ABSTRAK
Sungai merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup, sebab sungai dapat menjadi
sumber konsumsi, hygiene sanitasi, transportasi, dan juga sebagai temapat tinggal bagi makhluk
hidup khususnya manusia. Kegunaan air untuk hygiene sanitasi dapa digunakan untuk pemeliharaan
kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan,
peralatan makan, dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan higiene sanitasi dapat digunakan
sebagai air baku untuk air minum. Dalam memanfaatkan sungai untuk keperluan hygiene dan
sanitasi, perlu dilakukan pengujian kualitas air melalui parameter fisik, kimia, dan biologi agar
dapat memastikan apakah air yang digunakan sudah memenuhi standar baku mutu atau belum.
Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas air dengan analisis parameter PH,
TDS (Total Dissolve Solid), dan Turbidity (kekeruhan). Metode penelitian yang digunakan pada
praktikum ini adalah metode survei dan kerja langsung di lapangan, pengumpulan data dan analisis
di Laboratorium. Penganmbilan sampel dilakukan sesuai dengan SNI 6989-57.2008 terhadap
beberapa sampel air sungai. Kemudian diamati parameter PH, TDS (Total Dissolve Solid), dan
Turbidity (kekeruhan) dan dianalisa kesesuaiannya dengan standar baku mutu kesehatan lingkungan
yaitu Permenkes No 32 Tahun 2017 dan Klasifikasi Mutu Air dari Peraturan Gubernur Sumsel
Nomor 16 Tahun 2005 untuk menentukan kategori kualitas air sungai dengan kelas I, II, III, dan IV.
Dari hasil pengujian diperoleh bahwa sampel air sungai sudah memenuhi beberapa parameter yang
ada pada standar baku mutu, namun perlu pengelolaan lebih lanjut untuk dapat digunakan dalam
keperluan hygiene dan sanitasi.
Kata Kunci : Kualitas Air, PH, TDS, Turbidity, Air Sungai
PENDAHULUAN triliyun m3/tahun atau sepertiga dari wilayah
Indonesia (worldbank, 2014), air yang
Air menutupi sekitar 71% permukaan bumi berlimpah ini ditampung pada tampungan -
yang sebagian besar (97,4%) asin. Sisanya tampungan sumber air seperti sungai, yaitu
sekitar 2,586% berupa air tawar yang sebanayak lebih dari 5.590 sungai yang
tersimpan sebagai es di kutub dan di dalam tersebar di seluruh penjuru negeri (Samekto
tanah, dan hanya 0,014% lainnya yang dapat dan Winata, 2010). Beberapa sungai besar
langsung dimanfaatkan terdapat dalam yang terkenal adalah Sungai Ciliwung,
bentuk uap air, air tanah yang dapat Cisadane, Kapuas, Musi dan Bengawan Solo.
digunakan, sungai dan danau. Sungai
menjadi salah satu pemasok air terbesar Air sungai biasa digunakan untuk keperluan
untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki hygiene sanitasi seperti untuk pemeliharaan
fungsi penting bagi kehidupan manusia. kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat
Indonesia termasuk kedalam 10 negara kaya gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan,
akan air dengan ketersedian air mencapai 3,9 peralatan makan, dan pakaian. Selain itu air
1
untuk keperluan higiene sanitasi dapat kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
digunakan sebagai air baku untuk air minum. Dimana pH normal memiliki nilai 6.5 hingga
Air sungai untuk keperluan hygiene sanitasi ini 7.5 sementara bila nilai pH < 6.5 menunjukkan
perlu diuji kualitasnya terlebih dahulu untuk zat tersebut memiliki sifat asam sedangkan
memastikan apakah sudah layak atau belum. nilai pH > 7.5 menunjukkan zat tersebut
Hal ini dilakukan agar masyarakat mupun memiliki sifat basa.
individu dapat terhindar dari berbagai macam
penyakit akibat kandungan air sungai yang TDS adalah jumlah material yang terlarut di
melebihi standar. dalam air. Material ini dapat berupa karbonat,
bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat,
Untuk mengatahui kandungan air sungai sudah kalsium, magnesium, natrium, ion-ion organik,
memenuhi standar atau belum dapat dilakukan senyawa koloid dan lain-lain (WHO, 2003).
dengan pengujian kualitas air sungai. TDS dapat digunakan untuk memperkirakan
Pengujian kualitas air sungai dilakukan dengan kualitas air minum, karena mewakili jumlah
mengamati parameter kualitas air sungai. ion di dalam air. Nilai baku mutu air terhadap
Menurut Permenkes no. 32 tahun 2017 standar parameter uji TDS yang diperbolehkan
baku mutu kesehatan lingkungan untuk menurut standar nasional adalah 1000 mg/L
keperluan higiene sanitasi meliputi parameter (Kementerian Kesehatan, 2010).
fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa
parameter wajib dan parameter tambahan. Kekeruhan (Turbidity) adalah ukuran yang
Parameter wajib merupakan parameter yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
harus diperiksa secara berkala sesuai dengan mengukur keadaan air baku dengan skala NTU
ketentuan peraturan perundang-undangan, (Nephelometrix Turbidity Unit) atau JTU
sedangkan parameter tambahan hanya (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin
diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi Turbidity Unit). Kekeruhan dinyatakan dalam
geohidrologi mengindikasikan adanya potensi satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1
pencemaran berkaitan dengan parameter mg/liter. Kekeruhan ini disebabkan oleh
tambahan. Khusus dalam praktikum ini hanya adanya benda tercampur atau benda koloid di
menggunakan dua parameter yaitu fisik (TDS dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata
dan Turbidity) serta Kimia (PH). dari segi estetika maupun dari segi kualitas air
itu sendiri (Hefni, 2003).
PH adalah derajat keasaman yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman atau
2
Sesuai dengan SNI 6989-57.2008 cara d. Celupkan elektroda dan sensor temperature
pengambilan sampel air sungai adalah ke dalam sampel.Tunggu sampai pH meter
menunjukkan pembacaan yang tetap,
a. Siapkan alat pengambil contoh yang
sesuai dengan keadaan sumber airnya e. catat hasil pengukuran.
b. Bilas alat pengambil contoh dengan f. Sebelum alat dicelupkan ke sampel lain
elektroda harus dicuci menggunakan
air yang akan diambil, sebanyak
aquades dan di lap menggunakan tisu lalu
3 (tiga) kali ditutup dengan penutup.
c. Ambil contoh sesuai 3. Pengukuran TDS (Total Dissolve Solid)
dengan peruntukan analisis dan pada air
campurkan
dalam penampungsementara, kemudian a. Langkah pengukuran sama dengan
homogenkan pengukuran PH air karena
menggunakan alat Multiparameter
d. Masukkan ke dalam wadah yang sesuai (InScienPro XPT-6).
peruntukan analisis dalam hal ini
dimasukan kedalam botol kaca 4. Pengukuran Turbidity (Kekeruhan)
berukuran 180 ml yang sudah
a. Siapkan alat ukur berupa Turbidymeter
disterilkan terlebih dahulu
TU-2016 lutron.
e. Kemudian sampel diawetkan dan
b. Lakukan kalibrasi dengan mengelap
dibawa ke laboratorium untuk
botol wadah larutan standar dengan
dianalisis.
tisu, kemudian masukan kedalam
2. Pengukuran PH pada air turbiditymeter uji dengan menekan
tombol test, jika hasil CAL 0.00 maka
a. Siapkan alat ukur berupa sudah terkalibrasi
Multiparameter (InScienPro XPT-6)
c. Ambil sampel air sungai, masukan
b. Sebelum menggunakan alat tersebut kedalam botol wadah
terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
dengan menggunakan air suling. d. Masukan wadah sesuai dengan
ketentuan garis alat
c. Kemudian elektroda dan sensor
temperature di lap menggunakan tisu. e. Kemudian tekan tombol CAL,
kemudian hasil akan keluar.