Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TUGAS AKHIR

SISTEM MONITORING PENGOLAHAN AIR BERSIH DI


PDAM KOTA PADANG TERINTEGRASI MOBILE APP DAN
WEBSITE BERBASIS IOT

RAHMAD NOVAN NURHADI


2111019007

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2022
HALAMAN PENGESAHAN

SISTEM MONITORING PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA


PADANG TERINTEGRASI MOBILE APP DAN WEBSITE BERBASIS IOT

Oleh:

RAHMAD NOVAN NURHADI

2111019007

Disetujui/disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

DOSEN 1 DOSEN 2
NIDN. NIP.

Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Program Studi DIV Elektronika


Politeknik Negeri Padang Politeknik Negeri Padang

Rikki Vitria, SST.,M.Sc Eng Efrizon, ST.,M.T


NIP. 19761019 200212 1 002 NIP. 19670425 199303 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Proposal Tugas Akhir. Shalawat beserta salam tidak lupa

penulis kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat

manusia dari zaman kebodohan hingga menuju zaman yang berilmu pengetahuan

dan teknologi yang dilandasi Iman dan Taqwa.

Proposal ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat pengusulan judul

tugas akhir dimana setiap mahasiswa yang akan membuat tugas akhir diharuskan

mengajukan proposal. Adapun judul dari proposal yang penulis buat yaitu “Sistem

Monitoring Pengolahan Air Bersih Di Pdam Kota Padang Terintegrasi Mobile App

Dan Website Berbasis Iot ”.

Menyadari keterbatasan yang ada, tentu masih banyak kekurangan yang

terdapat pada proposal ini. Namun demikian, penulis telah berusaha semaksimal

mungkin menguraikan secara singkat tentang alat yang akan dibuat.

Padang, Mei 2022

Penulis,

Rahmad Novan Nurhadi


2111019007

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI1 ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................5

BAB III PERANCANGAN ALAT .............................................................18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan bagian kebutuhan pokok manusia yang banyak digunakan untuk

memenuhi aktivitas sehari - hari seperti minum, mandi, mencuci dan lain sebagainya.

Di perkotaan, pelayanan jasa air bersih umumnya diselenggarakan oleh pemerintah

melalui PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Air yang disalurkan oleh PDAM ke

rumah - rumah penduduk biasanya berasal dari pegunungan yang mengalir ke sungai

kemudian di tampung terlebih dahulu di bak - bak penampungan (reservoir) kemudian

di saring dan di distribusikan ke rumah - rumah pelanggan [1].

Dewasa ini, masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air yang mampu

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan kualitas air untuk menjamin

hal tersebut kini sudah amat parah. Banyak industri - industri yang mencemari daerah

tangkapan air baik itu sungai dan air bawah tanah. Meningkatnya penebangan pohon

- pohon di hutan menjadi faktor sebab terjadinya penurunan kualitas sumber daya air.

Peningkatan kuantitas air merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena

semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat

kebutuhan air dari masyarakat tersebut [2]. Untuk keperluan minum sendiri

dibutuhkan air rata - rata 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan akan

air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan 60 liter/hari. Jadi,

bagi negara yang sudah maju kebutuhan air pasti lebih besar dari kebutuhan negara -

negara yang sedang berkembang [3].

Akibat penurunan kualitas air tanah, menyebabkan banyak masyarakat yang

beralih menggunakan air PAM untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Meskipun

1
demikian PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) belum mampu melayani kebutuhan

air bersih untuk seluruh masyarakat, masih banyak dijumpai fakta di lapangan bahwa

kadar air yang di salurkan PAM (Perusahaan Air Minum) mengalami pencemaran baik

bersifat kimiawi, bakteriologis maupun fisiologis. Secara fisiologis parameter yang

dapat dijumpai dengan terjadinya perubahan warna, bau, rasa, suhu dan kekeruhan.

Kekeruhan merupakan sifat optik dari suatu larutan yang menyebabkan cahaya

yang melaluinya terabsorbsi dan terbias. Air akan dikatakan keruh apabila air tersebut

mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi, sehingga memberikan

warna atau rupa yang berlumpur dan kotor [4]. Air keruh yang tidak tembus pandang

menyatakan bahwa air tersebut memiliki tingkat kekeruhan yang sangat tinggi

sedangkan air yang tembus pandang memiliki kekeruhan yang rendah. Bahan bahan

yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, pasir halus dan bahan-

bahan organik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492

tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yang aman bagi kesehatan adalah

air minum yang apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan

radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Dalam

peraturan ini disebutkan bahwa kadar maksimal kekeruhan air yang baik untuk

dikonsumsi adalah 5 NTU. Tingkat kekeruhan air dapat diukur dengan menggunakan

turbidimeter. Lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air bersih

menggunakan air sungai atau sumur bor sebagai sumber air olahan. Seperti perusahaan

daerah air minum Kota Padang, beberapa lokasi pengolahan menggunakan air sungai

sebagai sumber air olahan. Penggunaan air sungai sebagai sumber air olahan

sebenarnya tidak masalah selagi dilakukan proses pengolahan sehingga semua

parameter yang disyaratkan terpenuhi sesuai dengan aturan yang berlaku. Seperti

diketahui air sungai yang digunakan sebagai sumber air olahan sangat berpotensi untuk

2
tercemar. Proses monitoring secara berkala perlu dilakukan terhadap sumber air olahan

untuk mendapatkan kondisi air yang aman untuk dikonsumsi, termasuk dalam hal ini

tingkat kekeruhan air. Tingkat kekeruhan air yang tinggi akan merugikan pada sektor

penyediaan air bersih yang bersumber dari air permukaan sehingga meningkatkan

biaya pengolahan (Suripin, 2002). Berdasarkan survei yang pernah dilakukan pada

instalasi pengolahan air minum daerah Gunung Pangilun Kota Padang, operator

PDAM mendeteksi kekeruhan air setiap satu jam sekali atau setelah hujan turun.

Tingkat kekeruhan air ini diamati dengan cara mengambil sampel air pada reservoir

yang berasal dari sungai dan mengamatinya di laboratorium. Air dengan tingkat

kekeruhan di atas ambang tertentu akan diberi perlakuan sebelum disalurkan ke

rumah-rumah penduduk. Beberapa penelitian tentang pengukuran tingkat kekeruhan

air telah dilakukan. Pada tahun 2013 Filemon dkk. membuat alat ukur tingkat

kekeruhan air dengan sensor LDR dengan motode perbandingan dua sampel air. Satu

sensor digunakan sebagai pembanding untuk sampel air standar sedangkan sensor

yang lain digunakan sebagai sensor untuk menguji sampel air uji. Pengujian ini kurang

efisien dan efektif karena alat ukur yang dihasilkan harus menggunakan dua sensor,

hasil yang didapatkan masih dalam bentuk persentase perbandingan dan pengujian

dilakukan tidak pada lokasi sumber air. Pada tahun 2013 Nuzula dkk. juga membuat

sebuah alat ukur kekeruhan air dengan menggunakan sensor fotodioda. Sensor

fotodioda dan LED diletakkan sejajar membentuk sudut 180o dalam sebuah wadah

sebagai tempat sampel. Alat yang dihasilkan mampu melakukan pengukuran dengan

rentang dari 0 hingga 200 NTU. Somasundaram dkk. pada tahun 2013 juga merancang

sebuah turbidimeter dengan menggunakan sensor LDR. Alat yang dihasilkan dapat

melakukan pengukuran pada batas pengukuran dengan nilai referensi tertentu bukan

pada suatu rentang pengukuran. Penelitian sejenis juga telah dilakukan oleh Yi Hu

3
dkk. pada tahun 2014 dengan menggunakan sensor fotodioda. Alat yang dirancang

dapat dioperasikan secara in-situ dan memiliki rentang pengukuran 0 hingga 25 FTU.

Saat ini di pasaran tersedia sensor kekeruhan TSD-10 yang mampu mengindera tingkat

kekeruhan air dengan rentang pengukuran yang cukup besar yaitu dari 0 hingga 4000

NTU. Penggunaan sensor dengan rentang pengukuran seperti ini tentu sangat

bermanfaat terutama bagi stasiun pengolahan air bersih di daerah dan kota-kota besar.

Hal ini mengingat kebanyakan instalasi pengolahan air bersih di daerah-daerah

ataupun kota-kota besar menggunakan air sungai sebagai sumber air olahan. Seperti

diketahui air sungai saat ini tidak lagi bersih dan sudah tercemar dengan tingkat

kekeruhan yang sangat tinggi sampai 1000 NTU dan bahkan lebih.

