Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS FISIK

KUALITAS AIR
untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kimia Air
Dosen: Novi Fitria, M. Si., M. T

Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung


2019
Annisa Rahma Gusman
1
1812C2015

Nofadilah Alamanda
2
1812C2016

ANGGOTA 3
Nurul Ihsani Assidiqiah

KELOMPOK 3 1812C2017

Sovia Endah
4
1812C2019

Tiara Indahriani
5
1812C2020

2
PARAMETER FISIK KUALITAS AIR

Suhu Kecerahan dan Kekeruhan Warna

Parameter – parameter fisika tersebut yang biasa digunakan untuk menentukan


kualitas air. Masing – masing parameter tersebut dapat diakibatkan oleh
sumber – sumber kimia dan biologi.

3
PARAMETER FISIK KUALITAS AIR

Konduktivitas (DHL) TS, TDS, TSS Salinitas

Parameter – parameter fisika tersebut yang biasa digunakan untuk menentukan


kualitas air. Masing – masing parameter tersebut dapat diakibatkan oleh
sumber – sumber kimia dan biologi.

4
PARAMETER FISIK KUALITAS AIR

pH Bau Rasa DO

Parameter – parameter fisika tersebut yang biasa digunakan untuk menentukan


kualitas air. Masing – masing parameter tersebut dapat diakibatkan oleh
sumber – sumber kimia dan biologi.

5
SUHU
Dipengaruhi oleh musim, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari,
sirkulasi udara dan kedalaman air. Suhu meningkat akibat penurunan viskositas,
peningkatan reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi. Jika Suhu meningkat akan terjadi
penurunan kelarutan gas dalam air contohnya gas O2 dan CO2.
Jika Suhu naik Maka kadar oksigen terlarut (DO) turun sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik untuk melakukan proses
metabolisme dan respirasi.
Pengukuran suhu dikedalaman tertentu dapat menggunakan reserving
thermometer, thermophone, atau thermistor. Untuk analisis suhu didalam air dan air limbah
menggunakan metode SNI 06-6989.23-2005.
6
Air Permukaan
• Termometer langsung dicelupkan
kedalam air tunggu 2-5 menit
• Catat pembacaan skala tanpa

PROSEDUR mengangkat lebih dahulu thermometer

PENENTUAN pada air.

ANALISIS SUHU Air Kedalaman Tertentu


PADA AIR DAN • Pasang termometer pada alat
AIR LIMBAH pengambil contoh
Berdasarkan SNI 06- • Masukan alat pengambil sampel
6989.23-2005 kedalam air pada kedalaman tertentu
untuk mengambil sampel
• Tarik alat pengambil sampel sampai
permukaan
• Catat skala sebelum sampel dikelurkan
7 dari alat pengambil sampel
Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik
yang tersuspensi dan terlarut, maupun bahan anorganik dan organik
(plankton dan mikroorganisme lain). Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit

KEKERUHAN turbiditas (1 mg/L SiO2).


Alat yang digunakan untuk analisis kekeruhan yaitu Jackson
Candler Turbidimetri bersifat visual, yaitu membandingkan air sampel dengan
air standar, satuan nya JTU. Metode lain yaitu Nephelometric dimana sumber
cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh
bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi
polimer formazin sebagai larutan standar, satuan nya NTU (Nephelometric
Turbidity Unit). Konversi satuan JTU dan NTU setara/ sebanding.
Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan.
Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan semakin tinggi.
Tapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya
kekeruhan. Kekeruhan yang tinggi dapat menyebabkan terganggunya system
osmoregulasi serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalam air.
Prosedur untuk analisis kekeruhan menggunakan metode SNI 06-6989.25-
2005. 8
PROSEDUR PENENTUAN KEKERUHAN PADA
AIR DAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN
METODE NEFELOMETER
Berdasarkan SNI 06-6989.25-2005

Prinsip

Intensitas cahaya contoh uji yang


diserap dan dibiaskan, dibandingkan
terhadap intensitas cahaya suspensi
baku

9
• Nefelometer
• Gelas Kimia
• Botol Semprot
• Pipet Volume 5 mL dan 10 mL

BAHAN • Neraca Analitik


• Labu ukur 100 mL dan 1000 mL

• Akuades dengan DHL <2μS/cm


• Larutan I (1 gr hidrazin sulfat dilarutkan dengan akuades kedalam labu ukur ALAT
100 mL), Larutan II (10 gr Heksa Metilen Tetramine dilarutkan dengan akuades
kedalam labu ukur 100 mL)
• Suspensi induk Kekeruhan 4000 NTU (Campurkan 5 mL larutan I dan 5 mL
larutan II kedalam labu ukur 100 mL. Diamkan selama 24 jam pada suhu 25oC
± 3oC)
• Suspensi Baku Kekeruhan 40 NTU ( Encerkan 10 mL suspensi induk
kekeruhan 4000 UKN menjadi 1000 mL dengan Akuades)
10
• Cuci tabung Nefelometer
dengan akuades
• Kocok sampel dan masukan
kedalam tabung pada
nefelometer, pasang tutup
nya
Kalibrasi Nefelometer • Biarkan alat menunjukan Catat Nilai Kekeruhan
nilai pembacaan yang stabil

• Optimalkan alat sesuai petunjuk Kekeruhan (NTU) = A x fp


penggunaan alat Penetapan Sampel A= kekeruhan (NTU) sampel
• Masukan suspensi baku kekeruhan yang diencerkan
(Misal 40 NTU) kedalam tabung pada fp= faktor pengencer
Nefelometer, pasang tutup nya
• Diamkan alat menunjukan nilai
pembacaan stabil
• Atur alat sehingga menunjukan angka
kekeruhan larutan baku (mis.40 NTU) 11
WARNA

Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik


dan bahan anorganik, karena keberadaan plankton, humus, dan
ion-ion logam (misalnya besi, dan mangan), serta bahan-bahan
lainnya.

Warna perairan disebabkan oleh partikel koloid


bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna di perairan
dapat dilakukan dengan penambahan koagulan bermuatan positif,
misal aluminium.

12
True
Color
Warna Sesungguhnya

Disebabkan oleh bahan-bahan kimia


terlarut
Appa-
Warna Tampak rent
Color
Disebabkan bahan terlarut dan bahan
tersuspensi

WARNA PERAIRAN
Warna dapat diamati secara visual (langsung) ataupun diukur berdasarkan skala
platinum kobalt (dinyatakan dengan satuan PtCo), dengan membandingkan warna
air sampel dan warna standar.

13
PROSEDUR CARA UJI WARNA PADA AIR DAN AIR LIMBAH

METODE PERBANDINGAN VISUAL (SNI 06-6989.24-2005) METODE SPEKTROFOTOMETRI (SNI 6989.80:2011)

Bahan: Alat: Bahan:


• Air bebas mineral • Tabung Nessler • Air bebas mineral Alat:
• Larutan Induk warna 500 unit • Neraca Analitik • Larutan Induk warna 500 unit • Spektrofotometer
PtCo terdiri dari Kalium • Labu Ukur PtCo terdiri dari Kalium • Kuvet (min. 2,5 cm)
heksakloroplatinat (K2PtCl6) heksakloroplatinat (K2PtCl6) • Labu ukur
p.a dan Kobal Klorida p.a dan Kobal Klorida • Pipet volumetri
(CoCl2.6H2O) pa (CoCl2.6H2O) pa • Gelas piala
• Larutan baku 5,10,15, 20, 25, • Asam klorida (HCl) pa • Kertas saring (0,45 µm)
30, 35, 40, 45, 50, 60, 70 • Natrium hidroksida (NaOH) pa • Neraca Analitik

