KATA PENGANTAR
Salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) adalah akses terhadap air minum yang aman dan
terjangkau bagi masyarakat (Target 6.1). Sesuai dengan komitmen Indonesia untuk mendukung SDGs,
maka penyediaan air minum yang aman bagi masyarakat merupakan prioritas yang harus ditetapkan dan
dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
2024, ditetapkan prioritas pembangunan infrastruktur layanan dasar, yaitu pembangunan SPAM
perpipaan dengan air yang aman dengan target sebanyak 15% jaringan perpipaan di tahun 2024.
Disebutkan pula dalam RPJMN 2020-2024 tersebut bahwa arah kebijakan dan strategi di bidang
infrastruktur pelayanan dasar untuk menyediakan air minum yang aman ini adalah meningkatkan
kapasitas penyelenggara air minum melalui penerapan rencana pengamanan air minum (RPAM).
RPAM menurut World Health Organization (WHO), merupakan cara yang efektif untuk menyediakan air
minum yang secara kualitas aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan konsumen, melalui pendekatan
analisis dan manajemen risiko sejak dari pengambilan di sumber, melalui proses pengolahan sampai
dengan keran konsumen (WHO, 2004). Untuk memudahkan penerapan RPAM di Indonesia, Petunjuk
Teknis RPAM ini disusun sebagai acuan bagi seluruh penyelenggara SPAM Jaringan Pipa Regional dalam
menerapkan RPAM agar dapat menyediakan air yang secara kualitas aman dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi konsumen.
Proses penyusunan dan pelaksanaan RPAM terdiri dari 11 (sebelas) modul pelaksanaan yang diaplikasikan
dalam bentuk siklus dengan prinsip dasar perbaikan berkelanjutan (continual improvement) yang relevan
dan tepat sasaran, dimana siklus penyusunan, pelaksanaan dan perbaikan modul akan kembali berputar.
Setiap modul dibagi menjadi 7 (tujuh) bagian yaitu; (1) Deskripsi, (2) Maksud, (3) Tujuan, (4) Keluaran, (5)
Metode, (6) Alat, Bahan, Materi Pendukung, dan (7) Tahapan Pelaksanaan.
DAFTAR ISI
Format RPAM-11 Informasi yang Harus Dicantumkan pada Kolom Deskripsi .............................................................. 43
Format RPAM-12 Performa Kualitas Air Untuk Penyedia Air Curah ................................................................................ 46
Format RPAM-13 Pengguna dan Penggunaan Air Minum SPAM Regional .................................................................... 49
Format RPAM-14 Identifikasi Bahaya dan Kejadian Bahaya untuk Penyelenggara Penyedia Air Curah ..................... 54
Format RPAM-15 Identifikasi Bahaya dan Kejadian Bahaya untuk Penyelenggara Penerima Air Curah .................... 55
Format RPAM-18 Penilaian Risiko untuk Penyelenggara Penyedia Air Curah ................................................................ 60
Format RPAM-19 Penilaian Risiko untuk Penyelenggara Penerima Air Curah ............................................................... 61
Format RPAM-20 Kaji Ulang Risiko dengan Mempertimbangkan Tindakan Pengendalian Saat Ini Penyelenggara
Penyedia Air Curah ................................................................................................................................. 68
Format RPAM-21 Kaji Ulang Risiko dengan Mempertimbangkan Tindakan Pengendalian Saat ini Penyelenggara
Penerima Air Curah ................................................................................................................................ 69
Format RPAM-24 Parameter dan Batasan Nilai dalam Pemantauan Operasional Penyelenggara Penyedia Air Curah
.................................................................................................................................................................. 81
Format RPAM-25 Parameter dan Batasan Nilai dalam Pemantauan Operasional Penyelenggara Penerima Air Curah
.................................................................................................................................................................. 82
Format RPAM-26 Penyusunan Prosedur Pemantauan Operasional Penyelenggara Penyedia Air Curah .................. 83
Format RPAM-27 Penyusunan Prosedur Pemantauan Operasional Penyelenggara Penerima Air Curah .................. 84
Format RPAM-28 Penyusunan Tindakan Koreksi untuk Penyedia Air Curah ................................................................. 86
Format RPAM-29 Penyusunan Tindakan Koreksi untuk Penerima Air Curah ................................................................ 87
Format RPAM-30 Rencana Pemantauan Pemenuhan Persyaratan untuk Penyelenggara Penyedia Air Curah ......... 94
Format RPAM-31 Rencana Pemantauan Pemenuhan Persyaratan untuk Penyelenggara Penerima Air Curah ........ 94
Format RPAM-32 Pelaksanaan Rencana Pemantauan Pemenuhan Persyaratan Air Minum untuk Penyelenggara
Penyedia Air Curah ................................................................................................................................. 95
Format RPAM-33 Pelaksanaan Rencana Pemantauan Pemenuhan Persyaratan Air Minum untuk Penyelenggara
Penerima Air Curah ................................................................................................................................ 96
Format RPAM-36 Inventarisasi POS untuk Menangani Kejadian Bahaya ..................................................................... 104
Format RPAM-41 Catatan Operasional Tentang Pertemuan Pengkajian RPAM .......................................................... 116
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 Jenis Kejadian Bahaya yang Umum terjadi pada SPAM ......................................................................................... 53
Tabel 3.12 Contoh POS dan Instruksi Kerja (IK) ..................................................................................................................... 104
Tabel 3.13 Contoh Format Prosedur Operasional Standar Kondisi Normal ...................................................................... 106
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Contoh Hasil Modul 1 Pengguna dan Penggunaan Air Minum SPAM Regional ................................ 123
2. Contoh Hasil Modul 3 Jenis Kejadian Bahaya Kontaminasi Mikrobiologi ............................................ 123
3. Contoh Hasil Modul 3 Jenis Kejadian Bahaya Kontaminasi Kimia ........................................................ 129
4. Contoh Hasil Modul 3 Jenis Kejadian Bahaya Kontaminasi Fisik .......................................................... 131
5. Contoh Hasil Modul 3 dan 4 ...................................................................................................................... 134
6. Contoh Hasil Modul 5 Rencana Perbaikan .............................................................................................. 141
7. Contoh Hasil Modul 6 Batas Operasional dan Batas Kritis ................................................................... 144
8. Contoh Hasil Modul 6 Pemantauan Operasional ................................................................................... 145
9. Contoh Hasil Modul 6 Tindakan Koreksi .................................................................................................. 148
10. Contoh Prosedur Operasional Standar (POS) dan Instruksi Kerja (IK) ................................................. 151
10A. Pos Kondisi Normal ........................................................................................................................... 151
10B. IK Kondisi Normal .............................................................................................................................. 154
10C. Contoh Pos Kondisi Hampir Terjadi (Near Miss) ............................................................................. 157
10D. Contoh IK Hampir Terjadi (Near Miss) ............................................................................................. 160
10E. Contoh POS Kondisi Darurat ............................................................................................................ 163
10F. Contoh IK Kondisi Darurat ................................................................................................................ 166
11. Program Pendukung ..................................................................................................................................... 169
11A. Contoh Hasil Rencana Program Pendukung .................................................................................. 169
11B. Contoh Program Pendukung ............................................................................................................ 172
11C. Contoh Strategi Komunikasi Internal .............................................................................................. 173
11D. Contoh Strategi Komunikasi Eksternal ........................................................................................... 174
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1 PENDAHULUAN
RPAM merupakan suatu dokumen acuan dalam pelaksanaan pengamanan air minum.
Untuk memudahkan penyusunan RPAM, diperlukan suatu Petunjuk Teknis
Penyusunan RPAM.
RPAM yang disusun oleh Tim RPAM bersifat dinamis. RPAM dievaluasi dan diperbarui
secara rutin setiap kali terdapat kejadian bahaya baru, atau minimum satu tahun
sekali.
Dokumen RPAM untuk SPAM regional perlu disusun untuk memenuhi persyaratan
kualitas air minum yang aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan adanya
dokumen RPAM tersebut, maka penyelenggara SPAM regional mempunyai acuan
dalam penyediaan air minum yang aman dan memenuhi aspek persyaratan
berdasarkan regulasi yang telah ditetapkan.
1.2 Tujuan
Petunjuk Teknis Penyusunan RPAM untuk SPAM Jaringan Perpipaan Regional disusun
dengan tujuan untuk memberikan petunjuk praktis dalam fasilitasi penyusunan,
pelaksanaan, dan pengembangan RPAM, yang difokuskan untuk Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Jaringan Perpipaan Regional.
Adapun tujuan utama dari pelaksanaan RPAM adalah untuk menjamin suplai air
minum yang aman, dapat diterima, dan mencukupi kebutuhan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari Petunjuk Teknis RPAM adalah menjadi acuan bagi
penyelenggara SPAM Regional dalam menyusun RPAM.
1.4 Sasaran
Sasaran yang diharapkan dengan adanya Petunjuk Teknis RPAM untuk SPAM Jaringan
Perpipaan Regional, yaitu adanya acuan untuk pengelola SPAM Jaringan Perpipaan
Regional dalam mengembangkan dan melaksanakan Rencana Pengamanan Air Minum
(RPAM).
2.1 Pengertian
2.2 Ketentuan
SPAM Jaringan Perpipaan Regional merupakan sistem penyediaan air minum lintas
provinsi atau lintas kabupaten/kota, dan terdapat juga proyek Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU). Dalam SPAM Jaringan Perpipaan Regional terdapat 2 (dua)
lembaga pengelola, yakni pengelola hulu (penyedia air curah untuk kabupaten/kota)
dan pengelola hilir (penerima air curah dari provinsi). Secara umum, pengelola hulu
berada di bawah kewenangan provinsi dengan bentuk lembaga pengelola berupa
BUMD atau UPTD/BLUD. Lingkup pengelolaan pengelola hulu adalah mulai dari unit
air baku, transmisi, produksi, reservoir utama dan jaringan distribusi utama (JDU),
sampai ke titik meter offtake. Sedangkan pengelola hilir berada dibawah kewenangan
kabupaten/kota dengan lingkup pengelolaan mulai dari jaringan distribusi bagi sampai
ke pelayanan.
Ketentuan yang dimuat dalam dokumen petunjuk teknis RPAM ini mengacu pada
prinsip pengamanan kualitas air yang diterima oleh konsumen. Acuan kualitas air
minum yang aman adalah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan
No.492/Menkes/Per./IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum atau Permen
terbaru terkait standar kualitas air minum.
Penyusunan dan penerapan RPAM meliputi 11 (sebelas) modul yang dilakukan secara
berurutan sebagaimana tercantum pada Gambar 3.1, yaitu:
1. Pendahuluan
2. Modul 1 : Pembentukan Tim RPAM
3. Modul 2 : Gambaran Sistem Penyediaan Air Minum Regional
4. Modul 3 : Identifikasi Bahaya, Kejadian Bahaya, dan Analisis Risiko
5. Modul 4 :Tindakan Pengendalian dan Kaji Ulang Risiko
6. Modul 5 : Rencana Perbaikan
7. Modul 6 : Pemantauan Operasional
8. Modul 7 : Verifikasi
9. Modul 8 : Prosedur Manajemen
10. Modul 9 : Program Pendukung
11. Modul 10 : Pengkajian
12. Modul 11 : Revisi
Penyelenggara SPAM Jaringan Perpipaan Regional, yaitu penyedia air curah (hulu) dan
penerima air curah (hilir), masing-masing akan menyusun dan menerapkan RPAM,
sesuai dengan lingkup kewenangannya. Sistematika penyusunan dokumen RPAM
disusun sesuai urutan 11 (sebelas) modul di atas dan diawali dengan (i) sambutan
kuasa pemilik modal; dan (ii) kata pengantar pimpinan puncak.
3.2 Pendahuluan
A. Deskripsi
B. Maksud
C. Tujuan
Memberi penjelasan tentang maksud, tujuan, manfaat dan penerapan RPAM oleh
penyelenggara SPAM Jaringan Perpipaan Regional (penyedia air curah dan
penerima air curah) secara keseluruhan, mulai dari unit air baku sampai ke
pelayanan.
D. Keluaran
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan untuk diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan
kertas plano, spidol warna, isolasi kertas, printer, dll); dan
▪ Materi paparan dan diskusi terkait RPAM dan informasi penyelenggara SPAM.
G. Tahapan Pelaksanaan
Masing-masing penyelenggara SPAM (penyedia air curah dan penyedia air curah)
menjelaskan kondisi SPAM sesuai dengan lingkup kewenangannya. Untuk
penyedia air curah, penjelasan dibuat untuk kondisi komponen SPAM, mulai dari
unit air baku sampai dengan water meter reservoir offtaker (atau sesuai dengan
batasan lingkup kewenangannya). Untuk penerima air curah, penjelasan dimulai
dari unit reservoir offtaker (atau sesuai dengan batasan lingkup kewenangannya)
sampai dengan pelayanan (sambungan rumah). Adalah penting untuk
b. Perjanjian Kerjasama
A. Deskripsi
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan untuk diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan
kertas plano, spidol warna, isolasi kertas, printer, dll); dan
▪ Materi paparan dan diskusi terkait RPAM dari berbagai sumber.
G. Tahapan Pelaksanaan
(INSTITUSI PENYELENGGARA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) PENYEDIA AIR CURAH)
Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan air minum
PT/PD/UPT.............. sebagai penyelenggara SPAM penyedia air curah dalam mewujudkan visi
“…………………………..” dan misi “……………………..” melalui penerapan Rencana Pengamanan
Air Minum (RPAM), yang memenuhi kualitas aman sesuai dengan standar kualitas air minum
yang berlaku, berikut komitmen kami selaku Manajemen PT/PD/UPT... ….:
Komitmen Internal:
1. Menjalankan dan melaksanakan Visi dan Misi ……(nama institusi penyelenggara SPAM)……..;
2. Menyusun dan menerapkan RPAM;
3. Mewujudkan pelayanan air yang menjamin kualitas air minum yang aman sesuai dengan
standar kualitas air minum yang berlaku;
4. Meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum;
5. Mengupayakan ketersediaan keuangan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahunan
Penyelenggara SPAM dalam penerapan RPAM;
6. Mengupayakan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dalam kegiatan penyusunan
dan penerapan RPAM; dan
7. Mengupayakan dukungan dari pihak eksternal untuk penerapan RPAM.
Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan air minum (nama institusi
penyelenggara SPAM) sebagai penyelenggara SPAM penerima air curah dalam mewujudkan
visi “…………………………..” dan misi “……………………..” melalui penerapan Rencana
Pengamanan Air Minum (RPAM) yang memenuhi kualitas aman sesuai dengan standar
kualitas air minum yang berlaku, berikut komitmen kami selaku Pimpinan/Direktur/Direktur
Utama …… (nama institusi penyelenggara SPAM)…… :
Komitmen Internal:
1. Menjalankan dan melaksanakan Visi dan Misi ……(nama institusi penyelenggara SPAM)…….;
2. Menyusun dan menerapkan RPAM;
3. Mewujudkan pelayanan air yang menjamin kualitas air minum yang aman sesuai dengan
standar kualitas air minum yang berlaku;
4. Meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum;
5. Mengupayakan ketersediaan keuangan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Tahunan Penyelenggara SPAM dalam penerapan RPAM;
6. Mengupayakan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dalam kegiatan penyusunan
dan penerapan RPAM; dan
7. Mengupayakan dukungan dari pihak eksternal untuk penerapan RPAM.
Pembentukan Tim RPAM merupakan awal dari tahap pelaksanaan RPAM. Untuk
membuka wawasan terkait RPAM, maka perlu diberikan pemahaman
pentingnya RPAM dari level manajemen puncak sampai level operator melalui
sosialisasi/ workshop. Jika dimungkinkan, sosialisasi kepada Kuasa Pemilik
Modal (KPM) juga perlu dilakukan. Pelaksanaan sosialisasi ini dilakukan oleh
masing-masing penyelenggara penyedia dan penerima air curah.
Pembentukan Tim RPAM harus mengikutsertakan manajemen puncak (direksi)
sebagai penanggung jawab dan manajemen senior
Secara sederhana Tim RPAM akan terdiri dari (Bartram dkk., 2009) berikut
ini:
1. Ketua Tim
Ketua tim dapat dipilih dari level manajemen senior yang memiliki
otoritas dan keahlian berorganisasi sehingga mampu mengarahkan
setiap proses pelaksanaan RPAM, memastikan ketersediaan sumber
daya manusia dan keuangan, serta menjamin ketercapaian setiap target
RPAM.
2. Anggota Tim
Peran dan tanggung jawab setiap anggota Tim terkait RPAM harus
ditentukan dan didokumentasikan secara jelas pada saat dimulainya
proses RPAM. Anggota Tim disarankan merupakan individu yang selain
memiliki keahlian, juga:
bertanggung jawab terhadap Ketua Tim RPAM. Setiap personel Tim ditunjuk
berdasarkan kemampuan, keahlian dan unit kerjanya. Format struktur
organisasi Tim RPAM seperti pada Gambar 3.3.
Sekretaris 1. Menjembatani komunikasi antara anggota tim dengan ketua Tim RPAM;
2. Melakukan pengelolaan surat, baik surat yang masuk maupun keluar;
3. Melakukan pengarsipan semua data dan dokumen;
4. Melakukan pengaturan agenda kegiatan dan rapat; dan
5. Memantau aktivitas tim.
Subtim Analisis Risiko 1. Menyusun gambaran SPAM saat ini dan melakukan verifikasi di
lapangan. Keluaran dari kegiatan ini adalah Gambar Skematik dan
Diagram Alir dengan menggunakan kode dan simbol yang telah
disepakati; dan
2. Mengidentifikasi potensi kejadian bahaya dan melakukan analisis risiko
pada setiap komponen SPAM. Aspek penyediaan air minum yang aman,
yang memenuhi standar kualitas air minum (PermenKes 492, tahun
2010) menjadi acuan dalam penilaian risiko.
Subtim Pemantauan 1. Menyusun daftar alternatif tindakan-tindakan pengendalian terhadap
kejadian bahaya dan risiko; dan
2. Menentukan, dan jika perlu, melakukan tindakan validitas terhadap
setiap alternatif tindakan pengendalian.
Subtim Manajemen dan 1. Menyusun strategi komunikasi internal dan eksternal untuk
Komunikasi mendukung pelaksanaan RPAM; dan
2. Membuat perencanaan dan identifikasi kebutuhan Prosedur
Operasional Standar (POS) dan Instruksi Kerja (IK) yang diperlukan
dalam pelaksanaan tindakan pengendalian.
Anggota 1. Bertanggung jawab, berdedikasi serta profesional terhadap
keanggotaan dalam Tim RPAM;
2. Membantu tim dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam
penyusunan dan pelaksanaan RPAM; dan
3. Ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan RPAM.
Sumber: Kementerian PUPR, 2017
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA/KEPALA PT/PD/UPT………………(*)
NO. ……………………………
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM (RPAM)
PT/PD/UPT………………(*)
MEMUTUSKAN
KEEMPAT : Segala biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan RPAM dapat
diusulkan dan harus mendapat persetujuan Direktur/Direktur Utama/Kepala
PT/PD/UPT ………………(*)
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan segala sesuatunya
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya jika kemudian ternyata
terdapat kekeliruan di dalam penetapan ini
Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………………
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA/KEPALA
PT/PD/UPT ………………………….(*)
(……………………………………………………)
NIP/NPP ……………………………………...
Keterangan :
(*) Nama lembaga penyelenggara penyedia air curah
Lampiran I
Keputusan Pimpinan/Direktur/Direktur
Utama …(nama institusi penyelenggara SPAM)…
Nomor : ………. ……….
Tanggal : ……….……….
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dst.
Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………………
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA
…(nama institusi penyelenggara SPAM)…
SURAT KEPUTUSAN
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA/KEPALA PDAM/PERUMDAM/UPTD ………………(**)
NO. ……………………………
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM (RPAM)
PDAM/PERUMDAM/UPTD ………………(**)
MEMUTUSKAN
KEEMPAT : Segala biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan RPAM dapat
diusulkan dan harus mendapat persetujuan Direktur/Direktur Utama/Kepala
PDAM/PERUMDAM/UPTD ……..(**)
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan segala sesuatunya
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya jika kemudian ternyata
terdapat kekeliruan di dalam penetapan ini
Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………………
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA/KEPALA
PDAM/PERUMDAM/UPTD ………………………….
(……………………………………………………)
NIP/NPP ……………………………………...
Keterangan :
(**) Nama lembaga penyelenggara penerima air curah
Lampiran I
Keputusan Direktur/Direktur
Utama/Kepala
PDAM/PERUMDAM/UPTD
.................... ........(**)
Nomor : ………. ……….
Tanggal : ……….……….
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dst.
Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………………
DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA/KEPALA
PDAM/PERUMDAM/UPTD ………………………….(**)
(……………………………………………………)
NIP/NPP ……………………………………...
SURAT TUGAS
NO. ……………………………
TENTANG
TIM RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM (RPAM) …………………
Menugaskan
Untuk : Menjadi Tim Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) (nama institusi
penyelenggara SPAM) dengan susunan tim seperti terlampir selama …..
hari/bulan terhitung mulai tanggal ……
Demikian surat tugas dibuat agar dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………………
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA
(nama institusi penyelenggara SPAM)…
II Subtim Pemantauan
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1: Isi dengan Nomor Urut Mulai dari Angka 1 dan eterusnya
Kolom 2: Isi dengan Nama Personel
Kolom 3: Isi dengan Jabatan Personel Dalam Tim RPAM
Kolom 4: Isi dengan Keahlian Personel
Kolom 5: Isi dengan Peran Personel dalam Tim RPAM
Nov
Mar
Apr
Okt
Des
Agt
Feb
Sep
Mei
Jun
Jan
Jul
(1) (2) (3) (4)
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Nomor Urut Mulai dari Angka 1 dan Seterusnya
Kolom 2 : Isi dengan Urutan Rencana Kegiatan dari Modul 1 - Modul 11
Kolom 3 : Isi dengan Personel yang Menjadi Penanggung Jawab Utama
Kolom 4 : Isi dengan Garis Memanjang sesuai Jumlah Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Nama Lokasi
Kolom 2 : Isi dengan Jabatan Pemangku Kepentingan yang Relevan dengan RPAM
Kolom 3 : Isi dengan Relevansi Pemangku Kepentingan dengan RPAM
Kolom 4 : Isi dengan Permasalahan dari Pemangku Kepentingan
Kolom 5 : Isi dengan Informasi Kontak (Telepon dan Email) dari Tim RPAM
Kolom 6 : Isi dengan Informasi Kontak (Telepon dan Email) dari Pemangku Kepentingan
Kolom 7 : Isi dengan Mekanisme Interaksi Tim RPAM dengan Pemangku Kepentingan
Kolom 8 : Isi dengan Tanggal/Bulan/Tahun Pertemuan
A. Deskripsi
Gambaran SPAM ini dibutuhkan sebagai acuan utama Tim RPAM mengidentifikasi
bahaya, menganalisis potensi risiko, dan menentukan tindakan pengendalian, mulai
dari sumber hingga sambungan pelanggan.
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 2.
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
▪ Informasi penyelenggara SPAM (Format RPAM-8 dan Format RPAM-9);
▪ Gambar SPAM saat ini (gambar skematik dan diagram alir);
▪ Deskripsi diagram alir SPAM (Format RPAM-10 dan Format RPAM-11);
▪ Informasi performa kualitas air produksi dari setiap komponen pada diagram alir
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Dokumen-dokumen terkait gambar/skema SPAM (dokumen perencanaan, as
built drawing, peta situasi, dokumen ISO).
G. Tahapan Pelaksanaan
Tim RPAM penyelenggara penyedia dan tim penerima air curah masing-masing
menyusun informasi penyelenggara SPAM.
Nama Laboratorium
Lokasi Laboratorium
Informasi Kebutuhan Debit Wilayah Wilayah Pelayanan Wilayah Pelayanan Wilayah Pelayanan
Pelayanan No.1 No.2 No.3
Uraian
Kebutuhan Debit
(isi total kebutuhan debit dari tiap
Offtaker)
Petunjuk Pengisian :
Isikan pada setiap kolom dan baris sesuai dengan keterangan/informasi yang diminta/ diperlukan
Catatan:
Informasi yang dikumpulkan divalidasi dengan pengecekan lapangan
Membuat gambar SPAM regional saat ini dengan menyediakan sistem informasi
SPAM yang detail dapat membantu:
(a). Memperkuat pemahaman terkait SPAM yang kompleks;
(b). Mengklarifikasi hubungan, kewajiban, dan kerentanan;
Tahapan penyusunan gambaran saat ini SPAM Jaringan Perpipaan Regional, yaitu
sebagai berikut:
a). Membuat gambar skematik dengan memetakan setiap komponen
SPAM Jaringan Perpipaan Regional
Gambar ini sebaiknya dilengkapi dengan beberapa informasi pendukung,
diantaranya:
- Jenis penggunaan lahan sepanjang SPAM;
- Kondisi geologi dan hidrogeologi sepanjang SPAM;
- Jenis sumber air baku dan kondisi iklim yang dapat mempengaruhinya;
- Metode penyimpanan air baku;
- Unit-unit pengolahan mencakup proses fisik, kimia, dan biologi;
- Unit penyimpanan dan sistem distribusi;
- Penggunaan material sepanjang SPAM (pipa, pompa, sambungan,
penyimpanan, dll);
- Potensi kontaminasi pada setiap komponen SPAM; dan
- Informasi data pengguna dan jenis penggunaan air;
Gambar 3.4 memperlihatkan contoh gambar skematik SPAM Jaringan
Perpipaan Regional.
Dokumen dan informasi yang ada harus dituangkan secara runut setiap
bagiannya ke dalam bentuk diagram alir. Diagram alir SPAM Jaringan
Perpipaan Regional membantu dalam beberapa hal berikut:
- Memperkuat pemahaman terkait SPAM yang kompleks;
- Mengklarifikasi hubungan, kewajiban, dan kerentanan; dan
- Menekankan perlunya antisipasi terkait pengaruh musim.
Format deskripsi pada diagram alir SPAM seperti pada Format RPAM-10 juga
perlu disajikan sebagai informasi pendukung. Gambar diagram alir meliputi
seluruh input, proses, dan output pada setiap komponen SPAM regional,
meskipun komponen/unit tersebut tidak beroperasi sepanjang waktu.
Identifikasi staf utama (key person) yang terlibat dengan diagram alir juga
harus dilakukan.
Kode
Simbol Nama Lokasi Deskripsi Penanggung Jawab Referensi
Lokasi
Kode
Simbol Nama Lokasi Deskripsi Penanggung Jawab Referensi
Lokasi
Kode
Simbol Nama Lokasi Deskripsi Penanggung Jawab Referensi
Lokasi
Unit Flokulasi
- Nama unit Nama unit produksi
- Kapasitas (Lt/detik) Kapasitas (Lt/detik)
- Kualitas air produksi/isu kualitas air produksi/isu
- Elevasi (m) Elevasi (m)
- Peralatan Peralatan/perlengkapan unit
- Tahun Tahun pembelian dan pemasangan
Unit Sedimentasi
- Nama unit Nama unit produksi
- Kapasitas (Lt/detik) Kapasitas (Lt/detik)
- Kualitas air produksi/isu kualitas air produksi/isu
- Elevasi (m) Elevasi (m)
- Peralatan Peralatan/perlengkapan unit
- Tahun Tahun pembelian dan pemasangan
Unit Filtrasi
- Nama unit Nama unit produksi
- Kualitas air produksi/isu kualitas air produksi/isu
- Elevasi (m) Elevasi (m)
- Peralatan Peralatan/perlengkapan unit
- Tahun Tahun pembelian dan pemasangan
Unit Klorinasi
- Nama unit Nama unit produksi
- Bahan kimia Bahan kimia yang digunakan
- Kualitas air produksi/isu kualitas air produksi/isu
- Elevasi (m) Elevasi (m)
- Peralatan Peralatan/perlengkapan unit
- Tahun Tahun pembelian dan pemasangan
Pompa Distribusi
baku (intake dan transmisi air baku) sampai ke produksi (IPA, reservoir dan JDU).
Sementara, penyelenggara penerima air curah melakukan pendataan mulai dari
unit distribusi (reservoir offtake dan jaringan perpipaan) sampai ke pelayanan.
Pendataan disesuaikan dengan diagram alir yang sudah disusun sebelumnya.
Performa kualitas air sangat penting karena bisa mengidentifikasi bahaya dan
kejadian bahaya di Modul 3 dan melakukan pemantauan operasional di Modul 6.
Target/ Target/
Realisasi Realisasi Performa
Kode Baku Mutu Standar
Komponen Kualitas Kualitas kualitas air Referensi
Tiap Parameter Air kualitas air
SPAM Air yang Air yang
Lokasi Baku/Kriteria Minum/Kriter (%)
masuk keluar
Desain ia Desain
E-Coli
I.2
(Jumlah per 100 100.00
ml/Sampel)
Total Coli-form
Intake (Jumlah per 100 1,000.00
ml/Sampel)
Arsen (mg/l) 0.05
Fluorida (mg/l) 1.00
Target/ Target/
Realisasi Realisasi Performa
Kode Baku Mutu Standar
Komponen Kualitas Kualitas kualitas air Referensi
Tiap Parameter Air kualitas air
SPAM Air yang Air yang
Lokasi Baku/Kriteria Minum/Kriter (%)
masuk keluar
Desain ia Desain
Target/ Target/
Realisasi Realisasi Performa
Kode Baku Mutu Standar
Komponen Kualitas Kualitas kualitas air Referensi
Tiap Parameter Air kualitas air
SPAM Air yang Air yang
Lokasi Baku/Kriteria Minum/Kriter (%)
masuk keluar
Desain ia Desain
Dst
Petunjuk Pengisian :
Kolom 2 : Isi dengan Komponen SPAM
Kolom 3 : Isi dengan Jenis Parameter Kualitas Air
Kolom 4 : Isi dengan Nilai Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air untuk Air yang Masuk
Kolom 5 : Isi dengan Nilai Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air untuk Air yang Keluar
Isi dengan Nilai Baku Mutu Air Baku Sesuai PP Nomor 22 Tahun 2021, Lampiran VI; dan/atau Kriteria Desain Target
Kolom 6 :
Air Baku untuk Parameter Kekeruhan Disesuaikan dengan Kriteria Desain
Isi dengan Nilai Standar Kualitas Air Minum Permenkes Nomor 492/2010 dan/atau Nomor 736/2010; dan/atau Kriteria
Kolom 7 :
Desain
Kolom 8 : Isi dengan Hasil Perhitungan Menggunakan Rumus Perfoma Kualitas Air (%)
Kolom 9 : Isi dengan Sumber Dokumen yang Dipakai Untuk Pengisian
Catatan : pH dimasukkan sebagai parameter, akan tetapi performanya tidak usah diisi
Format pengunaan dan jenis penggunaan air SPAM Regional disusun seperti
pada Format RPAM-13.
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Pengguna Air/Jenis Konsumen
Kolom 2 : Isi dengan Jenis/Tujuan Penggunaan Air
3.5 Modul 3 (M3) : Identifikasi Bahaya, Kejadian Bahaya, dan Analisis Risiko
A. Deskripsi
Potensi bahaya yang dapat mengganggu proses produksi air aman perlu diketahui
di setiap komponen SPAM sehingga dapat diminimalisir atau dicegah dengan
tindakan pengendalian. Untuk itu, bahaya dan kejadian bahaya perlu diidentifikasi
dan diinventarisasi secara terinci. Tahap awal identifikasi dapat dilakukan melalui
gambar diagram alir maupun skematik yang sudah dicek sebelumnya untuk
memetakan bahaya, kejadian bahaya, kemudian dilakukan analisis risiko. Isi dalam
Modul 3 dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk tahap selanjutnya, yaitu
penentuan tindakan pengendalian (Modul 4) dan rencana perbaikan (Modul 5).
Identifikasi bahaya dan kejadian bahaya, serta analisis risiko dilakukan oleh masing-
masing Tim RPAM penyelenggara penyedia dan penerima air curah sesuai dengan
lingkup kewenangan pengelolaannya pada komponen SPAM.
B. Maksud
Mengetahui potensi bahaya dan kejadian bahaya yang dapat mengancam atau
mengganggu keamanan air produksi.
C. Tujuan
D. Keluaran
▪ Kejadian bahaya yang dapat timbul pada komponen SPAM mulai dari hulu sampai
hilir (Format RPAM-14 dan Format RPAM-15);
▪ Metode penilaian risiko yang disepakati (Format RPAM-16 dan Format RPAM-
17); dan
▪ Hasil penilaian risiko untuk setiap kejadian bahaya (Format RPAM-18 dan
Format RPAM-19).
E. Metode
G. Tahapan Pelaksanaan
Langkah kerja dalam membuat daftar bahaya dan kejadian bahaya dan
pendokumentasiannya adalah sebagai berikut:
(a). Menyiapkan format bahaya dan kejadian bahaya. Tim RPAM penyelenggara
penyedia dan penerima air curah menyiapkan masing-masing formatnya;
(b). Masing-masing Tim RPAM meninjau diagram alir dan gambar skematik
secara rinci dan akurat;
(c). Mengidentifikasi setiap bahaya dan dan kejadian bahaya yang dapat
mencemari, membahayakan, dan mengganggu pasokan air. Identifikasi
bahaya dan kejadian bahaya bisa dibantu dengan pemetaan/gambar
berdasarkan diagram alir yang sudah disusun pada Modul 2;
(d). Identifikasi kejadian bahaya sifatnya dinamis sehingga akan ada perubahan-
perubahan terkini. Untuk itu, tanda bintang asterisk (*) dapat dicantumkan
pada kejadian bahaya yang perlu ditinjau secara regular;
(e). Mendokumentasikan setiap bahaya dan dan kejadian bahaya yang sudah
dan berpotensi mengancam proses produksi air minum aman;
(f). Mengklasifikasikan bahaya dan kejadian bahaya berdasarkan tipe bahayanya
(fisik, kimia, biologi/mikrobiologi, dan/atau radioaktif);
(g). Membuat kode risiko untuk mempermudah dalam mencari risiko-risiko; dan
(h). Melengkapi dan melakukan pengecekan di lokasi.
Tabel 3.5 Jenis Kejadian Bahaya yang Umum terjadi pada SPAM
Komponen
Kejadian Bahaya
SPAM
Sumber Kontaminasi kimia (X) di sumber (Y) karena adanya aktivitas pertanian (Z)
Sumber Kontaminasi mikroorganisme (X) di sumur dalam (Y) karena adanya resapan limbah
sampah (leachate) akibat lokasi sumur dalam berdekatan dengan tempat pembuangan
sampah akhir (Z)
Sumber Kontaminasi kimia (X) di pipa transmisi (Y) karena korosi akibat pH air rendah di sekitar
sumber (Z)
Unit Intake Kontaminasi mikroorganisme (X) di intake (Y) karena banjir (Z)
Unit Intake Kontaminasi fisik (X) di intake (Y) karena limbah rumah tangga yang terbawa luapan air
sungai (Z)
Unit Intake Kontaminasi kimia (X) di intake (Y) karena limbah rumah tangga yang terbawa luapan
air sungai (Z)
Unit Intake Kontaminasi mikroorganisme air baku (X) di intake (Y) karena limbah rumah tangga
yang terbawa luapan air sungai (Z)
Transmisi Kontaminasi fisik (X) di sistem transmisi (Y) karena kebocoran pipa (Z)
Transmisi Kontaminasi kimia (X) di sistem transmisi (Y) karena kebocoran pipa (Z)
Pompa air baku Terganggunya atau kontaminasi fisik (X) pompa air baku (Y) akibat sampah yang masuk
melewati bar screen (Z)
Unit Koagulasi Kegagalan dalam proses koagulasi (X) di unit koagulasi (Y) karena kesalahan
pembubuhan dosis koagulan (Z)
Pompa Klorinasi Kegagalan dalam proses klorinasi (X) di unit klorinasi (Y) dikarenakan terganggunya
pompa pembubuhan klor (Z)
Unit Klorinasi Timbulnya mikroorganisme (X) di sistem distribusi (Y) karena dosis rendah pada
proses klorinasi (Z)
Unit Klorinasi Sisa klor yang melampaui batas aman terhadap kesehatan (X) di sistem distribusi (Y)
karena kelebihan dosis pembubuhan klor pada proses klorinasi (Z)
Unit Distribusi Kontaminasi mikroorganisme (X) di sistem distribusi (Y) karena kebocoran pipa (Z)
Unit Distribusi Kontaminasi mikroorganisme (X) pada air yang dikonsumsi pelanggan (Y) karena terjadi
aliran balik dari instalasi pelanggan yang menggunakan pompa sumur (Z)
Unit Distribusi Terjadinya kontaminasi mikrobiologi (X) di pipa distribusi (Y) karena masuknya tanah
dan air dari luar pipa akibat perbaikan pipa pecah (Z)
Unit Distribusi Terjadinya kontaminasi kimia (X) di pipa distribusi (Y) karena masuknya tanah dan air
dari luar pipa akibat pemotongan pipa / pipa pecah (Z)
Unit Distribusi Terjadinya kontaminasi fisik (X) di pipa distribusi (Y) karena masuknya tanah dan air
dari luar pipa akibat pemotongan pipa / pipa pecah (Z)
Reservoir Kontaminasi mikroorganisme (X) di reservoir (Y) karena masuknya kotoran hewan
akibat atap reservoir bocor pada saat hujan (Z)
Format RPAM-14 Identifikasi Bahaya dan Kejadian Bahaya untuk Penyelenggara Penyedia Air Curah
Kejadian Bahaya
Kontaminasi atau
Kode Sesuatu yang
Kode Risiko Komponen SPAM Komponen SPAM Kejadian Bahaya Tipe Bahaya
Lokasi Berpotensi Buruk Penyebab (Z)
(Y) (XYZ)
terhadap Kualitas
Air (X)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
S1 Sumber
I1 Intake
T1 Transmisi
C1 Klorinasi
RU Reservoir Utama
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM
tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit
Distribusi/Unit Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 7 : Isi dengan Kejadian Bahaya XYZ
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kualitas Air Kolom 8 : Isi dengan Tipe Bahaya: Fisik, Kimia, Atau Mikrobiologi
Format RPAM-15 Identifikasi Bahaya dan Kejadian Bahaya untuk Penyelenggara Penerima Air Curah
Kejadian Bahaya
Kontaminasi atau
Kode Sesuatu yang
Kode Risiko Komponen SPAM Komponen SPAM Kejadian Bahaya Tipe Bahaya
Lokasi Berpotensi Buruk Penyebab (Z)
(Y) (XYZ)
terhadap Kualitas
Air (X)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
R Reservoir Offtake
D1 Jaringan Distribusi
Klasifikasi angka yang dipakai sebagai acuan penilaian tingkat risiko dikenal
dengan istilah matrik risiko. Matrik risiko disusun berdasarkan tingkat
klasifikasi peluang dan dampak keparahan kejadian bahaya. Matrik risiko
dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Dampak keparahan
Matrik Risiko
Tidak
Minor Sedang Mayor Ekstrem
Signifikan
Skala 1 2 3 4 5
Peluang Kejadian
Sangat jarang 1 1 2 3 4 5
kemungkinan kecil 2 2 4 6 8 10
Bahaya
Mungkin 3 3 6 9 12 15
Kemungkinan
4 4 8 12 16 20
besar
Hampir pasti 5 5 10 15 20 25
Skor Risiko 1-5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 ≥21
Rendah Medium Tinggi Sangat Ekstrem
Tingkat Risiko
Tinggi
Nilai-nilai yang tercantum di dalam kotak garis tebal pada Tabel 3.6,
merupakan hasil perkalian antara tingkat peluang dengan dampak keparahan
kejadian bahaya, mengikuti formula berikut.
Skor Risiko = Skala Peluang Kejadian Bahaya x Skala Dampak Keparahan Kejadian
Bahaya
Dari nilai-nilai tersebut, Tim RPAM perlu menyepakati klasifikasi tingkat risiko
beserta rentang nilainya. Klasifikasi peluang, dampak keparahan
kejadian bahaya, dan tingkat risiko pada matrik risiko bersifat dinamis.
Artinya, klasifikasi ini dapat diperbarui pada saat pelaksanaan RPAM pada
siklus berikutnya. Pembaruan tersebut dapat dipertimbangkan berdasarkan
pengalaman dan poin-poin evaluasi yang didapatkan dari pelaksanaan satu
siklus RPAM. Deskripsi peluang dan dampak keparahan kejadian bahaya pun
dapat diperbarui atau dimodifikasi menjadi tidak hanya dalam bentuk
kualitatif, namun juga bisa dilengkapi dengan bentuk kuantitatif.
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan Kolom 8 : Isi dengan Tipe Bahaya: Fisik, Kimia, Atau Mikrobiologi
pada tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 9 : Isi dengan Peluang Kejadian Bahaya
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit
Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 10 : Isi dengan Dampak Keparahan
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kolom 11 : Isi dengan Skor Risiko
Kualitas Air
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 12 : Isi dengan Tingkat Risiko
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian Bahaya XYZ
A. Deskripsi
Hasil validasi dan kaji ulang akan menunjukkan kejadian bahaya yang belum dapat
dikendalikan, di mana hal tersebut mengindikasikan bahwa tindakan pengendalian
yang ada belum efektif atau belum pasti keefektifannya atau memang belum ada
tindakan pengendaliannya sama sekali. Kondisi tersebut dijadikan sebagai dasar
pengembangan rencana perbaikan pada modul berikutnya (Modul 5), dan juga
mengkaji ulang kejadian bahaya pada setiap komponen SPAM (Modul 2 dan 3).
B. Maksud
Untuk memahami seberapa jauh kejadian bahaya telah ditangani oleh tindakan
pengendalian saat ini dan mendapatkan prioritas (rencana) perbaikan yang
diperlukan.
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
▪ Studi empiris;
▪ Pengumpulan data sekunder; dan
▪ Diskusi kelompok terstruktur.
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Dokumen referensi dan hasil studi berupa: pengelolaan SPAM beserta satuan
operasi dan prosesnya, pedoman operasi dan pemeliharaan instalasi, baik saat
ini maupun dari referensi luar, informasi/spesifikasi alat, serta bahan kimia dari
supplier.
G. Tahapan Pelaksanaan
Masing-masing Tim RPAM penyelenggara penyedia dan penerima air curah harus
melakukan validasi untuk setiap tindakan pengendalian yang ada pada setiap
kejadian bahaya sehingga diketahui keefektifannya.
Langkah kerja dalam memvalidasi tindakan pengendalian saat ini adalah sebagai
berikut:
(a). Mengumpulkan berbagai bukti yang menunjukkan efektivitas tindakan
pengendalian:
Alternatif Tindakan-Tindakan
Kejadian Bahaya Cara Validasi
Pengendalian
• Pemasangan bar screen • Evaluasi kinerja bar screen.
Kontaminasi fisik (X) di
sungai (Y) akibat kotoran/
sampah/gulma (Z) • Pemasangan automatic • Secara logis pemasangan
fine screen. automatic fine screen akan
mengurangi masuknya
kotoran/sampah. Informasi lebih
lanjut didapat dari data teknis
dari supplier .
Pecahnya (X) pipa transmisi • Menyiapkan pipa cadangan • Evaluasi kinerja proses
(Y) akibat kelebihan penggantian pipa yang pecah.
beban/tekanan/water hammer
karena POS penyalaan pompa
tidak dijalankan (Z)
• Secara logis penggantian pipa akan
• Melakukan penggantian mengurangi kebocoran pipa.
pipa secara periodik. Informasi lebih lanjut bisa didapat
dari spesifikasi teknis pipa dari
supplier.
• Pelaksanaan POS terkait. • Evaluasi pelaksanaan POS
Alternatif Tindakan-Tindakan
Kejadian Bahaya Cara Validasi
Pengendalian
Terhentinya proses (X) • Penyediaan genset • Evaluasi kinerja genset.
di SPAM (Y) akibat listrik
dari PLN tiba-tiba
padam (Z)
Sumber: Kementerian PUPR (2016) Manual Penyusunan RPAM Penyelenggara Edisi Ke-4
Dengan mengidentifikasi dan mengkaji ulang risiko, Tim RPAM dapat melihat
kejadian bahaya yang tindakan pengendaliannya belum ada, belum efektif
dan/atau tidak pasti tingkat keefektifannya. Hasil penilaian tingkat risiko setelah
kaji ulang ini juga akan menjadi dasar acuan penentuan tindakan pengendalian
yang perlu diprioritaskan.
▪ Jika hasil kaji ulang risiko memiliki skala risiko tinggi atau tindakan
pengendalian kejadian bahayanya belum ada/tidak efektif/tidak pasti, maka
rencana perbaikan harus disusun.
Format kaji ulang risiko dengan mempertimbangkan tindakan saat ini dapat
dilihat pada Format RPAM-20 dan Format RPAM-21.
Format RPAM-20 Kaji Ulang Risiko dengan Mempertimbangkan Tindakan Pengendalian Saat Ini
Penyelenggara Penyedia Air Curah
Risiko Tanpa Tindakan
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Tindakan
Tingkat Risiko
Penyebab (Z)
Bahaya (XYZ
Kontaminasi/
Tidak Efektif
sesuatu yang
Skor Risiko
Skor Risiko
Komponen
kualitas air
berpotensi
keparahan
keparahan
SPAM (Y)
Referensi
Dampak
terhadap
Dampak
Kejadian
Kejadian
Kejadian
Peluang
Peluang
Tingkat
Bahaya
Bahaya
Efektif
Risiko
buruk
Tidak
Pasti
(X)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21]
S1 Sumber
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
Instalasi
IPA1
Pengolahan Air
C1 Klorinasi
RU Reservoir Utama
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (merujuk Modul 2)/singkatan yang telah ditetapkan Kolom 13 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Ada Saat Ini
pada tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 14 : Isi dengan Catatan tentang dasar validasi tindakan pengendalian yang ada saat ini
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit
Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan)
001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 15 – 17 diisi untuk Validasi Tindakan Pengendalian Saat Ini
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kolom 15 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Efektif (=E)
Kualitas Air
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 16 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Tidak Efektif (=TE)
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 17 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Tidak Pasti (=TP), artinya jika tidak yakin
kalau tindakan pengendalian saat ini efektif atau tindakan pengendalian saat ini tersebut
kecil sekali keefektifannya
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 18 – 21 diisi untuk Risiko dengan Adanya Tindakan Pengendalian Saat Ini
Kolom 8 : Isi dengan Tipe Bahaya: Fisik, Kimia, Atau Mikrobiologi Kolom 18 : Isi dengan Skala Peluang Kejadian Bahaya, Misalnya 1-5
Kolom 9 : Isi dengan Peluang Kejadian Bahaya, misalnya 1- 5 Kolom 19 : Isi dengan Skala Dampak Keparahan Kejadian Bahaya, Misalnya 1 - 5
Kolom 10 : Isi dengan Dampak Keparahan Kejadian Bahaya, misalnya 1- 5 Kolom 20 : Isi dengan Skor Risiko = skala peluang x dampak keparahan kejadian bahaya
Kolom 11 : Isi dengan Skor Risiko = skala peluang x dampak keparahan kejadian bahaya Kolom 21 : Isi dengan Tingkat Risiko Berdasarkan Skor Risiko misalnya rendah - ekstrem
Kolom 12 : Isi dengan Tingkat Risiko Berdasarkan Skor Risiko, Misalnya: rendah - ekstrem
Format RPAM-21 Kaji Ulang Risiko dengan Mempertimbangkan Tindakan Pengendalian Saat Ini
Penyelenggara Penerima Air Curah
Risiko Tanpa Tindakan
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi Risiko Dengan Tindakan Pengendalian
Pengendalian
Komponen SPAM
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Peluang Kejadian
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
buruk terhadap
Saat Ini
kualitas air (X)
Tingkat Risiko
Penyebab (Z)
Kontaminasi/
Tidak Efektif
sesuatu yang
Skor Risiko
Skor Risiko
Komponen
Keparahan
Keparahan
berpotensi
SPAM (Y)
Referensi
Dampak
Dampak
Tingkat
Bahaya
Bahaya
Efektif
Risiko
Tidak
(XYZ
Pasti
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21]
Reservoir
R
Offtake
Pompa
PD1
Distribusi
Jaringan
D1
Distribusi
Unit
UP1
Pelayanan
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (merujuk Modul 2)/singkatan yang telah ditetapkan Kolom 13 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Ada Saat Ini
pada tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 14 : Isi dengan Catatan tentang dasar validasi tindakan pengendalian yang ada saat ini
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit
Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan)
001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 15 – 17 diisi untuk Validasi Tindakan Pengendalian Saat Ini
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kolom 15 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Efektif (=E)
Kualitas Air
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 16 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Tidak Efektif (=TE)
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 17 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Tidak Pasti (=TP), artinya jika tidak yakin
kalau tindakan pengendalian saat ini efektif atau tindakan pengendalian saat ini tersebut
kecil sekali keefektifannya
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 18 – 21 diisi untuk Risiko dengan Adanya Tindakan Pengendalian Saat Ini
Kolom 8 : Isi dengan Tipe Bahaya: Fisik, Kimia, Atau Mikrobiologi Kolom 18 : Isi dengan Skala Peluang Kejadian Bahaya, Misalnya 1-5
Kolom 9 : Isi dengan Peluang Kejadian Bahaya, misalnya 1- 5 Kolom 19 : Isi dengan Skala Dampak Keparahan Kejadian Bahaya, Misalnya 1 - 5
Kolom 10 : Isi dengan Dampak Keparahan Kejadian Bahaya, misalnya 1- 5 Kolom 20 : Isi dengan Skor Risiko = skala peluang x dampak keparahan kejadian bahaya
Kolom 11 : Isi dengan Skor Risiko = skala peluang x dampak keparahan kejadian bahaya Kolom 21 : Isi dengan Tingkat Risiko Berdasarkan Skor Risiko misalnya rendah - ekstrem
Kolom 12 : Isi dengan Tingkat Risiko Berdasarkan Skor Risiko, Misalnya: rendah - ekstrem
A. Deskripsi
Kaji ulang risiko yang dihasilkan pada Modul 4 digunakan untuk menyusun rencana
perbaikan yang perlu diprioritaskan pelaksanaannya. Jika hasil kaji ulang
memperlihatkan tingkat risiko yang tinggi, atau tindakan pengendaliannya belum
ada/tidak efektif/tidak pasti, maka rencana perbaikan harus disusun.
Masing-masing Tim RPAM penyelenggara penyedia dan penerima air curah harus
menganalisis rencana perbaikan dengan memprioritaskan kejadian bahaya yang
belum memiliki tindakan pengendalian dan tindakan pengendalian yang belum
efektif dan/atau tidak pasti keefektifannya.
B. Maksud
Menyusun rencana perbaikan secara detail untuk mengatasi semua risiko yang
membutuhkan tindakan pengendalian tambahan dan memastikan perbaikan
secara bertahap.
C. Tujuan
Menyusun rencana perbaikan untuk hasil kaji ulang risiko yang memiliki skala risiko
tinggi, atau kejadian bahaya yang tindakan pengendaliannya belum ada/tidak
efektif/tidak pasti.
D. Keluaran
▪ Penanggung jawab.
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Standar dan referensi harga barang dan pekerjaan.
G. Tahapan Pelaksanaan
(j). Untuk prioritas risiko yang rendah dapat dikelola dengan bentuk aktivitas
pemantauan rutin;
(k). Jadwal pelaksanaan untuk setiap rencana perbaikan dapat ditentukan
berdasarkan prioritas pengendalian risiko;
(l). Setiap rencana perbaikan yang sudah selesai pembuatannya, akan menjadi
tindakan pengendalian saat ini, dan dikaji efektivitasnya, serta dimonitor
secara rutin, sehingga menjadi perbaikan yang berkelanjutan (continual
improvement) (rencana perbaikan di Modul 5 menjadi tindakan pengendalian
saat ini di Modul 4, yang harus dimonitor di Modul 6); dan
(m). Rencana perbaikan yang menjadi tindakan pengendalian saat ini harus dikaji
ulang risikonya (Modul 4), dan menjadi masukan untuk pengkajian di Modul
10, serta ditindaklanjuti dengan melakukan revisi di Modul 11.
Dengan Pengendalian
Pengendalian Saat Ini
Tingkat Risiko Tanpa
Sumber Pembiayaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Status Kemajuan
Komponen SPAM
Tingkat Risiko
terhadap kualitas
berpotensi buruk
Pengendalian
Kejadian Bahaya
pelaksanaan
Kode Lokasi
Penyebab (Z)
Kontaminasi/
Sesuatu yang
Tidak Efektif
Tindakan
Kode Risiko
Komponen
Jadwal
Referensi
Biaya
SPAM
air (X)
Efektif
Tidak
(XYZ
Pasti
(Y)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
S1 Sumber
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
Instalasi
IPA1
Pengolahan Air
C1 Klorinasi
RU Reservoir Utama
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada Kolom 11 – 13 diisi untuk Validasi Tindakan Pengendalian Saat Ini
tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 11 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Efektif (=E)
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit
Distribusi/Unit Pelayanan)
001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 12 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Tidak Efektif (=TE)
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/sesuatu yang berpotensi buruk terhadap kualitas air Kolom 13 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Tidak Pasti (=TP), artinya jika tidak yakin
kalau tindakan pengendalian saat ini efektif atau tindakan pengendalian saat ini tersebut
kecil sekali keefektifannya
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 14 : Isi dengan Tingkat Risiko dengan pengendalian
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 15 : Isi dengan Rencana Perbaikan
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 16 : Isi dengan Penanggung Jawab Rencana Perbaikan
Kolom 8 : Isi dengan Tingkat Risiko Tanpa Pengendalian Kolom 17 : Isi dengan Waktu Pelaksanaan Rencana Perbaikan
Kolom 9 : Isi dengan Tindakan pengendalian saat ini. Jika tidak Kolom 18 : Isi dengan Perkiraan Biaya Rencana Perbaikan
ada pengendalian tulis tidak ada Kolom 19 : Isi dengan sumber pembiayaan (PDAM/Pemda/lainnya)
Kolom 10 : Isi dengan Catatan tentang dasar validasi tindakan pengendalian yang ada saat ini Kolom 20 : Isi dengan Status Kemajuan Rencana Perbaikan
Tindakan Pengendalian
Sumber Pembiayaan
Kejadian Bahaya (XYZ
Rencana Perbaikan
yang berpotensi buruk
Penanggung Jawab
Komponen SPAM (Y)
Kontaminasi/Sesuatu
Status Kemajuan
Pengendalian
Pengendalian
pelaksanaan
Kode Lokasi
Penyebab (Z)
Tidak Efektif
Kode Risiko
Komponen
Saat Ini
Jadwal
Referensi
Biaya
SPAM
Efektif
Tidak
Pasti
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
R Reservoir Offtake
D1 Jaringan Distribusi
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada Kolom 11 – 13 diisi untuk Validasi Tindakan Pengendalian Saat Ini
tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 11 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Efektif (=E)
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit
Distribusi/Unit Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 12 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Tidak Efektif (=TE)
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/sesuatu yang berpotensi buruk terhadap kualitas air Kolom 13 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Tidak Pasti (=TP), artinya jika tidak yakin
kalau tindakan pengendalian saat ini efektif atau tindakan pengendalian saat ini tersebut
kecil sekali keefektifannya
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 14 : Isi dengan Tingkat Risiko dengan pengendalian
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 15 : Isi dengan Rencana Perbaikan
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 16 : Isi dengan Penanggung Jawab Rencana Perbaikan
Kolom 8 : Isi dengan Tingkat Risiko Tanpa Pengendalian Kolom 17 : Isi dengan Waktu Pelaksanaan Rencana Perbaikan
Kolom 9 : Isi dengan Tindakan pengendalian saat ini. Jika tidak Kolom 18 : Isi dengan Perkiraan Biaya Rencana Perbaikan
ada pengendalian tulis tidak ada Kolom 19 : Isi dengan sumber pembiayaan (PDAM/Pemda/lainnya)
Kolom 10 : Isi dengan Catatan tentang dasar validasi tindakan pengendalian yang ada saat ini Kolom 20 : Isi dengan Status Kemajuan Rencana Perbaikan
Sumber: Dit. PAM Kementerian PUPR (2016) Manual Penyusunan RPAM Penyelenggara Edisi Ke-4
A. Deskripsi
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 6.
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
Tabel rencana pemantauan operasional yang mencakup:
▪ Parameter dan batasan nilai pemantauan operasional penyelenggara
penyedia dan penerima air curah (Format RPAM-24 dan Format RPAM-25);
▪ Penyusunan prosedur pemantauan operasional penyelenggara penyedia
dan penerima air curah (Format RPAM-26 dan Format RPAM-27); dan
▪ Tindakan koreksi terhadap tindakan pengendalian yang akan dilakukan jika
batas kritis terlampaui (Format RPAM-28 dan Format RPAM-29).
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Alat dan bahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan pengendalian.
G. Tahapan Pelaksanaan
Transmisi
Instalasi
Pengolahan Air
Klorinasi
Reservoir Utama
Pengukuran Sumber air
Parameter Intake
Secara
Kualitatif/ Pompa Air Baku
Observasi Transmisi
Instalasi
Pengolahan Air
Klorinasi
Reservoir Utama
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 Pengukuran Kuantitatif atau Kualitatif/Observasi/pengamatan visual
Kolom 2 Lokasi sesuai Komponen SPAM (merujuk modul 2)
Kolom 3 Parameter wajib yang berhubungan dengan kesehatan (sesuai dengan Permenkes No. 492 tahun 2010
Kolom 4 Batas kritis, sesuai dengan kadar maksimum yang diperbolehkan (Pemenkes No. 492 dan/atau No. 736 tahun
2010); dan/atau kriteria desain
Kolom 5 Batas waspada berdasarkan kriteria desain / data historis penyelnggaraan SPAM
Kolom 6 Batasan operasional yang ditentukan (sesuai dengan kriteria desain / data historis penyelenggara SPAM)
Batas
Pengukuran Lokasi Parameter Batas kritis Batas Waspada
Operasional
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
Pengukuran Reservoir Offtake
Parameter
Pompa Distribusi
Secara
Kuantitatif Jaringan Distribusi
Unit Pelayanan
Pengukuran Reservoir Offtake
Parameter
Pompa Distribusi
Secara
Kualitatif/ Jaringan Distribusi
Observasi Unit Pelayanan
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 Pengukuran Kuantitatif atau Kualitatif/Observasi/pengamatan visual
Kolom 2 Lokasi sesuai Komponen SPAM (merujuk Modul 2)
Kolom 3 Parameter wajib yang berhubungan dengan kesehatan (sesuai dengan Permenkes No. 492 tahun 2010
Kolom 4 Batas kritis, sesuai dengan kadar maksimum yang diperbolehkan (Pemenkes No. 492 dan/atau No. 736 tahun
2010); dan/atau kriteria desain
Kolom 5 Batas waspada berdasarkan kriteria desain / data historis penyelnggaraan SPAM
Kolom 6 Batasan operasional yang ditentukan (sesuai dengan kriteria desain / data historis penyelenggara SPAM)
Format RPAM-26 Penyusunan Prosedur Pemantauan Operasional Penyelenggara Penyedia Air Curah
Kejadian Bahaya
Validasi Pemantauan Operasional
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Kode Risiko
Batas Kritis
Komponen SPAM
terhadap kualitas
berpotensi buruk
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Tidak Efeketik
Penyebab (Z)
Kontaminasi/
sesuatu yang
menganalisis
Tidak Pasti
melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
menerima
Bagaimana
Referensi
Dimana
laporan
air (X)
Efektif
(XYZ)
Kapan
apa
(Y)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
S1 Sumber
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
Instalasi Pengolahan
IPA1
Air
C1 Klorinasi
RU Reservoir Utama
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada Kolom 11 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Tidak Efektif (=TE)
tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 12 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Tidak Pasti (=TP), artinya jika tidak yakin kalau
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik) tindakan pengendalian saat ini efektif atau tindakan pengendalian saat ini tersebut kecil sekali
keefektifannya
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit
Distribusi/Unit Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 13 : Batas kritis dari parameter terkait tindakan pengendalian yang ditetapkan
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/Sesuatu yang Berpotensi Buruk Terhadap Kualitas Air Kolom 14 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Akan Dimonitor
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 15 : Isi dengan Cara Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 16 : Isi dengan Lokasi Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian (Titik Kejadian Bahaya)
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 17 : Isi dengan Waktu Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
Kolom 8 : Isi dengan Tindakan Pengendalian Saat Ini Kolom 18 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Melakukan Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
(Penyelenggara SPAM)
Kolom 9 : Isi dengan Catatan Tentang Dasar Validasi Tindakan Pengendalian yang Ada Saat Ini Kolom 19 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menganalisis Hasil Pelaksanaan Pemantauan Tindakan
Pengendalian
Kolom 10 – 12 : Diisi untuk Validasi Tindakan Pengendalian Saat Ini Kolom 20 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menerima Laporan Hasil Analisis Pelaksanaan Pemantauan
Tindakan Pengendalian dan Menindaklanjutinya
Kolom 10 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Efektif (=E)
Format RPAM-77 Penyusunan Prosedur Pemantauan Operasional Untuk Penerima Air Curah
Kejadian Bahaya
Validasi Pemantauan Operasional
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Kode Risiko
Batas Kritis
menerima laporan
Komponen SPAM
terhadap kualitas
berpotensi buruk
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Tidak Efeketik
Penyebab (Z)
Kontaminasi/
sesuatu yang
menganalisis
Tidak Pasti
melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
Bagaimana
Referensi
Dimana
air (X)
Efektif
(XYZ)
Kapan
apa
(Y)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
R Reservoir Offtake
PD1 Pompa Distribusi
D1 Jaringan Distribusi
UP1 Unit Pelayanan
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada Kolom 11 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Tidak Efektif (=TE)
tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 12 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Tidak Pasti (=TP), artinya jika tidak yakin kalau
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik) tindakan pengendalian saat INI efektif atau tindakan pengendalian saat ini tersebut kecil sekali
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit keefektifannya
Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 13 : Batas kritis dari parameter terkait tindakan pengendalian yang ditetapkan
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/Sesuatu yang Berpotensi Buruk Terhadap Kualitas Air Kolom 14 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Akan Dimonitor
Kolom 15 : Isi dengan Cara Pelaksanaan Pemantauan tindakan pengendalian
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 16 : Isi dengan Lokasi Pelaksanaan Pemantauan tindakan pengendalian (titik kejadian bahaya)
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 17 : Isi dengan Waktu Pelaksanaan Pemantauan Tindakan pengendalian
Kolom 8 : Isi dengan Tindakan Pengendalian Saat Ini Kolom 18 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Melakukan Pelaksanaan Pemantauan tindakan pengendalian
(penyelenggara SPAM)
Kolom 9 : Isi dengan Catatan Tentang Dasar Validasi Tindakan Pengendalian Yang Ada Saat Kolom 19 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menganalisis Hasil Pelaksanaan Pemantauan Tindakan
Ini Pengendalian
Kolom 10 – 12 Diisi untuk Validasi Tindakan Pengendalian Saat Ini Kolom 20 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menerima Laporan Hasil Analisis Pelaksanaan Pemantauan
Tindakan Pengendalian dan Menindaklanjutinya
Kolom 10 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Efektif (=E)
Jika hasil pemantauan menunjukkan adanya data yang melebihi batasan kritis,
maka perlu segera dilakukan tindakan koreksi untuk mengendalikan kejadian
bahaya. Tindakan koreksi perlu diidentifikasi dan ditentukan oleh Tim RPAM agar
dapat segera dilaksanakan. Tindakan koreksi harus dapat dilakukan secara cepat
(saat ini juga), tepat dan simpel. Beberapa informasi yang perlu dicantumkan saat
menyusun tindakan koreksi diantaranya sebagai berikut:
(1). Apa tindakan koreksi yang perlu dilakukan?
(2). Siapa yang berkewajiban melaksanakan tindakan koreksi?
(3). Siapa yang wajib dilaporkan atas pelaksanaan tindakan koreksi ini?
(a). Masing-masing Tim RPAM penyedia dan penerima air curah menyiapkan
daftar/dokumen hasil pemantauan operasional;
(b). Tim RPAM penerima air curah dapat mengkomunikasikan hasil pemantauan
operasional kepada Tim RPAM penyedia air curah terkait kualitas parameter-
parameter yang diperiksa, khususnya sisa klor di unit pelayanan/pelanggan;
(c). Hasil pemantauan operasional dari Tim RPAM penerima air curah dapat
dijadikan koreksi bagi Tim RPAM penyedia air curah dalam menyediakan air
minum yang aman;
(d). Mengidentifikasi dan kaji ulang hasil pemantauan operasional; dan
(e). Menentukan tindakan koreksi yang tepat.
Format menentukan tindakan koreksi seperti pada Format RPAM-28 dan RPAM-
29.
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
menganalisis hasilnya
mengambil tindakan
menerima laporan
Komponen SPAM
Kontaminasi atau
terhadap kualitas
berpotensi buruk
tindakan koreksi
Kejadian Bahaya
Kode Lokasi
Batas Kritis
Seberapa cepat
menerima hasil
untuk tindakan
Apa yang akan
Penyebab (Z)
Apa tindakan
sesuatu yang
Saat Ini
analisis dan
Bagaimana
melakukan
koreksinya
Siapa yang
koreksi ini
dimonitor
Dimana
air (X)
Kapan
(XYZ
Siapa
(Y)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
S1 Sumber
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
Instalasi Pengolahan
IPA1
Air
C1 Klorinasi
RU Reservoir Utama
Petunjuk pengisian:
Kolom 1 Isi dengan Kode Lokasi (merujuk Modul 2)/Singkatan yang telah ditetapkan pada Kolom 11 Isi dengan Waktu Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
tiap komponen diagram alir
Kolom 2 Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 12 Isi dengan Cara Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit
Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan)
001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 Isi dengan Komponen diagram alir Kolom 13 Isi dengan Orang/pihak yang Akan Melakukan Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
Kolom 4 Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kualitas Air Kolom 14 Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menganalisis Hasil Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
Kolom 5 Isi dengan Komponen SPAM Kolom 15 Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menerima Laporan Hasil Analisis Pelaksanaan Pemantauan Tindakan
Pengendalian dan Menindaklanjutinya
Kolom 6 Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 16 Isi dengan Batas Kritis dari Parameter Terkait Tindakan Pengendalian yang Ditetapkan
Kolom 7 Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 17 – 20 Rencana Tindakan Koreksi
Kolom 8 Isi dengan Tindakan Pengendalian Yang Ada Saat Ini Kolom 17 Isi dengan Apa Tindakan Koreksi Terkait Tindakan Pengendalian, yang Akan Dilakukan jika Batas Kritis
Terlampaui
Kolom 9–15 Rencana Pemantauan Operasional Kolom 19 Isi dengan Seberapa Cepat Melakukan Tindakan Koreksi Akan Dilaksanakan
Kolom 9 Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Akan Dimonitor
Kolom 10 Isi dengan Lokasi Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian Kolom 20 Isi dengan Orang/pihak yang Harus Diberitahu tentang Dilakukannya Tindakan Koreksi Ini
Tindakan Pengendalian
menganalisis hasilnya
terhadap kualitas air
menerima laporan
Kontaminasi atau
berpotensi buruk
tindakan koreksi
Batas Kritis
Seberapa cepat
Penyebab (Z)
Apa tindakan
sesuatu yang
Saat Ini
Bagaimana
koreksinya
Dimana
Kapan
Siapa
(X)
ini
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
R Reservoir Offtake
PD1 Pompa Distribusi
D1 Jaringan Distribusi
UP1 Unit Pelayanan
Petunjuk pengisian:
Kolom 1 Isi dengan Kode Lokasi (merujuk Modul 2)/Singkatan yang telah ditetapkan Kolom 11 Isi dengan Waktu Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
pada tiap komponen diagram alir
Kolom 2 Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 12 Isi dengan Cara Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit
Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan)
001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 Isi dengan Komponen diagram alir Kolom 13 Isi dengan Orang/pihak yang Akan Melakukan Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
Kolom 4 Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kolom 14 Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menganalisis Hasil Pelaksanaan Pemantauan Tindakan
Kualitas Air Pengendalian
Kolom 5 Isi dengan Komponen SPAM Kolom 15 Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menerima Laporan Hasil Analisis Pelaksanaan Pemantauan
Tindakan Pengendalian dan Menindaklanjutinya
Kolom 6 Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 16 Isi dengan Batas Kritis dari Parameter Terkait Tindakan Pengendalian yang Ditetapkan
Kolom 7 Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 17 – 20 Rencana Tindakan Koreksi
Kolom 8 Isi dengan Tindakan Pengendalian Yang Ada Saat Ini Kolom 17 Isi dengan Apa Tindakan Koreksi Terkait Tindakan Pengendalian, yang Akan Dilakukan jika Batas
Kritis Terlampaui
Kolom 9–15 Rencana Pemantauan Operasional Kolom 19 Isi dengan Seberapa Cepat Melakukan Tindakan Koreksi Akan Dilaksanakan
Kolom 9 Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Akan Dimonitor
Kolom 10 Isi dengan Lokasi Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian Kolom 20 Isi dengan Orang/pihak yang Harus Diberitahu tentang Dilakukannya Tindakan Koreksi Ini
A. Deskripsi
Produksi air minum aman merupakan target utama penerapan RPAM, maka Tim
RPAM perlu menyusun prosedur verifikasi RPAM untuk memastikan bahwa
keseluruhan proses RPAM berjalan sesuai rencana. Verifikasi harus memberikan
bukti bahwa desain dan operasi sistem secara keseluruhan mampu mengalirkan air
secara konsisten dengan kualitas telah memenuhi standar yang berlaku. Jika tidak,
rencana perbaikan harus direvisi dan diimplementasikan.
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 7.
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Alat dan bahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemantauan operasional.
G. Tahapan Pelaksanaan
(b). Untuk pelaksanaan verifikasi pada unit produksi, maka diagram proses di
pengolahan harus di pasang di ruang operator sehingga bila operator
berhalangan hadir, maka setiap staf di bagian tersebut bisa memberikan
penjelasan;
(c). Menyusun format dan indikator parameter yang akan dipantau;
(d). Menyusun jadwal pemantauan beserta PIC. Pemantauan di setiap lokasi
komponen SPAM yang menjadi lingkup pengelolaan penyelenggara penyedia
dan penerima air curah disertai dengan petugas dari institusi kesehatan
setempat (Dinas Kesehatan Provinsi untuk pemantauan di hulu dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota di hilir);
(e). Melakukan pemantauan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;
1. Pemantauan dilakukan oleh Tim RPAM penyelenggara penyedia air curah
mulai dari unit air baku sampai dengan meter offtake. Pemantauan
difokuskan pada parameter-parameter yang tercantum dalam Permenkes
No. 492 tahun 2010, dan No. 736/2010;
2. Pemantauan dilakukan oleh Tim RPAM penerima air curah mulai dari
jaringan distribusi bagi sampai ke pelayanan. Pemantauan difokuskan
pada parameter-parameter yang tercantum dalam Permenkes No. 492
tahun 2010, dan No. 736/2010;
3. Pengecekan sisa klor oleh tim penerima air curah dilakukan pada titik-titik
kritis pada setiap daerah wilayah pelayanan secara merata atau pada
setiap titik DMA (distric meter area), jika sudah menerapkan sistem DMA;
4. Titik pemantauan dipetakan berdasarkan koordinat.
(f). Penyelenggara SPAM (penyedia dan penerima air curah) wajib untuk
melaporkan hasil pengujian kualitas air dan dokumen RPAM melalui e-Monev
PKAM (Pengawasan Kualitas Air Minum) yang merupakan fasilitas
pengawasan dan pelaporan dari Kementerian Kesehatan melalui sistem
berbasis website melalui tautan www.kesling.kesmas.kemkes.go.id/pkam;
(g). Melakukan analisis data untuk menunjukkan kesesuaian dan keefektifan
RPAM; dan
(h). Jika ditemukan bahwa air yang disuplai ke konsumen tidak memenuhi
persyaratan yang berlaku maka dilakukan rencana perbaikan (Modul 5),
pengkajian (Modul 10) dan direvisi (Modul 11), serta revisi ini harus
dilaksanakan.
Petunjuk pemantauan kualitas air sistem jaringan perpipaan dapat dilihat pada
Tabel 3.10.
Untuk jumlah dan frekuensi pengambilan sampel air minum pada Sistem Jaringan Perpipaan mengacu pada tabel
3.10 atau Lampiran Permenkes N0. 736 Tahun 2010 tentang pengawasan kualitas air minum.
Berikut contoh menghitung jumlah sampel air minum. Misalkan jumlah pelanggan ada sebanyak 11.000, asumsi
1 pelanggan terdiri atas 5 anggota keluarga, maka jumlah penduduk yg dilayani sebesar 55.000 jiwa sehingga
tergolong pada kriteria jumlah penduduk yang dilayani > 5.000 – 100.000, dengan jumlah sampel untuk parameter
fisik, mikrobiologi, sisa klor, kimia wajib dan tambahan sebanyak 11 sampel (55.000 jiwa dibagi 5.000 jiwa).
I. PARAMETER WAJIB
a. Parameter Mikrobiologi
1) E.Coli Jumlah per
0
100 ml sampel
2) Total Bakteri Koliform Jumlah per
0
100 ml sampel
b.Kimia anorganik
1) Arsen mg/l 0,01
2) Fluorida mg/l 1,5
3) Total Kromium mg/l 0,05
4) Kadmium mg/l 0,003
5) Nitrit, (Sebagai N0e-) mg/l 3
6) Nitrat, (Sebagai N0s-) mg/l 50
7) Sianida mg/l 0,07
8) Selenium mg/l 0,01
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 Isi dengan Lokasi Pemantauan
Kolom 2 Isi dengan Parameter yang Dipantau
Kolom 3 Isi dengan Frekuensi Pengumpulan Data Parameter yang Akan Dipantau
Kolom 4 Isi dengan Penanggung jawab Mengumpulkan dan Mendokumentasikan Data
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 Isi dengan Lokasi Pemantauan
Kolom 2 Isi dengan Parameter yang Dipantau
Kolom 3 Isi dengan Frekuensi Pengumpulan Data Parameter yang Akan Dipantau
Kolom 4 Isi dengan Penanggung jawab Mengumpulkan dan Mendokumentasikan Data
Format RPAM-32 Pelaksanaan Rencana Pemantauan Pemenuhan Persyaratan Air Minum untuk
Penyelenggara Penyedia Air Curah
Baku Mutu/Standar
Kode Kualitas Sesuai/ Sumber Langkah Penanggung Tindak
Komponen SPAM Parameter Air Minum Hasil Progres
Lokasi Tidak Kontaminasi perbaikan Jawab Lanjut
Nilai Unit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
S1 Sumber air
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
IPA1 Instalasi Pengolahan Air
C1 Klorinasi
RU Reservoir Utama
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Kode Lokasi (merujuk M2)
Kolom 2 : Komponen SPAM
Kolom 3 : Isi dengan Parameter kualitas air
Kolom 4 : Isi dengan Nilai Standar Kualitas Air Minum (Permenkes 492/2010 dan Permenkes 736/2010
Kolom 5 : Isi dengan Unit Parameter Kualitas Air
Kolom 6 : Isi dengan Nilai Kualitas Air Hasil Analisis Laboratorium
Kolom 7 : Isi dengan Sesuai Atau Tidak, Perbandingan Antara Nilai Hasil Analisis Labratorium dengan Baku Mutu Air
Baku/Standar Kualitas Air Minum
Kolom 8 : Isi dengan Sumber Kontaminasi
Kolom 9 : Isi dengan Langkah Perbaikan
Kolom 10 : Isi dengan Penanggung-Jawab
Kolom 11 : Isi dengan Tindak Lanjut
Kolom 12 : Isi dengan Progres Pelaksanaan
Format RPAM-33 Pelaksanaan Rencana Pemantauan Pemenuhan Persyaratan Air Minum untuk
Penyelenggara Penerima Air Curah
Baku Mutu/Standar
Kode Kualitas Sesuai/ Sumber Langkah Penanggung Tindak
Komponen SPAM Parameter Hasil Progres
Lokasi Air Minum Tidak Kontaminasi perbaikan Jawab Lanjut
Nilai Unit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
R Reservoir Offtake
PD1 Pompa Distribusi
D1 Jaringan Distribusi
UP1 Unit Pelayanan
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Kode Lokasi (merujuk M2)
Kolom 2 : Komponen SPAM
Kolom 3 : Isi dengan Parameter kualitas air
Kolom 4 : Isi dengan Nilai Standar Kualitas Air Minum (Permenkes 492/2010 dan Permenkes 736/2010
Kolom 5 : Isi dengan Unit Parameter Kualitas Air
Kolom 6 : Isi dengan Nilai Kualitas Air Hasil Analisis Laboratorium
Kolom 7 : Isi dengan Sesuai Atau Tidak, Perbandingan Antara Nilai Hasil Analisis Labratorium dengan Baku Mutu Air Baku/Standar Kualitas Air Minum
Kolom 8 : Isi dengan Sumber Kontaminasi
Kolom 9 : Isi dengan Langkah Perbaikan
Kolom 10 : Isi dengan Penanggung-Jawab
Kolom 11 : Isi dengan Tindak Lanjut
Kolom 12 : Isi dengan Progres Pelaksanaan
Audit yang dilaksanakan secara intensif akan dapat memastikan bahwa RPAM
betul-betul diimplementasikan sehingga risiko dapat dikendalikan dan kualitas
air yang aman dapat dijamin. Pelaksanaan audit RPAM dilakukan melalui
pemeriksaan dan analisis kualitas air yang dipersyaratkan dan pelaksanaan
operasional yang sesuai dengan prinsip RPAM. Audit dapat dilakukan dengan
memerhatikan bagian-bagian yang masih lemah dalam proses operasional
sehari-hari dan merupakan indikasi dimana perbaikan dibutuhkan. (misalnya:
pelatihan dan pengembangan sarana laboratorium)
Pelaksanaan audit dilaksanakan secara internal dan eksternal mulai dari hulu
sampai ke hilir; dan dilakukan pada 2 (dua) penyelenggara, yakni audit di hulu
(penyedia air curah) dan di hilir (penerima air curah).
Langkah kerja dalam menyusun dan melaksanakan rencana audit internal dan
eksternal adalah sebagai berikut:
(a). Menentukan rencana kegiatan audit:
• Audit internal : setiap bulan; dan
• Audit eksternal : setiap 6 bulan – 3 tahun sekali
(b). Menentukan frekuensi pelaksanaan audit berdasarkan otoritas regulator
dan/atau kesepakatan pelaksana penyelenggaraan SPAM penyedia dan
penerima air curah;
(c). Menentukan tim pelaksana audit (tidak bergantung/bukan dari Tim RPAM).
• Audit internal dapat dilakukan oleh pegawai di institusi penyelenggara
SPAM regional di luar Tim RPAM;
• Audit dilakukan oleh otoritas regulator (institusi kesehatan) tingkat
provinsi, jika kewenangan pengelola penyelenggara penyedia air curah
oleh provinsi; atau dapat dilakukan pula oleh lembaga auditor independen
yang memenuhi syarat dalam kemampuan memahami RPAM;
• Audit dilakukan oleh otoritas regulator (institusi kesehatan) tingkat
kabupaten/kota atau lembaga, jika kewenangan pengelola penyelenggara
penerima air curah oleh kabupaten/kota; atau dapat dilakukan pula oleh
lembaga auditor independen yang memenuhi syarat dalam kemampuan
memahami RPAM; dan
• Auditor harus mempunyai pengetahuan rinci tentang SPAM dan meninjau
pemantauan operasional secara langsung di lapangan, bukan sekadar
melihat dokumen ataupun rekaman/catatan.
(d). Menentukan tempat penyimpanan dokumen pelaporan; dan
(e). Menilai kelengkapan, implementasi yang memadai, dan efektivitas RPAM.
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Jenis Audit (Internal/Eksternal) dan Kegiatan yang Harus Diperiksa
Kolom 2 : Isi dengan Data-Data yang Perlu Diperiksa/Dikaji pada Kegiatan Tersebut
Kolom 3 : Isi dengan Frekuensi Pelaksanaan Audit
Kolom 4 : Isi dengan Tim Pelaksana Audit
Kolom 5 : Isi dengan Tempat Penyimpanan Data-Data Audit
Format rencana survei kepuasan pelanggan dapat dilihat pada Format RPAM-
35.
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Informasi Detail Lokasi Pelaksanaan Survei
Kolom 2 dan 3 : Isi dengan Tanda Ceklis (√) pada Salah Satu Kolom untuk kepuasan pelanggan terhadap
kualitas air minum
Kolom 4 : Isi dengan Indeks Kepuasan Terhadap Mutu Produk kualitas air yang disuplai
Kolom 5 : Isi dengan Frekuensi Survei
Kolom 6 : Isi dengan Tim Pelaksana Survei
A. Deskripsi
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
▪ Tabel POS dan IK yang dibutuhkan untuk menangani kejadian bahaya dan risiko
(Format RPAM-35); dan
▪ Tersedia POS dan dan IK untuk kondisi normal, kondisi insiden dan hampir terjadi
(near misses), serta darurat.
E. Metode
▪ Diskusi kelompok;
▪ Diskusi pleno;
▪ Pengumpulan data primer tentang kondisi normal,insiden/kecelakaan, hampir
terjadi (near misses), atau kondisi darurat; dan
▪ Pengumpulan data primer dan sekunder terkait pembuatan POS dan IK.
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer);
▪ Diagram alir SPAM;
▪ Tabel penilaian risiko (Format RPAM-16 dan Format RPAM-17);
▪ Tabel kaji ulang risiko (Format RPAM-18 dan Format RPAM-19);
▪ Jika telah ada, POS dan IK yang telah dimiliki/dijalankan selama ini.
G. Tahapan Pelaksanaan
kritis/critical limit);
• Ketika menyusun rencana tanggap darurat, maka Tim RPAM perlu
menganalisis situasi dan mengidentifikasi lokasi-lokasi yang memerlukan
penanganan disaat situasi ini melanda;
• Tim RPAM juga perlu menentukan rencana penyediaan air minum alternatif di
dalam prosedur sebagai acuan para petugas di lapangan bila kondisi ini harus
dihadapi;
• Tim RPAM harus mengevaluasi penyebab kondisi darurat untuk mencegah
terulangnya kembali peristiwa tersebut, atau paling tidak meminimalisasi
risiko yang akan diterima;
• Mempertimbangkan komunikasi dengan konsumen (semua konsumen yang
beragam), otoritas kesehatan, regulator (pemerintah), staf dalam
penyelenggara SPAM sendiri, dan badan lingkungan, sesuai Format RPAM-39
dan 40);
• Untuk menyiapkan Rencana Tanggap Darurat yang mencakup insiden atau
keadaan darurat yang tidak memiliki POS khusus, maka dapat mengacu pada
Permen PUPR No. 4 tahun 2020, dengan melakukan penyesuaian dengan
kejadian bahaya di setiap penyelenggara SPAM;
▪ Rencana tanggap darurat mungkin termasuk:
- Pemicu untuk mengaktifkan tanggap darurat;
- Langkah - langkah untuk melindungi kualitas air/kesehatan konsumen;
- Peran dan tanggung jawab umum penyelenggara SPAM;
- Protokol komunikasi (internal dan eksternal) sesuai Format RPAM-39 dan
Format RPAM-40; dan
- Pasokan air alternatif/darurat;
▪ Setelah 1 (satu) kali siklus, rencana tanggap darurat dapat dikaji dan disusun
menjadi POS darurat.
Tindakan Pengendalian
(Saat Ini/Rencana)
Komponen SPAM
Kontaminasi/sesuatu
Kode Lokasi
Kode Risiko
Komponen SPAM
yangg berpotensi
Kejadian Bahaya
buruk terhadap
kualitas air (X)
Penyebab (Z)
Perlu disusun
Keterangan
(XYZ
Ada
(Y)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Nama Komponen SPAM
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kualitas Air
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X Terjadi
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian Bahaya XYZ
Kolom 8 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Ada Saat Ini atau Rencana Perbaikan
Kolom 9 : Isi dengan Tanda Ceklis (√) untuk POS dan IK yang dibutuhkan apakah sudah ada atau belum ada sehingga
perlu disusun
Kategori POS IK
• Pengoperasian Instalasi Pengolahan
Instalasi pengolahan
Besi dan Mangan;
air minum.
• Pengoperasian Unit Penurunan
Kesadahan;
• Pengoperasian Penurunan Kadar CO2
Agresif;
• Pengoperasian Pengolahan dan
Penanganan Lumpur; dan
• Pengoperasian Instalasi Klorinasi.
• Pelarutan kaporit;
Pengoperasian Peralatan
• Pelarutan PAC powder;
Pembubuhan Bahan Kimia.
• Pelarutan PAC liquid;
• Pelarutan soda ash; dan
• Jar-test.
• Pengambilan dan pengawetan
Pengambilan Sampel untuk
sampel;
Pengukuran Kualitas Air Minum .
• Pengukuran sampel di lapangan
(pH, turbidity, TDS, suhu, sisa klor);
dan
• Pengukuran sampel air minum di
laboratorium (inorganik,
organik, E-Coli, Total Coli)
Pengoperasian Panel Listrik. -
Sistem distribusi air • Pengoperasian Pipa Distribusi Air
minum dan reservoir. Pengoperasian Pipa Distribusi Minum;
Air Minum • Pengaturan Tekanan;
• Pengurasan Pipa;
• Pengoperasian Reservoir; dan
• Pengoperasian Sistem Zona.
• Penerimaan Pengadaan Bahan Kimia;
Kegiatan operasi Pemeliharaan Rutin dan Berkala.
• Pengelolaan Sarana dan Prasarana
umum dan
POS Pemetaan Jaringan. Laboratorium;
penunjang.
• Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan
Teknis dan Nonteknis;
• Pemeliharaan Perangkat Lunak,
Perangkat Keras, dan Jaringan
Perangkat;
• Pengelolaan Basis Data;
• Pengelolaan Barang Gudang;
• Penghapusan Aset;
• Penilaian Aset;
• Pengamanan Bangunan Umum dan
Gudang; dan
• Pengawasan Kualitas Air.
TANGGAL:
NO. POS JUDUL POS
REVISI KE:
Penanganan Kebocoran
HALAMAN:
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Definisi
4. Referensi/Dokumen Terkait
6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
b. Identifikasi kebocoran
c. Identifikasi kebocoran fisik/teknis
d. Identifikasi kebocoran nonfisik/admnisitrasi
e. Penanganan kebocoran
f. Penanganan kebocoran fisik/teknis
g. Penanganan kebocoran Nonteknis/Administrasi
h. Pelaporan
7. Lampiran
A. Deskripsi
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 9.
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Hasil pelaksanaan modul-modul RPAM yang telah terlaksana (terutama M5 dan
M8) dan bahan/material terkait dengan komunikasi eksternal.
G. Tahapan Pelaksanaan
Pengendalian
Kode Lokasi
Kode Risiko
Tindakan
buruk terhadap
kualitas air (X)
Judul Program
Penyebab (Z)
Bahaya (XYZ
/sesautu yang
Kontaminasi
pelaksanaan
Pendukung
Komponen
berpotensi
SPAM (Y)
Aktivitas
Kejadian
Tujuan
Jadwal
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] (8) (9) [10] (11) (12)
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada tiap komponen diagram
alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit Distribusi/Unit
Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Nama Komponen SPAM
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/Sesuatu yang Berpotensi Buruk Terhadap Kualitas Air
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X Terjadi
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian Bahaya XYZ
Kolom 8 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Ada Saat Ini Atau Rencana Perbaikannya
Kolom 9 : Isi dengan Deskripsi Detail Jenis Kegiatan yang Dapat Mendukung Efektivitas Pelaksanaan Tindakan
Pengendalian (Pelatihan, Kalibrasi, Pemeliharaan, Dan Lain-Lain)
Kolom 10 : Isi dengan Tujuan Aktivitas Program Pendukung
Kolom 11 : Isi dengan judul program pendukung
Kolom 12 : Isi dengan jadwal pelaksanaan (bulan/tahun)
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Daftar Kegiatan
Kolom 2 : Isi dengan Tujuan Masing-Masing Kegiatan
Kolom 3 : Isi dengan Program Pendukung
Media Cara/
Jenis Informasi yang Rencana Penerima
Bentuk Penanggung Penyampaian/
Ingin Waktu /Sumber
Kegiatan Jawab Pengambilan
Didapat/Disampaikan Pelaksanaan Informasi
Informasi
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Informasi yang Akan Disebarkan di Kalangan Internal Penyelenggara SPAM
Kolom 2 : Isi dengan Bentuk Kegiatan Penyampaian Informasi
Kolom 3 : Isi dengan Rencana Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kolom 4 : Isi dengan Penanggung Jawab Kegiatan
Kolom 5 : Isi dengan Penerima dan/atau Sumber Informasi
Kolom 6 : Isi dengan Media yang Akan Digunakan (rapat, mading, selebaran, lembar POS dan IK)
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Informasi yang Didapat atau Disampaikan ke Kalangan Eksternal Penyelenggara SPAM
Kolom 2 : Isi dengan Frekuensi Pembaharuan Informasi (tiap hari, tiap bulan, tiap tahun)
Kolom 3 : Isi dengan Penanggung Jawab Kegiatan
Kolom 4 : Isi dengan Penerima Informasi (pelanggan, media massa, LSM)
Kolom 5 : Isi dengan Media/Cara untuk Menyampaikan atau Mendapatkan Informasi dari Pihak Eksternal (selebaran,
media massa, pengumuman)
A. Deskripsi
Tim RPAM penyedia dan penerima air curah masing-masing melakukan pengkajian
terhadap pelaksanaan RPAM. Hasil pengkajian akan ditindaklanjuti untuk
penyempurnaan dokumen RPAM selanjutnya (Modul 11).
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 10.
B. Maksud
C. Tujuan
Untuk mengetahui kondisi terkini RPAM, dan tetap sesuai dengan kebutuhan
penyelenggara SPAM, serta pemangku kepentingan dalam menyediakan air minum
yang aman.
D. Keluaran
E. Metode
G. Tahapan Pelaksanaan
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Hari dan Tanggal Pertemuan
Kolom 2 : Isi dengan Catatan Diskusi Terkait dengan Perubahan-Perubahan dan/atau Kejadian Luar Biasa yang
Teridentifikasi
Kolom 3 : Isi dengan Rencana Kegiatan untuk Menindaklanjuti Perubahan atau Kejadian Tersebut
Kolom 4 : Isi dengan Nama Penanggung Jawab Kegiatan
Kolom 5 : Isi dengan Rencana Hari dan Tanggal untuk Pertemuan Berikutnya
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Nomor Modul
Kolom 2 : Isi dengan Perubahan yang Teridentifikasi Sesuai dengan Bahasan Modulnya
Kolom 3 : Isi dengan Rencana Kegiatan yang Perlu Ditindaklanjuti untuk Menangani Perubahan Tersebut
Kolom 4 : Isi dengan Jabatan Penanggung Jawab Kegiatan
Kolom 5 : Isi dengan Daftar Bukti Pendukung sebagai Lampiran
A. Deskripsi
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
G. Tahapan Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Standarisasi Nasional (BSN), SNI 7511:2011 Tata Cara Pemasangan Pipa Transmisi dan Pipa
Distribusi serta Bangunan Pelintas Pipa.
