Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pada juni 1972, diselenggarakan Konferensi PBB mengenai Lingkungan Manusia,
pertemuan itu dilaksanakan di Stockholm pada 5-16 Juni 1972, yang
mempertimbangkan perlunya suatu pandangan umum dan prinsip-prinsip umum
untuk mengilhami dan membimbing seluruh manusia dalam pelestarian dan
peningkatan lingkungan manusia.

Konferensi Stockholm memproklamirkan bahwa :

1. Manusia adalah ciptaan sekaligus pencipta lingkungannya, yang memberinya


kelebihan fisik dan kemampuan-kemampuan dalam hal kecerdasan berpikir,
moral, sosial dan pertumbuhan rohani. Dalam evolusi yang panjang dan berliku
dari kehidupan manusia di dunia telah dicapai suatu babak ,melalui percepatan
ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah memperoleh kekuatan untuk
mengubah lingkungannya dalam berbagai cara dan pada skala yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Kedua aspek dari lingkungan manusia , yaitu alam dan
ciptaan manusia sama-sama penting bagi kesejahteraan dan untuk perwujudan
HAM itu sendiri.

2. Perlindungan dan perbaikan lingkungan hidup manusia merupakan masalah


besar yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan ekonomi
di seluruh dunia, Hal ini menjadi keinginan yang mendesak bangsa-bangsa
seluruh dunia serta merupakan kewajiban dari semua Pemerintah

3. Manusia secara terus-menerus memperbanyak pengalamannya dan terus


menggali, menemukan, mencipta serta terus mengalami kemajuan.. Di masa kini,
kemampuan manusia untuk mengubah lingkungannya, jika digunakan secara
bijak, dapat membawa manfaat yang membangun bagi semua bangsa dan
kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Penerapan yang salah atau
semena-mena, kekuatan yang sama dapat sangat membahayakan manusia dan
lingkungannya. Kita lihat di sekitar kita semakin banyak bukti dari kebrutalan
kelakuan manusia di berbagai belahan dunia tingkat pencemaran baik air, udara,
bumi serta makhluk hidup berada pada tingkatan yang berbahaya; bencana hebat
dan tidak dikehendaki terhadap keseimbangan ekologi biosfer; kehancuran dan
penipisan sumber daya non hayati; dan defisinesi kotor , berbahaya bagi fisik,
mental dan kesehatan sosial manusia, dalam lingkungan buatan manusia,
khususnya dalam lingkungan dan ruang kerja

1
4. Di negara-negara berkembang sebagian besar masalah lingkungan disebabkan
oleh pembangunan. Jutaan di antaranya terus hidup, jauh di bawah tingkat
minimum yang diperlukan untuk kehidupan manusia yang layak, kekurangan
pangan dan sandang yang memadai, tempat berteduh dan pendidikan serta
kesehatan dan sanitasi. Oleh karena itu, negara-negara berkembang harus
mengarahkan upaya mereka pada pembangunan, mengingat prioritas mereka dan
kebutuhan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan. Untuk tujuan yang
sama, negara-negara industri harus melakukan upaya untuk mengurangi
kesenjangan diri mereka sendiri dengan negara-negara berkembang. Di negara-
negara industri, masalah lingkungan umumnya terkait dengan industrialisasi dan
perkembangan teknologi ..

5. Pertumbuhan alami penduduk terus menerus menyajikan permasalahan bagi


pelestarian lingkungan, dan kebijakan serta langkah-langkah yang memadai harus
diadopsi, sebagaimana mestinya, untuk menghadapi masalah ini. Dibanding
semua yang ada di dunia., manusia adalah makhluk yang paling berharga. Yang
dimaksud di sini adalah orang-orang yang mendorong kemajuan sosial,
menciptakan kemakmuran sosial, mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta, melalui kerja keras mereka, terus-menerus mengubah sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan sosial dan kemajuan produksi, ilmu pengetahuan dan
teknologi, kemampuan manusia untuk memperbaiki lingkungan meningkat setiap
harinya

6. Suatu hal telah tercapai dalam sejarah ketika kita sebagai masyrakat dunia
diharuskan mengambil sikap kehati-hatian yang lebih sebagai sebuah konsekuensi
dari kondisi lingkungan saat ini. Melalui ketidaktahuan atau ketidakpedulian kita
bisa melakukan pembahayaan yang besar dan tidak dapat dirubah lagi terhadap
bumi di mana kehidupan dan kesejahteraan kita bergantung. Sebaliknya, melalui
pengetahuan yang lebih sempurna dan tindakan yang lebih bijaksana, kita dapat
memeproleh kehidupan yang lebih baik dalam lingkungan yang lebih mampu
memenuhi kebutuhan dan harapan manusia untuk diri kita dan anak cucu kita.
Ada pemandangan yang luas untuk peningkatan kualitas lingkungan dan
penciptaan kehidupan yang baik. Apa yang dibutuhkan adalah sebuah
keantusiaan, pikiran yang tenang dan kuat namun bekerja dengan sepatutnya.
Untuk tujuan pencapaian kebebasan akan sebuah dunia yang alami, manusia harus
menggunakan pengetahuan untuk membangun, bekerja sama dengan alam,
lingkungan yang lebih baik. Untuk mempertahankan dan meningkatkan
lingkungan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang telah menjadi
suatu keharusan bagi umat manusia-sebuah tujuan untuk dikejar bersama-sama
dengan, dan selaras dengan, tujuan yang mapan dan mendasar akan perdamaian
dan pembangunan ekonomi dan sosial di seluruh dunia.

2
7. Untuk mencapai tujuan lingkungan ini akan dituntut penerimaan tanggung
jawab oleh warga negara dan masyarakat dan oleh perusahaan dan lembaga-
lembaga di setiap tingkatan, semua berbagi secara adil dalam usaha bersama.
Individu pada semua lapisan masyarakat seperti juga organisasi-organisasi di
berbagai bidang, dengan nilai-nilai mereka dan berbagai tindakannya, akan
membentuk dunia menjadi lingkungan masa depan. Lokal dan pemerintah
nasional akan menanggung beban terbesar untuk kebijakan lingkungan dan
tindakan dalam yurisdiksi mereka dalam skala besar. Kerjasama internasional juga
diperlukan dalam rangka untuk meningkatkan sumber daya untuk mendukung
negara-negara berkembang dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dalam
bidang ini. Sebuah pertumbuhan kelas dalam permasalahan lingkungan., karena
tingkatannya adalah regional atau global atau karena mereka mempengaruhi
kepentingan umum bagi dunia internasional, akan memerlukan kerjasama yang
luas antar bangsa dan tindakan oleh organisasi-organisasi internasional dalam
kepentingan bersama. Konferensi menyerukan kepada Pemerintah dan masyarakat
untuk mengerahkan usaha bersama untuk pelestarian dan perbaikan lingkungan
manusia, untuk kepentingan semua orang dan bagi keturunan mereka.

Pertemuan tersebut menyepakati Deklarasi berisi 26 prinsip mengenai lingkungan


dan pembangunan ; Rencana Aksi dengan 109 rekomendasi, dan Resolusi. Prinsip
Deklarasi Stockholm:

1. Hak asasi manusia harus menegaskan, apartheid dan kolonialisme dikutuk

2. Sumber daya alam harus dijaga

3. Kapasitas bumi untuk menghasilkan sumber daya terbarukan harus


dipertahankan

4. Wildlife harus dijaga

5. Sumber non-terbarukan harus dibagi dan tidak habis

6. Polusi tidak boleh melebihi kapasitas lingkungan untuk membersihkan dirinya


sendiri

7. Polusi kelautan yang merusak harus dicegah

8. Pengembangan diperlukan untuk memperbaiki lingkungan

9. Negara-negara berkembang perlu bantuan

10. Negara-negara berkembang perlu harga yang wajar untuk ekspor untuk
melaksanakan pengelolaan lingkungan

3
11. Kebijakan Lingkungan tidak boleh menghambat pembangunan

12. Negara-negara berkembang membutuhkan uang untuk mengembangkan


perlindungan lingkungan

13. Perencanaan pembangunan terpadu diperlukan

14. Perencanaan Rasional harus menyelesaikan konflik antara lingkungan dan


pembangunan

15. Pemukiman manusia harus direncanakan untuk menghilangkan masalah


lingkungan

16. Pemerintah harus merencanakan kebijakan kependudukan yang sesuai mereka


sendiri

17. Lembaga Nasional harus merencanakan pengembangan sumber daya alam


negara

18. Ilmu dan teknologi harus digunakan untuk memperbaiki lingkungan

19. Pendidikan lingkungan sangat penting

20. Penelitian Lingkungan harus dipromosikan, khususnya di negara berkembang

21. Negara dapat memanfaatkan sumber daya mereka seperti yang mereka
inginkan tetapi tidak harus membahayakan orang lain

22. Kompensasi diberikan karena negara terancam punah

23. Setiap negara harus menetapkan standar sendiri

24. Harus ada kerjasama mengenai isu-isu internasional

25. Organisasi-organisasi internasional harus membantu untuk memperbaiki


lingkungan

26. Senjata pemusnah massal harus dihilangkan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang mengenai Hukum Lingkungan diatas, maka saya


dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa penyebab diselenggarakannya Konferensi Stockholm?


2. Bagaimana perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia?
3. Masalah lingkungan apa yang ada di Indonesia?

4
BAB II

Pembahasan

Penyakit Minatama
Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi di kawasan Teluk Minamata
Jepang tahun 1950 an lalu. Sekitar 3 ribu warga menjadi korban dan mengalami
berbagai penyakit aneh yang kemudian disebut sebagai penyakit Minamata.

Minamata adalah sebuah teluk dengan kota kecil di Jepang. Kota Nelayan
menghadap ke laut Siranul, Jepang ini, menjadi terkenal ke seluruh dunia. Karena
lebih dari 3 ribu warga kota ini pernah menderita penyakit yang diakibatkan
pencemaran logam raksa atau merkuri.

Limbah merkuri di Perairan Minamata berasal dari perusahaan Nippon Mitrogen


Vertilaser yang merupakan cikal bakal Ciso Go LTD dengan produksi utama
pupuk Urea.

Akibat limbah merkuri tersebut, warga menderita penyakit dengan ciri-ciri sulit
tidur, kaki dan tangan merasa dingin, gangguan penciuman, kerusakan pada otak,
gagap bicara, hilangnya kesadaran, bayi-bayi yang lahir cacat hingga
menyebabkan kematian.

Penyakit aneh ini kemudian dikenal dunia dengan nama Penyakit Minamata.
Penyakit Minamata tidak hanya menyerang manusia. Tetapi juga binatang yang
mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar merkuri atau menghirup udara yang
mengandung merkuri.

Parahnya, penyakit Minamata tidak ada obatnya. Tahun 1956, kecurigaan mulai
muncul setelah Direktur Rumah Sakit Ciso melaporkan ke Pusat Kesehatan
Masyarakat Minamata. Atas masuknya gelombang pasien dengan gejala sama,
kerusakan sistem syaraf.

Namun penyakit Minamata ini, amat lambat penanganannya oleh Pemerintah


Jepang. Baru 12 tahun, yakni pada tahun 1968, pemerintah Jepang mengakui,
penyakit aneh ini bersumber dari limbah Ciso yang dibuang ke Perairan
Minamata.

5
Dampak Penyakit Minamata

Masalah utama dari dampak adanya penyakit minamata terhadap masyarakat


adalah korban Minamata dikucilkan dan tidak dapat berbaur dengan masyarakat
yang takut tertular penyakit. walaupun telah ada himbauan dari pemerintah
setempat bahwa penyakit minamata ini tidak menular, namun masyarakat tetap
mengabaikan himbauan dari pemerintah tersebut mengingat kembali penyakit
minamata merupakan penyakit yang tidak biasa dan mereka takut tertular dari
penyakit tersebut sehingga sebagian besar pengidap penyakit minamata dikucilkan
oleh masyarakat, melihat fakta tersebut banyak penderita Minamata tidak
memberitahu orang lain bahwa ia menderita Minamata bahkan kepada
keluarganya sendiri.

Namun ada penderita lainnya yang terbuka, dengan menceritakan perasaannya


dan penderitaan yang dialami sebagai korban Minamata, dengan harapan tragedi
Minamata tidak akan terjadi lagi. Tidak hanya itu saja penderita penyakit
minamata juga pada umumnya dilarang pergi tempat umum dan sukar
mendapatkan pasangan hidup sehingga sangat mempengaruhi faktor psikoligis
seorang dalam melanjutkan masa depannya.

Namun dampak dari penyakit minamata tidak hanya itu, salah satunya adalah
limbah yang menyebabkan penyakit minamata ini dirasa sangat mengganggu
aktivitas sehari-hari masyarakat setempat, karena penyakit minamata berasal dari
sumber air terutama sungai, masyarakat setempat menjadi ragu-ragu dalam
memanfaatkan sumber air untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga
sebagai sumber makanan terutama ikan, sehingga timbul keragu-raguan dalam
memanfaatkan sumber daya alam setempat terutama di daerah orang-orang yang
mengidap penyakit minamata.

Meskipun penyakit minamata ini tidak menular terhadap orang lain namun
penyakit ini memiliki efek terhadap keturunan, dimana penyakit ini sangat
beresiko kepada ibi-ibu yang sedang mengandung atau hamil karena akan
menderita cognetial yaitu bayi yang lahir cacat karena menyerap metil merkuri
dalam rahim ibunya yang banyak mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi metil
merkuri. Ibu yang mengandung tidak terserang penyakit Minamata karena metil
merkuri yang masuk ke tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap
oleh janin dalam kandungannya.

Hal ini juga merupakan salah satu dampak psikologis yang dirasakan seorang ibu
terhadap dampak penyakit minamata di masyarakat, selain akan dikucilkan oleh
masyarakat, bayi yang akan lahir cacat ini akan lebih parah penyakit nya
ketimbang orang- orang dewasa yang sudah terkena penyakit minamata karena

6
dalam diri bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan disulitkan dengan tidak
berfungsi dengan sempurnanya indra pada bayi.

Berita buruknya lagi adalah tidak ada pengobatan tuntas bagi korban Minamata
penderita ke rumah sakit hanya untuk mengutangi gejala dan melakukan
rehabilitasi. Penderita yang dapat menggerakkan badannya diberi kesempatan
untuk melakukan apa yang dapat dilakukannya Meskipun pekerjaan seperti
berkebun dan mencari ikan adalah pekerjaan yang cukup berat, penderita dapat
melakukannya setelah menjalani rehabilitasi. Akibat dampak pencemaran yang
terjadi, timbul gejala-gejala aneh dan abnormal pada hewan yang hidup di sekitar
Teluk Minatama. Adapun gejala-gejala tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah

7
ini

Tahun Ikan Kerang Rumput Laut Burung Kucing, Babi


1949-1950 Di Mageta, Kepah tak lagi Rumput laut di
Gurita, bandeng tumbuh pada Teluk Minatama
laut mengambang badan kapal di berubah menjadi
dan dapat sekitar saluran putih dan mulai
ditangkap dengan keluar limbah mengambang di
tangan. pabrik di permukaan.
pelabuhan
Hyakken.
1951-1952 Ikan kurisi hitam, Kerang, tiram, -Ganggang hijau, Di Yudo,
katak, bandeng kepah, siput, agar-agar, laver Detsuki,
laut, dll, dll, banyak hijau, alaria, dll Tsukinouro,
mengapung yang terbuka. memudar dll, gagak
khususnya di warnanya, terjatuh dan
Teluk Minatama. tercabut dan burung laut
mengambang. - dapat dipukul
Jumlah rumput dengan dayung
laut menurun dan mudah
menjadi hanya ditangkap.
1/3 dari jumlah
sebelumnya.
1953-1954 -Area dimana -Kerang yang Jumlah rumput -Jumlah -Pada tahun
ikan mengapung mati makin laut yang burung yang 1953, satu ekor
meluas ke banyak hingga mengambang memperlihatka menjadi gila
selatan. melewati Teluk bertambah n efek seperti dan mati di
-Pada Teluk Minatama kea banyak, jatuh Detsuki.
Yudo, makarel rah pesisir kerusakan meningkat di -Pada 1954,
kuda yang muda Tsukinoura. meluas. sekitar pulau kucing-kucing
terlihat berenang -Pada tahun Koiji, Detsuki, di Mategata,
dengan aneh 1953 kepah Yodo, Modo. Myojin,
dalam suatu yang -Gagak-gagak Tsukinoura,
lingkaran. dikembangkan gila yang tidak Yudo,dll terus
pada daerah mampu terbang menjadi gila
seluas 1000m dengan lurus dan mati.
mati. terlihat -Di Detsuki,
meluncur jatuh Tsukinoura
ke dalam laut babi menjadi
dan bebatuan. gila dan mati.

Tinjauan Yuridis terhadap Penyebab Penyakit Minamata

Penyakit Minamata yang disebabkan oleh pembuangan limbah pabrik yang tidak benar,
dalam hukum positif Indonesia secara tegas akan dikenai sanksi. Larangan pembuangan
limbah ke dalam sumber-sumber air, yang menjadi faktor utama penyebab timbulnya
penyakit Minamata ini dimuat dalam Pasal 10 Peraturan Menteri No. 45 Tahun 1990.
“Pembuangan limbah selain limbah padat ke dalam sumber-sumber air harus mendapat

8
izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang sesuai dengan peratuan perundang-
undangan yang berlaku.” Tata cara dan persyaratan pemberian izin pembuangan limbah
ke dalam sumbersumber air sendiri mengikuti ketentuan-ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 PP Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air, beserta peraturan pelaksanaannya. “Pembuangan limbah sebagaimana
dimaksud harus diolah terlebih dahulu agar menimalisir adanya dampak negatif.”

Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran, pemberian sanksi kepada pihak yang
telah melanggar ketentuan-ketentuan mengenai pembuangan limbah dapat dikenakan
Peraturan Menteri No. 45 Tahun 1990, sebagai berikut:

Pasal 12

(2) Dalam hal penurunan mutu air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
melewati ambang batas, maka pihak yang berwenang dapat mengambil tindakan-tindakan
dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam izin penggunaan
air dan atau sumber air, serta izin pembuangan limbah yang telah dikeluarkan.

BAB III

Pembahasan
Perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia

9
Perkembangan hukum lingkungan modern di Indonesia lahir sejak
diundangkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, tanggal 11 Maret 1982 yang
biasa disingkat dengan sebutan UULH 1982. UULH 1982 pada tanggal 19
September 1997 digantikan oleh Undang-undang No. 23 Tahun 1997 dan
kemudian UU No. 23 Tahun 1997 (UULH 1997) juga dinyatakan tidak berlaku
oleh UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (LN tahun 209 No. 140, disingkat dengan UUPPLH).

Masalah Lingkungan di Indonesia

Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat 12.840 warga di berbagai daerah


kabupaten/kota terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa). Hal itu
akibat tercemarnya udara yang disebabkan kabut asap kebakaran hutan. Jumlah
tersebut merupakan rangkuman data sejak dua pekan terakhir dari berbagai
kabupaten dan kota di Riau.

Ada enam daerah yang secara rutin menyampaikan data warga yang terserang
penyakit akibat dari kabut asap kebakaran lahan atau hutan. Di antaranya,
Kabupaten Rokan Hulu, Siak, Pelalawan, Indragiri Hilir, Kota Pekanbaru dan
Dumai.

Jumlah penderita Ispa tersebut akan terus bertambah seiring masih tercemarnya
udara akibat kabut asap sisa kebakaran lahan. Kondisi tersebut dipicu masih
minimnya hujan yang terjadi di berbagai wilayah kabupaten dan kota.

Sebelumnya tercatat masih sebanyak 1.517 warga di Kabupaten Siak dan Kota
Dumai yang terjangkit infeksi saluran pernapasan akut. Dua daerah ini adalah
yang terparah terkena dampak kabut asap di wilayah ini. Untuk Kota Dumai ada
sebanyak 687 penderita, sementara di Siak ada 830 pnderita Ispa. Namun
sekarang jumlahnya bertambah dan jauh lebih banyak.

Dua wilayah itu merupakan yang terparah cemaran kabut asapnya hingga terjadi
penurunan kualitas udara menjadi sangat berbahaya. Bahkan sebelumnya,
dikabarkan sempat berada pada 449 PSI (pollutant standards index) untuk Kota
Dumai yang artinya sudah sangat tidak sehat atau berbahaya akibat tercemar kabut
asap.

Kabut asap yang merupakan dampak dari kebakaran lahan atau hutan di Riau
telah mencemari sejumlah kabupaten/kota sejak dua pekan terakhir. Pemerintah
Provinsi Riau telah menyatakan siaga bencana kabut asap dan menguatkan sistem
koordinasi untuk mengatasi masalah kebakaran lahan di berbagai wilayah.

10
Kementerian Kehutanan meyakini adanya oknum tertentu yang membuat
terjadinya kebakaran hutan di Riau seluas 10 ribu hektar lebih. Kepala Humas dan
Pusat Informasi Kemenhut, Sumarto mengatakan, hutan di Riau merupakan hutan
dari gambut yang sulit terbakar sekalipun kemarau.

Gambut hanya bisa terbakar dalam keadaan kering dan musim kemarau tidak
membuat gambut kering. Menurut Sumarto kebakaran hutan ini sudah
direncanakan oleh oknum tertentu. Di awali dengan pembakaran lahan. Oknum
sadar bahwa gambut sangat sulit dibakar, maka dibuatlah kanal-kanal. Kanal-
kanal tersebut terdapat sungai kecil yang fungsinya untuk mengeringkan gambut
dari air.

Jika sudah kering barulah dibakar untuk membuat lahan baru yang kosong. Tapi
efeknya lainnya tidak diperkirakan. Api yang sudah masuk ke dalam akar gambur
sangat sulit untuk dipadamkan. Sekalipun sudah dilakukan penyemperotan,
namun api tetap membara di akarnya dan akan kembali terbakar jika terkena
angin.

Efek selanjutnya ialah asap dari kebakaran tersebut. Asap gambut sangat parah
dengan perbandingan satu hektar lahan gambut yang terbakar asapnya sama
seperti seribu hektar lahan biasa yang terbakar.

Kerugian dari segi ekonomi karena asap, sejumlah Bandara seperti di Riau,
Padang, dan Jambi ditiadakan karena asap. Selanjutnya, dari segi ekonomi sosial
masyarakat yang terganggu. Beberapa toko lebih memilih tutup karena kabut
asap. Kemudian, dari segi kesehatan mulai dari ISPA sampai ke Kanker
puncaknya ialah kerusakan sistem ekologi, seperti fauna (satwa) yang mati.
Dampak ke ekonomi sangat besar dan dampaknya kepada ekologi yang paling
tidak terhitung.

Tinjauan Yuridis Terhadap Kebakaran Hutan Riau

Kebakaran Hutan di Riau yang dilakukan untuk membuka lahan, merampas hak
setiap orang yang terdapat dalam Pasal 65 UU No.32 Tahun 2009 tentang PPLH

11
(1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai
bagian dari hak asasi manusia.

Kemudian Pelaku pembakaran hutan riau dapat dikenakan Pasal 98 UU No.32


Tahun 2009:

1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang


mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air,
baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 10
tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)
dan paling banyak Rp.10.000.000.000,00(sepuluh miliar rupiah).
2. Apabila perbuatan sebagimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan denda paling
sedikit Rp4.000.000.000,00(empat miliar rupiah) dan paling banyak
Rp.12.000.000.000,00(dua belas miliar rupiah).
3. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
orang luka berat atau mati,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5
tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling sedikit
Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak
Rp.15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).

BAB IV

Penutup

12
A. Kesimpulan & Saran

Kesimpulan

1. Pada juni 1972, diselenggarakan Konferensi PBB mengenai Lingkungan


Manusia, pertemuan itu dilaksanakan di Stockholm pada 5-16 Juni 1972,
yang mempertimbangkan perlunya suatu pandangan umum dan prinsip-
prinsip umum untuk mengilhami dan membimbing seluruh manusia dalam
pelestarian dan peningkatan lingkungan manusia.
2. Pertemuan tersebut menyepakati Deklarasi berisi 26 prinsip mengenai
lingkungan dan pembangunan ; Rencana Aksi dengan 109 rekomendasi,
dan Resolusi.
3. Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi di kawasan Teluk
Minamata Jepang tahun 1950-an lalu. Merupakan salah satu sebab
dilakukannya konferensi Stockholm 1972
4. Kebakaran hutan di riau merupakan salah satu pencemaran lingkungan
yang baru-baru ini terjadi di Indonesia.

Saran

1. Pemerintah Indonesia diharapkan lebih memperhatikan isu-isu lingkungan


yang terjadi di Indonesia.
2. Pemerintah Indonesia diharapkan melakukan Pemulihan fungsi lingkungan
hidup Sebagaimana yang tercantum pada Pasal 54 UU No.32 tahun 2009

DAFTAR PUSTAKA
https://www.mahkamahagung.go.id/rbnews.asp?bid=4084

13
http://santhywisuda.blogspot.com/2012/01/terjadinya-pencemaran-logam-berat-
di.html

http://burgerawa.wordpress.com/2012/12/30/makalah-hukum-lingkungan-penyakit-
minamata-dan-pembuangan-limbah-pabrik/

http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Conference_on_the_Human_Environment

http://okapangestu.blogspot.com/2010/03/deklarasi-stockholm-bahasa-indonesia.html

http://www.merdeka.com/peristiwa/gara-gara-kebakaran-hutan-12840-warga-riau-
terserang-ispa.html

(Semua diakses tanggal 4 November 2014)

14

Anda mungkin juga menyukai