1. Filosofi pemberdayaan masyarakat adalah membantu masarakat agar dapat
mengatasi masalahnya sendiri, berorientasi pada potensi dan kemandirian sumber daya manusia yang ada. Pengertian ini harus di pahami secara demokratis yang menempatkan fasilitator dan masysarkat dalam kedudukan yang setar, maknanya: -Fasilitator harus bekerjasama dengan masyarakat, bukannya bekerja untuk masyarakat. -Pemberdayaan tidak boleh minciptakan ketergantungan, tetapi harus mendorong terciptanya kreativitas dan kemandirian masyarakat. 2. Pengorganisasian adalah proses mengelola sumber daya manusia secara berkelanjutan/terbatas untuk bekerja demi terwujudnya cita-cita bersama. Proses Pengorganisasian dalam pemberdayaan masyarakat sangatlah penting, tujuannya menyatukan masyarakat dalam satu wadah bersama untuk mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang di hadapi oleh masyarakat. Tanpa adanya pengorganisasian, proses pemberdayaan masyarakat tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak adanya kesatuan dalam meraih tujuan. 3. Pembelajaran kritis adalah menyadarkan manusia tertindas agar mampu membaca secara cerdas atas fenomena yang terjadi di sekitarnya. Dengan membaca realitas bertujuan untuk menemukan relasi-relasi permasalahan. Dalam proses pemberdayaan masyarakat pembelajaran kritis sangatlah penting, karena pembelajaran di sini menjadi alat, guna melakukan perubahan sosial dan struktur menuju masyarakat yang adil dan demokratis. 4. Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat dalam pengembangan diri, kehidupan dan lingkungan. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan masyarakat ialah: -Masyarakat adalah fokus utama dalam pengembangan, karena itu partisipasi adalah akibat logis dari dalil tersebut. Memandang masyarakat sebagai subjek dalam pembangunan demi memanusiakan masyarakat. -Partisipasi menimbulkan rasa harga diri, dan meningkatkan harkat dan martabat masyarakat. -Partisipasi menciptakan lingkaran umpan balik arus informasi tentang sikap, kebutuhan kondisi daerah yang tanpa keberadaannya tidak terungkap. -Partisipasi memperluas kawasan penerimaan pembangunan, sehingga masyarakat akan lebih percaya atas program-program pengembangan ketika mereka merasa di libatkan, mulai dari proses persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan menikmati hasilnya. -Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif bagi aktualisasi potensi manusia maupun pertumbuhan manusia. Artinya -Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak-hak demokratis individu untuk dilibatkan dalam pengembangan mereka sendiri. Tipologi pengorganisasian masyarakat dalam proses pemberdayaan masyarakat meliputi: • Partisipasi dalam mengambil keputusan Adanya forum yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung dalam proses pengambilan keputusan tentang program- program pengembangan di daerahnya. • Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Adanya pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan bentuk korbanan lainnya. • Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi Adanya partisipasi masyarakat dalam mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pengembangan. • Partisipasi dalam pemanfaatan hasil Adanya pemerataan hasil dari usaha pengembangan yang bisa dinikmati pihak terkait, tanpa adanya ketimpangan dalam pembagiannya. 5. -Pengetahuan, di sini fasilitator tidak hanya di tuntut untuk memiliki pengetahuan teoritis, melainkan juga pengetahuan praktik. Sehingga dalam proses pemberdayaan masyarakat, tidak terjadi kegagalan. -Sikap, seorang fasilitator hendaknya memiliki sikap: • Menghayati dan bangga terhadap profesinya, serta merasa perannya sebagai fasilitator memang sangat dibutuhkan masyarakat. • Menyakini apa yang disampaikannya telah teruji kemanfaatannya. • Menyukai dan mencintai masyarakat penerima manfaat. -Keterampilan, memiliki keterampilan di bidangnya adalah mutlak bagi seorang fasilitator. Diantaranya: Keterampilan dalam menjalin relasi, keterampilan dalam melakukan penilaian, keterampilan melakukan riset atau investigasi, keterampilan melakukan dinamika kelompok, keterampilan bernegosiasi, keterampilan berkomunikasi, keterampilan dalam melakukan konsultasi, keterampilan manajemen, keterampilan, mencari sumber dana, keterampilan dalam pencatatan kasus dan laporan, keterampilan dalam melakukan pemantauan dan evaluasi. -Peran dan fungsi, Seorang fasilitator harus bisa memerankan peranan atau fungsi penting, dalam kaitannya kinerja dan kualitas kerja. Diantaranya adalah:
• Peranan sebagai penasihat, di sini fasilitator memberi masukan dan
pertimbangan yang diperlukan masyarakat dalam menghadapi masalah yang mereka hadapi. • Peranan sebagai pelatih, di sini fasilitator memberikan/mengajarkan kemampuan yang di perlukan masyarakat, yang mendukung terwujudnya tujuan. • Peran sebagai penghubung, di sini fasilitator menjadi perantara masyarakat dengan pihak-pihak luar yang diperlukan dalam pengembangan masyarakat. • Peran sebagai pembela, kerap kali fasilitator berhadapan dengan sistrm politik dan hukum demi menjamin kebutuhan yang di perlukan masyarakat. • Peran sebagai mediator, di sini fasilitator menjadi penengah apabila terjadi konflik atar berbagai pihak di dalam pemberdayaan. 6. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah terciptanya masyarakat yang adil dan berkelanjutan, dan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan berkelanjutan, perlu memperhatikan presfektif ekologis dan keadilan sosial dalam pengambilan suatu kebijakan. Karena tidak mungkin kita hanya berfokus pada peningkatan penghasilan masyarakat tanpa memandang dampak yang bisa ditimbulkan terhadap lingkungan, begitu pula sebaliknya.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik