Anda di halaman 1dari 5

UJI KUALITAS AIR SUNGAI MENGGUNAKAN

ANALISIS PARAMETER PH, TDS (TOTAL DISSOLVE SOLID), DAN TURBIDITY


(KEKERUHAN)

Muhammad Ridho Fathoni


10011381823111
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sriwijaya, Indralaya 30662, Indonesia.
ridhofathoni1902@gmail.com

ABSTRAK
Sungai merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup, sebab sungai dapat menjadi
sumber konsumsi, hygiene sanitasi, transportasi, dan juga sebagai temapat tinggal bagi makhluk
hidup khususnya manusia. Kegunaan air untuk hygiene sanitasi dapa digunakan untuk pemeliharaan
kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan,
peralatan makan, dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan higiene sanitasi dapat digunakan
sebagai air baku untuk air minum. Dalam memanfaatkan sungai untuk keperluan hygiene dan
sanitasi, perlu dilakukan pengujian kualitas air melalui parameter fisik, kimia, dan biologi agar
dapat memastikan apakah air yang digunakan sudah memenuhi standar baku mutu atau belum.
Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas air dengan analisis parameter PH,
TDS (Total Dissolve Solid), dan Turbidity (kekeruhan). Metode penelitian yang digunakan pada
praktikum ini adalah metode survei dan kerja langsung di lapangan, pengumpulan data dan analisis
di Laboratorium. Penganmbilan sampel dilakukan sesuai dengan SNI 6989-57.2008 terhadap
beberapa sampel air sungai. Kemudian diamati parameter PH, TDS (Total Dissolve Solid), dan
Turbidity (kekeruhan) dan dianalisa kesesuaiannya dengan standar baku mutu kesehatan lingkungan
yaitu Permenkes No 32 Tahun 2017 dan Klasifikasi Mutu Air dari Peraturan Gubernur Sumsel
Nomor 16 Tahun 2005 untuk menentukan kategori kualitas air sungai dengan kelas I, II, III, dan IV.
Dari hasil pengujian diperoleh bahwa sampel air sungai sudah memenuhi beberapa parameter yang
ada pada standar baku mutu, namun perlu pengelolaan lebih lanjut untuk dapat digunakan dalam
keperluan hygiene dan sanitasi.
Kata Kunci : Kualitas Air, PH, TDS, Turbidity, Air Sungai
PENDAHULUAN triliyun m3/tahun atau sepertiga dari wilayah
Indonesia (worldbank, 2014), air yang
Air menutupi sekitar 71% permukaan bumi berlimpah ini ditampung pada tampungan -
yang sebagian besar (97,4%) asin. Sisanya tampungan sumber air seperti sungai, yaitu
sekitar 2,586% berupa air tawar yang sebanayak lebih dari 5.590 sungai yang
tersimpan sebagai es di kutub dan di dalam tersebar di seluruh penjuru negeri (Samekto
tanah, dan hanya 0,014% lainnya yang dapat dan Winata, 2010). Beberapa sungai besar
langsung dimanfaatkan terdapat dalam yang terkenal adalah Sungai Ciliwung,
bentuk uap air, air tanah yang dapat Cisadane, Kapuas, Musi dan Bengawan Solo.
digunakan, sungai dan danau. Sungai
menjadi salah satu pemasok air terbesar Air sungai biasa digunakan untuk keperluan
untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki hygiene sanitasi seperti untuk pemeliharaan
fungsi penting bagi kehidupan manusia. kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat
Indonesia termasuk kedalam 10 negara kaya gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan,
akan air dengan ketersedian air mencapai 3,9 peralatan makan, dan pakaian. Selain itu air
1
untuk keperluan higiene sanitasi dapat kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
digunakan sebagai air baku untuk air minum. Dimana pH normal memiliki nilai 6.5 hingga
Air sungai untuk keperluan hygiene sanitasi ini 7.5 sementara bila nilai pH < 6.5 menunjukkan
perlu diuji kualitasnya terlebih dahulu untuk zat tersebut memiliki sifat asam sedangkan
memastikan apakah sudah layak atau belum. nilai pH > 7.5 menunjukkan zat tersebut
Hal ini dilakukan agar masyarakat mupun memiliki sifat basa.
individu dapat terhindar dari berbagai macam
penyakit akibat kandungan air sungai yang TDS adalah jumlah material yang terlarut di
melebihi standar. dalam air. Material ini dapat berupa karbonat,
bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat,
Untuk mengatahui kandungan air sungai sudah kalsium, magnesium, natrium, ion-ion organik,
memenuhi standar atau belum dapat dilakukan senyawa koloid dan lain-lain (WHO, 2003).
dengan pengujian kualitas air sungai. TDS dapat digunakan untuk memperkirakan
Pengujian kualitas air sungai dilakukan dengan kualitas air minum, karena mewakili jumlah
mengamati parameter kualitas air sungai. ion di dalam air. Nilai baku mutu air terhadap
Menurut Permenkes no. 32 tahun 2017 standar parameter uji TDS yang diperbolehkan
baku mutu kesehatan lingkungan untuk menurut standar nasional adalah 1000 mg/L
keperluan higiene sanitasi meliputi parameter (Kementerian Kesehatan, 2010).
fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa
parameter wajib dan parameter tambahan. Kekeruhan (Turbidity) adalah ukuran yang
Parameter wajib merupakan parameter yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
harus diperiksa secara berkala sesuai dengan mengukur keadaan air baku dengan skala NTU
ketentuan peraturan perundang-undangan, (Nephelometrix Turbidity Unit) atau JTU
sedangkan parameter tambahan hanya (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin
diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi Turbidity Unit). Kekeruhan dinyatakan dalam
geohidrologi mengindikasikan adanya potensi satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1
pencemaran berkaitan dengan parameter mg/liter. Kekeruhan ini disebabkan oleh
tambahan. Khusus dalam praktikum ini hanya adanya benda tercampur atau benda koloid di
menggunakan dua parameter yaitu fisik (TDS dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata
dan Turbidity) serta Kimia (PH). dari segi estetika maupun dari segi kualitas air
itu sendiri (Hefni, 2003).
PH adalah derajat keasaman yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman atau

METODE PENELITIAN 2016)


Multiparameter
Praktikum uji kualitas air sungai dilakukan
(InScienPro
pada hari Sabtu, 23 Maret 2020. Hasil
XPT-6)
pengambilan sampel diteliti di Laboraturium
gelas beker
Kesling FKM UNSRI.
Bufet
Alat dan Bahan Botol sampel
Alat dan bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan praktikum ini dapat dilihat pada Prosedur Kerja
Tabel 1.
Praktikum pengujian kualitas air sungai
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan. dilakukan dengan mengambil sampel sungai
terlebih dahulu kemudian dibawa ke
Alat Bahan
laboratorium untuk pengumpulan data dan
Point Sampler Aquades , air analisis parameter PH, TDS, dan Turbidity
Turbidimetri sungai sesuai dengan baku mutu lingkungan.
portable (sampel)
(Lutron TU- 1. Pengambilan sampel air sungai

2
Sesuai dengan SNI 6989-57.2008 cara d. Celupkan elektroda dan sensor temperature
pengambilan sampel air sungai adalah ke dalam sampel.Tunggu sampai pH meter
menunjukkan pembacaan yang tetap,
a. Siapkan alat pengambil contoh yang
sesuai dengan keadaan sumber airnya e. catat hasil pengukuran.

b. Bilas alat pengambil contoh dengan f. Sebelum alat dicelupkan ke sampel lain
elektroda harus dicuci menggunakan
air yang akan diambil, sebanyak
aquades dan di lap menggunakan tisu lalu
3 (tiga) kali ditutup dengan penutup.
c. Ambil contoh sesuai 3. Pengukuran TDS (Total Dissolve Solid)
dengan peruntukan analisis dan pada air
campurkan
dalam penampungsementara, kemudian a. Langkah pengukuran sama dengan
homogenkan pengukuran PH air karena
menggunakan alat Multiparameter
d. Masukkan ke dalam wadah yang sesuai (InScienPro XPT-6).
peruntukan analisis dalam hal ini
dimasukan kedalam botol kaca 4. Pengukuran Turbidity (Kekeruhan)
berukuran 180 ml yang sudah
a. Siapkan alat ukur berupa Turbidymeter
disterilkan terlebih dahulu
TU-2016 lutron.
e. Kemudian sampel diawetkan dan
b. Lakukan kalibrasi dengan mengelap
dibawa ke laboratorium untuk
botol wadah larutan standar dengan
dianalisis.
tisu, kemudian masukan kedalam
2. Pengukuran PH pada air turbiditymeter uji dengan menekan
tombol test, jika hasil CAL 0.00 maka
a. Siapkan alat ukur berupa sudah terkalibrasi
Multiparameter (InScienPro XPT-6)
c. Ambil sampel air sungai, masukan
b. Sebelum menggunakan alat tersebut kedalam botol wadah
terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
dengan menggunakan air suling. d. Masukan wadah sesuai dengan
ketentuan garis alat
c. Kemudian elektroda dan sensor
temperature di lap menggunakan tisu. e. Kemudian tekan tombol CAL,
kemudian hasil akan keluar.

HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan Permenkes no. 32 Tahun 2017


dan Pergub Sumsel no. 16 Tahun 2005.
Dari praktikum pengujian air sungai terhadap
parameter, diperoleh hasil sebagai berikut, Tabel 3. Perbandingan Hasil Uji dengan Baku
dapat dilihat pada tabel 2. Mutu Lingkungan Permenkes No. 32 Tahun
2017
Tabel 2. Hasil Pengukuran
Permenkes
No Parameter Satuan Hasil No. 32
No Parameter Satuan Hasil
Tahun
Fisik 2017
1 TDS Ppm 1940 Fisik
2 Turbidity NTU 18 1 TDS Ppm 1940 1000
Kimia 2 Turbidity NTU 18 25
1 PH - 6,6 Kimia
Dari hasil pengukuran tersebut kemudian akan 1 PH - 6,6 6,5-8,5
dibandingkan dengan Standar Baku Mutu
3
Tabel 4. Perbandingan Hasil Uji dengan Mutu Lingkungan Permenkes No. 32
klasifikasi Mutu Air Pergub Sumsel no. 16 Tahun 2017.
Tahun 2005
4. Dari seluruh Parameter uji hanya PH yang
Pergub Sumsel no. 16 tergolong dalam Kelas I Klasifikasi Mutu
N Parame Satu Has tahun 2005 Air Pergub Sumsel no. 16 Tahun 2005
o ter an il I II III IV
5. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa,
Fisik kualitas Air sungai yang di teliti tidak
1 TDS Ppm 194 100 100 100 200 memenuhi baku mutu lingkungan
0 0 0 0 0
sehingga perlu dilakukan pengolahan air
2 Turbidi NTU 18 16, 16, 133 133
ty 7 7 ,3 ,3 terlebih dahulu sebelum digunakan.
Kimia Saran
1 PH - 6,6 6- 6- 6- 6-
9 9 9 9 1. perlu dilakukannya upaya-upaya untuk
Dari perbandingan hasil uji dengan Baku Mutu mengurangi kadar parameter yang tidak
Lingkungan dari Permenkes No. 32 Tahun memenuhi syarat BML maupun mutu air.
2017 dan Klasifikasi Mutu Air Pergub Sumsel
no. 16 Tahun 2005. Dapat dilihat bahwa Hasil 2. Tersedianya alat-alat yang sesuai dengan
uji PH dan Turbidity sudah memenuhi batas SNI
maksimal, namun untuk TDS tidak memenuhi
Standar Baku Mutu Lingkungan Permenkes
No. 32 Tahun 2017. DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan jika dibandingkan dengan Pergub Trisnaini, I., Kumala Sari, T. N., & Utama, F.
Sumsel no. 16 Tahun 2005 hasil uji (2018). Identifikasi Habitat Fisik Sungai
menunjukan bahwa, parameter TDS termasuk dan Keberagaman Biotilik Sebagai
ke dalam kelas IV, Turbidity kelas III, dan PH Indikator Pencemaran Air Sungai Musi
termasuk ke dalam kelas I. Berdasarkan Kota Palembang. Jurnal Kesehatan
klasifikiasi mutu air Pergub Sumsel no. 16 Lingkungan Indonesia, 17(1), 1.
Tahun 2005, untuk kelas I berarti air dapat https://doi.org/10.14710/jkli.17.1.1-8
digunakan sebagai bahan baku air minum atau
peruntukan lain yang menyaratkan mutu air Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 16
yang sama, kelas III berarti air dapat Tahun 2015 Tentang Bantuan Keuangan
digunakan untuk pembudidayaan ikan tawar, Kepada Partai Politik.
peternakan, pertanaman dan peruntukan lain
dengan syarat mutu sejenis, dan kelas IV, Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
berarti air dapat digunakan untuk mengairi (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
pertanaman dan peruntukan lain dengan syarat Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
mutu sejenis. 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
KESIMPULAN DAN SARAN Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua
Kesimpulan dan Pemandian Umum. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
1. Alat pengukuran parameter kualitas air 17–20.
sudah memenuhi SNI
Sugiharto. Dasar-Dasar Pengelolaan Air
2. Teknik sampling air menggunakan metode Limbah. Jakarta : Universitas Indonesia
SNI 6989-57.2008 dan pengambilan Press (UI-Press); 2008.
sampel dilakukan sebanyak tiga kali.
SNI 06-6989.25-2005
3. Dari seluruh parameter hanya PH dan
Turbidity yang memenuhi Standar Baku
4
ffendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit : Kanisius. Yogyakarta

BPS Indonesia. (2017). Statistik Lingkungan


Hidup Indonesia 2017. Buletin Tataruang
BKPRN, 91(1), 186–189.
https://doi.org/10.1016/0022-
2364(91)90424-R

World Bank Annual Report 2014


Samekto , Candra dan Ewin Sofian Winata.
Potensi, Sumber Daya Air di Indoneia.
https://www.researchgate.net/profile/Cand
ra_Samekto/publication/265151944_Poten
si_Sumber_Daya_Air_di_Indonesia/links/
56b93f1e08ae3b658a88c905.pdf, diakses
pada Kamis 7 Maret 2020 pukul 18.20

Anda mungkin juga menyukai