Anda di halaman 1dari 20

PERAN BIDAN

DALAM PROMOSI KESEHATAN

Elda Rizki Agustin, SST

PERAN BIDAN

Peran bidan : cara utk menyatakan aktivitas


bidan dlm praktik kebidanan sesuai dg kode
etik profesi
Peran bidan yg tampak nyata adalah sbg
role model masyarakat, sbg anggota
masyarakat, advocator, educator, fasilitator
dan motivator
Melalui pengembangan kompetensi seperti
pendidikan dan pelatihan bagi bidan
Peranan harus dilihat sbg main idea
membentuk sebuah peradaban dan tatanan
pelayanan kesehatan

PERAN BIDAN SEBAGAI


ADVOCATOR

Peran yg dilakukan bidan dlm membantu


pasien dan keluarga dlm
menginterpretasikan informasi khususnya
dlm decision making atas tindakan
kebidanan yg diberikan kpd pasien
Melindungi hak-hak pasien yg meliputi : hak
atas pelayanan yg sebaik-baiknya, hak atas
informasi peny, hak atas privasi, hak utk
menentukan nasib dan hak utk menerima
ganti rugi akibat kelalaian tindakan

cont ...

Advokasi : suatu pendekatan kpd seseorang


atau organisasi yg diduga mempunyai
pengaruh thd keberhasilan suatu program
atau pelaksanaan suatu kegiatan.
Sec. operasional, advokasi kombinasi
antara gerakan perorangan dan masyarakat
yg dirancang utk memperoleh komitmen
politis, dukungan kebijakan, penerimaan
gagasan, atau dukungan thd sistem utk
suatu tujuan atau program tertentu.

cont

Peran bidan sebagai advocator antara lain :


1. Melakukan keg. advokasi kpd para
pengambil
keputusan prog. dan sektor yg
terkait dg kesh
2. Melakukan upaya agar para pengambil
keputusan mempercayai bahwa prog. kesh
yg ditawarkan perlu didukung melalui
kebijakan/
keputusan politik
3. Kebijakan tsb diatur dlm bentuk peraturan,
UU/instruksi yg menguntungkan kesh publik
4. Sasaran: pejabat legislatif dan eksekutif,
Para
pemimpin usaha, organisasi politik
dan
organisasi masy baik tingkat pusat,
propinsi,
kab, kec, desa/kel

cont

Bentuk Kegiatan
1. Lobi politik : berbincang kpd para
pejabat utk menginformasikan dan
membahas masalah
dan prog. kesh. yg
akan dilaksanakan,
menyampaikan
masalah kesh. yg dihadapi di
wil.
kerja dan dampaknya thd kehidupan
masy, memberikan alternatif utk
menanggulangi masalah dg didukung data
yg akurat

cont
2. Seminar atau Presentasi
Seminar atau presentasi yg dihadiri oleh para
pejabat lintas program dan lintas sektoral.
Petugas kesehatan menyajikan masalah kesh
di wilayahnya, lengkap dg data dan ilustrasi
yg menarik, serta rencana program
pemecahannya. Kemudian masalah tsb
dibahas bersama yg akhirnya diharapkan
akan diperoleh komitmen dan dukungan thd
program yg akan dilaksanakan.

Media
Menyampaikan masalah kesehatan
menggunakan media dalam bentuk
lisan, artikel, berita, diskusi,
penyampaian pendapat untuk
membentuk opini public.

Peran Bidan Sebagai


Edukator

1. memberikan pendidikan kesehatan dan


konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan
di setiap tatanan pelayanan kesehatan di institusi
dan komunitas, menthorship dan preceptorship
terhadap calon tenaga kesehatan bidan baru.
2. Memberi kemampuan dan memberikan
kemungkinan kepada masyarakat agar mereka
mampu memelihara dan meningkatkan
masyarakat mereka.
Fungsi boidan sebagai educator :
Sasaran : masyarakat pada umumnya di sesuaikan
dengan permasalahan kesehatan

Contoh :
Dalam menjalankan tugasnya sebagai
educator, bidan terlebih dahulu
memperlihatkan karakteristik masyarakat
yang menjadi sasaran
Masyarakat yang peduli kesehatan misalnya
LSM kesehatan, organisasi profesi yang
bergerak di bidang kesehatan
Masyarakat yang karena kondisinya kurang
memadai sehingga tidak dapat memelihara.

