Anda di halaman 1dari 16

PERAN BIDAN DALAM

PROMKES
KELOMPOK 3
1. SALMA HANIFAH (204110349)
2. SELVIA ANAS TASYA (204110350)
3. SHELLY MELANI (204110351)
4. SHINTA SUKMA DEWI (204110352) : SEKRETARIS
5. SILVIA WULANDARI (204110353)
6. SUTRI AGITA PF (204110354) : MODERATOR
7. TIARA SALSABILA (204110355)
8. TIKA WULANDARI SANDY (204110356)
9. VANNY ARFIANTI (204110357)
10. VINDA ASRI RAHAYU (204110358) : PENULIS
11. WIYANA (204110359)
12. ZAHARA NABILA (204110360)
Peran bidan dalam kegiatan promkes

01 Sebagai advokator

02 Sebagai Edukator

03 Sebagai Fasilitator

04 Sebagai Motivator
1. Peran advokator
• Peran ini dilakukan bidan dalam membantu pasien dan keluarga
dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain, khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan kebidanan yang diberikan kepada
pasien.
• Bidan dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak
pasien yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya,
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak
untuk menentukan nasibnya sendiri, dan hak untuk menerima
ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Tugas bidan
 Bertanggung jawab membantu pasien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan kebidanan
yang diberikan kepadanya.
 Mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. Hal ini harus dilakukan karena
pasien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan. Bidan adalah anggota tim kesehatan yang sering kontak dengan pasien,
sehingga diharapkan mampu membela hak-hak pasien. Seorang pembela pasien adalah
pembela hak-hak pasien. Pembelaan, termasuk peningkatan apa yang terbaik untuk
pasien, memastikan kebutuhan pasien terpenuhi, dan melindungi hak-hak pasien
Hak-hak pasien :
• Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya.
• Hak atas informasi tentang penyakitnya.
• Hak atas privasi.
• Hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
• Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-hak tenaga kesehatan:
• Hak atas informasi yang benar. 85% 35% 65% 45%
• Hak untuk bekerja sesuai standar.
• Hak untuk mengakhiri hubungan dengan
pasien.
• Hak untuk menolak tindakan yang
kurang cocok.
• Hak atas rahasia pribadi.
• Hak atas balas jasa.
02 Peran Edukator
Column Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan tingkat

Style
pengetahuan tentang kondisi kesehatannya, gejala penyakit, bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan pemberian
pendidikan kesehatan.
 Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang
berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
Kegiatannya antara lain:
 Bersama pasien mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
 Bersama pasien dan pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat
sesuai kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
 Menyiapkan alat dan bahan pendidikan atau penyuluhan yang sesuai dengan rencana.
 Melaksanakan program/ rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat dan
menggunakannya untuk memperbaiki atau meningkatkan program di masa yang akan
datang.
Column
Style Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/ penyuluhan kesehatan
masyarakat secara lengkap dan sistematis.
 Melatih dan membimbing kader, termasuk mahasiswa kebidanan serta membina
dukun di wilayah atau tempat kerjanya. Kegiatannya antara lain:
a) Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun, dan mahasiswa.
b) Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.
c) Menyiapkan alat dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latih
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
d) Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah
disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.
e) Membimbing mahasiswa kebidanan dalam ruang lingkup kerjanya.
f) Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan.
g) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.
h) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan dan
bimbingan secara sistematis dan lengkap.
03 Peran Fasilitator
Column
Style
 Bidan adalah sesseorang yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan
yang diakui dan mendapatkan lisensi untuk melaksanakan praktik kebidanan.
 Bidan sebagai fasilitator adalah bidan memberikan bimbingan teknis dan
memberdayakan pihak yang sedang didampingi (dukun bayi, kader,
masyarakat) untuk tumbuh kembang ke arah pencapaian tujuan yang
diinginkan.
 Fasilitas juga diartikan sebagai proses sadar, sepenuh hati dan sekuat tenaga
membantu kelompok sukses meraih tujuan terbaiknya dengan taat pada nilai-
nilai dasar partisipasi (PNPM, Mandiri,2006).
 Pendamping adalah petugas yang ditunjuk untuk memfasilitasi dan melakukan
aktifitas bimbingan kepada massyarakat melalui tahapan-tahapan dalam
sebuah program pembangunan.
Columns Style

01 02
 Sebagai fasilitator, peran bidan adalah memberikan  Keberhasilan pelaku pemberdayaan dalam memfasilitasi
bimbingan teknis dan memberdayakan pihak yang proses pemberdayaan juga dapat diwujudkan melalui
sedang didampingi (dukuk bayi, kader, tokoh peningkatan partisipasi aktif masyarakat.
masyrakat) untuk tumbuh kembang ke arah  Fasilitator harus terampil mengintegritaskan tiga hal
pencapaian tujuan yang diinginkan. penting yakni, optimalisasi fasilitasi, waktu yang
 Nilai-nilai universal dalam fasilitas adalah: disediakan, dan optimalisasi partisipasi masyarakat.
 Demokrasi  Masyarakat pada saat mejelang batas waktu harus diberi
 Tanggung jawab kesempatan agar siap melanjutkan program
 Kerjasama pembangunan secara mandiri. Sebaliknya, fasilitator
 Kejujuran harus mulai mengurangi campur tangan secara perlahan.
 Kesamaan derajat
Column
Style terampil menghadapai persoalan yang diungkapkan masyarakat saat
 Sebagai tenaga ahli, fasilitastor sudah pasti dituntut untuk selalu

problem solving tidak secara otomatis harus dijawab oleh fasilitator


tetapi bagaimana fasilitator mendistribusikan dan mengembalikan
persoalan dan pertanyaan tersebut kepada semua pihak (peserta dan
masyarakat).
 Upayakan bahwa pendapat masyarkatlah yang mengambil alih
keputusan. Hal yang juga penting juga untuk diperhatikan pelaku
pemberdayaan sebagai fasilitator harus dapat mengenal tugasnya
secara baik, peran fasilitator mempunyai tanggung jawab untuk
menciptakan, mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis, serta
mefasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.
Column
StyleFasilitator selaku ketua dalam pelaksanaan memiliki peran sebagai berikut:
 Memfasilitasi pembentiukan Desa Siap Antar Jaga diwilayahnya masing-masing.
Disini fasilitator berperan dalam pembentukan Desa Siaga di wilayahnya.
 Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan dalam pelaksanaan
Desa Siap Antar Jaga. Disini fasilitator membantu mengembangkan UKBM, serta hal
hal terkait lain, contohnya PHBS, dana sehat, tabulin, dasolin dan ambulan desa.
 Mendorong anggota masyarakat utnuk mampu mengungkapkan pendapatnya dan
berdialog dengan sesame anggota masyarakat, tokoh atau pembua masyarakat,
petugas kesehatan, serta unsur masyarakat lain yang terlibat dalam pelaksanaan Desa
Siap Antar Jaga. Fasilitator desa siaga membantu dalam memecahkan setiap
permasalahan yang ada diwilayahnya secara musyawarah bersama.
 Melakukan koordinsi pelaksanaan desa siap antar jaga secara berkesinambungan.
Fasilitator setiap bulan melakukan pertemuan dengan kader dan tokoh masyarakat
lainnya.
 Menjadi penghubung antar masyarakat dengan sarana pelayanan kesehatan.
Fasilitator membantu tenaga kesehatan daam pelaksanaan desa siaga diwilayahnya.
Column 04 Peran Motivator
Style  Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi,
dan tugas ketergantungan.
1. Tugas mandiri
Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
• Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
• Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka
sebagai klien.
• Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
• Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien/keluarga.
• Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga.
• Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga
berencana.
• Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita
dalam masa klimakterium serta menopause.
• Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga
Column
Style 2.Tugas-tugas
Tugas Kolaborasi
kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.

Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
 Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga.

Memberi asuhan kebidanan pada bay, baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruraran yang memerlukan tindakan kolaborasi
bersama klien dan keluarga,

Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko cinggi serta pertolongan pertama
dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi betsamut klien
dan keluarga.
Column
Style Tugas-tugas
3. Tugas ketergantungan
ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
• Menerapkan manajamen kebidanan ,pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klien dan keluarga,
• Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan
risiko tinggi serta kegawatdaruratan
• Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan
penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga,
• Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas
yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan
keluarga,
• Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga
• Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan
klien/keluarga.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai