Anda di halaman 1dari 6

A.

JUDUL PERCOBAAN
Metode Hamburan Cahaya

B.

TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan konduktans dari berbagai macam sumber air

berdasarkan metode hamburan cahaya (turbidimetri).


C.

LANDASAN TEORI
Turbidimetri adalah metode pengukuran konsentrasi partikel dalam suatu

suspense. Metode ini didasarkan pada hamburan elastic cahaya oleh partikel.
Turbidimetri mengukur penurunan intensitas cahaya yang diteruskan akibat
adanya hamburan zat yang ada dalam larutan harus disuspensikan agar dapat
ditentukan dengan turbidimetri dengan cara mereaksikannya dengan zat
pengendap atau ditambahkan zat aktif permukaan. Mengingat cahaya yang
dihamburkan maka intensitas cahaya pada setiap arah merupakan fungsi
konsentrasi bentuk ukuran partikel dan indeks refrektif relative atau partikel atau
medium serta panjang gelombang cahaya datang. Metode ini merupakan metode
standar dalam menentukan kekeruhan air. Selain itu dapat juga mengukur kadar
sulfat, perak, arsen, emas, kalsium, dan kalium (Yanti, 2011).
Turbidimeter adalah alat yang digunakan sebagai alat uji standar untuk
mengetahui tingkat kekeruhan air. Keberadaan alat ini sebenarnya sudah umum
dan mudah dicari. Namun karena harganya relative mahal menjadikan alat ini
hanya dimiliki oleh pihak-pihak tertentu. Untuk menguji apakah air yang kita
punya mempunyai standar atau tidak harus pergi ke laboratorium penguji air
minum, hal tersebut menyebabkan kurang efektif dan efisien
(Nuzula dan Endarko, 2013: 1).
Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba.
Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi
jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat
dikelompokkan dalam tiga golongan. Yaitu pengukuran perbandingan intensitas
cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas yang datang; pengukuran efek

ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang mulai tidak tampak di dalam
lappisan medium yang keruh. Instrumen pengukuran perbandingan tyndall disebut
sebagai tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung.
Sedangkan pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Turbidineter

mliputi

pengukuran

cahaya

yang

diteruskan.

Turbiditas

berbandinglurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung


juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio tyndall sebanding dengan
pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat
panjang gelombang (Khopkhar,2003 : 7)
Prinsip spektroskopi absorbsi pada turbidimeter dan nefelometer. Untuk
turbidimeter, absorbsi akibat partikel yang tersuspensi yang diukur sedangkan
pada nefelometer, hamburan cahaya oleh suspensilah yang diukur. Meskipun
presisi metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis, sedangkan
akuransi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Setiap
instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk turbidimeter. Sedangkan
nefelometer sering digunakan pada nalisis anorganik. Pada konsentrasi yang lebih
tinggi, absorbsi bervariasi secara linier terhadap konsentrasi, sedangkan pada
konsentrasi yang lebih rendah untuk sistem koloid Te dan SnCl 2, tembaga
ferrosianida dan sulfida-sulfida logam berat tidak demikian halnya. Kelarutan zat
tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin pelundung koloid biasanya digunakan
untuk membentuk suatu dispersi koloid yang seragam dan stabil
(Tim Dosen Kimia Analitik,2016 :24).
Prinsip spektroskopi absorpsi dapat digunakan pada turbidimeter dan
neflometer. Untuk turbidimeter, absorpsi akibat partikel yang tersuspensi diukur
sedangkan

pada neflometer, hamburan cahaya oleh suspensilah yang diukur.

Meskipun posisi metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis,
sedang akurasi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Setiap
instrumen pada spektroskopi absorpsi dapat digunakan untuk turbidimeter.
Metode neflometer kurang sering digunakan pada analisis anorganik. Pada
konsentrasi lebih tinggi, absorpsi bervariasi secara linier terhadap konsentrasi,
sedangkan pada kosnentrasi lebih rendah untuk system koloid ted an SnCl2
tembaga ferrosianida dan sulfide . sulfide logam berat tidak demikianhalnya.

Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin pelindung koloid


biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi koloid yang seragam dan
stabil (Khopkar, 1998: 245-246).
Menurut departemen kesehatan Indonesia, air minum yang baik untuk
dikonsusmsi adalah air minum yang memiliki syarat-syarat antara lain tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Air yang
keruh merupakan satu cirri air yang tidak sehat dan tidak bersih. Oleh karena itu,
pengujian kekeruhan air sangat dibutuhkan dalam proses pengolahan air, agar air
tersebut layak digunakan untuk proses selanjutnya. Turbidimetri adalah salah
satu alat uji

standar untuk

mengetahui tingkat kekeruhan air dalam wadah

(Nuzula dan Endarko, 2013: 1).


Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Kualiitas air yang buruk menjadi pusat
perhatian bagi para pengusaha untuk membuat perusahaan yang bergerak dibidang
air bersih layak komsumsi, yang lebih dikenal dengan istilah air minum dalam
kemasan (AMDK). Air minum dalam kemasan merupakan air baku dari berbagai
macam sumber yang telah diproses, dikemas dn aman untuk diminum. Air minum
dalam kemasan sangat praktis dn efisien, selain itu juga terjaga kebersihan dan
keamanannya yang ditunjukkan dengan label Standar Nasional Indonesia (SNI)
yang terdapat pada kemasan. Kualitas air minum dapat dianalisis melalui sifat
kimia , biologi dan fisika. Salah satu sifat fisika air adalah sifat optic, yakni warna
dan kejernihan. Kejernihan merupakan salah satu sifat yang sangat penting dalam
menentukan kualitas air. Kekeruhan menggambarkan sifat optic air yang itentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan
yang terdapat didalam air (Nurlaili,dkk. 2012: 11).
Pengujian turbiditans dapat digunakan untuk menentukan besarnya
konsentrasi misel kritis ditentukan larutan surfaktan. Dengan metode ini
konsentrasi misel kritis dapat digunakan dengan menandai titik diskontuniutasnya
pada grafik hubungan antara turbiditans dengan konsentrasi dan konsentrasi saat
diskontuniutas inilah yang disebut konsentrasi misel kritisnya. Melalui peralatan

hamburan cahaya dapat disimpulkan bahwa lesitin membentuk misel pada


konsentrasi yang sangat rendah yaitu 10-5 g/ml (Widjajanti dan Tutik, 2004: 106).
Senyawaan yang tidak dapat larut, dalam jumlah-jumlah sedikit, dapat
disiapkan dalam keadaan agregasi sedemikian sehingga diperoleh suspense yang
sedang-sedang stabilnya. Sifat-sifat dari setiap suspensi dan berbeda-beda yang
menurut konsentrasi fase terdispersinya. Bila cahaya dilewatkan melalui suspensi
itu, sebagian dari energy radiasi yang jatuh dihamburkan dengan penyerapan
(absorpsi), pemantulan atau refleksi, pembiasan (refraksi), sementara sisanya
ditransmisi (diteruskan). Pengukuran intensitas cahaya yang ditransmisi sebagai
fungsi dari konsentrasi fase-terdispersi adalah dasar dari analisis turbidimetri. Bila
suspense dipandang sudut tegak lurus terhadap arah cahaya yang jatuh, system
Nampak opalesen (berpendar seperti mutiara) disebabkan oleh pantulan cahaya
dari partikel-partikel suspensi itu (efek Tyndall). Cahaya dipantulkan tak beraturan
dan membaur, sehingga istilah cahaya-baur digunakan untuk menerangkan
opalesens atau kekabutan itu (Svehla, 1985: 909).
Hubungan antara absorpsi radiasi dan panjang lintasan melewati medium
yang menyerap mula-mula dirumuskan oleh Bouger (1729), meskipun kadang
dikaitkan dengan Lumbert (1768). Jika suatu berkas radiasi monokromatik ( yakni
radiasi dengan panjang gelombang tunggal) diarahkan menembus medium.
Ternyata bahwa tiap lapisan menyerap fraksi radiasi yang sama besar. Anggaplah
sebagai contoh lapisan pertama menyerap separuh radiasi yang keluar dari lapisan
kedua ini akan menjadi seperempat dari daya aslinya dari lapisan ketiga
seperdelapan dan seterusnya (Underwood, 2002: 391).
Konsentrasi saat misel mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritis.
Dibawah konsentrasi misel kritis biasanya surfaktan dapat bekerja dengan baik,
karena misel dalam molekulnya belum terbentuk, sehingga dapat menjadi
perantara untuk mencampur dua buah larutan yang sulit bercampur. Hal ini sangat
penting untuk menentukan konsentrasi saat suatu zat dapat digunakan sebagai
surfaktan atau pengemulsi yang baik (Widjajanti dan Tutik, 2004: 105).
Kekeruhan (turbidity) adalah keadaan dimana transparansi suatu zat cair
berkurangakibat kehadiran zat-zat tak-terlarut (ISO, 1999). Untuk mengetahui

tingkat kekeruhan air(turbiditas) digunakan alat ukur yang disebut turbidimeter.


Perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi yang demikian pesat di bidang
elektronika dan instrumentasi telahmemungkinkan diciptakannya alat-alat ukur
yang bekerja secara digital.Model desain alat ukur tingkat kekeruhan zat cair ini
menggunakan

mikrokontrolerAT89S51

dengan

menggunakan

sensor

fototransistor pada posisi 90o terhadap cahaya yangdatang dari LED (disebut
metode Nephelometer), dimana standar yang digunakan untukmengukur tingkat
kekeruhan air adalah NTU (Nephelometric Turbidity Units), danmenampilkan
hasil pengukurannya pada LCD karakter 2x16. Dengan menggunakan
prinsiphamburan cahaya. Cahaya dilewatkan melalui suatu zat cair, maka ada
sebagian energi foton cahaya itu yang diserap dan sebagian lagi dihamburkan oleh
partikel-partikel tersuspensi yangberada di jalur lintasan cahaya tersebut. Oleh
sebab itu, metode pengukuran tingkat kekeruhanzat cairpun dibedakan menurut
intensitas cahaya mana yang diukur: cahaya yang diteruskan(transmitted), cahaya
yang dihamburkan (scattered), atau kedua-duanya(Hendrizon, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

Khopkhar,S.M. 2003. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesia (UI-Press).
Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UIP.
Nurlaili, dkk. 2012 . Studies Of Relation Between Turbidyty and Refractive
Indeks Off Botlled Water In The Area of banda Aceh by Using
Interferometer Murty Mtehod. Journal Of the Aceh Physical Society,SS.
Vol. 1. No 1
Nuzula, Nike Ika dan Endarko. 2013. Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur
Kekeruhan Air Berbasis Mikrokotroler ATMega 8535. Jurnal Sains.
Surabaya. Vol. 2. No.1.
Svehla. 1985. Kimia Dasar Kuantitantif Anorganik. Jakarta: Erlangga
Tim Dosen Kimia Analitik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Instrumen.
Makassar: Juurusan Kimia FMIPA UNM.
Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Media Pustaka.
Widjajanti, Endang dan Tutik, Regina. 2004. Penentuan Konsentrasi Misel Kritis
Lesitin Secara Turbidimetri. Jurnal Kimia. Yogyakarta. Vol. 3. No.2.
Yanti, Erisca. 2011. Penentuan Kandungan Ion Sulfat Dengan Metode
Turbidimetri. Sriwijaya. Jurnal Kimia. Vol. 2. No. 1.

Anda mungkin juga menyukai