Abstrak
Penelitian kualitas air telah dilakukan di Parit Sungai Jawi Pontianak Kalimantan Barat yang bertujuan
untuk mengetahui nilai pH, temperatur, warna, bau serta padatan terlarut dan kandungan logam di parit
Sungai Jawi Pontianak. Lokasi Penelitian terdiri atas 4 titik pengamatan berdasarkan sumber
pencemarannya yaitu lokasi rumah sakit, lokasi pasar, lokasi rumah tangga dan lokasi agen semen/bengkel.
Pengujian dilakukan pada setiap lokasi dilakukan pengukuran sampel berupa pH, warna, bau, TDS, TSS,
temperatur, dan kandungan logam. Hasil pengamatan diidentifikasi berbau. Nilai TDS tercatat 92 s.d. 146
mg/l, nilai suhu tercatat 28,2 °C s.d. 30 0C, nilai warna yang tercatat 136 s.d. 177 TCU, nilai pH yang tercatat
6,99 s.d. 7,20, nilai kandungan besi (Fe) yang tercatat 1,59 s.d. 3,46 mg/l, kandungan timbal (Pb) yang
tercatat 0,003 s.d. 0,037 mg/l, kandungan logam seng (Zn) yang tercatat 0,009 s.d. 0,36 mg/l, dan
kandungan tembaga (Cu) 0,002 mg/l. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010, nilai parameter Fisika dan Kimia pada air parit besar Sungai Jawi Kota
Pontianak tidak memenuhi syarat yang dianjurkan sebagai air minum maupun air bersih.
Kata kunci : Parameter Fisika, Parameter Kimia, Kulitas Air, Sungai Jawi
1. Pendahuluan potong lintang. Sampel ditentukan secara
Masalah limbah menjadi perhatian serius purposive sampling yang berjumlah 50 sampel.
dari masyarakat dan pemerintah Indonesia, Data dianalisa menggunakan SPSS 20 dan uji
terutama sejak dekade terakhir ini, akibat Mann Whitney-U Test. Hasil penelitian
perkembangan industri yang merupakan tulang menunjukkan tidak terdapat perbedaan
punggung peningkatan perekonomian Indonesia. signifikan pada kualitas air pada parameter rasa,
Penanganan limbah merupakan suatu keharusan suhu, bau dan kekeruhan dengan nilai p > 0,05
guna terjaganya kesehatan manusia serta sedangkan parameter TDS dan DHL terdapat
lingkungan pada umumnya. Keanekaragaman perbedaan yang signifikan dengan nilai p < 0,05
jenis limbah akan bergantung pada aktivitas [2]. Studi Kualitas Air Sungai Brantas
industri serta penghasil limbah lainnya, mulai Berdasarkan Makroinvertebrata dengan hasil
dari penggunaan bahan baku, pemilihan proses interpretasi metode Belgian Biotic Index, kualitas
produksi termasuk jenis mesin sehingga dapat air agak tercemar pada titik 2, 3, 4, 5, 6, 13, dan
mencemari air. 14, tercemar sedang pada titik 1, 7, 8, 10, dan 12,
Masyarakat di sekitar parit sungai jawi Kota tercemar sangat berat pada titik 9 dan 11.
Pontianak sebagian besar menggunakan fasilitas Korelasi antara kualitas biologis dan Fisik-Kimia
air parit untuk kebutuhan rumah tangga, adalah sebesar -0.44 (korelasi cukup). Metode
maupun kegiatan lainnya. Permasalahannya, Belgian Biotic Index kurang representative
dalam penggunaan air parit, masyarakat tidak terhadap kualitas Fisika-Kimia[3].
mengetahui apakah air tersebut layak atau tidak Air parit atau air permukaan memiliki
digunakan untuk mandi, memasak dan lain-lain. berbagai macam zat yang berbahaya apabila kita
Penelitian mengenai kulitas air telah pergunakan secara terus menerus. Oleh karena
dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya: itu diperlukan kualitas standar air yang layak,
dampak logam berat Cu (tembaga) dan Ag berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan
(perak) pada limbah cair industri perak terhadap Republik Indonesia Nomor: 492/MENKES/PER/
kualitas air sumur dan kesehatan masyarakat IV/ 2010 tentang pengawasan dan syarat-syarat
serta upaya pengendaliannya di kota gede kualitas air. Air yang disebut sebagai air bersih
Yogyakarta yang menunjukkan bahwa kadar Cu adalah air yang memenuhi syarat kesehatan
dalam limbah cair sebesar 84,93 mg/l dan meliputi syarat-syarat fisika, kimia, mikrobiologi
melebihi baku mutu Peraturan gubernur Daerah dan radioaktivitas.
Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2010 [1]. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin
Analisis perbedaan uji kualitas air sumur di mengetahui kualitas air di parit Sungai Jawi Kota
daerah dataran tinggi kota Tomohon dan dataran Pontianak berdasarkan parameter Fisika dan
rendah kota Manado berdasarkan parameter parameter Kimia (pH, temperatur, bau, warna
Fisika dengan menggunakan metode dan padatan terlarut, padatan tersuspensi serta
observasional analitik dengan pendekatan kandungan logam). Analisis air sangat
101
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 03 (2016), Hal. 101 - 108 ISSN : 2337-8204
102
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 03 (2016), Hal. 101 - 108 ISSN : 2337-8204
140
120
100 Gambar92
2. Grafik Parameter TDS dan Temperatur pada Setiap Stasiun di Lapangan
80
60
40 28,2 28,8 29 30
20
0
Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4
Titik Pengamatan
Gambar 2. Grafik Parameter TDS dan Temperatur pada Setiap Stasiun di Lapangan
103
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 03 (2016), Hal. 101 - 108 ISSN : 2337-8204
104
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 03 (2016), Hal. 101 - 108 ISSN : 2337-8204
air limbah dan masuk kedalam suatu badan juga karena dipengaruhi oleh bahan buangan
perairan menyebabkan skala warna pada lokasi yang berupa zat kimia lain yang terlarut dalam
ini meningkat, dan skala warna terendah air seperti sabun, deterjen, shampoo dan bahan
terdapat pada lokasi 3 yaitu lokasi pencemaran pembersih lainnya yang berasal dari limbah
limbah rumah tangga disebabkan karena hanya cucian dapur atau kamar mandi sehingga dapat
sedikit saja bahan seperti humus, plankton dan menaikkan pH pada lokasi ini. Secara umumnya,
bahan organik yang terlarut dalam air tersebut, air dengan pH rendah (<6,5) berupa asam,
sehingga mempengaruhi nilai skala pada warna mengandung padatan rendah yang korosif.
air di lokasi ini. Berdasarkan data Menurut Rendahnya nilai pH diduga disebabkan juga oleh
peraturan Menkes RI NO: faktor geografis dari lokasi yang bersangkutan.
492/MENKES/PER/IV/2010 kandungan zat Berdasarkan Tabel 2. Data Menurut peraturan
warna yang memenuhi standar air bersih yaitu ≤ Menkes RI NO: 492/MENKES/PER/IV/2010 nilai
50 TCU dan standar air minum ≤ 15 TCU. pH yang memenuhi standar air bersih yaitu 6,5-
Berdasarkan Tabel 2. Peraturan tersebut maka 8,5 berdasarkan peraturan tersebut maka limbah
limbah yang dihasilkan dari keempat lokasi yang dihasilkan dari keempat lokasi memilki pH
memilki zat warna yang berada diatas ambang normal dan masih layak untuk air minum
batas dan air tersebut tidak layak sebagai air maupun air bersih
bersih.
c. Zat Padat Tersuspensi (TSS)
b. Derajat Keasaman (pH) Berdasarkan Gambar 4, hasil penelitian
Salah satu kriteria kualitas air adalah derajat untuk parameter nilai TSS rata-rata pada 4 lokasi
keasaman (pH). Pada dasarnya air yang baik pencemaran limbah dengan setiap lokasinya
adalah air yang tidak tercemar. Dalam kondisi dibagi menjadi 3 titik pengambilan sampel,
yang demikian berarti air bersifat netral, terdiri dari kiri, tengah, dan kanan dapat dilihat
sedangkan apabila di dalam perairan terdapat pada Gambar 4. Lokasi 1 nilai rata-rata TSS yaitu
zat pencemar akan dapat berakibat sifat air 13,8 mg/l. Pada lokasi 2 nilai rata-rata TSS yaitu
berubah menjadi asam atau basa [11] 12 m/l, lokasi 3 nilai rata-rata TSS yaitu 7.5 mg/l
Berdasarkan Gambar 4, hasil penelitian dan lokasi 4 nilai rata-rata TSS yaitu 20,6 mg/l.
menunjukkan bahwa pada lokasi 1 yaitu 6,99, Pada lokasi pencemaran limbah agen
pada wilayah ini sumber pencemaran yang semen/bengkel kandungan TSS lebih tinggi di
disebabkan oleh pembuangan limbah rumah bandingkan lokasi pencemaran limbah lainnya,
sakit yang berupa buangan cair yang berasal dari hal tersebut disebabkan limbah yang berasal dari
hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit, yang agen semen/bengkel akan mempengaruhi nilai
meliputi: limbah buangan cair domestik dari sedimen yang melayang dalam air hal tersebut
rumah sakit, yang kemungkinan mengandung terlihat tingginya nilai TSS pada lokasi tersebut.
mikroorganisme dan bahan kimia yang beracun. Berdasarkan peraturan Menkes RI NO:
Hal ini dapat menyebabkan menurunnya nilai pH 492/MENKES/PER/IV/2010 kandungan TSS
air ketika air mempunyai ion hidrogen yang lebih yang memenuhi standar air bersih yaitu 500
banyak dari ion hydroxide, bersifat (asam). mg/l dan standar air minum 500 mg/l.
Dimana nilai pH berdasarkan baku mutu air 6,5 Berdasarkan peraturan tersebut maka limbah
s.d 8,5, pada lokasi 1 pH air masih dalam kategori yang dihasilkan dari empat sumber lokasi masih
netral tetapi sedikit mendekati ambang batas tergolong normal dan memenuhi standar air
keasaman, tinggi rendahnya pH air sangat di bersih.
pengaruhi oleh kandungan mineral yang
terdapat di dalam air tersebut. d. Logam Berat
Untuk nilai pH pada lokasi 2 yaitu 7,2, Logam berat adalah istilah yang digunakan
menunjukkan bahwa pada lokasi tersebut kadar secara umum untuk kelompok logam berat dan
pH masih dalam kategori netral dan tidak metaloid yang densitasnya lebih besar dari 5
mendekati kadar asam maupun basa, g/cm3. Sedikitnya terdapat 80 jenis dari 109
meningkatnya pH pada lokasi pencemaran unsur kimia di muka bumi ini yang telah
limbah pasar di duga di pengaruhi oleh adanya teridentifikasi sebagai jenis logam berat.
zat kimia air seperti ion hydroxide yang lebih
banyak yang dapat menaikkan pH sebuah larutan Kandungan Besi (Fe)
yang bersifat (basa). Sama halnya pada lokasi 3 Berdasarkan Gambar 4, hasil penelitian
dan 4, nilai pH masing-masing yaitu 7,04 dan menunjukkan nilai besi (Fe) pada lokasi 1 yaitu
7,02 mempunyai nilai yang tidak begitu jauh 2,6 mg/l, lokasi 2 yaitu 1,59 mg/l, lokasi 3 yaitu
berbeda. Adanya kandungan pH dalam suatu 3,04 mg/l, dan lokasi 4 yaitu 3,46 mg/l.
limbah rumah tangga dan usaha perbengkelan ini Berdasarkan keempat lokasi penelitian tersebut
nilai kandungan besi tertinggi terdapat pada
105
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 03 (2016), Hal. 101 - 108 ISSN : 2337-8204
lokasi 4 yaitu pencemaran limbah agen terendah terdapat pada lokasi 4 yaitu
semen/bengkel, hal ini disebabkan karena pencemaran limbah agen semen/bengkel hal ini
banyaknya zat kimia dan adanya ion-ion logam disebabkan karena karena belum banyak
besi serta tumpahan oli yang terlarut didalam masuknya limbah yang mengandung unsur seng
suatu badan perairan.. Nilai kandungan besi (Fe) sehingga jumlah logam seng yang terlarut dalam
terendah terdapat pada lokasi 2 yaitu badan air di lokasi ini rendah. Adanya kandungan
pencemaran limbah pasar hal ini disebabkan logam seng pada lokasi ini diduga dipengaruhi
karena limbah yang dihasilkan pasar berupa oleh pengeras semen yang menggunakan unsur
limbah organik serta tidak banyaknya ion-ion yang mengandung seng sehingga pada saat
logam besi yang terkandung di dalam air limbah semen yang terlarut pada badan air
pasar tersebut sehingga menurunnya nilai besi mengakibatkan air tersebut mengandung unsur
(Fe) pada lokasi tersebut. Berdasarkan Tabel 2. seng yang tidak begitu terlalu besar, Berdasarkan
Data yang didapat dan menurut peraturan Tabel 2. Data yang didapat dan menurut
Menkes RI NO: 492/MENKES/PER/IV/2010 nilai peraturan Menkes RI NO:
kandungan besi yang memenuhi standar air 492/MENKES/PER/IV/2010 nilai kandungan
bersih yaitu 0,3 berdasarkan peraturan tersebut seng yang dihasilkan dari keempat lokasi
maka limbah yang dihasilkan dari keempat lokasi memilki nilai berada di bawah ambang batas
memilki nilai berada diambang batas tidak layak tetapi air tersebut tidak layak untuk air minum
untuk air minum maupun air bersih. maupun air bersih.
200 177
180 169
160 138 136 106
140
arna (TCU)
120
100
80
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 03 (2016), Hal. 101 - 108 ISSN : 2337-8204
25
20,6
20
15 13,8
12
10 6,99 7,04
7,5 7,2 7,02
3,46
5 2,4 3,04 0,028 0,009
1,59 0,003 0,037 0,26 0,022 0,002
0
TSS (mg/l) pH Besi (mg/l) Timbal (mg/l) Seng (mg/l) Tembaga
(mg/l)
Gambar 4. Grafik Parameter TSS, pH, Besi, Timbal, Seng dan Tembaga pada Setiap Stasiun
di Laboratorium
107
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 03 (2016), Hal. 101 - 108 ISSN : 2337-8204
4. Kesimpulan
Parameter Fisika yang melebihi ambang batas
yaitu bau, temperatur, dan warna, sedangkan
parameter Kimia yang melebihi ambang batas yaitu
kandungan logam besi. Dilihat dari data penelitian
yang didapat dan berdasarkan peraturan menteri
kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010, nilai
parameter fisika dan kimia pada air parit besar Sungai
Jawi tidak memenuhi syarat yang dianjurkan sebagai
air minum maupun air bersih.
Daftar Pustaka
[1] Sekarwati N, Murachman B, Sunarto. Dampak
Logam Berat Cu (Tembaga) dan Ag (Perak) pada
Limbah Cair Industri Perak terhadap Kualitas Air
Sumur dan Kesehatan Masyarakat serta Upaya
Pengendaliannya di Kota Gede Yogyakarta.
Ekosains. 2015 Maret; VIII(1): p. 64-76.
[2] Morintoh P, Rumampuk JF, Lintong F. Analisis
Perbedaan Uji Kualitas Air Sumur di Daerah
Dataran Tinggi Kota Tomohon dan Dataran
Rendah Kota Manado Berdasarkan Parameter
Fisika. e-Biomedik (eBm). 2015 Januari-April;
3(1): p. 424-429.
[3] Hakim AW, Trihadiningrum. Studi Kualitas Air
Sungai Brantos Berdasarkan Makroinvertebrata.
Sains dan Seni Pomits. 2012; 1: p. 1-6.
[4] Asdak C. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran
Sungai Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press; 1995
[5] Nasution IR. Hidrologi Untuk Perencanaan
Jembatan Medan: Universitas Sumatera Utara
Repository; 2004..
[6] Soewarno. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan
Data Aliran Sungai (Hidrometri) Bandung: Nova;
1991.
[7] Maps. Sungai Jawi. [Online].; 2016 [cited 2016
Maret 20. Available from:
http://maps.google.com/gallery/search'hl=en&4
= +sungai+jawi+pontianak.
[8] Mulyani , Marwan , Ismail. Analsis Spasial Kualitas
Air Sungai Berdasarkan Parameter Fisik di
Sepanjang Krueng Daroy Banda Aceh. 2012; 1(1):
p. 1-2.
[9] Triit TM. Thermal Conductivity: Theory, Proprties,
and Applications New York: Plenum; 2004.
[10] Wagiman. Pengendalian Limbah Industry Program
Studi Setara Jurusan Technology Industry
Pertanian Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada;
2014.
[11] RI DK, inventor; Kesehatan D, assignee. Keputusan
Menteri Kesehatan RI. Jakarta patent
492/MENKES/PER/IV/2010. 1990.
108
PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 03 (2016), Hal. 101 - 108 ISSN : 2337-8204
109