Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KUNJUNGAN KE PERUSAHAAN DAERAH

AIR MINUM KOTA BANDUNG


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perancangan Utilitas Bangunan dan
Lingkungan yang diampu oleh Dra. Rr. Tjahyani Busono, M.T.

Disusun Oleh:

1. Dilla Dwi Putri (1800146)


2. Raisa Putri Herjayanti (1801995)
3. Zain Hasbi Ashidiq (1803984)
4. Rafa Zahira Mutoharoh (1804185)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas dari mata kuliah Perancangan Utilitas Bangunan dan
Lingkungan dengan judul “Laporan Kunjungan ke Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Bandung”.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga laporan ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, November 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan
Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) berdasarkan peraturan Daerah (Perda) Kotamadya Bandung Nomor
7/PD/1974 jo Perda Nomor 22/1981 jo Perda Nomor 08/1987 yang telah diubah untuk
terakhir kalinya dengan Perda nomor 15 Tahun 2009, dengan perkembangan organisasi
sebagai berikut:
 Tahun 1916 – 1928 : Stadgemente Water Leiding Bandung
 Tahun 1928 – 1943 : Technische Ambtenaar
 Tahun 1943 – 1945 : Sui Doko
 Tahun 1945 – 1954 : Perusahaan Air
 Tahun 1953 – 1965 : Dinas Perusahaan Bagian B (DPB)
 Tahun 1965 – 1974 : Dinas Teknik Penyehatan (DTP)
 Tahun 1974 : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung
 Tahun 1987 : Pengelolaan Air Kotor masuk ke dalam PDAM
 Tahun 2009 – Sekarang : PDAM Kota Bandung berganti nama menjadi Perusahaan
Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung
Pada tahun 1978 sampai dengan tahun 1985 untuk meningkatkan debit air,
mulai dilaksanakan fisik Pengembangan Air Minum Tahap I atau BAWS I, dengan
membuat Sumur Artesis sepanjang jalan kereta api. Tahun 1985 sampai dengan 1991
membangun Mini Plant Cibeureum dengan air bakunya dari Sungai Cibeureum, Mini
Plant Pakar, air bakunya dari Sungai Cikapundung dan membangun Intake Siliwangi
serta pembangunan saluran air kotor sepanjang 176,30 km. Dengan pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi, maka masalah-masalah sanitasi lingkungan merupakan
masalah yang cukup penting untuk diperhatikan, diantaranya masalah pembuangan air
kotor. Pada tahun 1978 - 1979 Pemerintah Kota Bandung melaksanakan studi
"Bandung Urban Development and Sanatary" yang mengusulkan strategi penanganan
pengembangan Divisi Air Kotor Kota Bandung. Pada tahun 1979 - 1994 Pemerintah
Kota Bandung melalui "Bandung Urban Development Project (BUDP)" tahap I dan II
memperoleh bantuan dana dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan penyertaan modal
dari Pemerintah untuk membangun sarana air limbah dan Instalasi Pengolahan
Pengolahan Air Limbah. Sarana air limbah yang dibangun berupa jaringan perpipaan
air limbah yang berada di daerah berpenduduk padat yaitu Bandung Barat, Bandung
Timur dan Bandung Tengah-Selatan, sedangkan Instalasi Pengolahan Air Kotor
dibangun di Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diadakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pengolaan air bersih di PDAM Kota Bandung?
2. Dari mana sumber-sumber air yang di kelola PDAM Kota Bandung?
3. Apa saja indikator-indikator yang di uji coba dalam proses pengolaan air bersih di
PDAM Kota Bandung?

C. Tujuan Penulisan Laporan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat diadakan tujuan penulisan
makalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara pengolaan air bersih di PDAM Kota Bandung
2. Untuk mengetahui dari mana sumber-sumber air yang di kelola PDAM Kota
Bandung
3. Untuk mengetahui indikator-indikator yang di uji coba dalam proses pengolaan
air bersih di PDAM Kota Bandung
BAB II
TUJUAN PUSTAKA

A. Pengertian PDAM
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha
milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.
PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia.
PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi
dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.Perusahaan air
minum yang dikelola negara secara modern sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda
pada tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang
perusahaan air minum dinamai Suido Syo.

B. Pengertian Air Minum


Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).

C. Syarat dan Kualitas Air Minum


Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum, dimana
persyaratan yang dimaksud adalah dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik,
kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek
samping (Ketentuan Permenkes No.492 TAHUN 2010 Tentang Persyaratan Kualitas
Air minum). Persyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan terhadap sistem
distribusi air bersih dari instalasi air bersih sampai pada konsumen. Alasan kesehatan
dan teknis yang mendasari penentuan standar kualitas air minum adalah efek-efek dari
setiap parameter jika melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian standar kualitas
air minum adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan
pertimbangan nonteknis, misalnya kondisi sosial-ekonomi, target atau tingkat kualitas
produksi, tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia. Sedangkan kriteria
air merupakan putusan ilmiah yang mengekspresikan hubungan dosis dan respon efek,
yang diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja unsur-unsur pengotor mencapai atau
melebihi batas maksimum yang ditetapkan, dalam waktu tertentu. Berdasarkan
Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakan antara kualitas air bersih
dan air minum adalah standar kualitas setiap parameterfisik, kimia, biologis, dan
radiologis maksimum yang diperbolehkan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari / tanggal : Rabu, 13 November 2019
Waktu : 08.00 – selesai
Tempat : Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Dago Pakar

B. Hasil Kegiatan
a. Profil PDAM
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit
usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat
umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh
Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air
bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun
legislatif daerah. PDAM Tirtawening merupakan Perusahaan Daerah Air
Minum yang berada di kota Bandung yang memiliki visi yaitu terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan air minum dan air limbah yang
berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan. Sedangkan misinya yaitu 1)
Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada seluruh masyarakat
melalui pelayanan air minum dan air limbah yang berwawasan lingkungan. 2)
Mewujudkan pengelolaan keuangan perusahaan secara mandiri melalui
pendapatan yang diperoleh dari masyarakat dan dikembalikan lagi kepada
masyarakat guna meningkatkan pelayanan dan penyediaan air minum maupun
sarana air limbah. 3) Meningkatkan pengolahan kualitas air minum dan air
limbah yang sesuai dengan standar kesehatan dan lingkungan. 4) Mewujudkan
penambahan cakupan pelayanan air minum dan air limbah yang disesuaikan
dengan pertambahan penduduk kota Bandung. Sumber air baku PDAM Kota
Bandung berasal dari 3 jenis sumber air baku yaitu:
1. Air Permukaan
Berasal dari:
 Sungai Cisangkuy, debit yang diambil + 1400 l/dtk diolah di
Instalasi Pengolahan Badaksinga dari rencana ± 1800 l/dtk
 Sungai Cikapundung, debit yang diambil + 840 l/dtk, 200 l/dtk
diolah di Instalasi Pengolahan Badaksinga, 600 l/dtl diolah di
Instalasi Pengolahan Dago Pakar dan 40 l/dtk diolah di Mini
Plant Dago Pakar
 Sungai Cibeureum, debit yang diambil 40 l/dtk diolah di Mini
Treatment Cibeureum
 Sungai Cipanjalu, debit yang diambil ± 20 l/dtk diolah di Mini
Treatment Cipanjalu

