Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Tidak ada senyawa lain yang dapat melakukan fungsi penting ini seperti air.
Hampir semua aktivitas manusia membutuhkan air, seperti mandi, membersihkan rumah,
menyiapkan makanan dan minuman, dan banyak lagi. (Achmad, 2004)

Sebagian besar kebutuhan air sehari-hari berasal dari air tanah dan sungai, air dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) serta bahan baku dari sungai, sehingga sungai
sebagai sumber air harus dijaga kuantitas dan kualitasnya. (Achmad, 2004)

Tangki air merupakan salah satu peralatan penting yang dimiliki oleh hampir setiap
masyarakat dan instansi sebagai tempat penyimpanan air bersih untuk kebutuhan hidup
sehari-hari. Reservoir atau sumur bawah tanah membutuhkan pompa untuk mendistribusikan
air untuk berbagai kegunaan. Sedangkan tangki air rooftop/menara membutuhkan pompa
sebagai sarana pengisian air dan dalam proses pendistribusiannya menggunakan energi
gravitasi untuk mensirkulasikan air ke beberapa kegunaan, sehingga tangki air di atas
diutamakan untuk digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan seperti
pemadaman listrik. Tangki air dan pompa adalah dua perangkat yang tidak terpisahkan dalam
jaringan sistem pasokan air domestik.

Sistem monitoring adalah sistem yang sangat diperlukan dalam suatu aplikasi. Sistem
monitoring disini berperan sebagai penyedia data yang akan diproses lebih lanjut setelah
mengirimkan data dari sistem monitoring. Kedalaman air adalah level air atau ketinggian air
pada suatu tempat. Sedangkan kekeruhan air adalah kondisi berkurangnya kejernihan suatu
cairan akibat adanya zat lain.

Menurut penelitian yang berjudul Perancangan Sistem Pengawasan Tingkat Kekeruhan


Air Secara Real-Time Menggunakan Sensor TSD-10, tegangan keluaran pengujian akan
berkurang seiring dengan meningkatnya tingkat kekeruhan air. Penggunaannya karena
kekeruhan air meningkatkan intensitas cahaya yang diterima oleh fototransistor. Sensor
kekeruhan (TSD-10) menggunakan larutan cairan optik untuk transmisi cahaya dan penilaian
kekeruhan keseluruhan, dengan sensitivitas karakteristik penginderaan 2 mV/NTU. (Faisal,
Harmadi, and Puryanti 2016)
Berdasarkan Pernyataan di atas, diangkatlah penelitian yang berjudul “Rancang
Bangun Monitoring Kekeruhan Air Menggunakan Turbidity Sensor Berbasis Internet of
things”

1.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya permasalahan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut:

1. Bagaimana proses dan tahapan perancangan alat pendeteksi kekeruhan air


menggunakan turbidity sensor berbasis internet of things.
2. Bagaimana cara mengetahui dan mendeteksi tingkat kualitas air menggunakan
sensor turbidity berbasis internet of things.

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tujuan yang ingin penulis capai, diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Mengetahui proses dan tahapan perancangan alat pendeteksi kekeruhan air


menggunakan turbidity sensor berbasis internet of things.
2. Mengetahui tingkat kualitas air menggunakan sensor turbidity berbasis internet of
things.
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari pembahasan ini adalah :

1. Ilmu yang didapat dalam perkuliahan dapat diterapkan kepada mahasiswa dan
masyarakat khususnya pemilik urat dalam negeri.
2. Membuat alat yang membantu manusia mengukur kekeruhan air.

1.5 Batasan Masalah

Karena luasnya cakupan rancang bangun monitoring kekeruhan air berbasis sensor
kekeruhan ini berbasis internet of things, penulis mendefinisikan batasan masalah untuk
didiskusikan mungkin tidak dimungkinkan nanti, batasan masalah tersebut antara lain :

1. Pembacaan sensor hanya dapat dibaca di tempat yang cerah dan tidak berada di
tempat gelap.
2. Sensor yang digunakan menggunakan turbidity sensor.
3. Pembacaan sensor jika dilakukan di bawah sinar matahari dan di minim cahaya
pembacaan sensor tidak beraturan atau tidak normal.
4. Perancangan hanya sebatas monitoring kekeruhan air menggunakan tangki air
sebagai pengujian.

Anda mungkin juga menyukai