Anda di halaman 1dari 8

2.

3 Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan


A. Peran Bidan Sebagai Advokator
Peran ini dilakukan bidan dalam membantu pasien dan keluarga dalam
menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain, khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
kebidanan yang diberikan kepada pasien.
Bidan dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri, dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian
tindakan.Tugas bidan adalah sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab membantu pasien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concent) atas tindakan kebidanan yang diberikan
kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. Hal ini harus
dilakukan karena pasien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Bidan adalah anggota
tim kesehatan yang sering kontak dengan pasien, sehingga diharapkan
mampu membela hak-hak pasien. Seorang pembela pasien adalah
pembela hak-hak pasien. Pembelaan, termasuk peningkatan apa yang
terbaik untuk pasien, memastikan kebutuhan pasien terpenuhi, dan
melindungi hak-hak pasien (Disparty, 1998).

Hak-hak pasien antara lain sebagai berikut:


1) Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya.
2) Hak atas informasi tentang penyakitnya.
3) Hak atas privasi.
4) Hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
5) Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-hak tenaga kesehatan antara lain sebagai berikut:
1) Hak atas informasi yang benar.
2) Hak untuk bekerja sesuai standar.
3) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien.
4) Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok.
5) Hak atas rahasia pribadi.
6) Hak atas balas jasa.

Bentuk kegiatan advokator


 Seminar
 Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
 Bidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam
bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk
membentuk opini public.

B. Peran Bidan Sebagai Edukator


Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan tentang kondisi kesehatannya, gejala penyakit, bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien
setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan.
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah
kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan
ibu, anak, dan keluarga berencana. Kegiatannya antara lain:
1) Bersama pasien mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak,
dan keluarga berencana.
2) Bersama pasien dan pihak terkait menyusun rencana penyuluhan
kesehatan masyarakat sesuai kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Menyiapkan alat dan bahan pendidikan atau penyuluhan yang sesuai
dengan rencana.
4) Melaksanakan program/ rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan
masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki atau
meningkatkan program di masa yang akan datang.
5) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/ penyuluhan
kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis.
6) Melatih dan membimbing kader, termasuk mahasiswa kebidanan serta
membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya. Kegiatannya antara
lain:
a. Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun, dan
mahasiswa.
b. Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil
pengkajian.
c. Menyiapkan alat dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan
peserta latih sesuai dengan rencana yang telah disusun.
d. Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana
yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.
e. Membimbing mahasiswa kebidanan dalam ruang lingkup kerjanya.
f. Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan.
g. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program
bimbingan.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi
pelatihan dan bimbingan secara sistematis dan lengkap.

Fungsi bidan sebagai educator :


 Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan
pelayanan kebidanan.
 Membina kader dan kelompok masyarakat
 Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.
C. Peran Bidan Sebagai Fasilitator
Bidan adalah sesseorang yang telah menyelesaikan pendidikan
kebidanan yang diakui dan mendapatkan lisensi untuk melaksanakan
praktik kebidanan. Bidan sebagai fasilitator adalah bidan memberikan
bimbingan teknis dan memberdayakan pihak yang sedang didampingi
(dukun bayi, kader, masyarakat) untuk tumbuh kembang ke arah
pencapaian tujuan yang diinginkan.
Fasilitas juga diartikan sebagai proses sadar, sepenuh hati dan sekuat
tenaga membantu kelompok sukses meraih tujuan terbaiknya dengan taat
pada nilai-nilai dasar partisipasi (PNPM, Mandiri,2006).
Pendamping adalah petugas yang ditunjuk untuk memfasilitasi dan
melakukan aktifitas bimbingan kepada massyarakat melalui tahapan-
tahapan dalam sebuah program pembangunan.
Sebagai fasilitator, peran bidan adalah memberikan bimbingan teknis
dan memberdayakan pihak yang sedang didampingi (dukuk bayi, kader,
tokoh masyrakat) untuk tumbuh kembang ke arah pencapaian tujuan yang
diinginkan. Nilai-nilai universal dalam fasilitas adalah:
a) Demokrasi
b) Tanggung jawab
c) Kerjasama
d) Kejujuran
e) Kesamaan derajat
Keberhasilan pelaku pemberdayaan dalam memfasilitasi proses
pemberdayaan juga dapat diwujudkan melalui peningkatan partisipasi aktif
masyarakat. Fasilitator harus terampil mengintegritaskan tiga hal penting
yakni, optimalisasi fasilitasi, waktu yang disediakan, dan optimalisasi
partisipasi masyarakat. Masyarakat pada saat mejelang batas waktu harus
diberi kesempatan agar siap melanjutkan program pembangunan sebcara
mandiri. Sebaliknya, fasilitator harus mulai mengurangi campur tangan
secara perlahan.
Sebagai tenaga ahli, fasilitastot sudah pasti dituntut untuk selalu
terampil menghadapai persoalan yang diungkapkan masyarakat saat
promblem solvingtidak secara otomatis harus dijawab oleh fasilitator tetapi
bagaimana fasilitator mendistribusikan dan mengembalikan persoalan dan
pertanyaan tersebut kepada semua pihak (peserta dan masyarakat).\
Upayakan bahwa pendapat masyarkatlah yang mengambil alih
keputusan. Hal yang juga penting juga untuk diperhatikan pelaku
pemberayaan sebagai fasilitator harus dapat mengenal tugasnya secara
baik, peran fasilitator mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan,
mengkondisikan iklim ke lompok yang harmonis, serta mefasilitasi
terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.

Fasilitator selaku ketua dalam pelaksanaan memiliki peran seabgai berikut:


1) Memfasilitasi pembentiukan Desa Siap Antar Jaga diwilayahnya
masing-masing. Disini fasilitator berperan dalam pembentukan Desa
Siaga di wilayahnya.
2) Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan
dalam pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga. Disini fasilitator membantu
mengembangkan UKBM, serta hal hal terkait lain, contohnya PHBS,
dana sehat, tabulin, dasolin dan ambulan desa.
3) Mendorong anggota masyarakat utnuk mampu mengungkapkan
pendapatnya dan berdialog dengan sesame anggota masyarakat, tokoh
atau pembua masyarakat, petugas kesehatan, serta unsur masyarakat
lain yang terlibat dalam pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga. Fasilitator
desa siaga membantu dalam memecahkan setiap permasalahan yang
ada diwilayahnya secara musyawarah bersama.
4) Melakukan koordinsi pelaksanaan desa siap antar jaga secara
berkesinambungan. Fasilitator setiap bulan melakukan pertemuan
dengan kader dan tokoh masyarakat lainnya.
5) Menjadi penghubung antar masyarakat dengan sarana pelayanan
kesehatan. Fasilitator membantu tenaga kesehatan daam pelaksanaan
desa siaga diwilayahnya.
D. Peran Bidan Sebagai Motivator
Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas
mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.
1. Tugas mandiri
Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
yang diberikan.
b) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan
melibatkan mereka sebagai klien.
c) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien/keluarga.
e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien/keluarga.
g) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana.
h) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause.
i) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga

2. Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
b) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
c) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
d) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama
klien dan keluarga.
e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko
tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruraran
yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
f) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko cinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi betsamut klien dan keluarga,

3. Tugas ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
a) Menerapkan manajamen kebidanan ,pada setiap asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga,
b) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan
c) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada
masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien
dan keluarga,
d) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan
kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga,
e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan keluarga
f) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan klien/keluarga,

Anda mungkin juga menyukai