14
Cara Kerja
METODE PERBANDINGAN VISUAL (SNI 06-6989.24-2005) METODE SPEKTROFOTOMETRI (SNI 6989.80:2011)

• Masukkan contoh ke dalam tabung nessler 50 mL • Analis contoh uji dilakukan sebelum 24 jam, atau
disimpan pada suhu 4°C ± 2°C selama maksimal
• Tempatkan tabung nessler pada alas berwarna
48 jam.
putih
• Kondisikan contoh uji sampai suhu ruang
• Bandingkan warna contoh secara visual dengan
larutan baku dimulai dari larutan baku paling encer • Atur pH contoh uji sampai 7 dengan
• Tetapkan warna contoh sesuai skala warna larutan menambahkan HCl atau NaOH, catat bila pH
diluar (4-10)
baku yang paling mendekati atau berada diantara
dua skala larutan baku • Cuci kertas saring berpori dengan air bebas
mineral sekurang-kurangnya 50 mL
• Apabila warna lebih dari 70 unit PtCO, dilakukan
pengenceran langsung pada tabung nessler • Saring contoh uji, buang 25 mL filtrate pertama,
tamping kira-kira 50 mL filtrate selanjutnya
• Perhitungan:
• Contoh uji siap diukur
Warna (unit PtCO) =

15
DAYA HANTAR LISTRIK
(DHL)

Daya hantar listrik adalah bilangan yang


Makin tinggi konduktivitas dalam air,
menyatakan kemampuan larutan cair untuk
maka air akan terasa payau sampai asin
menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini
(Mahida, 1986).
tergantung keberadaan ion, total konsentrasi ion,
1 2
valensi konsentrasi relatif ion dan suhu saat
pengukuran.

3 4 Tingginya daya hantar listrik


Besarnya nilai daya hantar listrik digunakan
menandakan banyaknya jenis bahan
sebagai indikator tingkat kesuburan perairan.
organik dan mineral yang masuk sebagai
limbah ke perairan.

16
DAYA HANTAR LISTRIK
(DHL)

Pada kondisi normal, perairan memiliki Alat yang digunakan dalam pengukuran

nilai DHL berkisar antara 20 - 1500 daya hantar listrik adalah


5 6
μS/cm (Boyd, 1982). konduktivitimeter.

7 8
Pengukuran DHL dilakukan Prinsip kerja alat ini adalah perhitungan
menggunakan konduktivitimeter dengan banyaknya ion yang terlarut dalam
satuan μmhos/cm. larutan sampel berbanding lurus dengan
daya hantar listrik.

17
TUJUAN
PENGUKURAN
1. Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat
DHL
disosiasi dari air destilasi.
2. Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion.
3. Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan
kondisi mineral air.
4. Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air.
5. Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.

18
CARA PENGUKURAN DHL
Metode SNI 06-6989.1-2004

• Bilas elektroda dengan contoh uji sebanyak 3 kali.


• Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai
Pengukuran contoh air
3 konduktimeter menunjukkan pembacaan yang tetap.
• Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan
konduktimeter dan catat suhu contoh uji.

• Cuci elektroda dengan larutan KCl 0,01 M sebanyak 3 kali.


Kalibrasi Alat 2 • Atur suhu larutan KCl 0,01 M pada 25oC.
• Celupkan elektroda ke dalam larutan KCl 0,01 M.
• Tekan tombol kalibrasi.
• Atur sampai menunjuk angka 1413 μmhos/cm

Persiapan Bahan 1 • air suling dengan DHL < 1 μmhos/cm.


• larutan baku kalium klorida, KCl 0,01 M.
• larutan baku kalium klorida, KCl 0,1 M.
• larutan baku kalium klorida, KCl 0,5 M.
19
ALAT
KONDUKTIVITIMETER
 Sebuah sistem konduktivitimeter tersusun atas
dua elektrode, yang dirangkai dengan sumber
tegangan serta sebuah ampere meter.

