Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

“METODE PARTISIPATIF DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DISUSUN OLEH:

CYNTIA MAGDALENA LUMBAN GAOL

INDAHWATY

KASMA DELTA

TRIATIE CHALIDYAH

PRODI D III GIZI JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

TAHUN 2020
1. Pengertian penerima manfaat pemberdayaan masyarakat
Mardikanto (1996) telah mengganti istilah “sasaran penyuluhan” menjadi
penerima manfaat (beneficiaries)
Dalam pengertian “penerima manfaat” tersebut, terkandung makna bahwa :
a. Berbeda dengan kedudukannya sebagai “sasaran”, masyarakat sebagai
penerima manfaat memiliki kedudukan yang setara dengan penentu
kebijakan, fasilitator dan pemangku kepetingan pembangunan yang lain;
b. Penerima manfaat bukanlah objek atau “sasaran tembak” yang layak
dipandang rendah oleh penentu kebijakan dan para fasilitator, melainkan
ditempatkan pada posisi terhormat yang perlu dilayani dan atau
difasilitasi sebagai rekan sekerja dalam mensukseskan pembangunan;
c. Berbeda dengan kedudukannya sebagai “sasaran” yang tidak punya
pilihan atau kesempatan untuk menawar setiap materi yang disampaikan,
selain harus menerima/mengikutinya, penerima manfaat memiliki posisi
tawar yang harus dihargai untuk menerima atau menolak inovasi yang
disampaikan fasilitatornya;
d. Penerima manfaat tidak berada dalam posisi di bawah penentu kebijakan
dan para fasilitator, melainkan dalam kedudukan setara dan bahkan
sering justru lebih tinggi kedudukannya, dalam arti memiliki kebebasan
untuk mengikuti ataupun menolak inovasi yang disampaikan oleh
penyuluhnya;
e. Proses belajar yang berlangsung antar penyuluh dan penerima
manfaatnya bukanlah bersifat vertikal (penyuluh menggurui penerima
manfaatnya), melainkan proses belajar bersama yang partisipatif.

2. Karakteristik penerima manfaat :


a. Karakteristik pribadi
b. Status sosial ekonomi
c. Perilaku keinovatifan
d. Moral ekonomi masyarakat (subisten/rasional)
3. Pengertian Fasilitator
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang memahami
tujuan bersama mereka, membuat rencana guna mencapai tujuan tersebut
tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.[ CITATION Sya14 \l 1057 ]

4. Peran Fasilitator[ CITATION Sya14 \l 1057 ] :


a. Substantively Neutral. Netral disini bukan berarti tidak memiliki opini
dalam proses diskusi kelompok. Jelas hal tersebut tidak humanis dan
ealistis. Hal ini berarti bahwa saat memfasilitasi diskusi, maka seorang
fasilitator harus menyisihkan terlebih dahulu opini pribadinya sehingga
masyarakat tidak hanya mengiyakan opini sang fasilitator.
Konsekuensinya, fasilitator tidak bisa mempengaruhi keputusan
kelompok. Fasilitator dapat membantu kelompok dengan cara
memberikan energi melalui panduan pertanyaan efektif dan percakapan
yang produktif.
b. Third Party. Fasilitator perlu menjadi pihak ketiga agar bisa tetap netral
dalam memandu sebuah proses diskusi. Bila kita juga anggota kelompok
atau sang pemimpin, biasanya kita pun akan diminta untuk memberikan
pendapat. Padahal sesungguhnya, saat kita diminta untuk memfasilitasi,
maka kita harus menjadi pihak yang tidak berkepentingan terhadap
keputusan yang diambil oleh masyarakat.
c. Process Expert. Seorang fasilitator memang content-neutral tetapi ia juga
ahli proses dan advokasi. Sebagai seorang ahli proses, fasilitator haruslah
memahami kebiasaan, proses dan struktur untuk memberikan kontribusi
terhadap penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan berkualitas,
dan tentu saja fasilitator harus tahu kontribusi masingmasing bagian
untuk membuat sebuah proses yang efektif.
5. Sikap Penyuluh/Fasilitator
a. Menghayati dan bangga terhadap profesinya, serta merasakan bahwa
kehadirannya untuk melaksanakan tugas pemberdayaan masyarakat itu
memang sangat dibutuhkan masyarakat penerima manfaatnya;
b. Meyakini bahwa inovasi yang disampaikan itu telah ter-uji
kemanfaatannya, memiliki peluang keberhasilan untuk diterapkan para
kondisi alam wilayah kerjanya, memberikan keuntungan dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, serta meyakini
bahwa inovasi yang akan disampaikan itu benar-benar merupakan
kebutuhan nyata (meskipun seringkali belum dapat dirasakan)
masyarakat penerima manfaatnya;
c. Menyukai dan mencintai masyrakat penerima manfaatnya, dalam artian
selalu siap memberikan bantuan dana atau melaksanakan kegiatan-
kegiatan demi berlangsungnya perubahan-perubahan usaha tani maupun
perubahan masyarakat penerima manfaatnya.
6. Kunci Keberhasilan Fasilitator
a. Aspek-aspek Yang Harus Dilakukan Fasilitator
Secara lebih rinci, beberapa hal yang harus diperhatikanfasilitator, agar
dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik adalah :
1. Menghayati Kebutuhan Masyarakat
Seorang fasilitator harus memulai kegiatan denganmenganalisis
harapan dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.Melalui hasil analisis
itulah selanjutnya fasilitator dapatmenentukan jenis kebutuhan
masyarakat, menentukan programyang akan dilakukan, dan
menetapkan bimbingan,pendampingan dan fasilitasi terhadap
masyarakat.
2. Mengenal, menyadari kelemahan dan kekuatan diri.Fasilitator harus
mengenal secara detail kelebihan dankelemahan yang ada pada
dirinya sendiri. Beberapa hal yangberkaitan dengan kelebihan dan
kelemahan fasilitator itudiantaranya adalah : wawasan, human
relation, motivasi,skill,dan penguasaan IT.
3. Bekerja dengan Penuh Motivasi dan TanggungjawabSebagai pekerja
professional, seorang fasilitator harus terusmenerus memiliki
motivasi dan tanggung jawab penuh untukmenunaikan semua
tugasnya dengan baik.
4. Menikmati Tugas Fasilitator harus menunaikan tugasnya secara
profesionaldan pribadi yang tulus ikhlas. Fasilitator harus
memandangtugasnya sebagai amanah dari Tuhan Yang Kuasa dan
sekaligussebagai peluang untuk berbuat baik pada sesama.
Melaluipandangan seperti itu, maka fasilitator akan dapat
menunaikantugas-tugasnya dengan rasa syukur, penuh kesungguhan
danmenikmati tugas-tugasnya. Menghayati Kebutuhan Masyarakat.
5. Kesenangan / kebanggaan atas KinerjaSeorang professional akan
bangga atas kinerjanya yangbaik. Demikian pula fasilitator, harus
selalu berupayamembangun dan merawat kebanggaan atas
kinerjanya dengancara kerja yang baik, penuh kesungguhan dan
rendah hati.Kinerja fasilitator seperti ini, akan berdampak pada
kemandirianmasyarakat, dalam mencari solusi atas masalah-masalah
yangdihadapinya.
6. Menyesuaikan Diri ( Adaptasi )Seorang fasilitator juga harus
memahami karakter dankebutuhan masyarakat yang dibinanya.
Dengan memahamikarakter masyarakat yang dibimbingnya, maka
fasilitator tersebutakan mudah untuk menyesuaikan diri terhadap
mereka.
7. Menetapkan Prioritas Setelah fasilitator dapat menyesuaikan diri
dengan karaktermasyarakat yang dibimbingnya maka ia harus dapat
menetapkanskala prioritas dari semua kebutuhan masyarakat yang
dibinanya tersebut. Skala prioritas dibuat terutama dengan mengacu
padadua hal, yaitu : rencana program yang akan dilaksanakan harus
sesuai dengan tujuan pendampingan/pembinaan/pembimbingan.
Kedua, tentang waktu yang harus dijadwalkan untukmelaksanakan
setiap program tersebut.
8. Membangun Kemitraan Dalam upaya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,fasilitator harus selalu membangun kemitraan dengan
para pihakterkait. Dalam hal ini, termasuk dlam mengakses
informasi danteknologi yang bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat.Kerjasama itu, diharapkan dapat memberikan
keuntungan bagimasyarakat, tokoh masyarakat, organisasi lokal,
pemerintah,industri dan semua pihak yang terlihat.
9. Keyakinan Positif (possitive believing) Setiap upaya yang dilakukan,
hendaknya diyakini olehfasilitator dan para pihak terkait bahwa
program itu akanmenghasilkan sesuatu yang positif, baik moril
maupun materil.Melalui keyakinan itulah, maka fasilitator akan
merencanakansegala sesuatunya dengan matang.
10. Belajar Fasilitator harus mempunyai pandangan, bahwa
programyang dilaksanakan itu akan mampu memningkatkan
wawasan, pengetahuan, sikap mental dan teknologi masyarakat. Hal
inidapat dicapai terutama apabila fasilitator terus memotivasi
danmembuka ruang serta serta memfasilitasi masyarakat
tersebutuntuk terus belajar tanpa henti.
Daftar pustaka
https://www.academia.edu/35363823/STRATEGI_FASILITASI_PERUBAHAN_
SOSIAL
https://belajarbarengahmad.files.wordpress.com/2018/04/0-slide-pemberdayaan-
masyarakat-2016-tatap-muka5-pertemuan-terakhir-ke-7.pptx
Sya’bani, M. R. (2014). Kriteria Fasilitator. Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih
dan Sanitasi (PIAS).

Anda mungkin juga menyukai