Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

PENENTUAN pH DALAM AIR

Nama : Tjokorda Ananta Wira Dharma


NIM : 1905561003
Kelompok : I ( Satu )

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
I. Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pH air.


2. Untuk mengetahui pengaruh pH pada air terhadap kualitas air tersebut.

II. Latar Belakang

pH (singkatan dari “puisance negatif de H”), yaitu logaritma negatif dari


kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan. pH mempunyai pengaruh
besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai
salah satu untuk menyatakan baik buruknya suatu perairan (Gusrina, 2008).
Derajat keasaman menunjukan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan
dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/l) pada suhu tertentu atau pH =
-log (H+). Konsentrasi pH mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jazad renik.Untuk menciptakan suasana yang bagus dalam
suatu perairan, pH air harus sudah agak mantap atau tidak terlalu bergoncang, karena
ikan hanya tahan terhadap penggoncangan pH antara 5 sampai 8. Jika keadaan ini
terpenuhi, ikan-ikan dapat hidup normal (Karif, 2011).
Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk
mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memberikan
petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan
ketidakseimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut.
Derajat keasaman (pH) air laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari
lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8.5.Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk
terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung maupun tidak langsung (Kamlasi
dan Yusuf, 1991).
III. METODE

3.1 Alat dan bahan


1. pH meter yang sudah dilengkapi dengan electrode
2. Gelas
3. Pengocok Magnetik
4. Water Sampler
5. Larutan Penyangga
6. Akuades

3.2 Cara Kerja


Pada praktikum kali ini dilakukan pengambilan sample air di wilayah waduk
dan sungai. Pengambilan sample dilakukan dengan cara membagi menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan titik yang sudah di tentukan. Langkah awal yaitu diambil
sample air di wilayah waduk, alat yang digunakan untuk mengambil sample kali ini
yaitu water sampler. Water sampler dimasukkan kedalam air dengan kedalaman 2
meter. Lalu dilanjutkan dengan pengambilan air di sungai secara manual. Setelah air
didapatkan dilakukan pengukuran ph air menngunakan alat ph meter. Menghidupkan
ph meter, lalu membersihkan elektrode dengan akuades menggunakan botol semprot
dan dikeringkan dengan tissue. Kemudian Mencelupkan ke dalam larutan buffer
dengan nilai pH 7,0+-0,1, lalu didiamkan selama 15 menit Bila hasil pembacaan tidak
menunjukan nilai 7,00 maka diatur pembacaan dengan memutar tombol calibrasi
sampai menunjukan angka 7,00. Lalu mengangkat elektrode, dibilas dan dikeringkan
dengan kertas tissue. Kemudian mencelupkan elektrode ke dalam larutan buffer ph +-
4,00 lalu didiamkan sekitar 5 menit. Bila hasil tidak menunjukan nilai 4,00 maka
diatur pembacaan dengan tombol slope sampai menunjukan angka 4,00. Elektrode
lalu dibersihkan dengan akuades dan dikeringkan dengan kertas tissue. Kemudian
Elektrode pH meter dicelupkan ke dalam sample air lalu dicatat.
3.3 Data Pengamatan
Kelompok Lokasi Sampling Volume pH
Sample
I W: 8.723366.115187374 50 ml 8,93
S: 8’43’05.6”S 115’11’18.3”E 50 ml 7,45
II W: 8.723366.115187374 50 ml 7,41
S: 8’43’04’.7”S 115’11’18.7”E 50 ml 7,40
III W: 8.723366.115187374 50 ml 7,36
S: 8’43’06.5”S 115,11,17.4”E 50 ml 7,50
IV W: 8.723366.115187374 50 ml 7,35
S: 8’42’58.3”S 115’11’22.1 E 50 ml 7,64

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Pada percobaan pertama pengambilan sample di wilayah DAM dengan


koordinat 8.723366.115187374, hasil yang didapat setelah melakukan pengukuran
ph, didapati ph pada air oleh kelompok 1 yaitu 8,93, Kelompok 2 dengan hasil
pengukuran 7,41, kemudian kelompok 3 dengan hasil 7,36 sedangkan kelompok 4
memperoleh hasil pengukuran 7,35. Hal ini disebabkan karena faktor suhu dan
cahaya matahari yang menyebabkan ph menjadi lebih tinggi. Selain disebabkan oleh
faktor suhu dan cahaya, ph air juga disebabkan oleh tingkat kekeruhan air.
Pada percobaan kedua pengambilan sample dilakukan di wilayah sungai,
pada kelompok pertama pengambilan dilakukan di koordinat 8’43’05.6”S
115’11’18.3”E. Hasil pengukuran ph pada sample air di koordinat tersebut yaitu 7,45.
Kemudian kelompok II dilakukan pengambilam sample dengan koordinat
8’43’04’.7”S 115’11’18.7”E, hasil pengukuran menunjukan ph air 7,40. Pada
kelompok III dengan koordinat 8’43’06.5”S 115,11,17.4”E, didapati hasil
pengukuran yaitu 7,50. Kemudian kelompok IV dengan koordinat 8’42’58.3”S
115’11’22.1 E mendapatkan hasil 7,64. Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh
konsentrasi karbondioksida (CO2) dan senyawa bersifat asam. Perairan umum
dengan aktivitas fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup didalamnya akan
membentuk reaksi berantai karbonat – karbonat. Semakin banyak CO2 yang
dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara bertahap
melepaskan ion H+ yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi pada
peristiwa fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2, sehingga menyebabkan
pH air naik. Pada peristiwa fotosintesis, fitoplankton dan tanaman air lainnya akan
mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesis sehingga mengakibatkan pH air
meningkat pada siang hari dan menurun pada waktu malam hari (Effendi, 2003).
Nilai pH pada banyak perairan alami berkisar antara 4 – 9, kehadiran CO2 dan sifat
basa yang kuat dari ion natrium, kalium dan kalsium dalam air laut cenderung
mengubah keadaan ini, sehingga air laut sedikit lebih basa berkisar antara 7,5 –
8,4.Sistem karbondioksida – asam karbonat – bikarbonat berfungsi sebagai buffer
yang dapat mempertahankan pH air laut dalam suatu kisaran yang sempit (Michael,
2006).
.
V. KESIMPULAN

1) Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu:
a) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2
b) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat
c) Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan
2) Sebaran pH di perairan sungai dan waduk menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata pada tiap jarak dari daratan utama, pH sangat penting sebagai parameter
kualitas air karena pH dapat mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa
bahan dalam air. Selain itu,ikan, udang, serta organisme akuatik lainnya hidup pada
selang pH tertentusehingga dengan diketahuinya nilai pH maka akan dapat diketahui
apakah airt ersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan

DAFTAR PUSTAKA

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan
Karif, Indra Verdian. 2011. Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Laut Jawa dari
Citra Satelit Aqua Modis dan Terra Modis. Bogor:IPB
Kamlasi, Yusuf. 2008. Parameter Kimia Perairan Lautan

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta: Kanisius
Michael Purba. 2006. Kimia. Jakarta, Gelora Aksara Pratama.

Anda mungkin juga menyukai