Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan hal terpenting penunjang kehidupan. Segala aspek kegiatan memerlukan air
sebagai bahan pokok dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu tubuh makhluk
hidup sebagian besar adalah air sehingga tubuh sangat bergantung dengan air.Air di bumi sangat
melimpah, hal ini dapat dilihat dengan begitu luas lingkungan perairan di bumi dan lebih dari
98% air yang ada di bumi terdapat di bawah permukaan tanah di bawah pori-pori batuan.
Air yang letaknya berada di bawah permukaan tanah biasa disebut dengan air tanah biasa
disebut dengan air tanah. Contoh air tanah seperti sumur bor, sumur gali dan sumur patek. Selain
air tanah, juga air permukaan. Air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan
tanah misalnya, danau dan sungai. Kehidupan makhluk hidup bergantung dengan pasokan air
yang berada di atas maupun di bawah permukaan tanah. Jika air tersebut terkontaminasi dengan
zat-zat berbahaya maka proses kehidupan serta berbagai kegiatan akan terganggu.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan titik sampling air permukaan berdasarkan pengukuran debit
aliran.
2. Mahasiswa dapat memahami metode pengambilan dan pengawetan sampel air permukaan.
3. Mahasiswa dapat memahami pengukuran parameter kualitas air yang dilakukan langsung
di lapangan

1.3 Tinjauan Pustaka

Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah atau di mata air, sungai, danau,lahan
basah, atau laut. Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau air atmosfer. Air
permukaan secara alami terisi melalui presipitasi dan secara alami berkurang melalui
penguapan dan rembesan ke bawah permukaan sehingga menjadi air bawah tanah. Meskipun ada
sumber lainnya untuk air bawah tanah, yakni air jebak dan air magma, presipitasi merupakan
faktor utama dan air bawah tanah yang berasal dari proses ini disebut air meteor. Air permukaan
merupakan sumber terbesar untuk air bersih (Anonim, 2011)
Data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan harus dapat pertanggungjawabkan
baik secara ilmiah maupun hukum karena data tersebut dapat digunakan sebagai dasar
perencanaan, Evaluasi, maupun pengawasan yang sangat berguna bagi para pengambil
keputusan, perencanaan, penyusunan program baik di tingkat pusatmaupun di tingkat daerah
dalam menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup selain itu hasil pengujian dapat
sebagai informasi adanya pencemaran lingkungan pada daerah tertentu atau pembuktian kasus
lingkungan dalam rangka penegakan hukum lingkungan (Susrianti, 2011).

BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1. Alat Pengukuran Debit
 Rambu Mistar/Bak Ukur
 Meteran
 Pelampung
 Stopwatch
 Alat Penanda
 Alat Tulis
 Alat hitung
2.2 . Alat Pengambilan Sample
 Alat Pengambil Contoh Air (Water Sampler)
 Botol Sampel (Plastik)
 Boks Pendingan
 Kertas Label
2.3. Alat Pengukuran Kualitas Air
 Botol/wadah sampel air
 Piringan Secchi (Secchi Disc)
 MultiParamater
2.4. Bahan
 Larutan H2SO4 pekat
 Larutan HNO3 pekat
BAB III

PROSEDUR KERJA

Proses kerja pada praktikum Pengambilan sample air adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama yakni ditentukan titik lokasi untuk pengambilan sample air yaitu DAM
Buaji
2. Langkah kedua yaitu diukur kedalaman dan lebar dari lokasi yang sudah ditentukan
menggunakan alat Bak Ukur dan meteran
3. Langkah Ketiga yaitu diukur kekeruhan air digunakan alat secchi dash
4. Langkah Keempat yakni mengukur kecepatan arus dari titik sungai yang sudah
ditentukan , digunakan bola dan stopwatch
5. Langkah Kelima, Setelah didapat Kedalaman, lebar, kekeruhan, jarak dan kecepatan arus,
dilakukan pengukuran debit dengan rumus Q = A x V
6. Langkah Keenam, yakni dilakukan pengambilan sample air menggunakan alat water
sampler dengan tali yang sudah ditandai untuk jarak kedalaman pengambilan sample air
7. Langkah Ketuju yaitu ditaandai botol sample air dengan label
8. Langkah Kedelapan yakni dimasukan sample air kedalam ice box dengan tujuan sample
air tetap dalam keadaan awet
9. Langkah Kesembilan yaitu dilakukan pengujian parameter kimia air diantaranya
pengujian turbidity, conductivity, salinity, pH, TDS (Total Disolve Solid), dan suhu.

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

Pengambilan sampel adalah suatu prosedur tertentu yang diikuti apabila


suatusubstansi, bahan atau produk diambil untuk keperluan pengujian sampel
yangrepresentatif dari keseluruhannya. Karena itu, pengambilan sampel harus
mewakilikumpulannya dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: perencanaan
pengambilansampel, petugas pengambil sampel, prosedur pengambilan sampel, peralatan
pengambilsampel yang digunakan, frekuensi pengambilan sampel, keselamatan kerja
dandokumentasi terkait pengambilan sampel. Proses pengambilan sampel jika
tidakdilakukan secara benar, maka secanggih apapun peralatan yang dipergunakan tidak
akanmenghasilkan data yang dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya (Raini, M, et
al.2004)

Proses pertama yang dilakukan yakni pengukuran debit, dalam proses perhitungan debit
hal pertama yang dilakukan yakni mengukur kedalam dari DAM Buaji menggunakan alat ukur
bak meter, hasil yang didapatkan yakni 3,2 meter, lalu mengukur lebar dari DAM tersebut dan
didapatkan hasil yaitu 25,8 meter. Setelah didapatkan kedalaman dan lebar lalu diukur luas
penampang menggunakan Rumus A = W x d

Perhitungan :

A = 25,8 x 3,2 = 82,56

Didapatkan hasil luas penampang 82,56

Lalu langkah kedua yakni mengukur jarak dan waktu tempuh menggunakan bola, untuk jarak
yang digunakan yakni jarak dari titik 1 ke titik 2 yaitu 3 meter, dan setelah diukur didapatkan
waktu 50 detik dari titik 1 dan 2. Lalu dihitung kecepatan aliran dengan menggunakan rumus V
= X/t

Perhitungan :

V = 3/50 = 0,06

Didapatkan hasil kecepatan aliran 0,06

Setelah didapatkan luas penampang dan kecepatan lalu dihitung debit menggunakan Rumus Q =
AxV

Perhitungan :

Q = 82,56 x 0,06 = 4,95 m3/ detik

Didapat hasil debit yaitu 4,95 m3/detik, karena debit kurang dari 5 m 3/detik maka pengambilan
sample dilakukan pada satu titik dengan kedalaman 1,6 meter, dihitung dengan rumus 0,5 x
kedalaman.

Lalu pengambilan sample air akan diambil menggunakan alat water sampler, dan kemudian
sample air akan diuji parameter kimianya yang meliputi, turbidity, conductivity, salinity, TDS,
pH dan Suhu.

Turbidity/kekeruhan adalah ukuran kejernihan relatif suatu cairan. Ini adalah karakteristik
optik air dan merupakan pengukuran jumlah cahaya yang dihamburkan oleh material di dalam
air ketika cahaya disinari melalui sampel air. Semakin tinggi intensitas cahaya yang tersebar,
semakin tinggi kekeruhan. Bahan yang menyebabkan air menjadi keruh termasuk tanah liat,
lanau, bahan anorganik dan organik yang sangat kecil, ganggang, senyawa organik berwarna
terlarut, dan plankton dan organisme mikroskopis lainnya. Tingkat Turbidity/kekeruhan yang
didapat pada hasil pengukuran Paramater di DAM Buaji yaitu 4,63 NTU.

Conductivity adalah ukuran kemampuan air untuk melewatkan aliran listrik. Kemampuan
ini berhubungan langsung dengan konsentrasi ion dalam air . Ion konduktif ini berasal dari
garam terlarut dan bahan anorganik seperti alkali, klorida, sulfida, dan senyawa
karbonat . Senyawa yang larut menjadi ion juga dikenal sebagai elektrolit . Semakin banyak ion
yang ada, semakin tinggi konduktivitas air. Demikian juga, semakin sedikit ion yang ada di
dalam air, semakin kurang konduktifnya. Air suling atau deionisasi dapat bertindak sebagai
isolator karena nilai konduktivitasnya yang sangat rendah (jika tidak dapat diabaikan) . Air laut,
di sisi lain, memiliki konduktivitas yang sangat tinggi. Hasil Parameter pengujian yang didapat
pada DAM Buaji yaitu 0,417 ms

Salinity konsentrasi total semua garam terlarut dalam air . Elektrolit ini membentuk
partikel ionik saat mereka larut, masing-masing dengan muatan positif dan negatif. Dengan
demikian, salinitas merupakan kontributor kuat untuk konduktivitas. Meskipun salinitas dapat
diukur dengan analisis kimia lengkap, metode ini sulit dan memakan waktu. Hasil Pengukuran
parameter salinitas yang didapat pada DAM buaji yaitu 0,02 ppm.

TDS Total padatan terlarut (TDS) menggabungkan jumlah semua partikel ion yang lebih
kecil dari 2 mikron (0,0002 cm) . Ini mencakup semua elektrolit terdisosiasi yang membentuk
konsentrasi salinitas, serta senyawa lain seperti bahan organik terlarut. Dalam air "bersih", TDS
kira-kira sama dengan salinitas . Di air limbah atau daerah yang tercemar, TDS dapat mencakup
zat terlarut organik (seperti hidrokarbon dan urea) selain ion garam. Hasil pengukuran TDS yang
didapat pada sample air DAM buaji yaitu 285 ppm.

pH adalah ukuran seberapa asam/basa air. Rentangnya dari 0 hingga 14, dengan 7
netral. pH kurang dari 7 menunjukkan keasaman, sedangkan pH lebih besar dari 7 menunjukkan
basa. pH sebenarnya adalah ukuran jumlah relatif ion hidrogen dan hidroksil bebas di dalam
air. Air yang memiliki lebih banyak ion hidrogen bebas bersifat asam, sedangkan air yang
memiliki lebih banyak ion hidroksil bebas bersifat basa. Karena pH dapat dipengaruhi oleh
bahan kimia di dalam air, pH merupakan indikator penting air yang berubah secara kimiawi.
Hasil pH yang didapat pengukuran sample air DAM Buaji yaitu 7,75

Suhu termasuk juga salah satu parameter penting karena pengaruhnya terhadap kimia
air. Laju reaksi kimia umumnya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Air, khususnya air
tanah , dengan suhu yang lebih tinggi dapat melarutkan lebih banyak mineral dari batuan
sekitarnya dan karenanya akan memiliki konduktivitas listrik yang lebih tinggi. Hasil
Pengukuran suhu pada sample air DAM Buaji didapatkan hasil 29,5o C.
BAB V

KESIMPULAN

Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiridari hidrogen dan
oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir
bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat
tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-
zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air. Teknik Pengambilan sample air harus
dilakukan dengan benar dan sesuai prosedur, karena akan sangat mempengaruhi hasil dari
perhitungan yang akan dilakukan. Beberapa Parameter Kimia yang diuji yakni conductivity,
Turbidity, salinity,TDS, pH dan suhu yang diuji menggunakan alat Multi Parameter.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. http://air.bappenas.go.id/modules/doc/pdf_download. Diaksespada


tanggal 26 November 2013 pada pukul 20.29 WITA

Susrianti. Y. Rita. 2011. Teknik sampling air. Badan Lingkungan


Hidup:Bengkulu Utara

Raini, M, et al. 2004. Kualitas Fisik dan Kimia Air PAM di Jakarta, Bogor,
Tangerang,Bekasi Tahun 1999 – 2001. Media Litbang Kesehatan Volume XIV No.3
Tahun2004.

Anda mungkin juga menyukai