Oleh karena itu perlu dibuat sebuah alat secara elektronik yang berjudul “Sistem

Monitoring Pengolahan Air Bersih Di Pdam Kota Padang Terintegrasi Mobile App

Dan Website Berbasis Iot”, yang dapat memantau tingkat kekeruhan air baku sungai

yang masuk ke unit satuan pengolahan air minum, guna memastikan kualitas air yang

diterima pelanggan dalam keadaan layak konsumsi dan digunakan untuk kegiatan

sehari-hari. Dan juga alat yang mampu memonitoring level kapasitas reservoir yang

berguna untuk memantau level air pada bak penampung air minum sebelum di

distribusikan ke rumah warga agar tidak overflow dan air yang ditampung tidak

terbuang sia-sia.

1.2 Tujuan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai tujuan dilakukannya proyek akhir ini.

Deskripsi tujuan meliputi penjelasan tujuan secara umum dan khusus.

4
1.2.1 Tujuan Umum

Sebagai persyaratan akademis untuk menyelesaikan studi pada program

studi D4 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Padang.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang dan membuat konstruksi alat monitoring sistem pengolahan air di

PDAM kota Padang

2. Membuat sistem kontrol menggunakan Arduino untuk memonitoring tingkat

kekeruhan air dan memonitoring level air pada bak penampung (reservoir)

3. Membuat desain interface aplikasi pada smartphone menggunakan Kodular.io

4. Membuat desain website dan database untuk menampilkan grafik monitoring

sistem menggunakan bahasa pemograman PHP dan CSS, dan database

menggunakan PhpMyAdmin.

5. Mengirimkan data secara nirkabel untuk menampilkan data sensor dan

memonitoring keadaan secara real-time menggunakan sistem IOT.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dibuat rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana cara merancang dan membuat konstruksi alat monitoring sistem

pengolahan air di PDAM kota Padang?

2. Bagaimana cara membuat sistem kontrol menggunakan Arduino, untuk

memonitoring tingkat kekeruhan air dan level bak penampung (reservoir)?

5
3. Bagaimana cara membuat desain interface aplikasi pada smartphone?

4. Bagaimana cara membuat website untuk menampilkan grafik nilai sensor?

5. Bagaimana cara mengirimkan data secara nirkabel untuk menampilkan data

dan nilai sensor?

1.4 Batasan Masalah

Untuk memperjelas arah pembahasan dari tugas akhir ini, maka diberikan

batasan masalah sebagai berikut:

1. Alat monitoring sistem pengolahan air minum pada PDAM kota Padang ini

tidak melakukan pengolahan air secara otomatis, namun hanya melakukan

monitoring saat terjadi perubahan kekeruhan air.

2. Alat monitoring level air bak penampung (reservoir) ini, tidak melakukan

kontrol otomatis saat terjadi overflow pada bak penampung, namun hanya

sebagai monitoring yang akan dikirimkan kepada operator, sehingga operator

yang bertindak untuk mengontrol laju air secara manual pada unit pengolahan.

1.5 Sistem Penulisan

Sistem penulisan pada buku proyek akhir meliputi:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan secara spesifik yang meliputi latar belakang, tujuan proyek

akhir, perumusan masalah, batasan masalah, metodologi, dan sistematika

pembahasan.

BAB II : STUDI PUSTAKA

Pada bab ini mendeskripsikan tentang teori – teori yang mendukung pembuatan

proyek akhir berdasarkan teori dan penelitian yang telah ada.

6
BAB III : PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

Pada bab ini menjelaskan tahapan – tahapan dalam pembuatan hardware dan

software untuk merealisasikan system yang telah dibuat pada proyek akhir ini.

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN PENGUJIAN

Pada bab ini menunjukkan dan menjelaskan hasil pengujian program yang telah

dibuat dan melakukan Analisa terhadap hasil uji coba.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari hasil Analisa

pengujian yang telah didapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini berisi mengenai referensi – referensi yang digunakan sebagai acuan

dan penunjang serta parameter untuk mendukung penyelesaian proyek akhir ini baik

secara praktis maupun teoritis.

LAMPIRAN

Pada bagian ini berisikan gambar – gambar pendukung yang tidak dapat diletakkan

pada bagian – bagian sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai