Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PROMOSI KESEHATAN

Jenis – jenis Pendampingan Komunitas Masyarakat

Dosen Pengampu : Annisa Rachmawati, S.KM., M.KM

Disusun Oleh :

Ahmad Abu Dzar 10011381823114 Marilda Anjelina 10011281823047

Alhabib Meilandi 10011381823123 Maulida Rahmi 10011181823005

Apri Rismawan 10011281823054 M. Imam Hasnani 10011381823104

Fariz Anvasa Jaya 10011281823 M. Ridho Fathoni 10011381823111

I Nyoman Thresna Wijaya 10011181823010 M. Said Farza 10011181823014

Latifa Puti Sentani 10011281823052

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
Jenis – jenis Pendampingan Komunitas Masyarakat

a. Proses memfasilitasi

b. Teknik Penggunaan Media Dalam Pendampingan Masyarakat

c. Teknik Bertanya dan Mendengarkan Dalam Pertemuan Warga

d. Teknik Mengatasi Masalah Dalam Situasi Fasilitasi

e. Teknik Memfasilitasi Kesepakatan/Kesimpulan

f. Membangun ‘Team Work’ Fasilitator

1. Proses Memfasilitasi

Proses memfasilitasi merupakan sebuah kegiatan yang membantu atau mendukung


terlaksanannya suatu program, dapat berupa bantuan barang atau jasa. Proses ini, penting
dalam konteks kesehatan masyarakat. Karena, didalamnya terdapat proses pembelajaran
bagi masyarakat sehingga kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat.

Dalam proses memfasilitasi biasanya terdapat seorang narasumber yang memberi


pengetahuan dan informasi kepada masyarakat, misalnya seorang Kepala Desa atau
seorang apparat pemerintah. Narasumber ini biasanya disebut sebagai fasilitator.

Dalam prakteknya, seorang fasilitator masyarakat harus memiliki keahlian memfasilitasi.


Keahlian memfasilitasi merupakan perpaduan antara penguasaann tekni dengan unsur-
unsur kreativitas, improvisasi, hubungan antar manusia, dan juga keunikan atau
karakteristik setiap fasilitator.

Proses memfasilitasi diharapkan dapat :

 Dapat membangun : Maksudnya adalah, fasilitator dapat membangun komunikasi


dua arah dengan peserta.

 Mengalihkan peran fasilitator : Diharapkan tidak hanya fasilitator yang menguasai


topik yang dibahas. Tetapi, peserta juga dapat memahami topik. Sehingga
nantinya peserta diharapkan bisa meemahami topik ketika sudah tidak difasilitasi
lagi.

 Mengkaji peran : peran Pasilitator tidak monoton, dimana fasilitator tidak selalu
harus tahu tentang segalanya. Peran fasilitator dapat diketahui berdasarkan 4
jendela, yaitu pertama, aku tahu kamu tahu. Maksudnya adalah, fasilitator
maupun peserta telah menguasai topik / materi. Fasilitator membangun
komunikasi yang interaktif antar peserta untuk bertukar pengalaman dan
pengetahuan (seperti brainstorming). Kedua, aku tahu kamu tidak tahu. Dimana
peran fasilitator seperti narasumber pada umumnya yang memberi materi kepada
peserta. Ketiga, aku tidak tahu kamu tahu. Peran fasilitator tidak harus selalu
dominan dalam diskusi. Ada kalanya fasilitator mendengarkan pengalaman atau
pengetahuan dari peserta. Keempat, aku tidak tahu kamu tidak tahu. Seorang
fasilitator tidak serta merta dituntut untuk tahu segalanya. Sehingga peserta atau
masyarakat diharapkan menemukan informasi atau pengetahuan dari berbagai
sumber lain.

Adapun contoh dari proses memfasilitasi adalah :

1. Kegiatan sosialisasi tentang bahaya merokok terhadap tumbuh kembang anak.


Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, aparat pemerintah setempat dan tenaga
kesehatan dari puskesmas. Sasaran kegiatan ini ditujukan kepada orang dewasa yang
memiliki balita.

2. Memasuki musim penghujan, dilaksanakan kegiatan pendemonstrasian mengenai


program 3M+ yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pemerintah setempat dan tenaga
kesehatan dari puskesmas. Dengan sasarannya adalah seluruh warga di suatu daerah.

3. Pelatihan kader muda yang berada di bawah naungan puskesmas terkait Pendidikan
seksual remaja. Dihadiri oleh tokoh masyarakat, aparat pemerintah dan tenaga
kesehatan. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat terkhusus para pemuda pemudi
usia sekolah di suatu daerah.

Anda mungkin juga menyukai