2. Mata Air
Sumber air ini diambil dari beberapa mata air di daerah Bandung
Utara dengan total debit 190 l/dtk dan diolah di Resevoir XI Ledeng.
Ada pun Mata Air-Mata Air tersebut adalah :
 Mata air Cigentur I
 Mata air Cigentur II
 Mata air Ciliang
 Mata Air Cilaki
 Mata air Ciwangun
 Mata air Cisalada I & II
 Mata air Cicariuk
 Mata air Cibadak
 Mata air Cirateun
 Mata air Cikendi
 Mata air Ciasahan
 Mata air Legok Baygon
 Mata air Citalaga
 Mata air Panyairan
 Mata air Ciwangi
3. Air Tanah
Untuk pengolahan air baku yang berasal dari air tanah dalam
digunakan sistem aerasi, filtrasi dan desinfektan untuk membunuh
bakteri digunakan gaschlorkaporit. Kualitas air baku ini pada umumnya
memiliki kandungan Fe dan Mn diatas standar yang ditetapkan.
Air tanah ini sebagian dimanfaatkan untuk membantu daerah
yang tidak terjangkau oleh pelayanan dari Instalasi Induk PDAM.
Jumlah sumur air tanah dalam PDAM ada 32 buah dengan sistem
pendistribusian secara langsung ke konsumen dengan melalui proses.

C. Pembahasan
Di dalam Instalasi Pengolahan Air di Tirtawening Bandung, terdapat beberapa
bangunan atau alat-alat yang digunakan untuk proses pengolahan air, yaitu:
1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air
dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari
sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk
menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke
dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP –
Water Treatment Plant.

2. Water Treatment Plant


Water Treatment Plant atau lebih populer dengan singkatan WTP adalah
bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu
: bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada
proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada
dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan
berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel
koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun
dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang
pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic
jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.

b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

c. Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit
koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam
unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan
prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan
lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara
air dan lumpur.

d. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit
filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media
berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil
silica dengan ketebalan berbeda. Proses filtrasi adalah proses terakhir dari
pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi
berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum
masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

3. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air
masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa.

4. Pendistribusian
Pada tahap ini air langsung didistribusikan ke konsumen. Air bersih yang
dialirkan ke konsumen maksimal memiliki debit air 600 l/detik. Aliran debit air
bersih di hitung oleh flow meter yaitu alat untuk mengukur debit air bersih
yang keluar.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi kesimpulan dari hasil kunjungan kami ke PDAM Tirtawening adalah


bahwa air dari sumber mata air mengalir ke bangunan intake untuk dibersihkan dari
sampah dan benda-benda asing lainnya sebelum dialirkan lagi ke WTP atau Water
Treatment Plant. Di WTP sendiri terjadi beberapa proses agar air dari suber mata air
dapat menjadi air bersih. Proses pertama adalah koagulasi atau destabilisasi partikel
koloid pada air kotor, lalu dilanjut dengan proses flokulasi dengan pengadukan lambat
untuk membentuk dan membesarkan flow. Air lalu melalui proses sedimentasi agar
partikel koloid dari proses sebelumnya diendapkan dan terpisah dari air sampai
akhirnya air melalui proses filtrasi atau penyaringan menggunakan kerikil silica. Air
yang telah melalui empat proses di WTP tadi lalu ditampung di reservoir sebelum
akhirnya didistribusikan ke rumah-rumah.

B. Kritik dan Saran


Peralatan terlihat kurang terawat dan tabung gas chlorine juga sudah melewati masa
kadaluarsa 2018 dan banyak tempat kurang diperhatikan kerapihan dan kebersihannya.
Peralatan dan bangunan di sekitar PDAM sebaiknya dilakukan perawatan dan
pembersihan sehingga tidak ada tempat yang kotor ataupun terdapat genangan air. Jika
peralatan sudah melewati masa kadaluarsa sebaiknya segera diganti dengan peralatan
yang baru.
DAFTAR PUSTAKA

PDAM Kota Bandung. Sumber Air Baku. https://pambdg.co.id/sumber-air-baku/. Diakses


pada tanggal 18 November 2019.

Putri, Dhevi. Gambaran Umum Perusahaan.


https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/704/jbptunikompp-gdl-dheviputri-35157-5-unikom_d-
i.pdf. Diakses pada tanggal 18 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai