena
2 Diameter Pipa
Membawa Padatan
3 Aliran Dalam Pipa Aliran Seragam
Kecepatan Pengaliran
4 0,6 Meter/Detik
Minimal
Kecepatan Aliran
5 3 Meter/Detik
Maximal
Persyaratan teknis perencanaan pipa pengumpulan air limbah domestik dapat
di lihat pada tabel dibawah ini.
2. Bahan Perpipaan
Pemilihan bahan pipa harus betul-betul dipertimbangkan mengingat
air limbah banyak mengandung bahan padat yang mengganggu atau
menurunkan kekuatan pipa. Demikian pula selama pengangkutan dan
pemasangannya, diperlukan kemudahan serta kekuatan fisik yang
memadai. Pipa yang biasa dipakai untuk penyaluran air limbah
komunal adalah:
1. Pipa SNI khusus air limbah yang mengacu pada SNI 06-0178-1987,
dalam kondisi khusus dapat digunakan pipa klas AW. Pipa kelas D
hanya boleh digunakan untuk pipa persil (SR).
2. PE (polyethylene) untuk daerah rawa atau persilangan di bawah
air.
3. Pipa galvanis untuk kondisi jaringan pipa yang terekspos.
3. Sambungan Perpipaan
1. Untuk PVC:
a. Solvent (lem): untuk diameter kecil;
b. Cincin karet: untuk diameter lebih besar.
2. Untuk Galvanis:
a. Flange atau las
4. Kedalaman Perpipaan
1. Kedalaman perletakan pipa minimal diperlukan untuk perlindungan
pipa dari beban di atasnya dan gangguan lain;
2. Kedalaman galian pipa Persil > 0,2 m, selanjutnya mengikuti
gradien hidrolik. Dalam situasi tertentu memperhitungkan beban
luar.
3. Baku Mutu Air Limbah; Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau
kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke
dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Dalam
merencanakan unit instalasi pengolahan air limbah,kualitas effluent
pengolahan air limbah mengacu pada baku mutu effluent yang berlaku.
7. Media Filter; Sangat penting memahami kriteria media filter yang akan
digunakan/dipilih, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
media filter :
1. Mempunyai luas permukaan spesifik besar;
2. Mempunyai fraksi volume rongga tinggi;
3. Dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak terendam dalam air;
4. Mempunyai kekuatan mekaniknya yang baik;
5. Ringan;
6. Fleksibilitas;
7. Pemeliharaan mudah;
8. Reduksi cahaya;
9. Sifat kebasahan (wettability).
= 1,2 x 18 m3/hari
= 21,6 m3/hari
Dimensi 1 Bak AF =
Tinggi = 2 m (ditentukan)
Lebar = (Lebar settler – (2 x lebar dinding sekat)) : 3
= (2,7 m – (2 x 0,15) : 3
= 0,8 m
Analisa Harga
Upah Tenaga Kerja
Satuan Pekerjaan
RAB
Volume
Harga Bahan/Material
Pekerjaan
2. Lantai kerja
Dibuat lantai kerja minimal setebal 5 cm (beton tumbuk kelas tiga) diatas
tanah sebelum tulangan beton ditempatkan/dipasang.
3. Agregat Kasar
a. Agregat Kasar harus terdiri dari butir-butir keras atau tidak berpori
dan kekal;
b. Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 1%, yang ditentukan
terhadap berat kering.
4. Air
5. Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang akan dipakai adalah yang ada dipasaran;
b. Bentuk baja tulangan dapat berupa tulangan polos atau tulangan
diprofilkan.
Prinsip pertama Reduce adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi dan
mencegah timbulan sampah. Prinsip kedua Reuse adalah kegiatan
penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau
yang lain. Prinsip ketiga Recycle adalah kegiatan mengelola sampah untuk
dijadikan produk baru. Untuk mewujudkan konsep 3R salah satu cara
penerapannya adalah melalui pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis
masyarakat, yang diarahkan kepada daur ulang sampah (recycle). Hal ini
dipertimbangkan sebagai upaya mengurangi sampah sejak dari sumbernya,
karena adanya potensi pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku
kompos dan komponen non organik sebagai bahan sekunder kegiatan industri
seperti plastik, kertas, logam, gelas,dan lain-lain.
d. Daur Ulang
Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas, plastik dan logam
yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk mendapatkan kualitas bahan
daur ulang yang baik, pemilahan sebaiknya dilakukan sejak di sumber.
Pemasaran produk daur ulang dapat dilakukan melalui kerja sama
dengan pihak lapak atau langsung dengan industri pemakai.
Sampah B3 Rumah tangga (terutama batu baterai dan lampu neon)
dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku (PP 18/1999 tentang pengelolaan sampah
Bahan Berbahaya dan Beracun/B3).
Daur ulang kemasan plastik (air mineral, minuman dalam kemasan,
mie instan dan lain-lain) sebaiknya dimanfaatkan untuk barang-barang
kerajinan atau bahan baku lain.
e. Pembuatan Kompos
Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah
dapur (terseleksi) dan daun-daun potongan tanaman.
Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain dengan open windrow dan caspary.
Proses pengomposan pada TPS3R dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
1. Penerimaan dan pembongkaran sampah.
2. Pencacahan sampah organik.
3. Pengomposan:
a. Penyusunan tumpukan sampah organik pada lajur yang telah
ditentukan;
b. Pembalikan tumpukan satu kali seminggu;
c. Penyiraman dan pengukuran suhu tumpukan;
d. Pematangan kompos;
e. Pengeringan;
f. Pengayakan;
g. Pengemasan.
b. Dinding :
Prioritaskan bahan material lokal.
c. Rangka Utama :
Prioritaskan bahan material lokal;
Perhitungkan dengan rencana umur bangunan;
d. Penutup Atap :
Prioritaskan bahan material lokal;
Tahan korosi, tahan benturan, mudah menggantinya.
2. Struktur Baja
a. Tiang Utama Bangunan
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250 x 75 x 5 x 7 mm, baja
Krakatau Steel atau setara. Tinggi 4 meter dihitung dari tempat
kedudukan kolom penyangga tiang utama dan di beri plat pengaku.
b. Kuda-kuda
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250 x 75 x 5 x 7 mm, baja
Krakatau Steel atau setara dengan sambungan las pada plat pengaku
serta sambungan baut pada konstruksinya. Antar kuda-kuda diberi
ikatan angin dengan besi ø16 mm.
c. Gording
Dari baja profil Kanal dengan dimensi 100 x 50 x 20 x 2 x 3 mm, baja
Krakatau Steel atau setara dengan sambungan las antara gording
dengan plat siku dan kudakuda, dimensi siku-siku 100 x 100 x 10 mm.
Antar gording diberi penyetabil /Trecstang dari besi dimensi 12 mm.
d. Pengaku
Mengikuti bagian pada joint di masing-masing konstruksi.
1. Pewadahan Sampah
Volume wadah dapat menampung sampah dari penghuni untuk jangka
waktu minimal 3 hari untuk sampah non organik dan 1 hari untuk
sampah organik;
Terbuat dari bahan yang cukup kuat, tahan basah untuk sampah
organik, sehingga umur teknis dari pewadahan minimal dapat
mencapai 6 bulan;
Bahan wadah paling baik dapat diperoleh secara lokal;
Setiap wadah mampu menyimpan sesuai jenis sampah. Agar
perencanaan merujuk hasil penelitian lapangan komposisi sampah.
Pemilihan warna :
[a].Warna gelap untuk
sampah yang mudah
membusuk
[b].Warna terang untuk
sampah kering non
organik (dapat lebih dari
satu tergantung jenis
sampah yang dipilah)
3. Frekuensi Pengumpulan
Sampah non organik terpilah seperti kertas, plastik, logam/kaca
dilakukan seminggu sekali;
Sampah yang masih tercampur harus dilakukan minimal seminggu 2
kali.
4. Cara Pemilahan
Gerobak sampah dimodifikasi dengan sekat atau dilengkapi karung-
karung besar (3 unit atau sesuai dengan jenis sampah).
Penyusunan anggaran
operasi pengumpulan yang
terdiri :
[1]. Biaya tetap :
· a. Pegawai
b. Asuransi
c. Pemeliharaan
[2]. Biaya variabel :
Bahan bakar
Pencampuran dan
Pembentukan
Tumpukan
Pembalikan
PROSES PENGOMPOSAN
AIR Penyiraman Kompos
Kasar
Pengendalian
Tumpukan
Suhu,
Kelembaban,
Pematangan
Pengayakan Kompos
Kompos Halus
Pengemas
an
Penyimpanan
Pembalikan dapat dilakukan tetap didalam bak dengan alat pembalik atau
sampah dipindahkan ke bak berikutnya. Sistem pengudaraan pada bak
terbuka agak terbatas karena adanya dinding bak walaupun sudah diberikan
lubang ventilasi. Pengkomposan dengan bak terbuka ini cenderung lebih
lama, pada beberapa kasus, lama pengkomposan dapat mencapai 2 bulan
atau 8 minggu.
Hindari air sabun dari air mandi Jangan membuang bahan kimia
maupun cuci masuk ke dalam kloset karena akan mematikan bakteri
2 kali per hari gunakan pel untuk Setiap hari bersihkan gayung dengan
membersihkan teras luar (gunakan sikat atau sabut
bahan pembersih jika sangat kotor
saja)
Setiap hari kuras bak dengan sikat Setiap hari bersihkan/sapu taman
(gunakan bahan pembersih jika 1 kali per minggu rapikan taman
sangat kotor saja) (tanaman dan rumput)
1 kali per minggu kuras dan 1 kali per bulan bersihkan langit-
bersihkan tangki/tandon air dari langit KM/WC dari sarang laba-laba
lumut dan kotoran lain
Angkat kotoran mengapung dan Masukkan pipa sedot dari truk tinja
buang ke tempat sampah sampai ke dasar bak, sedot mulai dari
bak pertama
Gunakan secukupnya sabun cuci dan Buanglah hanya limbah cair dari
pembersih, baik untuk sistem kamar mandi dan dapur dan beri
pengolahan dan menghemat saringan untuk memisahkan limbah
padat
Periksa setiap bak kontrol pada Buang limbah padat dan kotoran
sistem perpipaan mengapung
Angkat kotoran mengapung dan Masukkan pipa sedot dari truk tinja
buang ke tempat sampah sampai ke dasar bak, sedot mulai dari
bak pertama
GEROBAK
SENIN,
RABU
SEL
ASA PENGOMPO
DAN
SAN ULANG
GEROBAK
RUANG
PEMILHAN
BAHAN DAUR
RUANG KOMPOS
PENYIMPANA
N BAHAN
PENGUMPUL KOMPOS
BAHAN DAUR
3. Kebersihan Hanggar
Kebersihan hanggar harus selalu dijaga;
Proses pemilahan kompos daur ulang sesuai dengan SOP;
Penyiraman debu dilakukan secara berkala;
Saluran drainase dijaga kebersihannya, agar tidak ada sampah yang
mengganggu aliran air.
2. Data hidrologi
Data hujan minimal sepuluh tahun terakhir;
Data tinggi muka air, debit sungai, pengaruh air balik, peil banjir, dan
data pasang surut.
4. Data Hidrolika
Data keadaan, fungsi, jenis, geometri dan dimensi saluran, dan
bangunan pelengkap seperti gorong-gorong, pompa, dan pintu air,
serta kolam tandon dan kolam resapan;
Data arah aliran dan kemampuan resapan.
r = 1-(1-p)Ly
p = 1/T
Keterangan:
T = kala ulang
Ly = umur layan bangunan
r = resiko terjadinya banjir
p = probabilitas
Bila:
I = intensitas curah hujan dalam mm/jam.
R24 = curah hujan harian maksimum tahunan
untuk kala ulang t tahun.
tc = waktu konsentrasi dalam jam.
Gambar 1.
Bila :
S3 = kemir ingan dasar saluran equivalen (equivalen slope).
Li = panjang saluran pada masing-masing sub -
DPS/DPSal.
n = jumlah sub-DPS/DPSal
Si = kemiringan dasar saluran pada masing- masing sub-
DPS/DPSal.
a. Teori Dasar
Dinding penahan tanah gravitasi umumnya dibuat dari pasangan batu.
Perencanaan dinding penahan dilakukan dengan metode “coba-
coba/trial and error” untuk memperoleh ukuran yang paling ekonomis.
Prosedur perencanaan dilakukan berdasarkan analisis terhadap gaya-
gaya yang bekerja pada penahan tanah tersebut. Dinding juga harus
direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak ada tegangan tarik pada
tiap titik pada dinding untuk setiap kondisi pembebanan.
Tabel 3
Kriteria Kerugian Ekonomi
Tabel 4
Kriteria Gangguan Sosial dan Fasilitas
Pemerintah
Tabel 6
Kriteria Kerugian Pada Daerah
Perumahan
Tabel 7
Kriteria Kerugian Hak Milik Pribadi
2. Bentuk Persegi
5. Bentuk Trapesium
Tugas dan Tanggung Jawab Wewenang Kepala Satuan Kerja dan Pejabat
Pembuat Komitmen : sebagaimana yang tertuang didalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Lampiran 1.
BERITA ACARA
HASIL PEMETAAN SANITASI TINGKAT DESA/KELURAHAN DAN PENETAPAN
LOKASI RW/DUSUN YANG AKAN DI SELOTIP PROGRAM DANA ALOKASI
KHUSUS
BIDANG SANITASI TAHUN 2019
Pada hari ini tanggal …….. bulan …… tahun 2019, telah dilaksanakan kegiatan
Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan Program Dana Alokasi Khusus Bidang
Sanitasi. Kegiatan tersebut dalam rangka melihat kantung-kantung rawan sanitasi
melalui transek dan wawancara semi terstruktur mengenai kondisi nyata terkait
air limbah domestik dari rumah tangga, kondisi air bersih, kondisi persampahan,
kondisi drainase lingkungan dan kepadatan penduduk di masing-masing
RW/Dusun.
Yang Menyatakan
Perwakilan dari Masyarakat Desa/Kelurahan :
1. ………………………………….. (Tomas)
2. ………………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)
3. ……………………………….. (Tokoh Agama Perempuan)
4. ………………………………….. (Tokoh Pemuda)
5. ………………………………….. (Kader PKK)
Mengetahui;
Kepala Desa/Kelurahan …..……………………
(……………………………………….)
Nip. …………………………………
BERITA ACARA
REMBUK KESIAPAN MASYARAKAT (KONTRAK SOSIAL)
TINGKAT DESA/KELURAHAN PROGRAM DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG SANITASI TAHUN 2019
Pada hari ini tanggal …….. bulan …… tahun 2019, telah dilaksanakan kegiatan
Rembuk Kesiapan Masyarakat (Kontrak Sosial) tingkat Desa/Kelurahan antara
SKPD Kabupaten/Kota ………………….. mewakili Pemerintah sebagai pengelola
Program Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi.
Berdasarkan informasi yang telah disampaikan oleh TFL dan kami terima dalam
Sosialisasi Awal Program tingkat Desa/Kelurahan, maka kegiatan Rembuk
Kesiapan Masyarakat (Kontrak Sosial) yang dibangun dengan penuh kesadaran
dari seluruh lapisan masyarakat Desa/Kelurahan telah menghasilkan kesepakatan
bersama, antara lain sebagai berikut :
Yang Menyatakan
Perwakilan dari Masyarakat Desa/Kelurahan :
1. ………………………………….. (Tomas)
2. ………………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)
Mengetahui;
Kepala Desa/Kelurahan …..……………………
(……………………………………….)
Nip. …………………………………
TULISKAN 3 NAMA YG MENURUT BAPAK/IBU MEMILIKI KRITERIA TULISKAN 3 NAMA YG MENURUT BAPAK/IBU MEMILIKI KRITERIA
SBG ORG BAIK (PEDULI, IKHLAS, TULUS MEMBANTU, JUJUR, SBG ORG BAIK (PEDULI, IKHLAS, TULUS MEMBANTU, JUJUR,
AMANAH DAN RELA BERKORBAN PADA KEBAIKAN. AMANAH DAN RELA BERKORBAN PADA KEBAIKAN.
NOTE: NOTE:
WAJIB MENULISKAN MINIMAL 1 NAMA WANITA, AGAR WAJIB MENULISKAN MINIMAL 1 NAMA WANITA, AGAR
SUARANYA SAH SUARANYA SAH
1. ………………………………………… 1. …………………………………………
2. ………………………………………… 2. …………………………………………
3. ………………………………………… 3. …………………………………………
BERITA ACARA
HASIL PEROLEHAN SUARA DAN PENETAPAN PENGURUS TIM PELAKSANA
SWAKELOLA (KSM) DI TITIK LOKASI PROGRAM DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG SANITASI TAHUN 2019
Pada hari ini tanggal …….. bulan …… tahun 2019, telah dilaksanakan kegiatan
Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (KSM) di titik lokasi RW/Dusun
terpilih berdasarkan hasil SELOTIP. Dari sejumlah Bakal Calon/Utusan RT ……,
RT ….., RT ……, RT ……., RT ……., RT ……., sebagai Bakal Calon yang saling
memilih memperoleh hasil berdasarkan urutan suara terbanyak antara lain
sebagai berikut :
Tanda Tangan
No Nama Calon Jumlah Suara
Persetujuan
Dst..
Note :
Suara terbanyak 1 sampai dengan 3, atas persetujuan dan kesediaan yang
bersangkutan ditetapkan sebagai Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (KSM)
pada titik lokasi RW/Dusun sesuai Hasil SELOTIP.
Demikianlah Berita Acara ini dibuat, sebagai bentuk tanggung gugat kami secara
bersama-sama dan menjadi bukti bahwa proses pemilihan Pengurus Tim
Pelaksana Swakelola (KSM) untuk Program DAK Bidang Sanitasi telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyatakan
Panitia Pemilihan Balon/Utusan tingkat RW/Dusun ………. :
(…………………………………….)
Petunjuk Pelaksanaan DAK Fisik Bidang Sanitasi 2019
LAMPIRAN
FORMAT – FORMAT
LOGO
DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS ........................................................................................................
Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan
3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
sebagaimana telah dilakukan perubahan terakhir
Peraturan Presiden dengan Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
4. Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2018 Tentang
Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman (KSNP – SPALP);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 21/PRT/M/2017 Tentang Petunjuk
Operasional Penyelenggaraan DAK Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2017
tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran
2018;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana
Alokasi Khusus di Daerah.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
10. Surat Permohonan Kepala Desa/Lurah ..................
Nomor ....../....... /......./2018 Tanggal .............
............. 2018 Perihal Permohonan untuk
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pembentukan
Tim Pelaksana Swakelola/Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) ...........................;
MEMUTUSKAN :
KESATU : Menetapkan Tim Pelaksana Swakelola (KSM) ....................
di lingkungan........... Kecamatan ............ Kabupaten
........... dengan susunan personalia sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Kedua . . .
Sekretaris :
Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan
kegiatan tata usaha dan
dokumentasi;
Melaksanakan surat menyurat;
Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan
secara bertahap;
Mendokumentasikan seluruh laporan kegiatan;
Membantu dalam penyuluhan kesehatan
masyarakat.
Bendahara :
Menerima dan menyimpan uang;
Mengeluarkan/ membayar sesuai dengan realisasi,
sesuai nota/kuitansi;
Melakukan pengelolaan administrasi keuangan;
Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat
berupa uang;
Menyusun realisasi pembukuan serta laporan
pertangungjawaban keuangan;
Koordinator Tim :
1. Tim Perencana :
Tim perencana mempunyai tugas dan bertanggung
jawab dalam menyusun dokumen Rencana Kerja
Masyarakat (RKM), membuat gambar rencana kerja,
spesifikasi teknis, rincian biaya pekerjaan, jadwal
rencana pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas
tim perencana adalah:
2. Tim Pelaksana :
Tim pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan yang direncanakan, membuat gambar
3. Tim Pengawas :
Tim pengawas mempunyai tugas dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun
administrasi pekerjaan swakelola. Secara rinci
tugas tim pengawas adalah:
Pengawasan kepada pekerja dengan didampingi
oleh TFL;
Bertanggung jawab terhadap pengawasan
administrasi, teknis dan keuangan;
Didampingi oleh TFL bertanggungjawab/menilai
atas kualitas dan progres pekerjaan fisik;
Berkoordinasi dengan TFL menyusun laporan
pekerjaan untuk diteruskan dan/atau
ditindaklanjuti ke PPK.
4. Panitia Pengadaan
Tim Pengadaan diangkat oleh penanggungjawab
Petunjuk Pelaksanaan DAK Fisik Bidang Sanitasi 2019
LAMPIRAN
FORMAT – FORMAT
KETIGA : Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat ini akan
diatur kemudian.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : ..................................,
Pada tanggal : 2018
..............................................
NIP. ......................
Tembusan Yth :
1. Camat .....................
2. Kepala Desa/Lurah .................. Kecamatan ..................
3. Arsip.
1. Ketua : .......................
2. Sekretaris : ......................
3. Bendahara : ..........................
4. Koordinator Tim : ............................
Tim Perencana : ..................
Tim Pelaksana : ..........................
: .........................
Tim Pengawas
Panitia Pengadaan
Ditetapkan di : ......................,
Pada tanggal : 2018
KEPALA DINAS/KUASA PENGGUNA ANGGARAN
DINAS ................................
KABUPATEN ..............
............................................
NIP. ...........................
Format 1.2
SK. OPD/PPK Tentang Penetapan Penerima Manfaat
KOP SURAT
Menimbang : a .……………………………………...........
b ..……………………………………….......
Mengingat : a………………………………………………….
b ………………………………………………
c ………………………………………………
d ………………………………………………
Memperhatikan:
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : ………………………………………….……………………
Pada tanggal : ………………………………………….………………..….
Stempel Basah
(………………………………………..)
NIP.
Format 1 . 3
Kop Surat
Data bersumber dari lampiran Berita Acara Penetapan Penerima Manfaat dari KSM
Ditetapkan di : ………………………………………….……………………
Pada tanggal : ………………………………………….………………..….
KEPALA OPD/PPK
PROVINSI ………………………..…....
Stempel basah
(………………………………………..)
NIP. ………………………………….
Format 1.4
Berita Acara Seleksi Titik Lokasi
BERITA ACARA
Pada hari .....tanggal .... bulan ........ tahun ....... bertempat di Ruang Rapat
Kantor ………………. Kelurahan/Desa………….. yang beralamat di jalan
…………… telah dilaksanakan Seleksi titik lokasi dalam rangka implementasi
kegiatan DAK Bidang Sanitasi . Seleksi tersebut telah dilaksanakan dengan
menggunakan metode SELOTIP. Seluruh proses seleksi telah dilaksanakan secara
fair, transparan dan demokratis oleh masyarakat sendiri.
Seleksi titik lokasi tersebut telah diikuti oleh …….. titik lokasi, yaitu:
Sesuai dengan hasil nilai yang dikumpulkan oleh Tim SELOTIP, maka telah
disepakati bersama bahwa titik lokasi yang paling siap untuk melakasanakan
kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah titik lokasi ………………………
Demikian berita acara ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
………………. , ……..
Ketua Tim SELOTIP Kelurahan/ Desa ………
(....................................................)
Mengetahui :
Lurah/Kepala Desa Tenaga Fasilitator Lapangan
Stempel basah
(...................................................) (.................................................)
Berita Acara lokasi terpili oleh Tim SELOTIP tingkat Kelurahan diverifikasi oleh
TFL, diketahui Kepala Kelurahan/Desa, selanjutnya diajukan kepada Kepala
OPD/PPK Kabupaten/Kota untuk dibuatkan Surat Penetapan Lokasi (SPL).
Format 1.5
Standar Kontrak KSM dengan PPK/OPD
Lokasi : ……………………..
Jenis Pekerjaan : ………………………………..
Nomor Kontrak : ……………………………..
Tanggal : ……………………
Mengingat Bahwa :
a) PPK telah meminta KSM untuk melakukan pembangunan sarana DAK
Bidang Sanitasi , sebagaimana diterangkan dalam Syarat – Syarat Umum
Kontrak yang terlampir dalam kontrak ini;
Maka oleh karena itu, Kepala OPD/PPK dan KSM dengan ini bersepakat dan
menyetujui hal-hal sebagai berikut ini :
1) Total harga Kontrak atau Nilai Kontrak adalah sebesar Rp …………………
(………………………………………………………………..);
2) Istilah dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini, memiliki arti dan
makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat
Perjanjian ini;
3) Dokumen – dokumen berikut ini merupakan satu-kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Kontrak, yaitu:
4) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan
jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
kentuan dalam dokumen lainnya, maka yang berlaku adalah ketentuan
5) Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan KSM dalam Kontrak meliputi
khususnya:
a) KSM berkewajiban untuk melaksanakan pekerja Sanitasi ini sesuai
dengan RKM dan KAK;
b) PPK berkewajiban untuk melakukan pembayaran kepada KSM
sesuai dengan ketentuan Kontrak.
6) Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan
sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum / Khusus Kontrak.
Dengan demikian, PPK dan KSM bersepakat untuk menanda-tangani kontrak ini,
pada tanggal tersebut diatas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.
Nama :……………….
NIP :……………….
Kelompok Swadaya
Masyarakat …….
Mengetahui :
Kepala OPD Kab Kota :
Nama : ……………….
Ketua
Nama : ………………….
NIP :. . . . . . . . . .
Format 1.6
Surat Perintah Mulai Kerja
No. : . . . . . . . . . . . . . . . . . Tanggal, . . . . . . . . ..
Pekerjaan DAK Bidang Infrastruktur Bidang Sanitasi Kelurahan,…………… Kota
…………. Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :.......................
Jabatan : Kepala OPD/ PPK ………..
Alamat : ..........................
Selanjutnya disebut sebagai Kepala OPD/ Pejabat Pembuat Komitmen.
Nama :.................
Jabatan : Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat.
Alamat : .................
Selanjutnya disebut sebagai Penyedia Jasa Pembangunan.
Format 1.7
KSM : ……………………….
Halaman : ……………………….
Kelurahan : ……………………….
BUKU BANK
Kode KSM : ………………………….
Kota / Kab : …………………………
Kode Proyek : …………………………
Bulan . . . . .. . . . . . Tahun . . . . . . . . . . .
Nama Bank : . . . . . . . . . . . .
No Rek. :......................
Jumlah Kode
Tgl. URAIAN
(Rp)
2/1/12 Setoran 79.675.000 021
12/1/12 Debit 019
15/2/12 Bunga 014
Format 1.8
KSM : ……………………………
Halaman : ……………………………
Keluarahan : …………………………..
BUKU KAS
Kode KSM : ……………………………
Kota/Kab : …………………………..
Kode Proyek : ……………………………
Bulan . . . . .. . . . . . Tahun . . . . . . . . . . . .
Format 1.9
REKAP BULANAN KEUANGAN KSM
DAK Bidang Sanitasi
Bulan : _________ 20_ _
SALDO
1 AWAL
Rp
a. Kas -
Rp
b. Bank -
Jumlah Rp
saldo awal -
2 PEMASUKAN
Penarikan Dana Rp
a. Bantuan Sosial -
Rp
b. Swadaya Tunai -
Rp
c. Iuran Warga -
Rp
d. Bunga Bank -
Rp
Total Pemasukan -
3 PENGELUARAN
Rp
a. Material/Bahan -
b. Sewa Alat Rp
Petunjuk Pelaksanaan DAK Fisik Bidang Sanitasi 2019
LAMPIRAN
FORMAT – FORMAT
-
Rp
c. Upah -
Rp
d. Operasional -
Rp
e. Adm Bank -
Rp
f. Pajak Bank -
Rp
Total Pengeluaran -
Rp
4 SALDO AKHIR -
Bank (31 Oktober Rp
a. 2015) -
Rp
b. Kas (31 Oktober 2015) -
Rp
Jumlah - -
…………………….,………./…../………
Format 1.10
BUKU SWADAYA MASYARAKAT
BUKU SWADAYA
DAK Bidang Sanitasi
Bulan : _________ 20_ _
Nama KSM : ………… Kec. : ………….
Lokasi :………… Kab/Kota : ………….
Kel./Desa : …………. Provinsi : ………….
JUMLAH -
…………………….,………./…../………
Diperiksa, Mengetahui, Dibuat oleh,
TFL Ketua KSM Bendahara KSM
Format 1.11
Format 1.12
Format 1.13
Format 1.15
Format 1.17
Surat Permintaan Pembayaran Tahapan
Nomor : ……………………………
File : …………………………...
Perihal : Pekerjaan Sanitasi, Kelurahan : . . . . . . . . . . .
Permohonan Pembayaran Tahap ke . . . . ( . . .%)
Kepada Yth.
Kepala OPD/ Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan DAK Bidang Sanitasi
(Alamat). . . . . . . . . . . . . . . . . .
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan Pekerjaan DAK Bidang Infrastruktur Sub Bidang
Sanitasi, Kelurahan . . . . . . . . . . . . . sesuai Kontrak No. . . . . . . . . . . . . . . ..
. . . . . . tanggal . . . . . . . . . .
Bersama ini, kami mengajukan permintaan Pembayaran Tahap . . . . . ( . . . .
%) dari nilai Kontrak
Atas jumlah tersebut, mohon dapat ditransfer ke rekening kami atas nama
KSM ……………………………………. Pada :
Bank: . . . . . . .. . . . . . .. . .. . . . . .
Jl. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rekening No. : . . . . . . . . . .
Demikian permohonan kami, dan atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.
Format 1.18
No : …………………………………………………
Pada hari ini tanggal . . . . . Bulan . . . . . . tahun Dua ribu . . . . . . . ., kami
yang bertanda-tangan dibawah ini :
1. Nama : . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . .
Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pembangunan Daerah (OPD),
berkedudukan di ……………………………………………………….
Selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
a. Berdasarkan:
Nomor dan Tanggal DIPA / Dokumen: Dipersamakan
Nomor dan Tanggal Kontrak : …………………………….
Nilai Kontrak : …………………………………………….
Uraian Pekerjaan : Pembangunan Sanitasi di kelurahan/desa
…………….
Format 1.19
Nomor : …………………………………….
Pada hari ini tanggal …………. Bulan ………….. tahun Dua ribu ………., kami
yang bertanda-tangan dibawah ini :
1. Nama : …………………………….
Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
Pejabat Pembuat Komitment Satuan Kerja Pembangunan Daerah
(OPD), berkedudukan di ……………………………
Selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
2. Nama : ………………………………
Jabatan : Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ……………
Alamat : Jl ……………………………………………………………….
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PASAL - 1
PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK
PERTAMA menyatakan menerima dari PIHAK KEDUA berupa
Bangunan Sanitasi. Hasil pekerjaan tersebut berlokasi di :
Kelurahan/Desa : .………………………………..
Kab/Kota : …………………………………
PASAL - 2
Dengan adanya serah terima ini, maka selanjutnya tanggung jawab
atas hasil pekerjaan tersebut beralih dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA.
FORMAT 1.20
Penilaian Kinerja
Aspek Penilaian Kinerja Pemanfaatan DAK Bidang Sanitasi
Nilai
Aspek Penilaian Bobot Penilaian
No. Angka Huruf
%
Petunjuk Pelaksanaan DAK Fisik Bidang Sanitasi 2019
LAMPIRAN
FORMAT – FORMAT
Catatan :
Nilai Total = [ 20 % + Nilai (a) + 20 % + Nilai (b) + 15 % + Nilai (c) + 15 % + Nilai (d)
+ 15 % + Nilai (c) + 15 % + Nilai (f) + 10;
Klasifikasi Penilaian Akhir : Nilai > 80 = Baik, Nilai 60 = 80 = Cukup, Nilai < 60 =
Format 1.21
Manfaat Pembangunan Infrastruktur
Provinsi : …………………
Kabupaten/Kota : …………………
Tingkat
Kesesuaian Tingkat
Nama Manfaat
Pelaksanaan Pencapaian
No Paket Ditanganinya Ket.
Fisik dengan Tujuan/Sasaran
Pekerjaan Kegiatan
Spesifikasi (%)
Teknis (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
………….…, tanggal……..…20…
(………………………….……….)
Catatan :
Data diisi secara lengkap dan dilaporkan pada triwulan ke IV.
1. = Nomor urut;
2. = Diisi nama paket pekerjaan;
3. = Diisi tingkat kesesuaian pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis
(%);
4. = Diisi tingkat pencapaian tujuan/sasaran;
5. = Diisi manfaat ditanganinya Kegiatan /Kegiatan;
6. = Keterangan.
FORMAT 1.22
Provinsi :…………………
Kabupaten :…………………
Kecamatan :…………………
Tahun :…………………
Luas Jumlah
Kontur
No Kelurahan/Desa Wilayah Penduduk Potensi
Tanah
(m2) (Jiwa)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jumlah
Catatan :
Diisi hanya sekali saja, kecuali kalau ada perubahan
Keterangan :
1. = Nomor urut;
2. = Diisi nama Kecamatan;
3. = Diisi luas wilayah;
4. = Diisi jumlah penduduk;
5. = Diisi kontur tanah yang dominan di Kecamatan (pantai, pegunungan
dan dataran;
6. = Diisi potensi daerah Kecamatan (perkebunan, pertanian dan
pertambangan).
Format 1.23
Provinsi : …………………….
Kabupaten : …………………….
Tahun : …………………….
Sumber Pendanaan
Kegiatan Sektor
No APBD DAK Pinjaman/ Jumlah
Penanganan (Pusat)
(Rp) (Rp) Hibah (Rp) (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Sub bidang
Sanitasi
a Pemeliharaan
fasilitas sanitasi
Sub Jumlah
Jumlah
Catatan :
Data diisi secara lengkap sekali saja (triwulan I), kecuali ada perubahan
1. = Nomor urut;
2. = Diisi nama kegiatan / kegiatan penanganan setiap sub bidang;
3. = Diisi alokasi APBD untuk tiap sub bidang;
4. = Diisi alokasi DAK untuk setiap sub bidang;
5. = Diisi alokasi dari Pemerintah Pusat (sektor) untuk setiap sub bidang.
Format 1.24
Provinsi : …………….
Kabupaten/ Kota : …………….
Kecamatan : …………….
Tahun : …………….
Tingkat
Jumlah Jumlah
No Pelayanan
No Kelurahan/Desa Penduduk Penduduk Ket.
Sanitasi Sanitasi
(Jiwa) Miskin (KK)
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (5) (6)
Catatan :
Diisi hanya sekali saja pada triwulan I, kecuali kalau ada perubahan
Keterangan :
1. = Nomor urut;
2. = Diisi kode air minum dan sanitasi;
3. = Diisi nama Desa/ Kelurahan ybs;
4. = Diisi jumlah penduduk miskin di Desa/Kelurahan ybs;
5. = Diisi jumlah penduduk miskin di Desa/Kelurahan ybs;
6. = Diisi cakupan layanan PDAM (%);
7. = Diisi cakupan layanan sanitasi (%).
Format 1.25
Catatan :
Diisi hanya sekali saja pada triwulan I, dengan mengacu pada paket sebagaimana ditetapkan
dalam Rencana Kegiatan (RK).
Keterangan :
1. = Diisi nomor urut;
2. = Diisi nama paket/nama pekerjaan yang sedang ditangani;
3. = Diisi nama Kelurahan/Kecamatan/Desa lokasi proyek;
4. = Diisi kesesuaian kegiatan /kegiatan dengan prioritas nasional;
5. = Diisi kesesuaian RK dengan Juknis;
6. = Diisi alasan ketidaksesuaian yang ada;
7. = Diisi kelengkapan dokumen yang ada;
8. = Diisi kelengkapan dokumen yang ada;
9. = Diisi kelengkapan dokumen yang ada;
10. = Diisi dengan hal-hal yang perlu ditambahkan.
Format 1.26
Provinsi : ……………………
Kabupaten/Kota : ……………………
Format 1.27
Keterangan:
1. = (1) Nama provinsi dan kabupaten/ kota pelaksana DAK Bidang Sanitasi ;
2. = (2) Nama OPD terkait penerima DAK Bidang Sanitasi ;
3. = (3) Lokasi tempat pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi ;
4. = (4) Nama KSM tiap lokasi pelaksana DAK Bidang Sanitasi ;
5. = (5a – 5e) Pilih (cek list) jenis sarana sanitasi yang akan dibangun sesuai dengan RK dan
cek list kegiatan lainnya berikut tulis nama kegiatan di kolom lainnya;
6. = (6a – 6e) Pilih (cek list) jenis sarana sanitasi yang dibangun (realisasinya);
7. = (7a) Waktu pelaksanaan pelatihan KSM;
8. = (7b) Waktu pelaksanaan pelatihan mandor;
9. = (7c) Waktu pelaksanaan pelatihan tukang;
10. = (8a) Penyerapan dana sebesar 40% (Jika RKM sudah selesai/ disiapkan);
11. = (8b) Penyerapan dana sebesar 30% (Jika pekerjaan fisik sudah mencapai 30%);
12. = (8c) Penyerapan dana sebesar 30% (Jika pekerjaan fisik sudah mencapai 60%);
13. = (9a) Waktu pelaksanaan pelatihan operator;
14. = (9b) Waktu sosialisasi pengguna;
15. = (9c) Prosentase progres fisik;
16. = (10a) Waktu pelaksanaan serah terima aset;
17. = (10b) Waktu mulai pengoperasian.
Format 1.28
Sumber Pembiayaan
Lokasi Sasaran
Provinsi/Kab/Kota APBD Swadaya Masyarakat
(Kelurahan) DAK
Kab./Kota In Cash In Kind
(1) (2) (3a) (3b) (4a) (4b)
Format 1.29
Progres
Substansi Pelaporan Triwulan Pelaksanaan
Kegiatan (%)
Pelapor
Provinsi/Kab./ Data Data Dasar
an DAK Progres
Kota Umum Prasarana Kesesuai
Online dan Fisi Keuang
Kelurah Sanitasi an
Pelaksana k an
an dan Kelurahan/D Kegiatan
an
Desa esa
(1) (2) (3a) (3b) (3c) (3d) (3e) (3f)
Keterangan :
1. = (1) = Nama provinsi/kota/kab pelaksana DAK Sanitasi;
2. = (2) = checklist (√) jika sudah melaksanakan pelaporan secara on line (E-monitoring);
3. = (3a) = checklist (√) jika dalam laporan sudah mencantumkan data umum (Nama
Kelurahan / Desa, luas wilayah
(m2), Jumlah penduduk (jiwa), kontur tanah dominan di kelurahan/Desa tersebut
(pantai/pegunungan/dataran),
potensi kelurahan/desa (perkebunan/pertanian/pertambangan), sumber pendanaan
untuk sub-bidang Sanitasi);
4. = (3b) = checklist (√) jika dalam laporan sudah mencantumkan data dasar yaitu data
dasar seluruh prasarana sanitasi kelurahan/desa di kab/kota;
5. = (3c) = checklist (√) jika dalam laporan sudah mencantumkan kesesuaian kegiatan /
kegiatan;
6. = (3d) = checklist (√) jika dalam laporan sudah mencantumkan proses dan pelaksanaan;
7. = (3e) = dalam laporan sudah mencantumkan progres fisik;
8. = (3f) = dalam laporan sudah mencantumkan progres keuangan.
Format 1.30
Data Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)
Keterangan :
1. = (1) Nomor;
2. = (2) = nama tenaga fasilitator lapangan (TFL);
3. = (3a)= checklist (√) jika status kepegawaiannya adalah PNS;
4. = (3b)= checklist (√) jika status kepegawaiannya adalah non PNS;
5. = (4) = periode bulan kontrak;
Format 1.31
Permasalahan dalam Pelaksanaan Kegiatan DAK Bidang Sanitasi
Note ;
Kolom permasalahan diisi dengan uraian masalah
Bagian 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
DAK Bidang Sanitasi merupakan program pembangunan infrastruktur dan
pengembangan masyarakat yang mengedepankan pada pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya lokal. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap infrastruktur, peningkatan
pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Kegiatan Sanitasi ini memberikan peran yang besar kepada masyarakat
untuk merencanakan, melaksanakan serta memanfaatkan dan memelihara
sendiri.
1.2 TUJUAN
Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa di tingkat masyarakat bertujuan
untuk menyediakan panduan bagi seluruh pelaku Sanitasi dalam melakukan
perencanaan, pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa terutama Tim
Pengadaan Barang dan Jasa di KSM, agar pemantauannya sesuai dengan
persyaratan dan peraturan yang ditetapkan dan memberikan nilai-nilai
1.3 PENGERTIAN
Beberapa definisi dasar yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Pengadaan adalah: proses untuk memperoleh barang dan jasa berupa
pengalihan dari pihak ketiga atau dari pihak yang mengadakan. Proses
pengalihan ini melalui proses yang diatur sedemikian rupa sehingga
barang dan jasa tersebut diperoleh dengan kualitas yang tepat dan harga
yang termurah.
2. Penyedia Barang/Jasa adalah: badan usaha atau orang perseorangan
yang menyediakan Barang/jasa.
3. Tata cara pengadaan di tingkat masyarakat adalah: tata cara pengadaan
barang/jasa dengan sederhana berbasis masyarakat, berbasis potensi
alam setempat dan prinsip prinsip pemberdayaan.
4. Swakelola adalah: Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri dan
dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan.
5. Penunjukan Langsung adalah: metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dengan cara menunjuk langsung ke 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
6. Pengadaan Langsung adalah: Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada
Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan Sederhana/
Seleksi/Penunjukan Langsung.
7. Pengadaan Barang/Jasa dengan Pelelangan Sederhana adalah:
Pengadaan Barang/Jasa yang jumlah pesertanya paling sedikit 3 (tiga)
toko/pemasok/penyedia jasa untuk menjamin adanya kompetisi yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pengadaan;
PENGGUNA MANFAAT
Masyarakat Memahami arti penting pengadaan barang/jasa di
(KSM) tingkat masyarakat
Acuan untuk merencanakan, melaksanakan dan
memantau kegiatan pengadaan barang/jasa di
tingkat masyarakat
Tenaga Memfasilitasi masyarakat untuk menyusun rencana
Fasilitator kerja pelaksanaan kegiatan khususnya pelaksanaan
Lapangan pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat
(TFL) Panduan kerja pendampingan masyarakat dan para
pemangku kepentingan di desa/kelurahan terkait
pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat
Unsur Memahami secara menyeluruh konsep dan
Pemerintah mekanisme Pengadaan Barang/Jasa di Tingkat
Daerah / OPD masyarakat
Kabupaten/ Merencanakan pengelolaan program dengan
Kota memastikan kebijakan pengadaan barang/jasa di
tingkat masyarakat
Mengendalikan program termasuk penilaian kinerja
pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa di
tingkat masyarakat
Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan
pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat
Memantau dan evaluasi kemajuan program terkait
dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di
tingkat masyarakat
Bagian 2
TIM PENGADAAN BARANG/JASA
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam kegiatan DAK Bidang
Sanitasi menggunakan barang/jasa dari badan usaha/leveransir/toko ataupun
perorangan (masyarakat), yang pada dasarnya dilakukan melalui pemilihan
penyedia barang/jasa oleh Tim Pengadaan.
KETUA
SEKERTARIS
ANGGOTA
Bagian 3
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
3.1 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM PENGADAAN
1. Pengadaan barang/jasa adalah pengadaan barang/jasa yang dibiayai
melalui dana DAK Bidang Sanitasi.
2. Pengadaan barang untuk operasional KSM, dapat dibeli langsung kepada
penyedia barang dan bukti pengikatnya cukup berupa bukti
pembelian/nota pembelian.
3. Pengadaan barang/jasa untuk pembangunan fisik infrastruktur
dilakukan oleh dilaksanakan oleh Tim Pengadaan, dengan mengikuti
mekanisme yang di atur di dalam petunjuk teknis ini pengadaan
barang/jasa.
b. Pembuatan Penawaran
1. Proses pengajuan penawaran oleh pemasok dilakukan dengan cara tidak
langsung dimana calon pemasok mengajukan penawaran beberapa hari atau
sesuai jadwal yang ditentukan setelah mendapatkan penjelasan dari Tim
Pengadaan.
2. Ketentuan lainnya adalah pemasok harus merahasiakan penawarannya.
3. Semua dokumen penawaran harus ditandatangani oleh pimpinan pemasok
dan bermaterai.
Bila acara Pelelangan Sederhana telah selesai dan telah disepakati oleh peserta
yang hadir. Maka tim harus secepatnya mengumumkan penetapan pemenang,
berita acara penetapan pemenang, dan hasil keseluruhan proses Pelelangan
Sederhana dengan menempelkannya pada papan informasi atau
mengumumkannya melalui media lain yang mudah diakses oleh masyarakat
secara luas.
Bagian 4
SURAT PERJANJIAN KERJA (SPK)
4.1 KETENTUAN UMUM
1. Pemasok yang menjadi pemenang melakukan ikatan SPK pengadaan
barang dengan KSM. Contoh kontrak dapat dilihat pada Lampiran PBJ
11
2. Penandatanganan kontrak dilakukan setelah dana DAK Bidang Sanitasi
masuk ke rekening Pengurus KSM. Hal ini untuk menghindari adanya
hutang kepada pemasok atau sumber lainnya di luar perjanjian resmi.
3. Kontrak harus dilampiri jadwal pengiriman barang.
4. TFL berkewajiban untuk melakukan pendampingan dan pengendalian
dalam pengadaan barang/sewa alat;
5. Perwakilan OPD melakukan pemantauan dan monitoring/uji petik
melalui; (a) Supervisi Pelaksanaan Pengadaan Bahan/Peralatan; (b)
Persiapan Dokumen Pembayaran untuk Pengadaan Bahan/Peralatan
yang sudah diterima; (c) Penerimaan Pengadaan Barang/Peralatan yang
sudah diterima.
6. Tugas Supplier adalah mengadakan Bahan Baku atau Peralatan sesuai
dengan Spesifikasi yang telah disepakati dalam perjanjian dan Petunjuk
Teknis DAK Bidang Sanitasi .
7. Pengadaan ini tidak dapat dikontrakan kembali kepada pihak lain.
8. Supplier harus mentaati segala perundang-undangan dan hukum yang
berlaku, serta memperhatikan adat istiadat setempat.
BAGIAN 5
PENUTUP
Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa ini diharapkan dapat menjadi pegangan
bagi seluruh pelaku yang terkait dalam pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi
khususnya dalam pengadaan barang/jasa di tingkat Kelurahan/desa. Petunjuk
teknis ini disusun dengan memberikan peluang yang besar kepada masyarakat
untuk berpartisipasi dalam penyediaan barang/jasa yang dibutuhkan.
Diharapkan dengan adanya petunjuk teknis ini, para pelaku dapat memahami
proses pengadaan barang/jasa Sanitasi dan dapat mensosialisasikan secara luas,
sehingga pelaksanaan Sanitasi dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, efisien,
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian DAK Bidang
Sanitasi ini benar-benar memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Mengetahui,
KSM ................... OPD TEKNIS
(…………………………) (…………………………)
KSM …………………………………..
Desa/Kelurahan : ………………………..
Kecamatan : ………………………..
Kabupaten : ………………………..
Provinsi : ………………………..
Harga
Nama
No. Satuan Satuan Spesifikasi Keterangan
Barang/Alat/Jasa
(Rp.)
A. Upah
1. Tukang Batu Hari
2. Tukang Kayu Hari
3. Tukang Pipa Hari
4. Pekerja …………
5. …………………. …………
B. Bahan Bangunan
1 Batu Kali Buah
2 Btau bata m3
3 Pasir pasang m3
4 Pasir beton Zak
5 Semen, zak = 50 kg Kg
6 Besi beton ……
7 ……. ……
C Bahan Perpipaan
1 Pipa PVC dia. 100 m’ SNI
mm
2 Pipa PVC dia. 75 mm m’ SNI
3 Pipa PVC dia. 50 mm m’ SNI
4 Pipa PVC dia. 25 mm m’ SNI
5 ……….. …….
Petunjuk Pelaksanaan DAK Fisik Bidang Sanitasi 2019
LAMPIRAN
PENGADAAN BARANG DAN JASA
DAK BIDANG SANITASI
______________________________
______________________________
______________________________
4. Batas akhir pemasukan penawaran adalah: ________________
5. Penawaran harga yang dikirim melalui fax atau alat elektronik, dapat diterima.
6. Penawaran harga harus dimasukkan dengan mengikuti aturan yang berlaku,
seperti dibawah ini
(i) Harga: Harga termasuk dengan ongkos pengangkutan barang.
(ii) Evaluasi penawaran: dilakukan terhadap penawaran yang responsive
terhadap spesifikasi teknis. Evaluasi juga harus memasukkan ongkos di luar
barang, misalnya ongkos pengangkutan barang. Tim pengadaan dapat
melakukan koreksi terhadap kesalahan aritmetik.
(iii) Kontrak akan diberikan kepada penawar yang memberikan harga terendah.
Pemenang selanjutnya akan menandatangani kontrak.
(iv) Masa berlaku penawaran: Penawaran harga yang diajukan harus berlaku
selama 45 hari dari masa batas waktu penerimaan penawaran.
Hormat Kami
(Tim Pengadaan)
6) Masa Berlaku Penawaran: Penawaran harga yang anda ajukan harus berlaku
selama 45 hari dari masa batas waktu penerimaan penawaran.
7) Kontrak akan diberikan kepada penawar yang responsif terhadap spesifikasi,
dan memberikan harga terendah, dan selanjutnya akan menandatangani
kontrak.
8) Kontraktor yang mengundurkan diri dan menolak kontrak, akan dikeluarkan
dari list kontraktor dari proyek ini
9) Kontrak akan diatur dalam aturan di lampiran draft kontrak
10) Penawaran harus dimasukkan paling lambat……..
Hormat Kami
(Tim Pengadaan)
SURAT PENAWARAN
(Format PBJ 7)
................., .................. 20...
Nomor : ................................................
Kepada Yth.:
Ketua Tim Pengadaan Barang/Jasa
pada Satuan Pelaksana Program (Satlak) : ......................................
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan pengumuman pengadaan dari Tim Pengadaan Barang/Jasa pada
KSM dengan Surat Undangan/Pengumuman Nomor : .......................
....................................... tanggal ........................., maka kami yang bertandatangan
dibawah ini :
Nama : ……………………………..………
Jabatan : ……………………………..………
Toko/Pemasok / Kontraktor : ……………………………..………
Tahun didirikan atau Nomor Ijin: ……………………………..………
Usaha (bila ada)
Alamat Toko/Pemasok / : ……………………………..………
Kontraktor
Setelah mempelajari secara keseluruhan dokumen Pengadaan pekerjaan
……………...............…………………….., dengan ini kami mengajukan penawaran harga
sebesar Rp. .......................,- (...........................................................................),
rincian harga dan surat-surat pernyataan sebagaimana terlampir, dengan waktu
Demikian surat penawaran ini kami buat dalam rangkap .......... (.............) dan
bermeterai cukup, untuk menjadikan periksa.
..................................... 20....
Total (Rp)
Dibulatkan (Rp)
Terbilang :
Nama : …………………………………………..
(Toko/Pemasok/Kontraktor)
Alamat : …………………………………………..
Tahun didirikan atau Nomor : ……………………………..……………
Ijin Usaha (bila ada)
Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya sanggup
dituntut dimuka pengadilan apabila keterangan-keterangan yang diberikan tidak
benar.
Demikian pernyataan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
MATERAI
Rp 6.000,-
BERITA ACARA
PEMBUKAAN PENAWARAN, PENILAIAN, DAN PENETAPAN PEMENANG
(Format PBJ 10)
BERITA ACARA
PEMBUKAAN PENAWARAN, PENILAIAN, DAN PENETAPAN PEMENANG
Nomor : ....................................
TENTANG :
PEKERJAAN : ..........................................
Pada akhir acara sekali lagi ketua tim menyampaikan nama dan jumlah penawaran dari
peserta yang dinyatakan sebagai Pemenang di hadapan seluruh Peserta yang hadir.
Demikian Berita Acara pembukaan, penilaian, dan penetapan pemenang ini dibuat
dalam rangkap 3 (tiga), ditandatangani oleh Tim Pengadaan dan 2 (dua) wakil dari
calon Pemasok untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kedudukan
No N a m a Tanda Tangan
Dalam TIM
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pemasok harus melaksanakan dan menyelesaikan pengadaan barang (bahan/alat) /
dan jasa sesuai dengan spesifikasi dan volume yang disyaratkan, berupa:
Penyediaan dan pengangkutan bahan sampai dilokasi kegiatan;
Penyediaan peralatan, mobilisasi/demobilisasi peralatan, penyediaan tenaga
operator peralatan di lapangan)
Pengerjaan pemasangan pipa / sumur / sanitasi
..................................................................
untuk pelaksanaan pekerjaan :
a. Nama paket/jenis kegiatan : ...............................................................
b. Lokasi :................................................................
PASAL 2
DOKUMEN PERJANJIAN KERJA
Dokumen perjanjian kerja sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta
merupakan bagian dari perjanjian kerja ini, yaitu :
(1) Petunjuk Pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi Tahun 2016;
(2) Surat perjanjian kerjasama pengadaan barang (bahan / jasa)
(3) Syarat-syarat umum perjanjian kerjasama
(4) Spesifikasi teknik
(5) Dokumen penawaran dan lampiran-lampirannya, khususnya :
(i) Jadwal pelaksanaan pekerjaan
(ii) Kuantitas danpenawaran beaya
(iii) Spesifikasi pekerjaan
(iv) Gambar-gambar dan Adendum, (bila ada).
PASAL 3
MASA PERJANJIAN KERJA
Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian ini akan
dilaksanakan selama ………(.................................…… hari kalender kerja), terhitung
sejak tanggal surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak.
PASAL 4
JUMLAH NILAI PERJANJIAN KERJA
Nilai perjanjian kerja untuk pekerjaan yang tertuang didalam pasal (1) surat
perjanjian ini, bersifat lumpsum untuk seluruh pekerjaan sebagaimana dicantumkan
dalam dokumen penawaran pekerjaan Pemasok / Kontraktor bersangkutan, sebesar :
Rp............................. (................................................. Rupiah)
PASAL 5
CARA PEMBAYARAN dan PENYERAHAN PEKERJAAN
5.1. Seluruh pelaksanaan pembayaran pekerjaan tersebut dalam pasal (1) surat
perjanjian ini bisa dilaksanakan melalui Bank Pemasok oleh pihak Pertama
dan dinyatakan dengan Berita Acara Pembayaran;
5.2. Uang muka dapat diberikan kepada Pemasok setinggi-tingginya 20 % (dua puluh
persen) dari nilai kontrak dan pihak pemasok harus menyerahkan jaminan uang
muka dengan nilai minimal 100 % (seratus persen) dari besarnya uang muka;
5.3. Pembayaran berikutnya akan dilaksanakan setelah bahan/alat/pekerjaan*)
diterima atau dilaksanakan oleh pihak pertama dilokasi proyek;
5.4. Apabila pihak Pertama mengkehendaki penyerahan bahan/alat*) atau
pelaksanaan pekerjaan tidak dilaksanakan secara sekaligus tetapi secara
bertahap sesuai kebutuhan pekerjaan pihak pertama maka cara pembayaran
akan dilaksanakan secara bertahap sesuai nilai tahapan penyerahan pekerjaan.
5.5. Rincian volume dan waktu penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
tahap penyerahan pekerjaan pada pasal 5.4 diatas, akan diberitahukan
kemudian oleh pihak Pertama kepada pihak Kedua secara tertulis, selambat-
lambatnya 5 (lima) hari kalender sebelum batas waktu penyerahan bahan/alat*)
yang dikehendaki oleh pihak Pertama.
PASAL 6
SANKSI
6.1. Apabila terjadi keterlambatan pekerjaan akibat dari kelalaian
Pemasok/Kontraktor, maka yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan
sekurang-kurangnya 1 /1000 (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak, dan
akan diperhitungkan pada saat pembayaran kepada Pemasok;
6.2. Keterlambatan yang diakibatkan karena adanya force majeure / kahar maka pihak
Pemasok/Kontraktor tidak dikenakan denda selama ada pembuktian secara
tertulis dan syah oleh pihak Pemasok. Kejadian tersebut harus dilaporkan kepada
KSM selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah adanya kejadian dimaksud.
6.3. Keadaan kahar/force majeure adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak
para pihak seperti : kerusuhan, bencana alam (banjir, gempa bumi, badai, gunung
meletus, tanah longsor, dan angin topan), kebakaran, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam kontrak tidak dapat dipenuhi.
6.4. Pihak Pertama berhak memutuskan/membatalkan kontrak kerja dengan Pihak
Kedua dan mengalihkan kepada Pihak lain tanpa terlebih dahulu
memberitahukan kepada Pihak Kedua, apabila Pihak Kedua tidak
melaksanakan pekerjaan dalam waktu ........ (.............)16) hari kalender sejak
ditandatanganinya perjanjian ini dan atau sejak disampaikannya pemberitahuan
tertulis sebagaimana dimaksud pada pasal 5.5 diatas.
......................., ........- .................... 20 ...
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,
Ketua KSM Pimpinan Pemasok / Toko / Kontraktor
Meterai
...............……..........……
Mengetahui, Rp 6000
TFL Teknis
………………..................
SURAT PERNYATAAN
TIDAK MENUNTUT GANTI RUGI
(Format PBJ 12)
Toko/Pemasok/Kontraktor
MATERAI
Rp 6.000,-
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN
(Format PBJ 13)
Nama : ……………………………………
Jabatan : ………………………………………
Toko/Pemasok/Kontraktor : ……………………………………
Tahun didirikan atau Nomor Ijin Usaha (bila ada) :
…………………………………..
Alamat Toko/Pemasok/Kontraktor : …………………………
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
........................., ...............20....
TOKO/PEMASOK/KONTRAKTOR
MATERAI
Rp 6.000,-
1) …………………………..
2) ………………………….
3) ………………………….
4) …………………………..
…………………………….
Demikian Berita Acara Pengadaan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagai mana mestinya.
KSM……………………………………
Tim Pengadaan
(………………………………)
Ketua