 Elektrode-elektrode tersebut diatur sehingga


memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya
1 cm). Pada saat pengukuran, kedua elektrode ini
dicelupkan ke dalam sampel larutan dan diberi
tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik
yang dibaca oleh ampere meter, digunakan lebih
lanjut untuk menghitung nilai konduktivitas listrik
larutan. 20
 Besarnya daya hantar listrik bergantung pada kandungan
ion anorganik (TDS) yang disebut juga sebagai materi
tersuspensi.

 Hubungan TDS dan DHL dapat direpresentasikan dalam


satuan sebagai berikut :

1μS = 1 𝗑 10-6 S/cm

1S/cm = 1 mho/cm

HUBUNGAN 1μS/cm = 0,5 ppm

TDS DAN 1 ppm = 2 μS/cm

 Pada prinsipnya, daya hantar listrik berbanding terbalik


DHL terhadap nilai hambatan pada air.

 Oleh karena itu, pengukuran nilai hambatan untuk


identifikasi kualitas air menggunakan dua analogi yaitu
semakin murni air akan semakin besar resistivitasnya,
dan semakin murni air akan memiliki kualitas yang
semakin baik. Menurut dua penalaran tersebut maka
disimpulkan bahwa air dengan nilai resistivitas yang tinggi
akan cenderung lebih baik digunakan dari pada air
dengan nilai resistivitas yang lebih rendah
21
Diagram alir
tentang
pemahaman
konsep dasar
untuk identifikasi kualitas air
dengan metode pengukuran
nilai hambatan.
ANALISA ZAT PADAT
Analisa Zat Padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-
komponen air secara lengkap, diantaranya bagi perencanaan serta pengawasan
proses-proses dalam bidang air minum maupun bidang air buangan.

Bahan-bahan tersuspensi dan terlarut diperairan alami tidak bersifat toksik,


akan tetapi jika berlebihan, terutama TSS, dapat meningkatkan nilai kekeruhan.
23
• Padatan Total adalah bahan (residu) yang
tersisa setelah air sampel mengalami
evaporasi dan pengeringan pada suhu
tertentu (APHA, 1976).
• Residu dianggap sebagai kandungan total
bahan terlarut dan tersuspensi dalam air.
• Dalam penentuan residu, Bikarbonat sebagai
anion utama di perairan mengalami
transformasi menjadi CO2. CO2 dan gas-gas
lain yang menghilang pada saat pemanasan

PADATAN tidak tercakup dalam nilai padatan total.

TOTAL
Klasifikasi Padatan di Perairan
Berdasarkan Ukuran Diameter 
PADATAN
TERSUSPENSI
TOTAL
• Padatan tersuspensi total (TSS) adalah
bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1
µm) yang tertahan pada saringan
milipore dengan diameter pori 0,45 µm.

• TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus


serta jasad-jasad renik yang terutama
disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi
tanah yang terbawa ke badan air
KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK KEPENTINGAN
PERIKANAN BERDASARKAN NILAI PADATAN
TERSUSPENSI (TSS)

26
PADATAN
TERLARUT TOTAL
Padatan Terlarut Total (TDS) adalah bahan-bahan
terlarut dan koloid yang berupa senyawa-senyawa
kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring
pada kertas saring berdiameter 0,45µm (Rao, 1992)

TDS Biasanya disebabkan oleh bahan anorganik


yang berupa ion-ion yang biasa ditemukan di
perairan
ION-ION YANG BIASA
DITEMUKAN DI PERAIRAN
HUBUNGAN ANTARA
NILAI TDS DAN
SALINITAS

HUBUNGAN ANTARA TDS DENGAN DHL


Nilai DHL berhubungan erat dengan nilai padatan terlarut Total (TDS)
Hal ini ditunjukkan dalam persamaan

𝐷𝐻𝐿 (𝑆/ 𝑚)
K =
𝑇𝐷𝑆 ( 𝑚𝑔/ 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟)
Dimana K adalah Konstanta untuk jenis air tertentu

Nilai TDS dapat diperkirakan dengan mengalikan nilai DHL dengan bilangan 0,55 – 0,75
29
METODE STANDAR
Berdasarkan SNI

TSS

03
mengacu pada SNI 06-6989.3-2004

TDS

02
mengacu pada SNI 06-6989.27-2005

TS

01
mengacu pada SNI 06-6989.26-2005

30
CARA KERJA ANALISA TS, TDS,
DAN TSS
𝑾𝟐 − 𝑾𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟔
𝑻𝑺 / 𝑻𝑫𝑺 / 𝑻𝑺𝑺 ( 𝒎𝒈 /𝑳) =
𝑽

Dimana

PERHITUNGAN W2 = berat konstan cawan/kertas + sampel


(mg)

W1 = berat konstan cawan/kertas saring


kosong (mg )

V = Volume Sampel (mL)

32
SALINITAS
• Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar
garam dalam air.
• Salinitas menggambarkan padatan total di
dalam air, setelah semua karbonat dikonversi
menjadi oksida, semua bromide dan iodide
digantikan oleh klorida.
• Salinitas dinyatakan dalam satuan g/Kg atau
promil (o/oo)
• Terminologi yang mirip dengan salinitas adalah
klorinitas, yang hanya mencakup klorida,
bromide dan iodide, dan memiliki nilai yang
lebih kecil daripada Salinitas.
• Hubungan antara salinitas dan klorinitas
dinyatakan dengan persamaan
• Salinitas (o/oo) = 0,03 + 1,805 Klorinitas (o/oo)

33 • Standar Acuan Salinitas yaitu SNI 06-2413-


1991
NILAI SALINITAS DI PERAIRAN

34
CARA KERJA ANALISA SALINITAS

Perhitungan:

Vt x N
Klorinitas (o/oo) = x0,0355 x 1000
V

Salinitas (o/oo ) = 0,03 + 1,805 Klorinitas

35
The Power of PowerPoint - thepopp.com
pH
Derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Klasifikasi nilai pH adalah sebagai berikut.
pH = 7 : Netral
pH < 7 : Asam
pH > 7 : Basa

Nama pH berasal dari potensial of hydrogen. Secara


sistematis, pH didefinisikan dengan pH = -log [H+] .
Pengukuran pH dapat menggunakan pH meter yang
didasarkan pada prinsip potensiometri, yaitu pengukuran aktivitas
ion hidrogen secara potensiometri dengan elektroda gelas.

36
PROSEDUR CARA UJI DERAJAT KEASAMAN (pH)
PADA AIR DAN AIR LIMBAH MENGGUNAKAN pH METER
Berdasarkan SNI 06-6989.11-2004

BAHAN PERSIAPAN PENGUJIAN


• Larutan Penyangga 4,7,10 yang siap pakai atau • Lakukan kalibrasi alat pH meter dengan larutan
yang dapat dibuat dengan bahan: penyangga
• Kalium hidrogen ptalat, kalium dihidrogen fosfat, • Kondisikan contoh uji sampai suhu ruang
dinatrium hydrogen fosfat, natrium hydrogen
karbonat dan natrium karbonat

ALAT PROSEDUR
• pH Meter • Keringkan dengan kertas tisu, bilas elektroda
• Pengaduk gelas atau magnetic dengan air suling
• Gelas piala • Bilas elektroda dengan contoh uji
• Kertas tissue • Celupkan elektroda ke contoh uji sampai stabil
• Timbangan analitik • Catat hasil pembacaan
• Termometer 37
BAU
• Beberapa sumber utama bau adalah hidrogen sulfida dan
senyawa organik yang dihasilkan oleh dekomposisi anaerob.
• Selain menyebabkan keluhan, bau mungkin merupakan salah
satu tanda dari adanya gas beracun atau kondisi anaerob pada
unit yang dapat memiliki efek merugikan bagi kesehatan atau
dampak lingkungan

38
• Pengukuran bau dilakukan untuk menunjukkan
bau yang tidak normal.
• Cara kerja pengukuran yaitu diuji secara
organoleptic secara langsung yaitu dengan
cara membandingkan bau tiap sampel, dimana
ada dua indikator bau sebagai batas penilaian.
Indikator pertama adalah air murni (aquades),
PENGUKURAN dan indikator kedua adalah air asam.

