Disusun Oleh:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas dari mata kuliah Perancangan Utilitas Bangunan dan
Lingkungan dengan judul “Laporan Kunjungan ke Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Bandung”.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga laporan ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diadakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pengolaan air bersih di PDAM Kota Bandung?
2. Dari mana sumber-sumber air yang di kelola PDAM Kota Bandung?
3. Apa saja indikator-indikator yang di uji coba dalam proses pengolaan air bersih di
PDAM Kota Bandung?
A. Pengertian PDAM
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha
milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.
PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia.
PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi
dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.Perusahaan air
minum yang dikelola negara secara modern sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda
pada tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang
perusahaan air minum dinamai Suido Syo.
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari / tanggal : Rabu, 13 November 2019
Waktu : 08.00 – selesai
Tempat : Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Dago Pakar
B. Hasil Kegiatan
a. Profil PDAM
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit
usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat
umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh
Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air
bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun
legislatif daerah. PDAM Tirtawening merupakan Perusahaan Daerah Air
Minum yang berada di kota Bandung yang memiliki visi yaitu terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan air minum dan air limbah yang
berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan. Sedangkan misinya yaitu 1)
Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada seluruh masyarakat
melalui pelayanan air minum dan air limbah yang berwawasan lingkungan. 2)
Mewujudkan pengelolaan keuangan perusahaan secara mandiri melalui
pendapatan yang diperoleh dari masyarakat dan dikembalikan lagi kepada
masyarakat guna meningkatkan pelayanan dan penyediaan air minum maupun
sarana air limbah. 3) Meningkatkan pengolahan kualitas air minum dan air
limbah yang sesuai dengan standar kesehatan dan lingkungan. 4) Mewujudkan
penambahan cakupan pelayanan air minum dan air limbah yang disesuaikan
dengan pertambahan penduduk kota Bandung. Sumber air baku PDAM Kota
Bandung berasal dari 3 jenis sumber air baku yaitu:
1. Air Permukaan
Berasal dari:
Sungai Cisangkuy, debit yang diambil + 1400 l/dtk diolah di
Instalasi Pengolahan Badaksinga dari rencana ± 1800 l/dtk
Sungai Cikapundung, debit yang diambil + 840 l/dtk, 200 l/dtk
diolah di Instalasi Pengolahan Badaksinga, 600 l/dtl diolah di
Instalasi Pengolahan Dago Pakar dan 40 l/dtk diolah di Mini
Plant Dago Pakar
Sungai Cibeureum, debit yang diambil 40 l/dtk diolah di Mini
Treatment Cibeureum
Sungai Cipanjalu, debit yang diambil ± 20 l/dtk diolah di Mini
Treatment Cipanjalu
2. Mata Air
Sumber air ini diambil dari beberapa mata air di daerah Bandung
Utara dengan total debit 190 l/dtk dan diolah di Resevoir XI Ledeng.
Ada pun Mata Air-Mata Air tersebut adalah :
Mata air Cigentur I
Mata air Cigentur II
Mata air Ciliang
Mata Air Cilaki
Mata air Ciwangun
Mata air Cisalada I & II
Mata air Cicariuk
Mata air Cibadak
Mata air Cirateun
Mata air Cikendi
Mata air Ciasahan
Mata air Legok Baygon
Mata air Citalaga
Mata air Panyairan
Mata air Ciwangi
3. Air Tanah
Untuk pengolahan air baku yang berasal dari air tanah dalam
digunakan sistem aerasi, filtrasi dan desinfektan untuk membunuh
bakteri digunakan gaschlorkaporit. Kualitas air baku ini pada umumnya
memiliki kandungan Fe dan Mn diatas standar yang ditetapkan.
Air tanah ini sebagian dimanfaatkan untuk membantu daerah
yang tidak terjangkau oleh pelayanan dari Instalasi Induk PDAM.
Jumlah sumur air tanah dalam PDAM ada 32 buah dengan sistem
pendistribusian secara langsung ke konsumen dengan melalui proses.
C. Pembahasan
Di dalam Instalasi Pengolahan Air di Tirtawening Bandung, terdapat beberapa
bangunan atau alat-alat yang digunakan untuk proses pengolahan air, yaitu:
1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air
dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari
sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk
menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke
dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP –
Water Treatment Plant.
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
c. Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit
koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam
unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan
prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan
lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara
air dan lumpur.
d. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit
filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media
berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil
silica dengan ketebalan berbeda. Proses filtrasi adalah proses terakhir dari
pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi
berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum
masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
3. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air
masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa.
4. Pendistribusian
Pada tahap ini air langsung didistribusikan ke konsumen. Air bersih yang
dialirkan ke konsumen maksimal memiliki debit air 600 l/detik. Aliran debit air
bersih di hitung oleh flow meter yaitu alat untuk mengukur debit air bersih
yang keluar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan