Anda di halaman 1dari 66

PELATIHAN SURVEILANS

KUALITAS
AIR di HOTEL kintamani

DINKES PROV. JATENG TAHUN


2011 1
PENDAHULUAN
• Perencanaan dan pengambilan sampel yang
representatif merupakan bagian integral dari
kegiatan pengujian parameter kualitas
lingkungan.

2
 Untuk mendapatkan validitas
data pengujian parameter
kualitas lingkungan yang
dapat dipercaya tidak hanya
dibutuhkan peralatan
pengambilan sampel yang
memenuhi syarat serta
personil yang kompeten
namun juga prosedur dan
teknik pengambilan yang
benar

3
 Pengambilan sampel yang dilakukan secara
baik dan benar, akan diperoleh data yang
bersifat:
 Obyektif data yang dihasilkan sesuai dengan
keadaan sebenarnya
 Representatif data mewakili kumpulannya
 Teliti dan tepatdata terjamin kebenarannya
 Tepat waktusesuai dengan kebutuhan pada saat
tertentu
 Relevanmenunjang persoalan yang dihadapi

4
PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM

 Kualitas air minum harus selalu dipantau


melalui pengawasan baik secara internal
(dilakukan oleh penyelenggara air minum)
dan eksternal (Dinkes / KKP)
 Pengawasan dilakukan terhadap AM dengan
sistim jaringan perpipaan, DAM/ Depo, AM
non perpipaan untuk tujuan komersial oleh
penyelenggara air minum

5
Kegiatan Pengawasan Kualitas AM

Inspeksi Sanitasi

Pengambilan contoh uji

PKA Pengujian kualitas


Eksternal
(Dinkes/KKP
Analisis LHU

Rekomendasi TL

Pemantauan
Pelaksanaan TL

6
Perencanaan Pengambilan
sampel Air Minum
DOKUMEN PERENCANAAN PENGAMBILAN SAMPEL

Tujuan pengambilan sampel


Bidang uji kualitas air & parameter uji
 Misal: Air Minum, parameter kimia (suhu, pH, sisa khlor,TDS dll)
parameter biologi (Coliform dan Colitinja)
Prosedur dan metode pengambilan sampel
 Lokasi serta ttk pengambilan (gambar denah, foto)
 Frekwensi pengambilan
 Waktu pengambilan
 Metode/cara pengambilan: grab, komposit (gabungan waktu/ gab.
Tempat) terpadu/Integrated dll
7
Lanjutan……….

Jumlah sampel dan penanganannya/perlakuan sampel:


 Jumlah sampel

 Vol/ukuran sampel

 Penanganan sampel: pengawetan & batas waktu

Peralatan
Media/reagensia:
 H2SO4 1:1

 H NO3 1:1

 NaOH 6 N

 Buffer pH 4, 7 dan 10

 Lart. KCL

 Lart. Na2SO3 jenuh

8
Lanjutan………………
Pengamanan sampel
 Identifikasi/pengkodean sampel
 Pengemasan sampel
 Penyegelan wadah sampel
 Pencegahan selama transportasi
 Perbaikan selama transportasi apabila ada yang tidak sesuai
 Penyimpanan sampel dilab.

Administrasi pengambilan sampel


 Tgl. Pengambilan sampel
 Nama pengambil sampel
 Surat tugas dan/atau surat pengantar untuk memasuki pabrik/daerah
ttt
 Biaya pengambilan sampel

9
Persiapan pengambilan Sampel
Persiapan yang harus dilakukan:
1. Persiapan peralatan pengambilan sampel
2. Persiapan peralatan pendukung
3. Persiapan peralatan pengukuran dilapangan
4. Persiapan peralatan wadah sampel & jumlah
5. Persiapan Reagen/pengawet
6. Persiapan formulir/rekaman

10
 Persiapan Peralatan Pengambil Sampel
dan Wadah Sampel harus memenuhi
syarat :
1. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat
sampel & tidak bereaksi dengan sampel
2. Mudah dicuci
3. Kapasitas/volume sesuai tujuan pengambilan
4. Tidak mudah pecah atau bocor
5. Mudah dan aman dibawa

11
Lanjutan……………………

Persiapan Alat Pendukung


Kotak pendingin (ice box)
Pencucian peralatan pengambilan sampel dan wadah
sampel
Pencucian dilakukan di lab sebelum dibawa ke lapangan
dan pencucian setelah di lapangan
Persiapan peralatan pengukuran lapangan
Alat ukur pH, Suhu. TDS, sisa khlor, DO
Kriteria:
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan
12
Lanjutan………………….
Persiapan Pengawetan
Pengawetan yang dilakukan berbeda-beda tergantung
parameter yang diuji.
Untuk penanganan sampel lingkungan mulai dari wadah,
volume minimum (ml), tipe sampel : grab/composit,
pengawetan dan batas penyimpanan sampel (lihat tabel)
Bahan pengawet yang ditambahkan tidak mengganggu
analisis
Penambahan bahan pengawet harus menggunakan pipet

13
Contoh beberapa cara penanganan dalam tabel:
Parameter Tempat Keperluan Pengawetan Batas
Penyimpanan Contoh Penyimpanan
(dianjurkan)
Logam terlarut P,Gelas 250 Disaring segera dan 6 bulan
ditambah
HNO3 sampai pH ≤ 2
Posphat P,Gelas 100 Pendinginan 4 0 C 28 hari
KOK/COD P,Gelas 50 Tambahkan H2SO4 28 hari
KOB P,Gelas 500 sampai pH ≤2 dinginkan 48 jam
pH P,Gelas - - Di lapangan
DO/OT P,Gelas 250 Pendinginan 4 0 C Di lapangan
Sisa Klor P,Gelas 25 - Di lapangan
TSS P,Gelas 50 Pendinginan 4 0 C 48 jam
14
Volume Sampel (SNI 06-2412-1991) Metode
Pengambilan Contoh Kualitas Air)
Pemeriksaan Volume Keterangan
contoh
Fisika 2 Liter

Kimia 5 Liter

Bakteriologi 100 Ml

Biologi Air (Klorofil) 0,5-20 Liter Bergantung


pd kadar
Klorofil dlm
air

15
Lanjutan…………………………
Persiapan rekaman lapangan
Meliputi:
Identitas petugas
Tanggal pengambilan sampel
Identifikasi sampel
Lokasi dan/atau titik pengambilan sampel termasuk
diagram, sketsa atau foto
Acuan pada rencana dan prosedur pengambilan
sampel
Rincian kondisi lingkungan selama pengambilan
sampel yang dapat mempengaruhi interprestasi hasil
pengujian.( Hasil Inspeksi Sanitasi)
Hasil pengukuran parameter lapangan 16
Dasar Penentuan Lokasi/ Titik Pengambilan
Sampel
Pertimbangan Umum :
Pengalaman masa lampau, frekuensi outbreak, pencemaran,
penyediaan air bersih
Masalah yang ada sekarang ditinjau dari ketersediaan tenaga,
biaya, fasilitas laboratorium, dan keadaan sosial ekonomi,
keterbatasan peraturan perundangan
Daerah yang potensial gangguan air,area yang miskin keadaan
sanitasinya, daerah padat penduduk, daerah industri dengan
pencemaran berat, daerah yang tekanan airnya rendah pada ujung
daerah distribusi dan sepanjang jalur distribusi.

17
Lanjutan……

Kondisi iklim, musim hujan, musim kemarau,keadaan banjir,


pencemaran sumber waktu banjir
Distribusi penduduk dan geografi, titik sampel harus dipilih
berdasarkan distribusi penduduk ketimbang geografis

Prinsip Penetapan Titik Pengambilan Sampel


Untuk air Perpipaan
Titik sampling harus dipilih pada titik yang representatif
mewakili jaringan penyediaan air bersih, dapat diikuti mulai
dari sumber air ke tempat pengolahan, aliran air pada
wilayah arteri hingga ke kran umum masyarakat konsumen
air (sekolah, tempat umum, rumah sakit, restoran, pabrik es
dll)
18
Frekuensi Pengambilan Sampel
Secara umum tergantung pada :
Penduduk yang dilayani
Parameter penting yang perlu
Kepentingan pada pusat-pusat sampling yang ada
Penyediaan bersih dengan desinfeksi atau tanpa
desinfeksi
Kompleksitas sistem penyediaan air bersih
Keadaan masa lampau

19
Jumlah Titik Sampling

Perkiraan jumlah titik sampling untuk suatu


penyediaan air bersih adalah :
1. Jumlah sampel yang dibutuhkan perbulan tergantung
penduduk yang dilayani
2. Jumlah dibagi interval sampling perbulan harus
mengikuti jumlah titik sampling yang diperlukan
3. Perkiraan secara resmi yang harus diperiksa mingguan
(biasanya untuk sampel bakteriologi)
4. Jumlah total titik sampling per sistem penyediaan air
bersih harus diperkirakan 1 1/4 kali kebutuhan sampel
perbulan
20
Penyediaan Air non Perpipaan :
Antara lain :
Sumur gali, sumur pompa tangan, sumur bor/ sumur
dalam, penampung air hujan, terminal air, mobil
tangki air, bangunan/ perlindungan mata air.