2. Bartram J, et al. 2009. M. Water Safety Plan Manual: Step-By-Step Risk Management For Drinking-Water
Suppliers. World Health Organization. Geneva. ISBN 978 92 4 156263 8.
3. Bartram J, et al. 2006. Water Safety Plan Manual.
4. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) – World Health Organization (WHO)
Indonesia – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Nasional
(Itenas) Bandung, WEBINAR Rencana Pengamanan Air Minum(RPAM), 1-5 Maret 2021
5. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat(PUPR), Draft Pedoman Pelaksanaan Rencana
Pengamanan Air Minum untuk Sistem Jaringan Perpipaan, 2021
6. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)-1, Evaluasi Rencana Pengamanan Air
Minum (RPAM) di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kota Malang, 2017
7. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)-2, Evaluasi Rencana Pengamanan Air
Minum (RPAM) di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Payakumbuh, 2017
8. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Satuan Kerja Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Petunjuk Teknis Rencana
Pengamanan Air Minum, 2017
9. Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dokumen Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih Kota Banjarmasin, 2012
10. Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (Bappenas), Direktorat (Dit.) Perumahan & Permukiman, Water Supply and Sanitation Policy
Formulation and Action Planning (WASPOLA) Facility, Australian Aid (AUSAid), Dokumen Rencana
Pengamanan Air Minum (RPAM) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung,
2014, Grant TF095502.
11. Peraturan Pemerintah No.122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum pasal 1 ayat 2, 4,
45, 48, and 53 (tentangk ualitas, kuantitas, dan kontinuitas)
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5701
12. Peraturan Presiden No 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Perpres SDGs)
13. Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang Standar Kualitas Air Minum (pasal 45a)
https://www.ampl.or.id/digilib/read/24-peraturan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-no-492-
menkes-per-iv-2010/50471
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.736/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan
Kualitas Air Minum ttp://sim.ciptakarya.pu.go.id/bppspam/list_category/20
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No. 27/PRT/M/2016 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum http://jdih.pu.go.id/produk-
hukumdetail.html?id=2203
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No. 29/PRT/M/2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (tentang jumlah air yang dinilai
mencukupi kebutuhan pokok minimal air minum masyarakat, sebesar 60 liter/orang/hari)
http://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/rp2kpkp/files/PERMEN%20PU%20NO.1%20PRT%20M%202014.p
df
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun 2020 tentang Prosedur
Operasional Standar Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
LAMPIRAN
1. Contoh Hasil Modul 1 Pengguna dan Penggunaan Air Minum SPAM Regional
[1] [2]
Domestik (masyarakat umum) Konsumsi sehari-hari, seperti memasak, minum,
mandi, keperluan higienis (BAB dan BAK), dan
mencuci baju
Nondomestik (Rumah sakit, kawasan komersil, pasar,
Keperluan higienis (BAB dan BAK), pencucian alat
sekolah dan lainnya)
5 KAB005 Kontaminasi kimia karena Kimia Unit air baku Korosi pipa transmisi akibat
terjadi korosi pipa transmisi ph air rendah
akibat ph air rendah di sekitar
sumber
6 KAB006 Kimia Sumur Dalam Lokasi sumur dalam
Terjadinya kontaminasi kimia
(Unit air baku) berdekatan dengan tempat
(material organik) pada sumur
pembuangan sampah akhir
dalam karena adanya resapan
limbah sampah (leachate)
akibat lokasi sumur dalam
berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah akhir
8 KAB008 Kontaminasi kimia air baku di Kimia Intake (Unit Limbah rumah tangga yang
intake karena limbah rumah air baku) terbawa luapan air sungai
tangga yang terbawa luapan
air sungai
9 KAB009 Kontaminasi kimia karena Kimia Intake (Unit Kegiatan manusia/rekreasi di
adanya kegiatan air baku) lokasi intake
manusia/rekreasi di lokasi
intake
10 KAB010 Kontaminasi kimia karena Kimia Pipa transmisi Pengrusakan/sabotase pada
adanya kegiatan (Unit air baku) pipa transmisi
pengrusakan/sabotase pada
pipa transmisi
11 KAB011 Kontaminasi fisik karena Kimia Pipa transmisi Pengrusakan/sabotase pada
adanya kegiatan (Unit air baku) pipa transmisi
pengrusakan/sabotase pada
pipa transmisi
Unit Produksi
1 KP001 Terjadinya over dosing klorin Kimia Unit Klorinasi Over dosing klorin
yang melampaui batas aman
terhadap Kesehatan
Unit Distribusi
1 KD001 Kontaminasi kimia karena Kimia Pipa distribusi Pengrusakan/sabotase pipa
adanya kegiatan (Unit
pengrusakan/sabotase pada distribusi)
pipa distribusi
2 KD002 Kontaminasi kimia karena Kimia Pipa distribusi Pipa bocor akibat
pipa bocor akibat (Unit ketidaksengajaan oleh pihak
ketidaksengajaan oleh pihak distribusi) lain melakukan penggalian
lain melakukan penggalian
3 KD003 Kontaminasi kimia karena Kimia Pipa distribusi Pipa di dalam drainase
pipa di dalam drainase (Unit mengalami tekanan negatif
mengalami tekanan negatif distribusi) pada saat terjadi kebocoran.
pada saat terjadi kebocoran.
4 KD004 Terjadinya kontaminasi kimia Kimia Pipa distribusi Masuknya tanah dan air dari
karena masuknya tanah dan (Unit luar pipa akibat perbaikan
air dari luar pipa akibat distribusi) pipa pecah
perbaikan pipa pecah
5 KD005 Kontaminan kimia masuk ke Kimia Pipa distribusi Pipa bocor dan sulitnya
dalam pipa distribusi karena (Unit mendeteksi
pipa bocor dan sulitnya Distribusi) keberadaan/kebocoran pipa
mendeteksi karena pipa terkubur
keberadaan/kebocoran pipa beton/aspal
karena pipa terkubur
beton/aspal
6 KD006 Masuknya kontaminan kimia Kimia Pipa distribusi Pipa pecah akibat penentuan
ke (Unit dimensi pipa tidak sesuai
dalam pipa distribusi karena Distribusi)
pipa
pecah akibat penentuan
dimensi pipa tidak sesuai
Catatan :
• Kejadian bahaya diatas bersifat fleksibel (disesuaikan dengan kondisi kejadian bahaya yang teridentifikasi
dilapangan)
• Penyelenggara SPAM bisa mengembangkan sendiri kejadian bahaya berdasarkan hasil identifikasi dan analisis di
lapangan
2 FAB002 Kontaminasi fisik air baku di Fisik Sungai (Unit Limbah rumah tangga
intake karena limbah rumah air baku)
tangga yang terbawa luapan
air sungai
3 FAB003 Kontaminasi fisik karena Fisik Intake (Unit Adanya kegiatan
adanya kegiatan air baku) manusia/rekreasi di lokasi
manusia/rekreasi di lokasi intake
intake
4 FAB004 Terjadinya kekeruhan dan Fisik Sumur Dalam Adanya resapan limbah
perubahan (Unit air sampah
warna pada Sumur Dalam baku) (leachate) karena lokasi sumur
karena dalam
adanya resapan limbah berdekatan dengan tempat
sampah pembuangan sampah akhir
(leachate) akibat lokasi sumur
dalam
berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah akhir
5 FAB005 Meningkatnya kekeruhan Fisik Unit air baku Penambangan pasir dan batu
karena adanya penambangan
pasir dan batu di atas area
sumber
6 FAB006 Fisik Intake (Unit Banjir
Kontaminasi fisik pada intake air baku)
karena banjir
9 FAB009 Terdapatnya endapan lumpur Fisik Pipa Wash out tidak berfungsi
dalam pipa transmisi karena transmisi
wash out tidak berfungsi (Unit air
baku)
10 FAB010 Masuknya kontaminan fisik ke Fisik Pipa Air valve tidak berfungsi
dalam pipa transmisi karena transmisi
pipa pecah akibat tidak (Unit air
terbuangnya udara dari pipa baku)
karena air valve tidak
berfungsi
Unit Produksi
1 FP001 Kontaminasi fisik pada filtrasi Fisik Filtrasi (Unit Tidak akuratnya pembubuhan
ukuran flok terlalu kecil/ringan produksi) bahan kimia (koagulan)
sehingga masuk ke unit filtrasi
akibat tidak akuratnya
pembubuhan bahan kimia
(koagulan)
2 FP002 Penurunan kualitas air Fisik Koagulasi Rapid mixer rusak
produksi pada unit koagulasi (Unit
karena proses koagulasi tidak produksi)
berjalan baik akibat rapid
mixer rusak
3 FP003 Kontaminan fisik pada filter Fisik Filtrasi (Unit Media filter tidak sesuai
karena media filter tidak produksi) dengan spesifikasi teknisnya
sesuai dengan spesifikasi
teknisnya
4 FP004 Terjadinya endapan lumpur Fisik Reservoir Filter tidak berfungsi dengan
di reservoir karena filter (Unit baik
tidak berfungsi dengan baik produksi)
5 FP005 Media pasir filter masuk ke Fisik Reservoir Filter nozzle rusak
reservoir karena filter nozzle (Unit
rusak produksi)
Unit Distribusi
1 FD001 Kontaminasi fisik karena Fisik Unit Adanya
karena adanya kegiatan distribusi kegiatan
pengrusakan/ sabotase di pipa pengrusakan/sabotase
distribusi
2 FD002 Kontaminasi fisik karena pipa Fisik Unit Pipa di dalam
di dalam drainase mengalami distribusi drainase mengalami tekanan
tekanan negatif pada saat negatif pada saat terjadi
terjadi kebocoran. kebocoran.
3 FD003 Kontaminasi fisik karena pipa Fisik Unit Pipa bocor akibat
bocor akibat ketidaksengajaan distribusi ketidaksengajaan oleh pihak
oleh pihak lain melakukan lain melakukan penggalian
penggalian
4 FD004 Terjadinya kontaminasi fisik Fisik Pipa masuknya tanah dan air dari
karena distribusi luar pipa akibat
masuknya tanah dan air dari (Unit perbaikan pipa pecah
luar pipa akibat perbaikan distribusi)
pipa pecah
5 FD005 Masuknya kontaminan ke Fisik Pipa Pipa pecah akibat water
dalam pipa karena pipa pecah distribusi hammer
akibat water hammer (karena (Unit (karena non return valve (NRV)
non return valve (NRV) dan over distribusi) dan over speed valve (OSV) tidak
speed valve (OSV) tidak berfungsi dan pipa sudah tua)
berfungsi dan pipa sudah tua)
6 FD006 Kontaminan fisik masuk ke Fisik Pipa Pipa bocor dan sulitnya
dalam pipa distribusi karena distribusi mendeteksi
pipa bocor dan sulitnya (Unit keberadaan/kebocoran pipa
mendeteksi Distribusi) karena pipa terkubur
keberadaan/kebocoran pipa beton/aspal
karena pipa terkubur
beton/aspal
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
PENYEDIA AIR CURAH
Kontaminasi
kimia (X) di
KAB Unit Air Kontaminasi Aktivitas sumber (Y)
CA1 Sungai Kimia 2 4 8 Medium Tidak ada ─ ─ ─ ─ 2 4 8 Medium
001 Baku Kimia Pertanian karena adanya
aktivitas
pertanian (Z)
Kontaminasi
mikroorganisme
(X) pada sumur
Limbah dalam (Y) Koordinasi
sampah karena adanya dengan pihak
Catatan hasil
MAB Unit Air Kontaminasi (leachate) resapan limbah terkait dan √
CA6 Sumur dalam Mikrobiologi 5 5 25 Ekstrem koordinasi ─ ─ 5 5 25 Ekstrem
012 Baku Mikrobiologi Tempat sampah kunjungan
dan kunjungan
Pembuangan (leachate) dari lapangan ke
lapangan
Akhir Sampah Tempat lokasi TPA
Pembuangan Sampah
Akhir Sampah
(Z)
kontaminasi
Kimia (X) pada
Koordinasi
sumur dalam (Y)
Limbah dengan pihak
karena adanya
sampah terkait dan
resapan limbah Catatan hasil
KAB Unit Air Kontaminasi (leachate) dari Sangat kunjungan √ Sangat
CA6 Sumur dalam sampah Kimia 5 4 20 koordinasi ─ ─ 5 4 20
012 Baku Kimia Tempat TInggi lapangan ke TInggi
(leachate) dari dan kunjungan
Pembuangan lokasi TPA
Tempat lapangan
Akhir Sampah Sampah
Pembuangan
Akhir Sampah
(Z)
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
kontaminasi
Fisik (X) pada Koordinasi
sumur dalam (Y) dengan pihak
Limbah
karena adanya terkait dan
Sampah
resapan limbah kunjungan Catatan hasil
FAB Unit Air Kontaminasi (leachate) √
CA6 Sumur dalam sampah Fisik 5 3 15 Tinggi lapangan ke koordinasi ─ ─ 5 3 15 Tinggi
012 Baku Fisik Tempat
(leachate) dari lokasi TPA dan kunjungan
Pembuangan
Tempat Sampah lapangan
Akhir Sampah
Pembuangan
Akhir Sampah
(Z)
Kontaminasi
kimia karena
terjadi korosi
Pipa
KAB Unit Air Kontaminasi pH Air Baku (X) di pipa Sangat Sangat
BC1 Transmisi Air Kimia 5 4 20 Tidak ada ─ ─ ─ ─ 5 4 20
003 Baku Kimia Rendah transmisi air Tinggi Tinggi
Baku
baku (Y) akibat
pH air baku yang
rendah (Z)
Kontaminasi fisik
(X) di intake (Y)
karena limbah
FAB Unit Air Kontaminasi Limbah Rumah
I1 Intake rumah tangga Fisik 1 3 3 Rendah Tidak ada ─ ─ ─ ─ 2 3 6 Medium
002 Baku Fisik Tangga
yang terbawa
luapan air sungai
(Z)
Kontaminsi
kimiawi (X) di
intake (Y)
Kontaminasi
KAB Unit Air Limbah Rumah karena limbah -
I1 Kimia Intake Kimia 1 4 4 Rendah ─ ─ 2 4 8 Medium
010 Baku Tangga rumah tangga ─ ─
Tidak ada
yang terbawa
luapan air sungai
(Z)
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
Kontaminsi
mikroorganisme
(X) di intake (Y)
MAB Unit Air Kontaminasi Limbah Rumah karena limbah
I1 Intake Mikrobiologi 1 5 5 Rendah Tidak ada ─ ─ ─ ─ 2 5 10 Medium
003 Baku Mikrobiologi Tangga rumah tangga
yang terbawa
luapan air sungai
(Z)
Melakukan
Kontaminasi fisik
penutupan
(X) di pipa
Tekanan valve,
transmisi (Y)
negatif pada percepatan Laporan
karena tekanan
pipa dalam perbaikan perlaksanaan
FT Unit Air Kontaminasi Pipa negatif pada pipa
T1 saluran Fisik 2 3 6 Medium kebocoran penutupan √ ─ ─ 1 3 3 Rendah
002 Baku Fisik Transmisi dalam saluran
drainase saat pipa, dan valve,
drainase saat
terjadi flushing setelah perbaikan
terjadi
kebocoran melakukan kebocoran
kebocoran pipa
pipa perbaikan dan flushing
(Z)
kebocoran
Melakukan
Kontaminasi
penutupan
kimia (X) di pipa
valve,
Tekanan transmisi (Y)
percepatan Laporan
negatif pada karena tekanan
perbaikan perlaksanaan
Unit Air Kontaminasi Pipa pipa dalam negatif pada pipa
T1 KT003 Kimia 2 4 8 Medium kebocoran penutupan √ ─ ─ 1 4 4 Rendah
Baku Kimia Transmisi saluran dalam saluran
pipa, dan valve,
drainase saat drainase saat
flushing setelah perbaikan
terjadi terjadi
melakukan kebocoran
kebocoran kebocoran pipa
perbaikan dan flushing
pipa (Z)
kebocoran
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
Melakukan
Kontaminasi
penutupan
Mikrobiologi (X)
valve, ``
Tekanan di pipa transmisi
percepatan Laporan
negatif pada (Y) karena
perbaikan perlaksanaan
Unit Air Kontaminasi Pipa pipa dalam tekanan negatif
T1 MT003 Mikrobiologi 2 5 10 Medium kebocoran penutupan √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
Baku Mikrobiologi Transmisi saluran pada pipa dalam
pipa , dan valve,
drainase saat saluran drainase
flushing setelah perbaikan
terjadi saat terjadi
melakukan kebocoran
kebocoran kebocoran pipa
perbaikan dan flushing
pipa (Z)
kebocoran
Pembubuhan
Hasil
klor tidak
pengukuran
optimal (X) di
sisa klor
Pompa Dosing unit Klorinasi
memperbaikid dengan
Unit Kontaminasi Unit sering rusak/ (Y) dikarenakan
P1 MP007 Mikrobiologi 2 5 10 Medium an mengganti klorine meter ─ √ ─ 2 5 10 Medium
Produksi Mikrobiologi Klorinasi macet karena pompa dosing
bearing pompa atau
umur teknis sering
instrument
rusak/macet
RCA di outlet
karena umur
klorianator
teknis (Z)
Adanya Hasil
mikroorganisme pengukuran
(X) di unit Melakukan sisa klor di
Unit Kontaminasi Dosis klor klorinasi (Y) pengaturan outlet
P1 MP009 Unit klorinasi Mikrobiologi 5 5 25 Ekstrem √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
Produksi Mikrobiologi rendah karena dosis ulang dosing klorinator
rendah pada klor telah
proses klorinasi memenuhi
(Z) syarat
• Hasil
Terjadinya pengujian sisa
kelebihan dosis klor dari
klor (X) di Melakukan proses
Kesalahan
Unit Kontaminasi Unit reservoir Sangat pengaturan klorinasi
KP001 pengaturan Kimia 5 4 20 √ ─ ─ 1 4 4 Rendah
P1 Produksi Kimia Klorinasi distribusi (Y) TInggi ulang dosis setelah
Pompa dosing
karena kesalahan klor dilakukan
pengaturan pengaturan
pompa dosing ulang di outlet
klorinator,
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
dalam batas
aman
Hasil
Kegagalan dalam
pengukuran
proses klorinasi
sisa klor
(X) di proses
Kegagalan Memeriksa/me dengan
Unit proses pompa dosing pengolahan (Y)
P1 MP007 dalam proses Mikrobiologi 5 5 25 Ekstrem ngganti seal klorine meter √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
Produksi pengolahan bocor dikarenakan
klorinasi yang bocor atau
pompa dosing
instrument
bocor (Z)
RCA di outlet
klorinator
PENERIMA AIR CURAH
Kontaminasi Melakukan
mikroorganisme penutupan
(X) di sistem valve,
Hasil
tekanan negatif distribusi (Y) percepatan
pengukuran
pada saat karena pipa perbaikan
Unit Kontaminasi Sistem kualitas
D1 MD003 terjadi dalam drainase Mikrobiologi 5 5 25 Ekstrem kebocoran √ ─ ─ 1─ 5─ 5─ Rendah─
Distribusi Mikrobiologi distribusi setelah
kebocoran mengalami pipa, dan
dilakukan
pipa tekanan negatif flushing setelah
flushing
pada saat terjadi melakukan
kebocoran pipa perbaikan
(Z) kebocoran
Kontaminasi
mikroorganisme
(X) pada air
yang dikonsumsi
Aliran balik
pelanggansistem
dari instalasi
distribusi (Y) Penertiban Hasil
Sistem pelanggan yang
Unit karena terjadi meter dengan pengawasan
MDPL Kontaminasi distribusiSam terkoneksi Sangat
Z1 Pelayanan aliran balik dari Mikrobiologi 4 5 20 pemasangan penertiban √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
010 Mikrobiologi bungan dengan sumur Tinggi
Distribusi instalasi instalasi check valve, meter sudah
Rumah pelanggan yang
pelanggan sesuai standar sesuai standar
menggunakan
pelanggan yang
pompa sumur
menggunakan
terkoneksi
dengan pompa
sumur (Z)
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
Terjadinya Melakukan
kKontaminasi penutupan
Hasil
kimiawi Kimia valve,
pengukuran
(X) di pipa percepatan
Tanah dan air kualitas
Jaringan distribusi (Y) perbaikan
KD Unit Kontaminasi masuk saat setelah
Z1 Distribusi karena Kimia 2 4 8 Medium kebocoran √ ─ ─ ─1 ─4 ─4 ─Rendah
004 Distribusi kimia perbaikan pipa dilakukan
Utama masuknya tanah pipa, dan
pecah flushing (ik
dan air dari luar flushing setelah
flushing
pipa akibat melakukan
kualitas)
perbaikan pipa perbaikan
pecah (Z) kebocoran
Melakukan
Terjadinya
penutupan
kKontaminasi Hasil
valve,
Fisik (X) di pipa pengukuran
percepatan
Tanah dan air distribusi (Y) kualitas
Jaringan perbaikan
Unit Kontaminasi masuk saat karena setelah
Z1 FD004 Distribusi Fisik 2 3 6 Medium kebocoran √ ─ ─ ─1 ─3 ─3 ─Rendah
Distribusi Fisik perbaikan pipa masuknya tanah dilakukan
Utama pipa, dan
pecah dan air dari luar flushing (ik
flushing setelah
pipa akibat flushing
melakukan
perbaikan pipa kualitas)
perbaikan
pecah (Z)
kebocoran
Melakukan
Terjadinya
penutupan
kKontaminasi Hasil
valve,
Mikrobiologi (X) pengukuran
percepatan
Tanah dan air di pipa distribusi kualitas
Jaringan perbaikan
Unit Kontaminasi masuk saat (Y) karena setelah
Z1 MD004 Distribusi Mikrobiologi 2 5 10 Medium kebocoran √ ─ ─ 1─ 5─ 5─ Rendah─
Distribusi Mikrobiologi perbaikan pipa masuknya tanah dilakukan
Utama pipa, dan
pecah dan air dari luar flushing
flushing setelah
pipa akibat (ik flushing
melakukan
perbaikan pipa kualitas)
perbaikan
pecah (Z)
kebocoran
Kontaminasi
mikroorganisme
karena
Atap
Unit Kontaminasi masuknya
R14 MR009 Reservoir Reservoir Mikrobiologi 3 5 15 Tinggi Tidak ada ─ ─ ─ ─ 3 5 15 Tinggi
Distribusi Mikrobiologis kotoran hewan
bocor
(X) ke dalam
reservoir (Y)
akibat atap
Kode
Risiko
Komponen SPAM
Kontaminasi
(X)
Komponen/Sub
Komponen SPAM
(Y)
Penyebab
(Z)
Kejadian Bahaya
(Z)
Kejadian Bahaya
(XYZ)
pada saat hujan
reservoir bocor
Tipe
Bahaya
Keparahan Risiko
(KR)
Skor Risiko
Pengendalian
Risiko Tanpa Tindakan
Tingkat Risiko
Tindakan Pengendalian
Saat Ini
Referensi
Efektif
Validasi
Tidak Efektif
Tidak Pasti
Peluang Kejadian
(P)
Keparahan Risiko
(KR)
Skor Risiko
140
Pengendalian Saat Ini
Direktorat Air Minum
Tingkat Risiko
Direktorat Air Minum
Sumber Pembiayaan
Tanpa Pengendalian
Jadwal Pelaksanaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Komponen SPAM
Status Kemajuan
Tingkat Risiko
Pengendalian
Pengendalian
Komponen SPAM
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Tindakan
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Tidak Pasti
Biaya
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Efektif
(Y)
(Z)
( X)
Kontaminasi
mikroorganisme
Limbah Koordinasi
(X) pada sumur Melakukan
sampah dengan catatan hasil Status: Belum
dalam (Y) karena pengujian 01/11/2019
MAB Unit Air Kontaminasi Sumur (leachate) pihak terkait koordinasi √ Ekstre Penyedia Air dilakukan
CA6 adanya resapan Mikrobiologi Ekstrem ─ ─ parameter Litbang s/d Rp 500.000,-
012 Baku Mikrobiologi dalam Tempat dan dan m Curah
limbah sampah mikroorganisme 01/12/2020
pembuangan kunjungan kunjungan Bukti: -
(leachate) Tempat dari analisis
akhir sampah lapangan ke lapangan
Pembuangan laboratorium
lokasi TPA
Akhir Sampah (Z)
Sampah
Kontaminasi
Kimia (X) pada
Limbah Koordinasi
sumur dalam (Y)
Sampah dengan catatan hasil Melakukan Status: Belum
karena adanya 01/11/2019
KAB Unit Air Kontaminasi Sumur (leachate) Sangat pihak terkait koordinasi √ Sangat pengujian Penyedia Air dilakukan
CA6 resapan limbah Kimia ─ ─ Litbang s/d Rp 2.500.000,-
012 Baku Kimia dalam Tempat TInggi dan dan Tinggi parameter Kimia Curah
sampah (leachate) 01/12/2020
Pembuangan kunjungan kunjungan dari analisis Bukti: -
tempat
Akhir Sampah lapangan ke lapangan laboratorium
pembuangan akhir
lokasi TPA
sampah (Z)
Sampah
Kontaminasi Fisik
Limbah (X) pada sumur Koordinasi
sampah dalam (Y) karena dengan catatan hasil Melakukan Status: Belum
pengujian 01/11/2019
FAB Unit Air Kontaminasi Sumur (leachate) adanya resapan pihak terkait koordinasi √ Penyedia Air dilakukan
CA6 Fisik TInggi ─ ─ Tinggi Litbang s/d Rp 200.000,-
012 Baku Fisik dalam Tempat limbah sampah dan dan parameter Fisik Curah
01/12/2020
Pembuangan (leachate) Tempat kunjungan kunjungan dari analisis Bukti: -
Akhir Sampah Pembuangan lapangan ke lapangan laboratorium
Akhir Sampah (Z) lokasi TPA
Sampah
Sumber Pembiayaan
Tanpa Pengendalian
Jadwal Pelaksanaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Komponen SPAM
Status Kemajuan
Tingkat Risiko
Pengendalian
Pengendalian
Komponen SPAM
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Tindakan
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Tidak Pasti
Biaya
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Efektif
(Y)
(Z)
( X)
Sumber Pembiayaan
Tanpa Pengendalian
Jadwal Pelaksanaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Komponen SPAM
Status Kemajuan
Tingkat Risiko
Pengendalian
Pengendalian
Komponen SPAM
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Tindakan
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Tidak Pasti
Biaya
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Efektif
(Y)
(Z)
( X)
Adanya Hasil
mikroorganisme pengukuran
Penyesuaian Penambahan
(X) di unit sisa klor di Status: Belum
Unit dosing peralatan Supervisor 07/03/2019
Unit Kontaminasi Dosis klor klorinasi (Y) outlet Penyedia dilakukan
MP Klorinasi Mikrobiologi Ekstrem klorinasi √ ─ ─ Rendah automatic pengolahan s/d
P1 Produksi Mikrobiologi rendah karena dosis klorinator Air Curah
009 sesuai hasil control dosing air 31/12/2020 Rp. 6.500.000-
rendah pada telah Bukti: -
analisis klorinasi
proses klorinasi memenuhi
(Z) syarat)
Kontaminasi
mikroorganisme Status:
Selesai Bukti:
karena masuknya Perbaikan atap Asisten
Hasil
kotoran hewan Manajer
Atap reservoir, 01/10/2017 perbaikan atap
MR Unit Kontaminasi (X) ke dalam Pengendalian Penerima
R14 Reservoir Reservoir Mikrobiologi TInggi Tidak ada ─ ─ ─ ─ TInggi Menyempur- S/d Rp 50.000.000,- reservoir,
009 Distribusi Mikrobiologis reservoir (Y) Air baku dan Air Curah
bocor nakan POS/IK 01/10/2018 Dokumen
akibat atap produksi
Instruksi Kerja
reservoir bocor dan prosedur
dan Prosedur
pada saat hujan pemeliharaan
Pemeliharaan
(Z) reservoir;
Outlet Sisa Klor 0.85 mg/L < sisa 0.90 mg/L < sisa klor Sisa klor = 0.95 mg/l Kurangi dosis
clearwell klor < 0.90 mg/L < 0.95 mg/L pembubuhan
klor di unit
klorinasi, jika
sisa klor > 0.95
mg/L
pH 7.0 < pH < 8.0 a. < pH < pH=8.5 Injeksi CO2 pada
8.5 pH pH=6.5 pH > 8.5
Injeksi kapur
pada pH < 6.5
Kekeruhan 3 < NTU < 4 4 < NTU < 5 5 NTU Pengurasan
clearwell, jika
kekeruhan > 5
NTU
Sisa klor di Sisa Klor 0.4 mg/L < sisa 0.3 mg/L < sisa klor < Sisa klor = 0.3 mg/l Tambahkan
titik yang klor < 0.5 mg/L 0.4 mg/L dosis
ditentukan pembubuhan
di daerah klor di unit
distribusi klorinasi, jika
sisa klor < 0.2
mg/L
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Menganalisis
Batas
Tidak Pasti
Bagaimana
Siapa yang
(XYZ)
Penyebab
Referensi
Laporan
Dimana
Kritis
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
PENYEDIA AIR CURAH
Kontaminasi kimia
Standar
Unit (X) di sumber (Y)
KAB Komtaminasi Aktivitas Baku mutu
CA1 Air Sungai karena adanya Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
001 Kimia Pertanian Kualitas
Baku aktivitas pertanian
Air Baku
(Z)
kontaminasi Litbang
Koordinasi Melakukan
mikroorganisme Catatan hasil dan
Limbah dengan Koordinasi koordinasi
(X) pada sumur koordinasi Kantor Instansi Manajer
sampah pihak eksternal dengan pihak Dinas
Unit dalam (Y) karena dan terkait dan Pengenda- Dinas Standar
MAB Kontaminasi (leachate) terkait dan dan terkait dan terkait/
lokasi lian terkait/ Baku mutu
CA6 Air Sumur dalam adanya resapan kunjungan ─ ─ √ kunjungan kunjungan ke Satu kali Direksi
012 Mikrobiologi Tempat kunjungan TPA Sampah Kualitas Ahli Kualitas
Baku limbah sampah lapangan ke lapangan lokasi TPA setahun pengelola
pembuangan lapangan ke Air Baku Air Baku
(leachate) tempat lokasi TPA . Sampah SPAM
akhir sampah lokasi TPA dan
pembuangan Sampah ─
Produksi
Sampah ─
sampah akhir (Z)
Koordina
kontaminasi Kimia si dengan Catatan hasil
Limbah Melakukan Litbang dan
(X) pada sumur pihak koordinasi
sampah koordinasi Manajer
dalam (Y) karena terkait dan Koordinasi Kantor Instansi Dinas
Unit (leachate) dengan pihak Satu kali Pengendalia Dinas Standar
KAB Kontaminasi adanya resapan dan kunjungan eksternal terkait dan terkait/
terkait dan dalam n Kualitas terkait/ Baku mutu
A6 Air Sumur dalam Tempat √ dan lokasi Direksi
012 Kimia limbah sampah kunjungan lapangan ke kunjungan ke setahun Air Baku Ahli Kualitas
Baku pembuanga kunjungan TPA Sampah pengelola
(leachate) tempat lapangan lokasi TPA lokasi TPA dan Air Baku
n akhir lapangan ─ SPAM
pembuangan akhir ke lokasi Sampah Sampah Produksi
sampah ─
sampah (Z) TPA
Sampah
kontaminasi Fisik Koordina Catatan hasil Litbang dan
(X) pada sumur si dengan koordinasi Pengujian Manajer
Limbah sampah Melakukan
dalam (Y) karena pihak dan parameter Kantor Instansi Pengenda- Dinas
Unit (leachate) pengujian Satu kali Dinas Standar
FAB Kontaminasi adanya resapan pengelola kunjungan mikroorganis terkait dan lian terkait/Dire
parameter dalam terkait/ Baku mutu
CA6 Air Sumur dalam Tempat √ me air baku lokasi Kualitas ksi
012 Fisik limbah sampah dan lapangan ke mikroorganisme setahun Ahli Kualitas
Baku pembuangan sumur dalam TPA Sampah Air Baku Pengelola
(leachate) tempat kunjungan lokasi TPA oleh analis Air Baku
akhir sampah dan SPAM
pembuangan akhir lapangan Sampah laboratorium ─
─ Produksi
sampah (Z) ke lokasi
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Menganalisis
Batas
Tidak Pasti
Bagaimana
Siapa yang
(XYZ)
Penyebab
Referensi
Laporan
Dimana
Kritis
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
TPA
Sampah
Kontaminasi kimia
karena terjadi Standar
Unit Pipa pH air
KAB Kontaminasi korosi (X) di pipa Baku mutu
BC1 Air Transmisi Air baku Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
003 Kimia transmisi (Y) Kualitas
Baku Baku rendah
akibat pH air baku
Air Baku
yang rendah (Z)
Kontaminasi fisik
(X) di intake (Y) Standar
Unit Limbah
FAB Kontaminasi karena limbah Baku mutu
I1 Air Intake Rumah Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
002 Fisik rumah tangga yang Kualitas
Baku Tangga
terbawa luapan air
Air Baku
sungai (Z)
Kontaminasi
mikroorganisme
Standar
Unit Limbah (X) di intake (Y)
MAB Kontaminasi Baku mutu
I1 Air Intake Rumah karena limbah Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
003 Mikrobiologi Kualitas
Baku Tangga rumah tangga yang
terbawa luapan air Air Baku
sungai (Z)
Asisten
Pompa Pembubuhan klor
Manajer
Dosing tidak optimal (X) Hasil
Pengendalia
Sering di unit Klorinasi pengukuran sisa Hasil
Unit Memperb Setelah n Kualitas
MP Kontaminasi Unit rusak/macet (Y) karenakan klor dengan Kondisi sisa Pengukuran Operator analisis
P1 Produ aiki dan ─ √ ─ Outlet perbaikan Supervisor Air Baku
007 Mikrobiologi Klorinasi karena pompa dosing klorin meter klor dengan RCA atau Pengolahan kebutuhan
ksi mengganti Klorinator pompa Pengolahan Air dan
umur teknis sering rusak/macet atau instrument klorine meter Air klor
bearing dosing Produksi
karena umur RCA.
pompa Manajer
teknis (Z)
Produksi
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Menganalisis
Batas
Tidak Pasti
Bagaimana
Siapa yang
(XYZ)
Penyebab
Referensi
Laporan
Dimana
Kritis
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Asisten Hasil
Adanya Hasil Manajer analisis
Unit mikroorganisme Penyesuaian pengukuran Pengendalia kebutuhan
Unit klor di
Kontaminasi Klorinasi Dosis klor (X) di unit klorinasi dosis klor sisa klor Kebutuhan Memastikan Saat akan n Kualitas
Produ √ ─ ─ Di masing Operator masing
P1 MP009 Mikrobiologi rendah (Y) karena dosis sesuai hasil yang telah Klor hitungan melakuka Supervisor Air Baku
ksi masing station Pengolahan masing
rendah pada proses analisis memenuhi kebutuhan klor n seting Pengolahan Air dan unit
klorinasi Air
klorinasi (Z) syarat dosis klor Produksi klorinasi
Kontaminasi Asisten
mikroorganisme Manajer
karena masuknya Pembersihan/pe Pengendalian POS/IK
Unit Atap Pemeliharaan Kualitas Air
Kontaminasi kotoran hewan (X) meliharaan sebulan Supervisor pemelihara
R14 MR009 Distrib Reservoir Reservoir Tidak ada ─ ─ ─ ─ reservoir Reservoir Operator
Mikrobiologis ke dalam reservoir Pengolahan Baku dan
usi bocor reservoir secara sekali Pengolahan Air an
(Y) akibat atap Air Produksi
berkala ─ reservoir
reservoir bocor Manajer
pada saat hujan (Z) Produksi
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
Saat Ini
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Seberapa cepat
Tidak Efektif
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Dimana
laporan
laporan
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Apa
PENYEDIA AIR CURAH
Kontaminasi Penggunaan
kimia (X) di Standar Pestisida yang
KAB Unit Air Kontaminasi sumber (Y) Baku mutu ramah Manajer
CA1 Sungai Pertanian Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ Humas 1 bulan
001 Baku Kimia karena adanya Kualitas Air lingkungan, Umum
aktivitas Baku oleh Dinas
pertanian (Z) Pertanian
Terjadinya
kontaminasi
mikroorganisme Melakukan
Koordinasi Litbang
(X) pada sumur koordinasi Supervisor
dengan Catatan hasil Kantor dan
dalam (Y) karena Koor- dengan Dinas Laboratorium
pihak terkait koordinasi dan Instansi Manajer Standar/ Pemantauan
Tempat adanya resapan dinasi pihak Instansi terkait dan Analis dan Manajer
MAB Unit Air Kontaminasi Sumur dan kunjungan terkait Satu kali pengendali Baku mutu kualitas air setiap
CA6 pembuangan limbah sampah ─ ─ ekster-nal terkait Terkait Direksi Laboratoriu pengendalian
012 Baku Mikrobiologi dalam kunjungan lapangan ke dan lokasi dalam -an Kualitas Air baku bulan
sampah akhir (leachate) akibat
lapangan ke lokasi TPA √ dan kunju- dan
TPASamp setahun Kualitas
dan Ahli Pengelola
Baku
m kualtas air
lokasi sumur ngan kunjungan SPAM baku dan
lokasi TPA Sampah ah─ Air Baku
dalam berdekatan lapangan ke lokasi produksi
Sampah dan
dengan tempat TPA
Produksi
pembuangan Sampah
sampah akhir (Z)
Terjadinya
kontaminasi Kimia Koordinasi
Melakukan
(X) pada sumur dengan Catatan Supervisor
koordinasi
dalam (Y) karena pihak hasil koordina Kantor Laboratorium
dengan Litbang dan Dinas
Tempat adanya resapan terkait dan koordinasi si Instansi Standar Pemantauan dan Manajer
pihak Manajer Instansi terkait dan Analis
KAB01 Unit Air Kontaminasi Sumur pembuanga limbah sampah kunjungan dan eksternal terkait Satu kali Baku mutu kualitas air setiap pengendalian
CA6 ─ ─ terkait pengendalian Terkait Direksi Laboratoriu
2 Baku Kimia dalam n sampah (leachate) akibat lapangan ke kunjungan dan dan lokasi dalam Kualitas Air baku bulan kualtas air
akhir lokasi sumur dalam lokasi TPA lapangan ke √ kunjunga
dan
TPASamp setahun
Kualitas Air dan Ahli Pengelola
Baku
m
baku dan
kunjungan Baku dan SPAM
berdekatan dengan Sampah lokasi TPA n ah─ produksi
ke lokasi Produksi
tempat pembuangan Sampah lapangan
TPA
sampah
Sampah
akhir (Z)
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
Saat Ini
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Seberapa cepat
Tidak Efektif
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Dimana
laporan
laporan
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Apa
CA6 FAB01 Unit Air Kontaminasi Sumur Tempat Terjadinya Koordinasi Catatan ─ ─ Kantor Instansi Dinas Standar Pemantauan Analis setiap Supervisor
2 Baku Fisik dalam pembuangan kontaminasi Fisik dengan hasil koordinasi Melakukan Instansi Satu kali Litbang Terkait terkait dan Baku mutu kualitas air Laboratoriu bulan Laboratorium
sampah akhir (X) pada sumur pihak koordinasi √ eksternal koordinasi terkait dan dalam dan dan Ahli Direksi Kualitas Air baku m dan Manajer
dalam (Y) karena terkait dan dan dan dengan lokasi setahun Manajer Pengelola Baku pengendalian
adanya resapan kunjungan kunjungan kunjungan pihak TPASampah pengenda- SPAM kualtas air
limbah sampah lapangan ke lapangan ke lapangan terkait lian baku dan
(leachate) akibat lokasi TPA lokasi TPA dan Kualitas produksi
lokasi sumur Sampah Sampah kunjungan Air Baku
dalam ke lokasi dan
berdekatan TPA Produksi
dengan tempat Sampah
pembuangan
sampah akhir (Z)
Uji coba
Pegoperasi
Asisten
Kontaminasi kimia -an mini
Manajer
karena terjadi korosi Standar water Operator
Pipa 1 Pengendalian
KAB00 Unit Air Kontaminasi pH air (X) di pipa transmisi Baku mutu treatment intake air
BC1 Transmisi Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ bulan Kualitas Air
3 Baku Kimia rendah (Y) akibat pH air Kualitas Air untuk baku
Air Baku Baku dan
baku yang rendah Baku stabilisasi/
Produksi
(Z) netralisasi
pH air
baku
Pembuatan
desain intake
Kontaminasi fisik air dan spesifikasi Asisten
Manajer
baku (X) di intake Standar teknis untuk Manajer
Limbah pengendalian
FAB00 Unit Air Kontaminasi (Y) karena limbah Baku mutu konstruksi Pengendalian
I1 Intake Rumah Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ dan kualitas
2 Baku Fisik rumah tangga yang Kualitas Air pengamanan kualitas Air 3 bulan
Tangga air baku dan
terbawa luapan air Baku intake dari Baku
Produksi
sungai (Z) luapan air dan Produksi
sungai
Pembuatan
desain intake
Kontaminsi
dan
kimiawi air baku Sampling Asisten Manajer
spesifikasi
(X) di intake (Y) dan Hasil pengujian Standar Manajer pengendalian
Limbah teknis untuk
KAB01 Unit Air Kontaminasi karena limbah pengujian parameter kimia Baku mutu Pengendalian dan kualitas
I1 Intake Rumah ─ ─ ─ konstruksi 3 bulan
0 Baku Kimia rumah tangga parameter dari analisis Kualitas Air kualitas Air air baku dan
Tangga pengamanan
yang terbawa kimia air laboratorium Baku Baku Produksi
intake dari
luapan air sungai baku dan Produksi
luapan air
(Z)
sungai
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM
Saat Ini
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Seberapa cepat
Tidak Efektif
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Dimana
laporan
laporan
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Apa
Pembuatan
Kontaminsi desain intake
mikroorganisme dan Asisten Manajer
air baku (X) di spesifikasi Manajer pengendalian
Standar
Limbah intake (Y) teknis untuk Pengendalian dan kualitas air
MAB0 Unit Air Kontaminasi Baku mutu
I1 Intake Rumah karena limbah Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ konstruksi kualitas Air 3 bulan baku dan
03 Baku Mikrobiologi Kualitas Air
Tangga rumah tangga pengamanan Baku Produksi
Baku
yang terbawa intake dari dan Produksi
luapan air sungai luapan air
(Z) sungai
10. Contoh Prosedur Operasional Standar (POS) dan Instruksi Kerja (IK)
10A. Pos Kondisi Normal
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian bangunan penyadap (intake) bebas, meliputi :
a). Mempersiapkan dengan pengaturan pintu air dan mengukur debit;
b). Melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pintu air, mengatur pengaliran dengan
mengoperasikan pompa atau mengatur katup;
c). Mengawasi dengan memonitor kualitas air baku dan ketinggian muka air sungai di papan duga;
d). Melakukan kegiatan pelaporan.
3. Definisi
a). Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia Air Baku.
g). Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan suatu sistem/komponen di dalam
unit air baku hingga dapat berjalan/ beroperasi dengan baik.
h). Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan kayu kualitas kelas 1 atau
aluminium atau enamel.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah :
a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor 27/PRT/M/2016
tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian, meliputi :
1) mengambil sampel air baku untuk diperiksa di laboratorium;
2) menghentikan aliran apabila kualitas air tidak bisa diolah diunit produksi;
3) mengatur debit pengambilan air baku sesuai kebutuhan;
4) mengalirkan air baku ke unit produksi;
5) apabila menggunakan sistem perpompaan, maka mengoperasikan pompa sesuai jumlah dan
kapasitasnya, sistem kontrol panel pompa dan kelistrikan atau genset sebagaimana POS
Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal.
c. Pengawasan
Tahap pengawasan, meliputi :
1) memonitor ketinggian air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset;
4) membaca dan mencatat aliran air (debit) dan tekanan airpada alat ukur yang tersedia.
d. Pelaporan
Tahap pelaporan, meliputi :
1) membuat laporan kondisi air baku;
2) membuat laporan pengoperasian bangunan penyadap (intake) bebas.
a). Lampiran
Lampiran yang diperlukan, meliputi :
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketinggian Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air Baku SecaraVisual;
c. Formulir Isian (FI) tentang Ketinggian Air Baku;
d. Formulir Isian (FI) tentang Data Debit Air;
Tujuan Menjamin ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.
Ruang a). Mempersiapkan dengan pengaturan pintu air dan mengukur debit;
Lingkup b). Melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pintu air, mengatur pengaliran dengan
mengoperasikan pompa atau mengatur katup;
c). Mengawasi dengan memonitor kualitas air baku dan ketinggian muka air sungai di papan
duga;
d). Melakukan kegiatan pelaporan.
Referensi a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER/04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan;
e). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja;
f). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang
Alat Pelindung Diri.
Peralatan a. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang kegiatan pertolongan pertama
pada kecelakaan yang berisi antara lain perban, obat merah dan lain-lain;
Instruksi
Kerja
Mulai
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Selesai
Keterangan :
Dibuat Disahkan
Oleh Oleh
Nama Nama
Jabatan Jabatan
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan operasional pada kejadian hamper terjadi (near miss) bangunan penyadap (intake)
bebas, meliputi :
a). Identifikasi kejadian bahaya dalam kondisi hampir terjadi (near miss):
b). Menanggulangi kejadian bahaya untuk kondisi hampir terjadi (near miss);
c). Memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana yang menyebabkan kondisi hampir terjadi (near miss) kejadian
bahaya;
d). Menyusun laporan.
3. Definisi
a). Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia Air Baku.
g). Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan suatu sistem/komponen di dalam
unit air baku hingga dapat berjalan/ beroperasi dengan baik.
h). Hampir terjadi (near miss)
Kejadian yang berpotensi/nyaris menyebabkan bahaya
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah :
a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor 27/PRT/M/2016
tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang
d. Perbaikan
Tahap perbaikan, meliputi :
1) Memperbaiki atau mengganti instalasi atau sarana dan prasarana yang rusak
2) Membangun/mengadakan sarana dan prasarana baru jika sarana dan prasarana yang ada sulit untuk
diperbaiki/perlu disediakan.
e. Pelaporan
Tahap pelaporan, meliputi membuat laporan pelaksanaan penanggulangan kejadian hampir terjadi
di intake.
Eksternal
a). Dinas PUPR Kabupaten/kota
b). Dinas PUPR Provinsi
c). Dinas Sumber Daya Air Kabupaten/kota
d). Dinas Sumber Daya Air Provinsi
e). Dewan Pengawas
Tujuan Menjamin ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi
Ruang a). identifikasi kejadian bahaya dalam kondisi hampir terjadi (near miss):
Lingkup b). Menanggulangi kejadian bahaya untuk kondisi hampir terjadi (near miss);
c). Memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana yang menyebabkan kondisi hampir terjadi (near
miss) kejadian bahaya;
d). Menyusun laporan.
Referensi a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan,
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008
Tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja;
e). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
Peralatan a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Berfungsi untuk penanganan kebakaran jika terjadi kebakaran kecil;
Instruksi
Kerja
Mulai
1)
2)
3)
Tidak
Ya
1) Melaporkan dengan segera setiap kejadian hampir terjadi (near miss) kepada
kepala unit air baku;
2)
4)
A B
A B
Selesai
Keterangan :
Dibuat Disahkan
Oleh Oleh
Nama Nama
Jabatan Jabatan
TANGGAL: 15/10/2021
NO. POS JUDUL POS
REVISI KE: -
Penanggulangan Darurat Untuk Air Baku
HALAMAN: 1 dari 3
1. Tujuan
Menanggulangi gangguan pengaliran air baku yang tidak diperkirakan untuk disalurkan ke unit produksi atau
menyiapkan alternatif pasokan air ke konsumen
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan penanggulangan darurat air baku, meliputi :
a). Persiapan penanggulangan darurat air baku;
b). Mengidentifikasi penyebab gangguan air baku;
c). Menanggulangi darurat air baku;
d). Memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana yang menyebabkan gangguan air baku;
e). Menyusun laporan
3. Definisi
a). Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia Air Baku.
c). Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut Air Baku adalah air yang dapat Berasal
dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai Air Baku untuk Air Minum.
e). Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan pengoperasian suatu sistem/komponen di
dalam unit air baku hingga dapat berjalan/beroperasi dengan baik.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah :
a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan;
e). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja;
f). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
TANGGAL: 15/10/2021
NO. POS JUDUL POS
REVISI KE: -
Penanggulangan Darurat Untuk Air Baku
HALAMAN: 1 dari 3
Pelindung Diri.
5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan, meliputi:
a. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang kegiatan pertolongan pertama pada
kecelakaan yang berisi antara lain perban, obat merah dan lain-lain;
6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan, meliputi :
1) Menginformasikan adanya gangguan air baku ke bagian terkait:
2) Melakukan rapat koordinasi baik internal maupun eksternal;
3) Menyiapkan peralatan dan bahan perlengkapan yang diperlukan untuk menanggulangi
gangguan air baku.
b. Identifikasi penyebab gangguan air baku
Tahap identifikasi penyebab gangguan air baku, meliputi :
1) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab gangguan air baku apakah karena faktor eksternal
(bencana alam, kerusuhan, politik, konflik air baku, pencemaran air baku dll), atau faktor
internal (kerusakan sistem atau perlengkapan pengambilan dan/atau penyaluran air baku,
pemogokan karyawan dll);
2) mengidentifikasi pengaruh gangguan air baku terhadap kualitas, kuantitas, dan kontinuitas
air baku;
3) mengidentifikasi pengaruh gangguan air baku terhadap pelayanan
TANGGAL: 15/10/2021
NO. POS JUDUL POS
REVISI KE: -
Penanggulangan Darurat Untuk Air Baku
HALAMAN: 1 dari 3
b). Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air Baku;
c). Instruksi Kerja K3L APD;
d). Instruksi Kerja K3L APAR;
e). Laporan dari Operator Air Baku;
f). Laporan Identifikasi Masalah;
g). Laporan Analisis Evaluasi Kerusakan;
h). Laporan Analisis Tingkat Kerusakan;
i). Laporan dari Distribusi Cadangan Air;
j). Laporan dari Manajer Keuangan Tentang Pendanaan;
k). Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana;
l). Laporan Hasil Perbaikan Sarana dan Prasarana
II. Kontak Personel/Instansi
Internal
a). Direktur PDAM
b). Kepala Teknik;
c). Kepala Bagian produksi.
Eksternal
a). Dinas PUPR Kabupaten/kota
b). Dinas PUPR Provinsi
c). Dinas Sumber Daya Air Kabupaten/kota
d). Dinas Sumber Daya Air Provinsi
e). Dewan Pengawas
Tujuan Menjamin Ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.
Ruang a). Mempersiapkan dengan pengaturan pintu air dan mengukur debit;
Lingkup b). Melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pintu air, mengatur pengaliran dengan
mengoperasikan pompa atau mengatur katup;
c). Mengawasi dengan memonitor kualitas air baku dan ketinggian muka air sungai di papan
duga;
d). Melakukan kegiatan pelaporan.
Referensi a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER/04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan;
e). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja;
f). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang
Alat Pelindung Diri.
Peralatan a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Berfungsi untuk penanganan kebakaran jika terjadi kebakaran kecil;
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari percikan air saat bekerja (misal
bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat);
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi sebagai alat pelindung dari kotoran yang
menempel pada pakaian dinas atau pakaian kantor.
Instruksi
Kerja Mulai
Tidak
Ya
B
A
A B
0)
;
1)
;
2)
;
3)
;
4) Memeriksa cadangan air yang ada di reservoir
distribusi;
5) Menyediakan sumber air alternatif (jika diperlukan)
untuk pelanggan, misalnya air kemasan, pengangkut
curah, tangki penyimpanan atau lainnya;
6)
;
7)
; dan
8)
.
Selesai
Keterangan :
Dibuat Disahkan
Oleh Oleh
Nama Nama
Jabatan Jabatan
Pengendalian
Kode Lokasi
Kode Risiko
Tindakan
Judul Program
Penyebab (Z)
Bahaya (XYZ
Kontaminasi
pelaksanaan
Pendukung
Komponen
SPAM (Y)
Aktivitas
Kejadian
Tujuan
Jadwal
(X)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] (8) (9) [10] (11) (12)
Pengendalian
Kode Lokasi
Kode Risiko
Tindakan
Judul Program
Penyebab (Z)
Bahaya (XYZ
Kontaminasi
pelaksanaan
Pendukung
Komponen
SPAM (Y)
Aktivitas
Kejadian
Tujuan
Jadwal
(X)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] (8) (9) [10] (11) (12)
(Z)
Pengendalian
Kode Lokasi
Kode Risiko
Tindakan
Judul Program
Penyebab (Z)
Bahaya (XYZ
Kontaminasi
pelaksanaan
Pendukung
Komponen
SPAM (Y)
Aktivitas
Kejadian
Tujuan
Jadwal
(X)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] (8) (9) [10] (11) (12)
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
Unit Distribusi Unit Distribusi
Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
Unit Distribusi Unit Distribusi
Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi
Koordinasi antara
Langsung, telepon,
penyedia air curah
2x / tahun Humas
- Humas BUMD
sms, email
dan penerima air (PDAM/Perumam)
curah
Penerima Air Curah
Kepuasan Manajer Pelayanan - Direksi
1x / tahun Kuesioner
Pelanggan dan Pemasangan - Dewan Pengawas
- Humas
Langsung, telepon,
Saat terjadi Manajer Pelayanan - Direksi
Keluhan Pelanggan sms, email media
keluhan dan Pemasangan - Dewan Pengawas
cetak, media elek
- Humas
SMS, Media cetak,
Gangguan Saat terjadi Manajer Pelayanan
pelayanan gangguan dan
- Manajer Pelayanan media
dan Pemasangan elektronik,
distribusi karena terencana Pemasaran, Humas
perbaikan teknis
- Humas surat/selebaran
Pengembangan Saat
jaringan perpipaan perencanaan Manager ASSET dan - Direksi Surat, media
dan bangunan dan Manager Pelaksana - Dewan Pengawas elektronik, Rapat
pendukung pelaksanaan - Perencanaan koordinasi
(koordinasi)
Pengembangan Saat
jaringan perpipaan perencanaan Humas (SM sekretaris - Direksi Surat, media
dan bangunan dan perusahaan) - Dewan Pengawas elektronik, Rapat
pendukung pelaksanaan - Perencanaan koordinasi
(sosialisasi)
Kebijakan dan - Direksi
Manajer Pemasaran Media cetak, media
Pemberitahu-an
Tiap 2 minggu Pelayanan dan Humas
- Dewan Pengawas
elektronik
dari PDAM - Pelanggan
- Vendor/rekanan