Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Nama : Aditya Mahesa Danaswara


NIM : M0817077

Judul Artikel Sistem Monitoring Kualitas Kekeruhan Air Berbasis Internet Of Thing

Nama Jurnal Jurnal Fasilkom

Tanggal Review 1 Juli 2023

Volume dan Halaman Volume 11, No. 2, Halaman 87-90

Tahun Terbit 2021

Penulis Tito Rikanto, Arita Witanti

Reviewer Aditya Mahesa Danaswara

Tanggal Terbit Desember 2021

ISSN 2089-3353

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan
mengimplementasikan sistem monitoring kualitas air berbasis IoT
menggunakan sensor LDR dan NodeMCU ESP8266, serta aplikasi
Telegram Messenger sebagai antarmuka pengguna. Sistem ini bertujuan
untuk memberikan informasi secara real-time tentang kualitas air, terutama
kekeruhan air, sehingga dapat digunakan untuk monitoring dan
pengendalian kualitas air dari jarak jauh
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode waterflow,
yang melibatkan pemantauan nilai pH dan tingkat kekeruhan air di kolam
katak menggunakan sensor. Penelitian ini juga mencakup perancangan
sistem kontrol air secara real-time menggunakan sensor LDR. Sensor
LDR ini dikarakterisasi untuk menentukan responsnya terhadap tingkat
kekeruhan air yang berbeda, dan digunakan sebagai dasar untuk
merancang sistem deteksi kekeruhan air. Selain itu, penelitian sebelumnya
digunakan sebagai referensi untuk merancang sistem pemantauan
kekeruhan air menggunakan sensor kekeruhan DFRobot SEN0189. Sensor
DFRobot SEN0189 mampu mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang
disebabkan oleh partikel terlarut dalam air.
Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah pengembangan sistem pemantauan kualitas air
menggunakan teknologi IoT dan berbagai sensor, seperti sensor LDR dan
sensor kekeruhan pada 30 sampel air berbeda.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemantauan kualitas air
berbasis IoT menggunakan sensor LDR dan sensor kekeruhan dapat
memberikan hasil yang akurat dan real-time. Pengujian sistem ini
dilakukan dengan menggunakan sampel air dengan berbagai kondisi, dan
hasilnya menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik antara hasil
pengukuran dengan standar kualitas air yang ditetapkan. Selain itu,
karakterisasi sensor LDR juga dilakukan untuk mengukur tingkat
kekeruhan air, dan hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
kekeruhan air, semakin rendah intensitas cahaya yang terukur.

Dalam penelitian ini, juga dilakukan penggunaan sensor DFRobot


SEN0189 untuk memantau kekeruhan air. Sensor ini mampu mendeteksi
perubahan intensitas cahaya yang disebabkan oleh partikel-partikel dalam
air.

Dengan adanya pengembangan sistem pemantauan kualitas air berbasis


IoT dan penggunaan berbagai sensor, diharapkan dapat meningkatkan
pemantauan dan pengendalian kualitas air secara efektif dan efisien.
Sistem ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemantauan
kualitas air pada kolam ternak, bak penampungan air, dan lain sebagainya.

Kesimpulan Kesimpulan berdasarkan penelitian dan hasil uji sistem monitoring


kualitas kekeruhan air diantaranya adalah Arduino UNO digunakan
sebagai alat kontrol elektronik dan ESP8266 sebagai penerima perintah
dari Bot Telegram dan mengirimkannya ke Arduino UNO untuk
mengaktifkan relay didapatkan error sebesar 0%. Berdasarkan hasil
perhitungan, dapat disimpulkan bahwa modul dapat berjalan dengan baik
desngan tingkat akurasi mencakup 96,67%. Penelitian ini didasarkan pada
pembacaan intensitas cahaya oleh LDR. Semakin tinggi nilai LDR,maka
air keruh. Jika nilai LDR rendah, maka air jernih

Kelebihan Jurnal Kelebihan jurnal ini adalah:


1. Jurnal ini menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) dalam
pengembangan sistem pemantauan kualitas air. Hal ini memungkinkan
pemantauan yang akurat dan real-time.
2. Jurnal ini menggunakan berbagai jenis sensor, seperti sensor LDR dan
sensor kekeruhan (turbidity sensor), untuk memantau kualitas air.
Penggunaan sensor-sensor ini memungkinkan pengukuran yang lebih
komprehensif dan akurat.
3. Jurnal ini melakukan pengujian dan karakterisasi sensor-sensor yang
digunakan. Hal ini penting untuk memastikan keakuratan dan keandalan
sensor dalam mengukur kualitas air.
4. Jurnal ini juga mencakup aplikasi praktis dari sistem pemantauan
kualitas air berbasis IoT. Contohnya, pemantauan kualitas air pada kolam
ternak dan pengendalian tingkat air secara real-time.
5. Jurnal ini memberikan hasil penelitian yang relevan terkait dengan
pengembangan sistem pemantauan kualitas air. Misalnya, hasil pengujian
yang menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik antara hasil pengukuran
dengan standar kualitas air yang ditetapkan.
Kelemahan Jurnal Kekurangan dari jurnal tesebut adalah:
1. Tidak ada penjelasan yang memadai mengenai kelemahan atau
keterbatasan dari sensor-sensor yang digunakan dalam penelitian.
Misalnya, tidak ada diskusi tentang potensi ketidakakuratan atau
ketidakandalan sensor-sensor tersebut.
2. Tidak ada analisis mendalam mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran atau pemantauan kualitas air. Misalnya,
tidak ada pembahasan tentang pengaruh suhu, kelembaban, atau faktor
lingkungan lainnya terhadap kinerja sensor-sensor tersebut.
3. Tidak ada perbandingan atau evaluasi terhadap metode atau teknologi
lain yang digunakan dalam pemantauan kualitas air. Misalnya, tidak ada
perbandingan antara sensor-sensor yang digunakan dengan sensor-sensor
lain yang tersedia di pasaran.
4. Tidak ada diskusi mengenai potensi kesalahan atau bias dalam
pengambilan data atau analisis yang dilakukan dalam penelitian. Misalnya,
tidak ada pembahasan tentang metode kalibrasi atau validasi yang
digunakan untuk memastikan keakuratan hasil pengukuran.
Sitasi

Era revolusi industri pada saat ini sudah masuk pada era manufaktur yang saling terhubung secara
digital dengan berbagai macam teknologi dengan tren otomatisasi dimana industri berfokus pada
konektivitas antara manusia mesin dan data yang kini sering juga disebut dengan Internet of Things.
Tujuan dari penggunaan konsep Internet of Thing dalam sistem Monitoring Kualitas Kekeruhan Air
adalah untuk memudahkan masyarakat mengendalikan dan memantau kualitas air dari jarak jauh (Rikanto
dan Witanti, 2021). Kata kekeruhan biasanya digunakan untuk menjelaskan konsentrasi sedimen
tersuspensi, dan biasanya kekeruhan digunakan sebagai alat untuk menunjukan adanya gangguan
lingkungan (Bright et al., 2020). Kekeruhan biasanya disebabkan oleh pertikel tersuspensi yang ada
dalam air. Air yang baik adalah air yang jernih dan tidak keruh, menurut Permenkes batas minimal
kekeruhan air yang baik untuk minum adalah 5 skala NTU (Rohim, 2020)

Daftar Pustaka

Bright, C., S. Mager, and S. Horton. 2020. Response of Nephelometric Turbidity to Hydrodynamic
Particle Size of Fine Suspended Sediment. International Journal of Sediment Research. 35(5):
444-454.

Rikanto, T., dan A. Witanti. 2021. Sistem Monitoring Kualitas Kekeruhan Air Berbasis Internet Of
Thing. Jurnal Fasilkom. 11(2): 87-90.

Rohim, I. M. 2020. Buku Teknologi Tepat Guna Pengolahan Air. Pasuruan : Qiara Media Partner.

Anda mungkin juga menyukai