MANAJEMEN OPERASI

Pengawasan Kualitas Air Sungai daN

DAN EFISIENSI PDAM
PENANGANANNYA

Bekasi, 25 Juli 2017

Bambang Purwanto
081316672254
bbgpurwanto@yahoo.com

KEMENTERIAN PUPR
Balai Teknik Air Minum Dan Sanitasi Wil I
PENGAWASAN KUALITAS AIR SUNGAI DAN
PENANGANANNYA
1. KARAKTERISTIK KUALITAS AIR SUNGAI
1. CIRI – CIRI DASAR SUNGAI SEBAGAI LINGKUNGAN AIR
TAWAR/SEGAR
2. CAMPURAN DAN PENYEBARAN POLUTAN

2. POLUSI AIR SUNGAI DAN PENGARUHNYA PADA AIR MINUM

1. KESEIMBANGAN OKSIGEN
2. KONDISI AEROBIC DAN ANAEROBIC
3. POLUTAN AIR SUNGAI DAN SUMBER – SUMBERNYA
4. PENGARUH AIR SUNGAI AIR MINUM

3. PENGAWASAN KUALITAS AIR SUNGAI

1. TUJUAN DAN KEBUTUHAN PENGAWASAN KUALITAS AIR SUNGAI
2. METODE PERENCANAAN
3. PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISA DATA

4. TINDAKAN PENCEGAHAN PADA POLUSI AIR SUNGAI

METODE PENGAMBILAN DAN PENANGANAN CONTOH UJI
1. PENGAMBILAN CONTOH UJI
1. ASPEK UMUM
2. JENIS CONTOH UJI
3. FREKUENSI PENGAMBILAN CONTOH UJI
4. PENENTUAN LOKASI PENGAMBILAN CONTOH UJI
5. PERSIAPAN PENGAMBILAN CONTOH UJI

2. PENANGANAN CONTOH UJI

1. GANGGUAN – GANGGUAN UMUM
2. CARA PENGAWETAN CONTOH UJI
 POLUSI AIR SUNGAI DAN PENGARUHNYA
PADA AIR MINUM
1. Keseimbangan oksigen
2. Kondisi aerobic dan anaerobic
3. Polutant air sungai dan sumber sumbernya
4. Pengaruh polusi air sungai air minum
 Pengawasan kualitas air sungai

Tujuan dari pengawasan kwalitas air adalah sebagai berikut :

•Menaksir kwalitas air sungai sebagai air baku untuk air minum.

•Meneliti pada pergantian kwalitas air sungai.

•Menemukan penyebab keburukan kwalitas air sungai (jika ada) dan

membuat rencana yang dapat dikerjakan untuk perbaikannya.
 Metode Perencanaan

Perencanaan itu harus sesuai dengan tujuan pengawasan dan

sifat-sifat dari kwalitas air sungai sehubungan dengan
pengawasan kwalitas air, penelitian dari beberapa aspek
seperti tertulis dibawah harus dilakukan sepanjang mungkin

•Ukuran sungai (lebar, dalam, dip)

•Kondisi hydraulik sungai (kecepatan,aliran,rata-rata aliran)

•Karekteristik air curahan (area, curah hujan, sumber

polutan, polutan yang masuk, dll).
 Persiapan pelaksanaan dan analisa data

Sebelum pelaksanaan pengawasan kwalitas air sungai,

diharuskan untuk menyiapkan contoh jadwal yang rinci dan
daftar kebutuhan seperti alat pengambilan contoh, wadah
(container), alat ukur ditempat (on site measurement kit),
bahan pengawet, catatan lapangan. Beberapa persediaan dari
semua ini harus dimasukan lembar data yang spesifik
disiapkan bentuk pengawasan mungkin sangat berguna.
 Tindakan Pencegahan Polusi Air Sungai

Ada 2 cara pengawasan polusi air, sungai sebagai berikut :

• Pengawasan beban polutan yang masuk kedalam sungai.

• Pengambilan proses khusus atau pengolahan lanjutan air.

 Metode pengambilan dan Penanganan contoh uji

Pengambilan contoh uji adalah merupakan langkah pertama

dari serangkaian penelitian suatu badan air, dimana
urutannya adalah sebagai berikut :

•Pengambilan contoh uji yang representatif

•Transportasi dan penanganan contoh uji

•Analisa di laboratorium
 Frequensi minimum pengambilan contoh
berdasarkan anjuran WHO
Pelanggan Batas Maksimum Jumlah Contoh dari
seluruh system distribusi

Sampai 20.000 1 bulan Satu contoh untuk setiap

5.000

20.000m ke 50.000 2 minggu Per satu bulan

50.000 ke 100.000 4 hari Satu contoh untuk setiap

10.000 per satu bulan

Lebih dari 100.000 1 hari Sama dengan diatas

11
 Pengambilan contoh air untuk IPA 4
Al2(SO4)3

sungai Kapur
Intake
Flokulator Bak Sedimen Filter
Pompa
5

Kaporit

1 2 3 6
Bak Penampung
Air Olahan

Titik 1 : Fisik, Kimia, dan Biologi

Titik 2, 3, 4 dan 5 : Suhu, Kekeruhan, Warna, dan pH. Konsumen
Titik 6 : Sama dengan pemeriksaan pada
sample titik 1 dan ditambah sisa chlor
Disain Nurhasanah Sutjahjo
 Pengambilan contoh uji adalah untuk mendapatkan
analisis dari bagian badan air yang mewakili.

Pelaksanaan pengambilan contoh air adalah

sebagai berikut :
• Menentukan lokasi pengambilan contoh
• Menentukan titik pengambilan contoh
• Melakukan pengambilan contoh
• Melakukan pemeriksaan kualitas air di lapangan
• Melakukan pengawetan contoh dan perlakuan
pendahuluan
• Pelabelan, pengepakan dan pengangkutan
contoh ke laboratorium

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Persyaratan Pengambilan Contoh Air :

1) Peralatan
2) Jenis Alat Pengambilan Contoh Air
3) Bahan :
(1) Untuk pengawetan contoh
(2) Wadah contoh air
4) Teknisi pengambilan contoh air
5) Sarana pengambilan contoh
6) Volume contoh
7) Waktu dan frekwensi pengambilan contoh

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Pemeriksaan Parameter Di Lapangan
1) Memeriksa unsur-unsur yang dapat berubah dengan cepat,
dilakukan langsung setelah pengambilan contoh, antara lain :
pH, suhu, warna, DHL, alkalinitas, asiditas dan DO.
2) Hasil pemeriksaan dicatat dalam buku catatan pemeriksaan di
lapangan , yang meliputi nama sumber air, tanggal
pengambilan contoh, jam, keadaan cuaca, bahan pengawet
yang ditambahkan dan nama petugas.

Pengangkutan Contoh ke Laboratorium

Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah, kemudian diberi label
berupa keterangan mengenai identitas contoh, seperti lokasi pengambilan,
tanggal, jam, jenis pengawet yang ditambahkan, dll. Penulisan keterangan
tersebut harus tahan air, tidak mudah pudar.

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Contoh CATATAN LAPANGAN :
Nama Sumber Air :
Lokasi :
Tanggal dan waktu :
Temperatur air/udara :
Tinggi muka air/debit air/ kedalaman air sumur :
Keadaan cuaca :
Keadaan fisik sumber air :
Hasil Pemeriksaan di lapangan :
Nama Petugas :
Titik Pengambilan :

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 STANDAR KUALITAS AIR
Air baku untuk air minum : berasal dari air permukaan, air tanah dan atau air
hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

Menurut PP 82 tahun 2001 dimana Kelas I air yang rencana

penggunaannya diperuntukkan bagi Air baku untuk air minum
yang memerlukan pengolahan dengan filtrasi dan desinfeksi untuk
memenuhi baku mutu air minum.

Air minum : air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. sesuai dengan Kep.MenKes.RI No.492/2010

IPA

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Pemeriksaan Kualitas Air Baku Air Minum

PP 82 tahun 2001 : Kelas I

Apabila digunakan sistem pengolahan konvensional yang lengkap yaitu

koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi maka kadar
maksimum parameter berikut adalah :

Residu tersuspensi ≤ 5000 mg/L

Fe ≤ 1 mg/l
Pb ≤ 0,1 mg/L
Zn ≤ 5 mg/L
NO2 – N ≤ 1 mg/L
S sebagai H2S ≤ 0,1 mg/L
Faecal Coliform ≤ 2000 jml/100mL
Total Coliform ≤ 10.000 jml/100mL

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 PASAL 6

Kualitas Air Minum

1) Air minum yg dihasilkan dari SPAM yg
digunakan masyarakat Pengguna/Pelanggan
harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan
peraturan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang kesehatan
2) Air minum yang tidak memenuhi syarat
kualitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilarang didistribusikan kepada masyarakat

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Pemeriksaan Kualitas Air Minum:
Kep.MenKes.RI No.492/2010

1. Persyaratan Fisik : Kekeruhan, warna, bau, rasa, total

zat padat terlarut
2. Persyaratan Kimia : pH, NO2, NO3, SO4, Cl, NH4, dan
logam-logam berat
3. Persyaratan Biologis : Mikroorganisme (Fecal Coli, Total
Coli)

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Persyaratan air minum yang perlu dipenuhi antara lain :

• Air tidak boleh mengandung mikroorganisme

yang dapat menimbulkan penyakit bagi yang
mengkonsumsinya;
• Air harus jernih;
• Air tidak mengandung unsur yang tidak dikehendaki;
• Air tidak berasa dan tidak berbau;
• Air harus mengandung oksigen terlarut yang cukup;
• dll.

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Pengujian kualitas dari
Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Tujuan
• Mengetahui kualitas air baku yg masuk ke IPA
• Mengetahui kinerja proses tiap-tiap unit instalasi
• Mengetahui efisiensi
• Mengetahui kualitas hasil pengolahan dibandingkan baku
mutu

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Contoh LHU pemeriksaan kualitas Air Baku
dan Air Hasil Olahan
No Parameter Satuan Kep.MenKes.RI Hasil Uji Metode
No.907/MENKES/SK/VII/2002
I II

FISIK
1 Warna TCU 15 40 5 SNI 06 – 2413 - 1991
2 Rasa dan Bau - Tidak berasa dan berbau - -
3 Temperatur C
o
Suhu udara ±3oC 24 26 SNI 06 - 2413 - 1991
4 Kekeruhan NTU 5 30 5,01 SNI 06 - 2413 - 1991
5 Total Zat Padat mg/L 1000 125 58 SNI 06 - 2413 - 1991
Terlarut
KIMIA
1 pH* - 6,5 – 8,5 6,93 7,01 SNI 06 - 2413 - 1991
2 Nitrat (sebagai NO3-) mg/L 50 0 0 SNI 03 - 6856 - 2002

3 Nitrit (sebagai NO2-) mg/L 3 0,1 0 SNI 03 - 6857 - 2002

4 Ammonia (NH3) mg/L 1,5 0,1 0 SNI 06 - 2479 - 1991

5 Chlorida (Cl) mg/L 250 27 18 SNI 06 - 2431 - 1991

6 Sulfat (SO4) mg/L 250 14 0 SNI 06 - 2426 - 1991

7 Besi (Fe) mg/L 0,3 0,3 0,01 SNI 03 - 6854 - 2002

8 Mangan (Mn) mg/L 0,1 0,05 0 SNI 03 - 6855 - 2002
9 ..................

BAKTERIOLOGIS
1 E.Coli atau Fecal Coli Jml/100 mL 0 10 0I AirSNI 06 - 3956 - 1995
baku
Disain Nurhasanah
2 ……………
Sutjahjo II Air Hasil Olahan
 DAFTAR SIMAK (1)
AIR BAKU

• Periksa kualitas air – khususnya LANGELIER INDEX, untuk menilai

kemungkinan terjadi pengendapan CaCO3, di pipa distribusi.
• Ijin prinsip penggunaan air – Surat Ijin Penggunaan Air (SIPA) – Neraca Air
• INTAKE, muka air dan debit minimum, harus terletak pada bagian sungai
yang lurus atau tidak berubah-ubah bentuknya
• BRONKAPTERING, muka air harus lebih rendah dari muka air awal
• SUMUR BOR, pumping test, vertical geoelectrical sounding utk
penempatan screen

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 DAFTAR SIMAK (2)
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
• Apabila menngunakan IPA Paket Baja, Q < 50 lt/dt,
kekeruhan < 600 NTU, periksa kesesuaian dg SNI 19-
6773-2002 (Spesifikasi Teknis IPA Baja) dan SNI 19-
6774-2002 (Tata Cara Perencanaan IPA Baja).
• KOAGULASI, periksa air baku pH < 6,8, apabila
menggunakan koagulan tawas
• FLOKULASI, apabila sistem hidraulis, head loss < 40
cm.
• SEDIMENTASI, hasil percobaan pengendapan dengan
kerucut Imhoff, tube/plate settler waktu retensi >
20 menit, penyisihan kekeruhan > 80% atau
kekeruhan outlet < 10 NTU

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 DAFTAR SIMAK (3)
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
• FILTRASI, kecepatan 7 s/d 12 m3/m2/jam,
interfilter backwashing jumlah bak > 5,
“constant rate filtration” harus menggunkan
“flow controller”, sieve analysis pasir untuk
mengetahui diameter pasir efektif,
penyisihan kekeruhan > 80% atau < 5 NTU

• DESINFEKSI, apabila menggunakan gas chlor

harus ada alat pengaman/alarm kebocoran
gas

• IPA harus dilengkapi dengan pengolahan

lumpur
Disain Nurhasanah Sutjahjo
 DAFTAR SIMAK (4)
JARINGAN DISTRIBUSI
• Periksa kelengkapan hasil perhitungan jaringan pipa
(WaterCAD, Epanet, Picolo, Allied dlsbnya)
• Periksa kelengkapannya; air release valve, blow off, hidran
kebakaran, pressure reducing valve atau bak pelepas tekanan
(apabila terdapat zona tekanan)
• Kelengkapan As Built Drawing (tahap pelaksanaan)
• Pipa Poly Ethylene (PE & HDPE), SNI 06-4629-2005 vs ISO
4437/ISO 4427
• POMPA DISTRIBUSI, harus dipastikan sistem bisa beroperasi
24 jam, dengan tekanan yang cukup pada seluruh jaringan
distribusi
• SISA CHLOR pada titik terjauh 0,2 ppm (tahap pelaksanaan)

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 DAFTAR SIMAK (5)
BANGUNAN PELENGKAP & BANGUNAN LAINNYA
• RESERVOAR, kelengkapannya, penguras, ventilasi,
pelimpah, sekurang-kurangnya harus 2
kompartemen, untuk menjamin operasi 24 jam.

• PRASEDIMENTASI, umumnya air baku di Indonesia

bersifat flokulen, sehingga tidak diperlukan
presedimentasi.

• SAMBUNGAN RUMAH, meter harus sesuai ISO

4064-1-2005, yang lama (SNI SNI 05-2547-1991,
Spesifikasi meter air bersih (ukuran 13 mm sampai
dengan 40 mm), SNI 05-2418-1991, Metode
pengujian meter air bersih (ukuran 13 mm - 40
mm). SNI .05-2419-1991, Metode pengambilan
contoh uji meter air bersih.

Disain Nurhasanah Sutjahjo

 Tahapan Pengawasan

•Rencana Pemantauan
•Methode Pengujian
•Pemantauan Kualitas Air
•Pencatatan
•Pengolahan Air
•Operasai dan pemeliharaan
 Titik Pemantuan

•SistimKhlorinasi
•Saringan Pasir dan Khlorinasi
•Pengendapan dan Saringan Pasir Lambat
•Koagulasi,sedimentasi, dan saringan pasir cepat
Methoda Pengujian

•PengujianLapangan
•Sitim Pewngujian Terpusat
Pemantauan Kualitas Air

•Secara Fisik
•Secara Kimiawi
•Secara Bakteriologi
 Pencatatan

•Parameter:
•Fisik
•Kimiawi
•Bakteriologi

•Tanggal (Harian, Bulanan)

 DEFINISI AIR BAKU

AIR BAKU UNTUK AIR MINUM RUMAH

TANGGA ADALAH AIR YANG DAPAT BERASAL
DARI SUMBER AIR PERMUKAAN, CEKUNGAN
AIR TANAH DAN/ATAU AIR HUJAN YANG
MEMENUHI BAKU MUTU TERTENTU SEBAGAI
AIR BAKU UNTUK AIR MINUM.
 UNIT AIR BAKU
AIR BAKU ADALAH BAHAN BAKU YANG
BERUPA AIR YANG DAPAT DIPROSES
MENJADI AIR BERSIH / AIR MINUM DAN
DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN SISTEM
PELAYANAN AIR MINUM SECARA
BERKESINAMBUNGAN

PENYEDIAAN UNTUK AIR MINUM HARUS

TERUKUR SECARA BERKESINAMBUNGAN,
BAIK KUANTITAS MAUPUN KUALITAS
 PERENCANAAN
BANGUNAN PENGAMBILAN AIR BAKU

1. SURVAI
2. INVESTIGASI
3. PERHITUNGAN POTENSI/DEBIT SUMBER AIR BAKU
4. ANALISA KUALITAS AIR
5. PERSYARATAN LOKASI PENEMPATAN DAN
KONSTRUKSI BANGUNAN PENGAMBILAN
6. PENENTUAN TIPE BANGUNAN PENGAMBILAN
7. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR
DASAR PEMILIHAN AIR BAKU UNTUK AIR
BERSIH/MINUM

 KUALITAS

 KUANTITAS

 KONTINUITAS
…. akibat
kualitas air
minum dan
lingkungan
yang buruk
……
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM DI
INDONESIA

• CAKUPAN PELAYANAN DI PERKOTAAN 33 %

• KEHILANGAN AIR 37 %
• KONSUMSI AIR RUMAH TANGGA RATA-RATA 14
m3/pelanggan/bulan
• JAM OPERASI RATA-RATA 20 jam
• HANYA 60 % SAMPLE AIR YANG DIPERIKSA
MEMENUHI BAKU MUTU BAKTERIOLOGIS
• PDAM BELUM MEMPUNYAI SISTEM
PENJAMINAN MUTU AIR YANG MEMADAI
 1980 – 2000, kegiatan “surveilance”
kualitas air – Dep. Kesehatan
 2000 – 2002, pembentukan “drinking
water zone”, di PDAM Kab. Buleleng,
Dep. Kesehatan, dibantu GTZ –
Jerman
 2003 - 2004, kegiatan CATNIP
(Certification and Training for Network
Improvement Program), melahirkan
ZAMP, PERPAMSI didanai dari US-AID
 2006 sd sekarang, kegiatan
peningkatan kualitas air BPP SPAM.
 PROGRAM CATNIP
MEMBANGUN ZONA AIR MINUM PRIMA, ZONA AIR
YANG MEMENUHI SYARAT KUALITAS AIR MINUM DAN
PELAYANAN PRIMA YANG BERKELANJUTAN DI:
• PDAM TIRTANADI – SUMUT
• PDAM TIRTA PAKUAN – BOGOR
• PDAM KOTA MALANG

mendorong supaya pelanggan tidak

usah memasak air dari PDAM, karena
sudah memenuhi syarat kualitas
 LOKASI ZAMP
• PDAM TIRTA NADI – SUMUT  MALIBU (200
pelanggan)

• PDAM TIRTA PAKUAN – BOGOR  PAKUAN TAJUR

(400 pelanggan)

• PDAM KOTA MALANG  PONDOK BLIMBING INDAH

(2000 pelanggan, th 2007 ditingkatkan 15.000 pelanggan,
th 2010 100%)
 MENGAPA PERLU PENINGKATAN
KUALITAS AIR MINUM ?
• PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA PELANGGAN
• hak pelanggan
• kewajiban penyelenggara

• TUJUAN PENYEDIAAN AIR MINUM

• Menghasilkan air dengan memperhatikan KUALITAS,
KUANTITAS & KONTINUITAS mempertimbangkan efisiensi
operasi dan pemulihan biaya
• Melindungi kesehatan manusia

• PERATURAN
• UU Sumber Daya Air ( No 7 Tahun 2004),
• PP No 16 tahun 2005 – Pengembangan SPAM, pasak 6
• Kepmen Kesehatan RI, No 907 Tahun 2002 – Persyaratan
dan Pengawasan Kualitas Air Minum
• UU Perlindungan Konsumen (No 8 Tahun 1999)
MANFAAT YANG DIPEROLEH
PDAM
1. Citra PDAM dimata pelanggan dan
“stakeholder” meningkat, mampu
menghasilkan kualitas air minum yang
sesuai dengan peraturan secara
berkelanjutan
2. Mendorong budaya kerja yang lebih tertib
dan baik
3. Manajemen dan jajaran PDAM memiliki
kebanggaan karena berhasil mewujudkan
pelayanan yang baik
4. Perbaikan sistem internal PDAM, baik
sistem manajemen maupun sistem fisik
 HAMBATAN UTAMA DALAM
PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM
1. PERSEPSI, PEMAHAMAN DIREKSI DAN
JAJARAN PDAM TERHADAP PENJAMINAN
KUALITAS AIR BELUM MANTAP

2. PDAM TDAK MAMPU MENGHASILKAN

KUALITAS YANG BERKELANJUTAN
• PERLU PERBAIKAN MANAJEMEN
• PERLU PERBAIKAN UNIT PRODUKSI,
LABORATORIUM, UNIT DISTRIBUSI DAN UNIT
PELAYANAN PELANGGAN

3. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

KUALITAS AIR TIDAK MENDUKUNG, AIR
YANG BERBAU CHLOR TIDAK DISUKAI
PERLU PERUBAHAN BUDAYA !!!!!!
 STRATEGI APA YANG DIPERLUKAN
DALAM PENINGKATAN KUALITAS AIR

• PENDEKATAN SISTEM
peningkatan pelayanan dan kualitas air
memerlukan dukungan subsistem yang
lain

• BERTAHAP
kita tidak bisa menerapkan sekaligus
untuk seluruh wilayah pelayanan

• BERKELANJUTAN
dimulai dari skala kecil dilanjutkan
sampai keseluruh wilayah pelayanan
 PERBAIKAN APA YANG DIPERLUKAN
DI PDAM

• SISTEM PRODUKSI
LABORATORIUM &
DISTRIBUSI

• SISTEM OPERASI DAN

PEMELIHARAAN SISTEM
MANAJEMEN
• STRATEGI KOMUNIKASI DAN KUALITAS AIR
PELAYANAN PELANGGAN MINUM
SISTEM MANAJEMEN YANG BERORIENTASI
ISO 9001.2000 atau SNI 19.9001.2002
 KRITERIA YANG DIPERLUKAN UNTUK
MEMBANGUN WILAYAH ZAMP YANG PERTAMA
(PILOT ZONE)

TEKNIS
• JARINGAN PIPA RELATIF BARU
• ADA AS BUILT DRAWING
• PENGALIRAN 24 JAM, TEKANAN CUKUP
• DAPAT DIISOLASI
• ADA ALTERNATIF SUPPLY AIR
• KEHILANGAN AIR RELATIF RENDAH SOSIAL
• KUALITAS AIR RELATIF BAIK • MASYARAKAT TIDAK MENOLAK
• JUMLAH PELANGGAN 500 s/d 2000 • TINGKAT PENDAPATAN MENUNJANG
• KELUHAN PELANGGAN RELATIF RENDAH

MANAJEMEN
• DUKUNGAN MANAJEMEN
• TERSEDIA SISTEM DAN PROSEDUR O&M
YANG RELATIF MEMADAI
• TERSEDIA SDM YANG MEMADAI
KERANGKA PENINGKATAN KUALITAS AIR
MINUM (“WSP” – WHO,2005)
target
kesehatan

analisis RENCANA
sistem PENINGKATAN
air baku KUALITAS AIR
pemantauan
produksi kesehatan
masyarakat
distribusi
manajemen
pelayanan

pengawasan
PERUBAHAN PARADIGMA DALAM
MANAJEMEN KUALITAS AIR

PENGENDALIAN PENJAMINAN
KUALITAS KUALITAS

end of pipe preventive &

testing corrective
 HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Point)
ANALISIS SISTEM
RESIKO + MANAJEMEN
MUTU

1. Identifikasi potensi kerusakan (produk)

2. Menentukan Critical Control Point (CCP)
3. Menetapkan batas kritis setiap CCP
4. Menetapkan sistem monitoring setiap CCP
5. Menetapkan tindakan koreksi
6. Menetapkan prosedur verifikasi
7. Menetapkan sistem dokumentasi
 PENDEKATAN DALAM
MANAJEMEN KUALITAS AIR
KOMPONEN MANAJEMEN
KUALITAS AIR MINUM INSTITUSI TERLIBAT

PENCEGAHAN, PEMERINTAH DAERAH , BAPPEDA,

KEHUTANAN, PERTANIAN,
SURVEILANCE KELOMPOK PEMAKAI AIR
KUALITAS
PERLINDUNGAN
AIR BAKU

PROSES
PENGOLAHAN
AIR MINUM

DISTRIBUSI,
SURVEILANCE KONTROL INTERNAL: PDAM
KUALITAS AIR KONTROL EXTERNAL: DINAS
MINUM KESEHATAN

TITIK KRITIS DAN RESIKO DALAM

MANAJEMEN KUALITAS AIR
 RESIKO PENURUNAN KUALITAS AIR
KEGAGALAN
PROSES
PENGOLAHAN
AIR BAKU
WTP REKONTAMINASI
KONTAMINASIp pathogen, bahan
athogen, bahan beracun, estetika
beracun,
estetika
PERTUMBUHAN
mikroba pathogen

CEMARAN
RES & POMPA

DISINFEKSI
OPERASI BURUK
DAN DISTRIBUSI
PEMELIHARAAN
YANG BURUK ALIRAN < 24 JAM,
TEKANAN KURANG
MITIGASI RESIKO PENURUNAN KUALITAS
AIR
KONTAMINASIp
athogen, bahan
beracun, PENGELOLAAN
estetika SUMBER AIR PERDA
AIR BAKU CEMARAN BAKU / SUNGAI
KEGAGALAN
SOP AIR BAKU
PROSES
PENGOLAHAN KOMITMEN
WTP SOP PRODUKSI
DISINFEKSI TRAINING
BURUK SOP LAB
KOMUNIKASI
REKONTAMINASI SOP TRANSMISI
RES & POMPA pathogen, bahan
beracun, estetika
PERTUMBUHAN SOP DISTRIBUSI
mikroba pathogen
ALIRAN < 24 JAM, SOP PELAYANAN SOSIALISASI
DISTRIBUSI TEKANAN KURANG
PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM

1. PENGAWASAN KUALITAS AIR

MINUM EKSTERNAL:
• Dilaksanakan oleh : Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
• BLK, Lab. Rujukan (Biofiskim
lengkap)

2. PENGAWASAN KUALITAS AIR

MINUM INTERNAL:
Dilaksanakan oleh : Pengelola
Penyedia Air Minum 56
 UPAYA STANDARISASI
SISTEM MANAJEMEN KUALITAS
LABORATORIUM - FORKAMI
ISO 17025 Komite Akreditasi Nasional

Standar A + persyaratan lain

STANDAR A
FORKAMI

Standar B + persyaratan lain

STANDAR B

Standar C + persyaratan lain

STANDAR C
 TAHAPAN PENINGKATAN KUALITAS AIR
MINUM (“WSP” – WHO,2005)
membentuk tim peningkatan kualitas air

uraian sistem penyediaan air minum

penilaian

tinjauan
sistem

pengalaman

ptogram – program penunjang

analisis resiko dan kebutuhan
kedepan
operasional

identifikasi ukuran pengendalian

monitoring

menetapkan pemantauan tinjauan

persetujuan
dan audit
menetapkan tanggap darurat dan tindakan
manajemen dan

koreksi
komunikasi

menetapkan sistem dokumentasi

validasi dan verifikasi

 SIKLUS DEMING

plan

action do

check
 SIKLUS DEMING & PENINGKATAN
KUALITAS AIR
KOMITMEN MANAJEMEN komunikasi
• Memahami sistem
plan • Memahami resiko
• Tindakan Pencegahan • Perbaikan &
pengembangan sistem
• Tindakan Koreksi
continual • Implementasi
action improvement do • Mengembangkan
sistem pengandalian
• SOP
• Pelatihan
check

• Survey Kepuasn Pelanggan

• Audit & Sertifikasi
 KONSEP PENINGKATAN KUALITAS AIR
komitmen
komunikasi
galang

survey kepuasan pelanggan PLAN

identifikasi sistem
monitori perencan analisis
sistem

identifikasi resiko

perbaikan sistem fisik

DO
aan

perbaikan sistem manajemen

pengendalian & monitoring CHECK

ng

rencana aksi ACTION

 BADAN AKREDITASI/SERTIFIKASI
SISTEM MANAJEMEN MUTU ZAMP
KOMITE AKREDITASI NASIONAL
Komite tingkat nasional
yang diakui secara (KAN)
internasional

AKREDITASI INFORMASI
BADAN SERTIFIKASI
Badan yang beranggotakan
SISTEM MANAJEMEN MUTU ZAMP
unsur stake-holder PDAM
(BS SMM ZAMP) • PERPAMSI
• Dep. Kesehatan
TRAINING INFORMASI • DEP PU
• BPP SPAM
• ???
SERTIFIKAT AUDITOR

AUDIT INFORMASI

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

 KESIMPULAN
KEPATUHAN
WORK SHOP MEMBAYAR &
ARUS KAS DUKUNGAN
MENINGKAT KENAIKAN
TARIF

MEMBANGUN ZONA

KEPERCAYAAN
PELANGGAN DAN
STAKEHODER
MENINGKAT
MENYUSUN
PELAYANAN
SISTEM
DAN KUALITAS
MANAJEMEN
AIR MENINGKAT
KUALITAS AIR
 KESIMPULAN
KEPATUHAN
WORK SHOP MEMBAYAR &
ARUS KAS DUKUNGAN
MENINGKAT KENAIKAN
TARIF

SEMUA ITU PERLU

1.KOMTMEN
MEMBANGUN ZONA
2.TIM ZAMP
3.PEMAHAMAN
KONSEP KEPERCAYAAN
PELANGGAN DAN
4.KOMUNIKASI STAKEHODER
5.SOSIALISASI MENINGKAT
MENYUSUN
PELAYANAN
SISTEM
DAN KUALITAS
MANAJEMEN
AIR MENINGKAT
KUALITAS AIR