Anda di halaman 1dari 13

BAB I

ANALISA KEKERUHAN DAN pH AIR

A. Analisa Kekeruhan
1.1. Prinsip Kerja
Metode ini didasarkan pada perbandingan intensitas cahaya yang tersebar
oleh sampel di bawah definisi yang ditetapkan. dengan intensitas cahaya yang
tersebar oleh suspensi referensi standar dalam kondisi yang sama. Semakin
tinggi intensitas cahaya yang tersebar, semakin tinggi kekeruhannya. Polimer
formazin digunakan sebagai suspensi referensi standar utama. Kekeruhan
konsentrasi tertentu dari suspensi formazin didefinisikan sebagai 4000 NTU
(Turbidity (2130B-Turbidity) Nehelometric Method: Standard Method or
Examination of Water and Wastewater 23rd Edition, 2017)

1.2. Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat kekeruhan dari
sampel air sungai.

1.3. Tinjauan Pustaka


Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar
untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (Nephelometrix Turbidity
Unit) atau JTU (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin Turbidity Unit).
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1
mg/liter SiO2. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau
benda koloid di dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika
maupun dari segi kualitas air itu sendiri (Hefni, 2003).
Tingkat kekeruhan iar biasa disebut turbiditas. Turbiditas pada air
disebabkan oleh adanya materi suspensi, seperti tanah liat/lempung, endapan
lumpur, partikel organik yang koloid, plankton, dan organisme nikroskopis
lainnya (NN (vol2), 1998).
Turbiditas biasanya diukur dengan turbidimeter yang berprinsip pada
spektroskopi absorpsi dan yang diukur adalah absorbsi akibat partikel yang
tercampur. Turbiditas juga biasa diukur dengan turbidimeter atau nephelometer
yang berprisip pada hamburan sinar dengan peletakkan detektor pada sudut 90o

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 1


dari sumber sinar dan yang diukur adalah hamburan cahaya oleh campurannya
(Khopkar, 1990).
Tingkat kekeruhan atau turbiditas ini ditunjukkan dengan satuan
pengukuran yaitu NTU (Nephelometrix Turbidity Unit). Berdasarkan ketentuan
dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) batas maksimum tingkat kekeruhan air
minum yang memenuhi syarat adalah 5 NTU (NN, (Vol 1), 1988).

1.4. Alat Dan Bahan


1.4.1. Alat
1. Turbidimeter
2. Gelas ukur
1.4.2. Bahan
1. Sampel air sungai Universitas Hang Tuah

1.5. Skema Kerja


Menyiapkan sampel air sungai

Menuangkan sampel air sungai ke dalam gelas ukur sebanyak 10 ml

Menuangkan sampel air dari gelas ukur ke dalam botol sampel

Memasukkan botol sampel ke dalam turbidimeter

Menekan tombol tes hingga terbaca tingkat kekeruhan pada layar alat

Mencatat hasil pengukuran

Hasil
Gambar 1.1 Skema Kerja Analisa Kekeruhan dan pH air

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 2


1.6. Hasil Pengamatan Dan Analisa Pembahasan
1.6.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Praktikum Tingkat Kekeruhan
No Perlakuan Pengamatan Gambar
1 Menyiapkan sampel air Tidak terjadi
sungai perubahan

2 Menuangkan sampel air Tidak terjadi


sungai ke dalam gelas ukur perubahan
sebanyak 10 ml

3 Menuangkan sampel air Tidak terjadi


dari gelas ukur ke dalam perubahan pada
botol sampel sampel air sungai

4 Memasukkan botol sampel Tidak terjadi


ke dalam turbidimeter perubahan pada
sampel air sungai

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 3


No Perlakuan Pengamatan Gambar
5 Menekan tombol tes Tingkat kekeruhan
hingga terbaca tingkat 17,53 NTU
kekeruhan pada layar alat
lalu mencatat hasilnya

Sumber : Hasil Dokumentasi


1.6.2. Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui
tingkat kekeruhan dari sampel air sungai. Tingkat kekeruhan air biasa
disebut turbiditas. Turbiditas pada air disebabkan oleh adanya materi
suspensi, seperti tanah liat/lempung, endapan lumpur, partikel organik
yang koloid, plankton, dan organisme nikroskopis lainnya. Turbiditas
juga biasa diukur dengan turbidimeter atau nephelometer yang berprisip
pada hamburan sinar dengan peletakkan detektor pada sudut 90o dari
sumber sinar dan yang diukur adalah hamburan cahaya oleh
campurannya. Tingkat kekeruhan atau turbiditas ini ditunjukkan dengan
satuan pengukuran yaitu NTU (Nephelometrix Turbidity Unit).
Dalam praktikum analisa kekeruhan dilakukan menggunakan alat
turbidimeter dan sampel air sungai yang diteliti adalah air sungai
Universitas Hang Tuah. Tingkat kekeruhan dari sampel air sungai
Universitas Hang Tuah didapat 17, 53 NTU. Menurut PERMENKES
No.416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air, untuk tingkat
kekeruhan air adalah 25 NTU yang merupakan kadar maksimum yang
diperbolehkan. Dari baku mutu tersebut tingkat kekeruhan sungai depan
Universitas Hang Tuah tidak melebihi kadar maksimum yang telah
ditetapkan pada baku mutu yang telah ditetapkan.

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 4


Tabel 1.2 Tingkat Kekeruhan Dari Beberapa Sampel Air Sungai
Tingkat Kekeruhan
No Kelompok Nama Sungai
(NTU)
1 1 Sungai UHT 17,53
2 2 Sungai UNTAG 62
3 3 Sungai STIESIA 15,59
4 4 Sungai Kalibokor 7,31
5 5 Sungai Bundaran ITS 42,06
6 6 Sungai UNAIR C 31,65
Sumber : Data Kelompok

Tingkat Kekeruhan (NTU)


70
60
50
40
30
20
Tingkat Kekeruhan
10
(NTU)
0

Gambar 1.2 Grafik Tingkat Kekeruhan Dari Beberapa Sampel Air


Sungai
Sumber: Data Kelompok
Menurut PERMENKES No.416 tahun 1990 tentang persyaratan
kualitas air, untuk tingkat kekeruhan air adalah 25 NTU yang merupakan
kadar maksimum yang diperbolehkan. Dari ke 6 sampel yang diteliti
yang berada dibawah batas maksimum yang ditentukan adalah sampel
sungai UHT (17,53 NTU), STIESIA (15,59 NTU), dan Kalibokor (7,37
NTU). Sungai yang paling rendah tingkat kekeruhannya adalah
Kalibokor yaitu 7,37 NTU dan sungai yang memiliki tingkat kekeruhan
paling tinggi hingga melewati kadar maksimum yang diperbolehkan oleh
pemerintah adalah sungai UNTAG yaitu 62 NTU.

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 5


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan di perairan
adalah adanya kandungan bahan organik dan anorganik baik yang
tersuspensi maupun terlarut, seperti lumpur dan pasir halus. Selain itu,
kekeruhan juga dapat disebabkan oleh bahan organik dan anorganik lain
berupa plankton dan mikroorganisme lainnya.

1.7. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Tingkat kekeruhan dari sampel air sungai Universitas Hang Tuah didapat 17,
53 NTU
2. Menurut PERMENKES No.416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air,
untuk tingkat kekeruhan air adalah 25 NTU yang merupakan kadar
maksimum yang diperbolehkan, tingkat kekeruhan sungai depan Universitas
Hang Tuah tidak melebihi kadar maksimum yang telah ditetapkan pada baku
mutu yang telah ditetapkan.
3. Dari ke 6 sampel yang diteliti yang berada dibawah batas maksimum yang
ditentukan adalah sampel sungai UHT (17,53 NTU), STIESIA (15,59 NTU),
dan Kalibokor (7,37 NTU).
4. Sungai yang paling rendah tingkat kekeruhannya adalah Kalibokor yaitu
7,37 NTU dan sungai yang memiliki tingkat kekeruhan paling tinggi hingga
melewati kadar maksimum yang diperbolehkan oleh pemerintah adalah
sungai UNTAG yaitu 62 NTU

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 6


1.8. Daftar Pustaka
1. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dan Lingkungan Perairan. Kanisius( Anggota IKAPI ), Jakarta.
2. Khopkar, S. M.. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. Penerbit
Universitas Indonesia
3. NN. 1988. Guidelines for Drinking Water Qulity (vol 1). Belgium: World
Health Organitation.
4. NN. 1988. Guidelines for Drinking Water Qulity (vol 2). Belgium: World
Health Organitation.
5. Permenkes. 1990. Tingkat Kekeruhan Air. PERMENKES RI Nomor 416
6. Rodger, B. Baird. 2017. Standard Method or Examination of Water and
Wastewater 23rd edition. Washington DC: American Public Health
Association.

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 7


B. Analisa Ph
1.1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja pH meter adalah didasarkan pada potensial elektrokimia
yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah
diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak
diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan
berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif (pH
Value (4500-H+)/ Electrometric Method: Standard Method or Examination of
Water and Wastewater 23rd Edition, 2017).

1.2. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan tingkat keasaman atau basa dalam suatu sampel air
melalui konsentrasi ion hidrogen (H+).

1.3. Tinjauan Pustaka


pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H Koefisien aktivitas ion hidrogen
tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional +) yang terlarut (Sururi, 1998).
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
(membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif
kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia
dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk
melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai
catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan
(Purba, 1995).
Nilai pH atau derajat keasaman dapat ditentukan dengan lebih akurat jika
diukur dengan menggunakan pH meter dengan syarat baterai yang digunakan
masih memilki cukup banyak energy dan sebelum memulai pengukuran

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 8


tingkat/derajat keasaman suatu bahan terlebih dahulu harus dilakukan
pengklaribrasian dengan cara memutar baut menggunakan pression screw
driver dahulu sambil ujung dari pH meter direndam dilarutan khusus yaitu
larutan buffer sampai menunjukkan angka 7 atau menunjukkan angka 14. Jika
hal tersebut tidak dilakukan maka hasil yang didapat dari hasil pengukuran
tidak mendapatkan hasil yang valid (Lubis, 1993).

1.4. Alat Dan Bahan


1.4.1. Alat
1. pH meter
2. Beaker glass
1.4.2. Bahan
1. Sampel air sungai Universitas Hang Tuah

1.5. Skema Kerja


Menyiapkan sampel air sungai

Menuangkan sampel air ke dalam beaker glass ± 30ml

Mengukur kadar pH sampel air sungai menggunkan Ph meter

Mencatat hasil pengamatan

Hasil
Gambar 1.3 Skema Kerja Analisa pH

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 9


1.6. Hasil Pengamatan Dan Analisa Pembahasan
1.6.1. Hasil pengamatan
Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Analisa pH
No Perlakuan Pengamatan Gambar
1 Menyiapkan sampel air Tidak terjadi
sungai perubahan

2 Menuangkan sampel air ke Tidak terjadi


dalam beaker glass ± 30ml perubahan

3 Mengukur kadar pH pH air sungai 7,2


sampel air sungai
menggunakan pH meter

Sumber : Hasil Dokumentasi


1.6.2. Pembahasan
Praktikum yang telah dilakakukan bertujuan untuk mengetahui
kadar pH. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu
larutan. Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada
potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam
elektroda gelas (membran gelas) yang telah diketahui dengan larutan
yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Metode yang
digunakan adalah metode elektrometik yaitu metode yang menggunakan
alat pH meter yang dicelupkan ke dalam sampel.
Praktikum diawali dengan menyiapkan sampel air sungai depan
UHT ± 30ml pada beaker glass. Kemudian mencelupkan pH meter ke

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 10


dalamya yang brtujuan untk mengetahui kadarnya. Dari praktikum yang
telah dilakukan didapatkan kadar pH untuk air sungai depan UHT adalah
7,2. Menurut PP RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air, menunjukkan kriteria mutu air untuk
pH adalah 6-9. Hal ini menunjukkan kadar pH air sungai depan UHT
tidak melewati kadar maksimum yang telah ditetapkan pada baku mutu
tersebut.
Tabel 1.4 Kadar pH Dari Beberapa Sampel Sungai
No Nama Sungai Kadar pH
1 Sungai depan Universitas Hang Tuah 7,2
2 Sungai depan UNTAG 7,3
3 Sungai depan stesia 7,2
4 Sungai kalibokor 7,3
5 Sungai Bundaran ITS 7
6 Sungai UNAIR kampus C 7,2
Sumber: Data Kelompok

Kadar pH
7.35
7.3
7.25
7.2
7.15
pH

7.1
7.05
7
6.95
6.9
6.85
Sungai
Sungai Sungai
Sungai Sungai Sungai UNAIR
Kaliboko Bundara
UHT UNTAG STIESIA Kampus
r n ITS
C
Kadar pH 7.2 7.3 7.2 7.3 7 7.2

Gambar 1.4 Grafik Kadar pH Dari Beberapa Sampel Sungai


Sumber: Data Kelompok
Menurut PP RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air, menunjukkan kriteria mutu air untuk
pH adalah 6-9. Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat semua sampel air
sungai yang diteliti masih dalam keadaan sungai yang sehat karena masih
dalam rentang pH yang normal. Hal ini disebabkan hasil pengukuran dari

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 11


ke 6 sungai tersebut didapatkan pH 7-7,3. Kadar pH yang paling tinggi
dari data diatas adalah dari sungai depan UNTAG dan Kalibokor yaitu
7,3 dan yang paling rendah adalah dari sampel air sungai bundaran ITS
yaitu 7. Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa
faktor yaitu Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2, konsentrasi
garam-garam karbonat dan bikarbonat serta proses dekomposisi bahan
organik di dasar perairan.

1.7. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Kadar pH untuk air sungai depan UHT adalah 7,2.
2. Menurut PP RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air, menunjukkan kriteria mutu air untuk pH
adalah 6-9, yang menunjukkan semua sampel air sungai yang diteliti masih
dalam keadaan sungai yang sehat karena masih dalam rentang pH yang
normal yaitu 7-7,3.
3. Kadar pH yang paling tinggi dari data diatas adalah dari sungai depan
UNTAG dan Kalibokor yaitu 7,3 dan yang paling rendah adalah dari
sampel air sungai bundaran ITS yaitu 7.

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 12


1.8. Daftar Pustaka
1. Lubis, M. 1993. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud.
2. Purba, M. 1995. Ilmu Kimia. Erlangga, Jakarta
3. PP RI. 2001. Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran
Air. PP RI No.82
4. Rodger, B. Baird. 2017. Standard Method or Examination of Water and
Wastewater 23rd edition. Washington DC: American Public Health
Association.
5. Sururi, A. B. 1998. Analisa Performansi Sensor Ph Berbasis Fiber Optik
Berdasarkan Pengamatan Kondisi Sol-Gel Pada Optrode. ITS-
Press, Surabaya.

Laporan Praktikum Analisis Parameter Kualitas Lingkungan 13

Anda mungkin juga menyukai