Peran Bidan Sebagai


Pendamping

Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan


dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan
dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai,
mengendalikan dan mengontrol. Peran pendamping hanya
sebatas pada memberikan alternative, saran, dan bantuan
dari konsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan.
Dalam upaya pemecahan masalah, peran pendamping
hanya sebatas pada memberikan alternative yang dapat
diimplementasikan. Dan kelompok pendampingan dapat
memilih alternative mana yang sesuai untuk di ambil.
Pendamping perannya hanya sebatas memberikan
pencerahan berpikir berdasarkan hubungan sebab akibat
yang logis.

Dalam rangka pendampingan ini,


hubungan yang di bangun oleh
pendamping adalah hubungan
konsultatif dan partisipatif. Dengan
adanya hubungan itu, maka peran yang
di dapat dimainkan oleh pendamping
dalam melaksanakan fungsi
pendampingan adalah :

peran motivator. Upaya yang dilakukan pendamping


adalah menyadarkan dan mendorong kelompok
untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat
mengembangkan potensinya untuk memecahkan
permasalahan itu.
2. Peran fasilitator. Pendamping mempunyai
tanggung jawab untuk menciptakan, menkondisikan
iklim kelompok yang harmonis, serta memfasilitasi
terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.
3. Peran katalisator. Pendamping dalam hal ini
dapat melakukan aktivitas sebagai penghubung
antar kelompok pendampingan dengan lembaga di
luar kelompok maupun kelompok lainnya.

Peran-peran pendamping tersebut hanya


akan dapat dilaksanakan secara maksimal
jika pendamping memahami kelompok yang
didampinginya, oleh karena itu pendamping
di upayakan dapat hadir di tengah mereka,
hidup bers ama mereka, belajar dari apa
yang mereka miliki, mengajar dari apa yang
mereka ketahui, dan bekerja sambil belajar.

Pendampingan Desa
Siaga

Peran adalah keterlibatan individu dalam suatu


aktivitas. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan
langsung maupun tidak langsung. Pendamping
adalah petugas yang ditunjuk untuk
memfasilitasi dan melakukan aktifitas bimbingan
kepada masyarakat untuk melalui tahapan
tahapan dalam sebuah program pembangunan.
Upaya pemberdayaan masyarakat atau
penggerakan peran aktif masyarakat melalui
proses pembelajaran yang terorganisasi dengan
baik melalui proses fasilitasi dan pendampingan.

Kegiatan pendampingan dan fasilitasi


diarahkan pada :
a. Pengidentifikasian masalah dan sumber
daya
b. Diagnosis dan perumusan pemecahan
masalah
c. Penetapan dan pelaksanaan pemecahan
d. Pemantauan dan evaluasi kelestarian

Keberhasilan pelaku pemberdayaan dalam


memfasilitasi proses pemberdayaan juga dapat
diwujudkan melalui peningkatan partisipasi aktif
masyarakat. Fasilitator harus terampil
mengintegritaskan tiga hal penting yakni
optimalisasi fasilitasi, waktu yang disediakan, dan
optimalisasi partisipasi masyarakat. Masyarakat
pada saat menjelang batas waktu harus diberi
kesempatan agar siap melanjutkan program
pembangunan secara mandiri. Sebaliknya, fasilitator
harus mulai mengurangi campur tangan secara
perlahan. Tanamkan kepercayaan pada masyarakat
yang selanjutnya akan mengelola program.

Berkaitan dengan jangka waktu keterlibatan


fasilitator (pelaku pemberdayaan ) dalam
mengawali proses pemberdayaan terhadap warga
masyarakat, Sumodiningrat (2000) menjelaskan
bahwa, pemberdayaan tidak bersifat selamanya,
melainkan sampai target masyarakat mampu
mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri,
meskipun dari jauh tetap dipantau agar tidak jatuh
lagi. Meskipun demikian dalam rangka menjaga
kemandirian tersebut tetap dilakukan
pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan
secara terus menerus supaya tidak mengalami
kemunduran.

Sebagai tenaga ahli,fasilitator sudah pasti


dituntut untuk selalu terampil melakukan:
Persoalan yang diungkapkan masyarakat saat
problem solving tidak secara otomatis harus
dijawab oleh fasilitator tetapi bagaiman fasilitator
mendistribusikan dan mengembalikan persoaln
dan pertanyaan tersebut kepada semua pihak
(peserta atau masyarakat ). Upayakan bahwa
pendapat masyarakatlah yang mengambil alih
keputusan. Hal yang penting juga untuk
diperhatikan pelaku pemberdayaan sebagai
fasilitator harus dapat mengenali tugasnya secara
baik.

Anda mungkin juga menyukai