Contoh pemantauan air sumur (penyediaan air


bersih masyarakat pedesaan)
1. Setiap air sumur dilakukan pengambilan sampel
minimal dua tahun sekali
2. Untuk satu desa, interval sampling diambil
pertengahan tahun.
3. Peta untuk desa yang berukuran tiap 50 rumah yang
mempunyai 12 sumur perlu mengambil sampel
sumur yang jauh pada setiap kunjungan dan
mengambil sampel semua sumur selama periode 2
tahun
21
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2005
TENTANG
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


MENURUT
PERATURAN PEMERINTAH NO 16 TAHUN 2005

22
PASAL 5

1) SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan


dan/atau bukan jaringan perpipaan
2) SPAM dengan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat meliputi air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan
3) SPAM bukan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa
tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil
tangki air, instalasi air kemasan atau bangunan
perlindungan mata air
4) SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikelola
secara baik dan berkelanjutan
5) Ketentuan teknis mengenai SPAM bukan jaringan perpipaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri.

23
CONTOH pasal 5 ayat (2)

SISTEM FISIK PERPIPAAN

AIR BAKU

PELAYANAN
IPA R

DISTRIBUSI

UNIT UNIT UNIT UNIT


AIR BAKU PRODUKSI DISTRIBUSI PELAYANAN

24
CONTOH pasal 5 ayat (3)
SISTEM FISIK NONPERPIPAAN

Sumur Dangkal
Sumur Air Tanah
Dalam (SATD)

Penampung Air
Sumur Pompa
Hujan (PAH)
Tangan (SPT)
25
Sistem NonPerpipaan Terlindungi

 10m

Septik Tank
Sumur Penduduk

26
PASAL 6

Kualitas Air Minum


1) Air minum yg dihasilkan dari SPAM yg
digunakan masyarakat Pengguna/Pelanggan
harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan
peraturan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang kesehatan
2) Air minum yang tidak memenuhi syarat
kualitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilarang didistribusikan kepada
masyarakat

27
PERMENKES
No : 736/MENKES/PER/VI/2010
TATA LAKSANA PENGAWASAN KUALITAS
AIR MINUM
PENGAWASAN EKSTERNAL :
DKK/KKP,AM UNTUK TUJUAN
KOMERSIL DAN NON KOMERSIL
PENGAWASAN INTERNAL
:PENYELENGGARA AIR MINUM ,UNTUK
TUJUAN KOMERSIL

28
PENGAWASAN KUALITAS AIR
• EKSTERNAL • INTERNAL
• Sistem Jaringan • Sistem Jaringan
perpipaan : titik terjauh perpipaan : setiap unit
pada unit distribusi produksi dan unit
• Depot Air Minum : Unit distribusi
Pengisian Galon/wadah • Depot Air Minum : Unit
air Minum produksi Unit Pengisian
• Bukan Jaringan Perpipaan Galon/wadah air Minum
: Setiap sarana Air Minum • Bukan Jaringan Perpipaan
: Setiap sarana Air Minum

29
Air minum dengan sistem jaringan perpipaan
(Internal)
Pengambilan sampel untuk pengawasan internal dilaksanakan dengan
ketentuan minimal sbb:

* Sisa khlor diuji pada outlet reservoir dgn nilai maks 1 mg/l dan titik
terjauh unit min 0,2 mg/l
** Parameter kimia tambahan yang ditetapkan oleh Perda 30
DEPOT AIR MINUM (INTERNAL)
 AIR BAKU
Ketentuan minimal sbb:

PARAMETER FREKUENSI JUMLAH SAMPEL


PENGUJIAN

Mikrobiologi Satu bulan sekali 1

Fisika Satu bulan sekali 1

Kimia wajib Enam bulan sekali 1

Kimia tambahan* Enam bulan sekali 1

* Parameter kimia tambahan yang ditetapkan oleh Perda


31
DEPOT AIR MINUM (lanjutan)
 Air yang siap dimasukkan ke dalam galon/wadah air minum
Ketentuan minimal sbb:

PARAMETER FREKUENSI JUMLAH SAMPEL


PENGUJIAN

Mikrobiologi Satu bulan sekali 1

Fisika Satu bulan sekali 1

Kimia wajib Enam bulan sekali 1

Kimia tambahan* Enam bulan sekali 1

* Parameter kimia tambahan yang ditetapkan oleh Perda


32
AIR MINUM BUKAN JARINGAN
PERPIPAAN(EKSTERNAL)
• Jumlah dan frekuensi sesuai kebutuhan dengan ketentuan minimal
sbb:
PARAMETER FREKUENSI JUMLAH SAMPEL
PENGUJIAN
Mikrobiologi Satu bulan sekali 1

Fisika Satu bulan sekali 1

Kimia wajib Enam bulan sekali 1

Kimia tambahan* Enam bulan sekali 1

* Parameter kimia tambahan yang ditetapkan oleh Perda


33
Penetapan Jumlah dan Frekuensi
Pengambilan Sampel Air Minum Pada
Pengawasan Eksternal
Pengambilan sampel air minum untuk pengawasan
eksternal dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi
yang hasilnya termasuk pada kategori risiko
pencemaran sedang (S) dan rendah (R)

34
Air minum dengan sistem jaringan perpipaan
Pengambilan sampel dilaksanakan berdasarkan hasil laporan pengawasan
internal penyelenggaraan air minum dgn ketentuan minimal sbb:

* Sisa khlor diuji pada outlet reservoir dgn nilai maks 1 mg/l dan titik
terjauh unit min 0,2 mg/l
** Parameter kimia tambahan yang ditetapkan oleh Perda
35
DEPOT AIR MINUM
Pengujian sampel air minum dilakukan terhadap air yang siap dimasukkan ke
dalam galon/wadah air sesuai kebutuhan dengan ketentuan minimal sbb:

PARAMETER FREKUENSI JUMLAH SAMPEL


PENGUJIAN

Mikrobiologi Satu bulan sekali 1

Fisika Satu bulan sekali 1

Kimia wajib Enam bulan sekali 1

Kimia tambahan* Enam bulan sekali 1

* Parameter kimia tambahan yang ditetapkan oleh Perda


36
AIR MINUM BUKAN JARINGAN
PERPIPAAN
 Jumlah dan frekuensi sesuai kebutuhan dengan ketentuan
minimal sbb:
PARAMETER FREKUENSI JUMLAH SAMPEL
PENGUJIAN
Mikrobiologi Satu bulan sekali 1

Fisika Satu bulan sekali 1

Kimia wajib Enam bulan sekali 1

Kimia tambahan* Enam bulan sekali 1

* Parameter kimia tambahan yang ditetapkan oleh Perda


37
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
Kimia
a) siapkan alat pengambil contoh yang sesuai dengan keadaan
sumber airnya;
b) bilas alat pengambil contoh dengan air yang akan diambil,
sebanyak 3 (tiga) kali;
c) ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan
dalam penampung sementara, kemudian homogenkan;
d) masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
e) lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan
dan daya hantar listrik, pH dan oksigen terlarut yang dapat
berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;
f) hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan
khusus;
g) pengambilan contoh untuk parameter pengujian di
laboratorium dilakukan pengawetan

38
CARA PENGAMBILAN SAMPEL

Biologi
 Kegiatan pengambilan dilakukan secara aseptis

 Alat & bahan harus steril

 Segera dilakukan pemeriksaan kalau memungkinkan

 Kalau harus dikirim/disimpan harus dikondisikan


dengan ketentuan

39
PENGAMBILAN SAMPEL
MIKROBIOLOGI AIR
DENGAN METODE H2S
PERSIAPAN PERALATAN
Peralatan yang digunakan terdiri atas :
Botol contoh uji warna gelap (steril) volume 200 mL .
Kruistang
Korek api
Tas sampling
Pipet 10 mL (steril)/Gelas ukur (steril)
Tabung atau Botol yang telah berisi media H2S
 Bahan yang digunakan terdiri atas:
Spirtus / alkohol
Kapas
Alat tulis
PERALATAN PENGAMBILAN SECARA
BAKTERIOLOGI

Botol sampel tanpa pemberat Botol sampel dengan pemberat


Kruistang

Botol semprot isi


spritus
TAS SAMPLING
PENGAMBILAN CONTOH UJI
AIR PERMUKAAN SECARA LANGSUNG

 Disiapkan botol contoh uji steril.


 Buka kertas pembungkus dan penutup botol , kemudian mulut botol
diplambir.
 Contoh uji diambil dengan cara memegang bagian bawah botol contoh uji
kemudian dicelupkan kurang lebih 10 - 20 cm di bawah permukaan air
dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arus air, dan segera mulut
botol contoh uji di plambir .
 Ambil 20 ml atau 100 mL contoh uji masukkan ke dalam tabung atau botol
yg telah berisi media H2S plambir mulut tabung/botol dan ditutup kembali.
PENGAMBILAN CONTOH UJI
 Pengambilan contoh uji air permukaan secara langsung
PENGAMBILAN CONTOH UJI AIR MINUM
MELALUI KRAN

 Disiapkan botol contoh uji steril yang telah berisi media H2S
 Kran dibuka selama tiga sampai lima menit dan air dibiarkan
mengalir, kemudian kran ditutup kembali.
 Kran diplambir dengan cara membakar mulut kran hingga keluar uap
air, apabila kran terbuat dari plastik atau bahan yang tidak tahan
panas dilakukan dengan cara mengoleskan desinfektan (alkohol atau
spiritus).
 Tutup tabung/botol contoh uji dibuka dan mulut tabung/botol contoh
uji diplambir, selanjutnya tabung/botol contoh uji diisi dengan
contoh uji 20mL/100 mL (batas tanda), kemudian mulut tabung/botol
contoh uji diplambir lagi dan segera ditutup kembali.
. PENGAMBILAN CONTOH UJI
AIR MINUM MELALUI KRAN

Bersihkan kran atau pancuran pompa dari setiap


benda menempel dengan menggunakan kain lap
yang bersih.
Membuka kran secara maksimal dan membiarkan
air mengalir selama 2 – 3 menit, kemudian
menutup kran kembali.
ALIRKAN AIR SELAMA 1-2 MENIT
LIDAHAPIKAN MULUT
KRAN/STERILKAN KRAN
ALIRKAN AIR LAGI SELAMA 1-2
MENIT , SAMBIL MEMBUKA TUTUP
BOTOL
LIDAHAPIKAN BOTOL DI ATAS
NYALA API SPRITUS
TAMPUNG AIR KRAN PADA BOTOL
KIRA- KIRA 100 ML (± ¾ VOLUME BOTOL)
LIDAHAPIKAN KEMBALI SETELAH
BOTOL TERISI SAMPEL DI ATAS NYALA
API SPRITUS
TUTUP DAN KEMAS KEMBALI
SEPERTI SEMULA, BERI LABEL
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

 Mulut botol contoh uji harus dihindarkan dari


kontaminasi.
 Tutup botol contoh uji (kapas yang terbungkus kertas)
dibuka secara aseptis
PENGAMBILAN CONTOH UJI AIR PERMUKAAN DAN
AIR TANAH SECARA TIDAK LANGSUNG

 Disiapkan botol contoh uji steril yang dilengkapi dengan tali dengan pemberat.
 Kertas pembungkus botol contoh uji dibuka mulai dari bagian atas sehingga
kertas pelindung bagian bawah digunakan sebagai pelapis untuk memegang
botol contoh uji agar tangan tidak bersentuhan langsung dengan botol contoh
uji.
 Tali yang membelit botol contoh uji diurai di sisakan 2 -3 lilitan, kemudian
tutup botol contoh uji dibuka dan mulut botol diplambir.
 Botol contoh uji diturunkan pelan – pelan, sampai mulut botol masuk ke dalam
contoh uji sekitar 10 – 20 cm ( bila tinggi air memungkinkan ), setelah
diperkirakan botol contoh uji telah penuh dengan contoh uji tali ditarik ke atas
dan peganglah badan botol contoh uji.
 Mulut botol contoh uji diplambir .
 Masukkan contoh uji ke dalam tabung/botol yang telah berisi media H2S
sebanyak 20 mL/100 mL, mulut tabung/botol diplamblir dan segera ditutup .
Buka pembungkus luar
Ikatkan tali pada telapak tangan
 Bakar mulut botol
 Masukkan botol ke dalam sumur tanpa menempel dinding
sumur
 Bakar kembali mulut botol
 Kemas kembali seperti semula
IDENTIFIKASI DATA
 Contoh uji harus dilengkapi dengan data tentang
identifikasi dan deskripsi lapangan dimana contoh uji
diambil
 Cotoh uji diberi no kode, Nama dan tanda tangan
petugas pengambil.
66

Anda mungkin juga menyukai