BAU • Prinsip pengukuran yaitu dengan


membandingkan bau sampel dengan air baku
standar (aquades). Sampel dipantau selama 6
(enam hari) dalam wadah tertutup untuk
mengetahui adanya indikator perubahan bau.
Pengecekan bau pada sampel dipantau pada
hari pertama dan hari keenam.

39
RASA
Warna, bau dan rasa adalah beberapa Terdapat empat rasa yang sebenarnya
parameter uji fisik dalam analisis airyang dapat dapat dikenali oleh lidah dan syaraf sensorik:
diketahui menggunakan panca indra manusia. 1. Pahit
Menurut Sutrisno (2004:30) Bau dan 2. Asin
rasa biasanya terjadi bersama-sama dan juga 3. Masam
disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik 4. Manis
yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme,
mikroskopik, serta persenyawaan kimia. Terdapat 3 metode penentuan:
1. Uji ambang batas rasa
2. Penilaian Peningkat rasa
3. Analisis profil rasa

40
UJI AMBANG BATAS RASA
Dapat Menggunakan Uji Threshold

41
DO (OKSIGEN TERLARUT)
• Oksigen terlarut dalam perairan merupakan faktor penting sebagai pengatur metabolisme
tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Sumber oksigen terlarut dalam air
berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melalui air hujan
serta aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton (Novonty and Oleom, 1994).
• Penyebab utama berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air disebabkan oleh adanya
zat pencemar, alga sebagian besar dari zat pencemar yang menyebabkan oksigen
terlarut berkurang adalah limbah organik. Menurut Lee et al. (1978), kandungan oksigen
terlarut pada suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan

42
DO dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
-Suhu Air -Aliran air
-Adanya fotosintesa tumbuhan air -Salinitas Air
(di badan air) -Ketinggian tempat/lokasi (P)
-Penguraian materi organik atau -Kedalaman air (kontak dengan
nutrien dalam air udara)
-Gerakan dan mixing air 43
Metode pengukuran DO bisa dengan
menggunakan DO Meter. DO Meter merupakan
alat elektronik yang dapat mengkonversi sinyal
dari probe yang diletakkan ke dalam sampel
air.
Kelebihan menggunakan DO Meter
ini yaitu pengukuran lebih cepat, akurat dan
dapat mengukur beberapa sampel.

Cara penggunaan Dissolved oxygen


meter cukup dengan mencelupkan alat
Dissolved oxygen meter kedalam sampel air
lalu melihat hasil skala yang sudah tertera
pada layar DO Meter.

44
Perbandingan Kualitas Fisik Air
JENIS SUMBER AIR
NO PARAMETER
AIR BAKU AIR BAKU BAKU
AIR BERSIH
LIMBAH MUTU PERMUKAAN MUTU MUTU
± 3ᵒC Suhu ± 3ᵒC Suhu ± 3ᵒC Suhu
1 Suhu 37,7 29 20,8
Udara Udara Udara
2 Kekeruhan - - - - 0,59 5
3 Warna - - 147,5 15 1 15
4 DHL - - - - 270 12500
5 TS - - - - - -
6 TDS - - 130,25 500 173,86 500
7 TSS 371,5 200 13,48 500 - -
8 Salinitas - - - - - -
9 pH 6,1 6,0-9,0 7,1 6,5-8,5 4,68 6,5-8,5
10 Bau - - Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau
11 Rasa - - - - Berasa Tidak Berasa
12 DO - - - - - -
Keterangan: 1. Air Permukaan dan Air Limbah berdasarkan Baku Mutu PERMENKES No. 492 Th. 2010
2. Air Limbah berdasarkan Baku Mutu PERMENLH No. 5 Th 2014 tentang Industri Tahu 45
Ada Pertanyaan? Search

Anda mungkin juga menyukai