Anda di halaman 1dari 29

PT MITRALAB BUANA SURABAYA

TUJUAN

Untuk mendapatkan sampel, meliputi:


Air sungai, air bersih (air minum), air
danau /waduk, air tanah dan air limbah
yang representatif, untuk dianalisis di
Laboratorium, sehingga dapat diketahui
kualitasnya.
RUANG LINGKUP

1. Metode pengambilan sampel ini


meliputi persyaratan dan tata cara
pengambilan sampel air untuk
keperluan pengujian kualitas air, yang
meliputi pengujian fisika, kimia dan
biologi.
2. Metode ini berlaku untuk pengambilan sampel uji
kualitas air sungai, air bersih (air minum), air
danau /waduk, air tanah dan air limbah.
PERHATIAN AWAL
Hal-hal yang menjadi perhatian awal sebelum
sampling adalah:
a) Peralatan pengambilan sampel,
b) Wadah sampel dan kontainer,
c) Penentuan lokasi dan/atau titik
pengambilan sampel,
d) Parameter yang akan diuji
e) Bahan kimia pengujian di lapangan dan
bahan kimia pengawetan sampel,
f) Teknik atau cara pengambilan sampel,
(komposit dan/atau grabe),
g) QA/QC pengambilan sampel.
1. SAMPLING.
2. TRANSPORTASI
3. PENGUJIAN LABORATORIUM
4. PELAPORAN HASIL

MASING-MASING MEMPUNYAI QA/QC


(Jaminan mutu dan pengendalian mutu).
LEBIH DARI 50 %
Ketidak-absahan data pengujian
disebabkan
dari pengambilan sampel yang salah.
1. Laboratorium Harus mempunyai
rencana dan Instruksi Kerja
pengambilan sampel.
2. Proses sampling harus
memperhatikan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keabsahan
hasil pengujian.
3. Semua data harus direkam secara rinci.
PROTOKOL SAMPLING
1.Instruksi Kerja [IKM Sampling]
2.Formulir Sampling (Dokumen Pendukung):
a) Surat penugasan.
b) Formulir Permohonan Pengujian
Sampel (FPPS).
a) Formulir Data pengujian/pengukuran
lapangan.
b) Formulir Berita Acara (bila diperlukan).
3.Lokasi dan titik sampling (GPS).

4. Peralatan terkalibrasi/bebas kontaminan


5. Kontainer/wadah.
6. Bahan pengawet.
7. Kamera (bila diperlukan).
1. Dilaksanakan oleh personel yang kompeten.
2. Menggunakan peralatan bebas kontaminan.
3. Menggunakan bahan kimia bebas kontaminan.
4. Menggunakan metode sampling standar.
5. Menggunakan wadah dan kontainer yang benar.
6. Merekam data dengan baik dan benar.
7. Mengggunakan GPS dan/atau denah lokasi.
8. Dianalisis sebelum batas waktu penyimpanan
maksimum.
1. Travel Blank (Blanko pengiriman/transportasi),
disebut juga kontrol transportasi (perjalanan).
2. Field Blank (Blanko Lapangan), disebut juga kontrol
lapangan.
3. Field Analyte Spike (Spike Analit Lapangan), disebut
juga kontrol degradasi analit sejak sampling.
4. Field Duplicate, disebut juga kontrol
ketepatan dalam seluruh proses
sampling.
1. Instruksi Kerja.
2. Formulir data lapangan.
3. Formulir berita acara sampling
4. Surat Tugas Pengambilan Sampel.
5. GPS, kamera (bila perlu).
6. Alat sampling.
7. Wadah sampel.
8. Kontainer.
9. Pengawet.
10. Bahan Kimia Spike.
11. Pakaian pengaman: sepatu, kaca mata,
kaos tangan, dll.
13. Alat tulis, akuades dan pembersih
PERALATAN
Alat pengambilan sampel harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat
sampel (misalnya untuk keperluan pemeriksaan
logam, alat pengambil sampel tidak terbuat dari
logam).
2. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya.
3. Sampel mudah dipindahkan ke dalam botol
penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi
didalamnya.
4. Kapasitas 1-5 liter, tergantung dari maksud pengujian.
5. Mudah dan aman dibawa.
JENIS ALAT PENGAMBILAN SAMPEL (1)
Beberapa alat pengambilan sampel yang dapat
digunakan:
1. Alat pengambilan sampel sederhana berupa:
a) Botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada permukaan
air secara langsung.
b) Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada
kedalaman tertentu.
2. Alat pengambilan sampel setempat secara tegak dipergunakan
untuk mengambil sampel pada lokasi yang airnya tenang atau
alirannya sangat lambat seperti danau, waduk, dan muara sungai
pada kedalaman tertentu. Jenis alat ini adalah Tipe RUTTNER.
3. Alat pengambilan sampel untuk pemeriksaan gas terlarut, yang
dilengkapi dengan tutup, sehingga alat dapat ditutup segera
setelah terisi penuh. Jenis alat ini adalah Tipe COSELLA.
JENIS ALAT PENGAMBILAN SAMPEL (2)
4. Alat pengambilan sampel untuk pengujian biologi adalah botol gelas
yang ditutup kapas atau alumunium foil, tahan terhadap panas dan
tekanan selama proses sterilisasi.

5. Alat pengambilan sampel untuk pengujian plankton berupa jaring yang


berpori 173 mesh/inchi, yang biasa digunakan adalah jaring plankton
No. 20/SI

6. Alat pengambilan sampel untuk pengujian hewan bentos disesuaikan


dengan Janis habitat hewan bentos yang akan diambil. Jenis/tipe alat
ini, antara lain : Eckmen Grab, dibuat dari baja, yang bertanya ± 3,2 kg,
dengan ukuran 15 cm x 15 cm, dipergunakan untuk pengambilan
sampel pada sumber air yang alirannya relatif kecil dan mempunyai
dasar lumpur dan pasir.
PENGAWETAN SAMPEL
1. Pengawetan sampel untuk parameter tertentu diperlukan
apabila pengujian (dilapangan) tidak dapat langsung
dilakukan setelah pengambilan sampel.
2. Jenis bahan pengawet yang digunakan dan lama
penyimpanan berbeda-beda tergantung pada jenis
parameter yang akan diperiksa.
a) Pengawetan fisik, misalnya dengan pendinginan.
b) Pengawetan kimia:
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawetan ini harus
memenuhi persyaratan untuk analisis dan tidak
mengganggu atau mengubah konsentrasi dan sifat
parameter yang akan diuji.
Catatan : Lihat Standard Methods of The Examination For Water and Waste Water, APHA.
WADAH SAMPEL
Wadah yang dipergunakan untuk menyimpan sampel harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Terbuat dari bahan gelas atau plastik
2. Dapat ditutup dengan kuat dan rapat
3. Mudah dicuci
4. Tidak mudah pecah
5. Wadah sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi harus
dapat disterilkan
6. Tidak menyerap zat-zat kimia dari sampel
7. Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam sampel
8. Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah
dengan sampel
SARANA PENGAMBILAN SAMPEL
Sarana yang dapat digunakan adalah:
1. Sedapat mungkin melalui jembatan atau lintasan gantung sebagai
tempat pengambilan sampel.
2. Bila sarana 1) tersebut di atas tidak ada, maka dapat menggunakan
perahu.
3. Untuk sumber air yang dangkal, dapat
dilakukan dengan merawas
4. Untuk inlet dan/atau effluen sarana
IPAL industri, dapat langsung diambil
pada sarana yang telah disediakan,
misalnya pipa dan / atau sarana
lainnya yang relevan.
5. Sarana lainnya, misalnya ???
VOLUME SAMPEL
Volume sampel yang diambil untuk keperluan pengujian di lapangan dan
Laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan, yaitu:
1. Untuk pemeriksaan sifat fisik air diperlukan lebih kurang 2000 mL
2. Untuk pemeriksaan sifat kimia air diperlukan lebih kurang 5000 mL
3. Untuk pemeriksaan bakteriologi diperlukan lebih kurang 100 mL
4. Untuk pemeriksaan biologi air (klorofil) diperlukan lebih kurang 0,5 –
20 L, (bergantung pada kadar klorofil didalam sampel).

Catatan:
Volume sampel yang diperlukan untuk masing-
masing parameter uji dapat dilihat pada Standard
Methods of The Examination for Water and
Waste Water, APHA.
POLA KERJA
Pola kerja sampling di lapangan:
 LOKASI
1. Menentukan lokasi pengambilan sampel
Sampling
2. Menentukan titik pengambilan sampel
3. Melakukan pengambilan sampel
4. Melakukan pengkuran/pengujian kualitas air di lapangan
(parameter lapangan)
5. Melakukan pengolahan pendahuluan dan pengawetan
sampel
6. Pengepakan sampel dan pengangkutan ke
Laboratorium.
7. Mengisi form data pengukuran/
pegujian parameter lapangan dan
data lainnya pada form yang tersedia.
7. Mengisi berita acara sampling,
bila diperlukan.
WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL(1)
Interval waktu pengambilan sampel diatur agar sampel
diambil pada hari dan jam yang berbeda sehingga dapat
diketahui perbedaan kualitas air setiap hari maupun
setiap jam.
Caranya dilakukan dengan menggeser jam dan hari
pengambilan pada waktu pengambilan sampel
berikutnya, misalnya pengambilan pertama hari
senin jam 06.00. Pengambilan berikutnya hari selasa
pada jam 07.00 dan seterusnya.

Pola di atas
tergantung maksud
dan tujuan pengujian.
WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL (2)
Waktu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan keperluan
sebagai berikut:
1. Untuk keperluan survey pendahuluan dalam rangka
pengenalan daerah, waktu pengambilan sampel dapat
dilaksanakan pada saat survey.
2. Untuk keperluan perencanaan dan pemanfaatan
diperlukan data pemantauan kualitas air, yang diambil
pada waktu tertentu dan periode yang tetap,
tergantung pada Janis sumber air dan tingkat
pencemarannya
3. Keperluan pemantauan rutin:
a. Limbah industri : sebelum dan sesudah treatment.
b. Produksi air minum : sebelum distribusi kepada
pelanggan.
WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL (3)
Untuk keperluan perencanaan dan pemanfaatan diperlukan data
pemantauan kualitas air, yang diambil pada waktu tertentu dan
periode yang tetap, tergantung pada Janis sumber air dan tingkat
pencemarannya:
1. Sungai/saluran yang tercemar berat, setiap dua minggu sekali selama
setahun.
2. Sungai/saluran yang tercemar ringan sampai sedang, sebulan sekali selama
setahun.
3. Sungai/saluran alami yang belum tercemar, tiga bulan sekali selama setahun.
4. Danau/waduk setiap dua bulan sekali selama setahun.
5. Air tanah setiap tiga bulan sekali selama
setahun.
6. Air meteoric sesuai dengan keperluan.
7. Untuk studi dan penelitian, disesuaikan
dengan keperluan.
LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL
1. Lokasi dan titik pengambilan sampel ditentukan
berdasarkan pada tujuan pemeriksaan.

2. Lokasi dan titik


Pengambilan Sampel
dilakukan pada air
permukaan, air tanah,
air bersih (air minum)
dan air limbah.
1. AIR PERMUKAAN
Lokasi Pengambilan Sampel air permukaan dapat berasal dari daerah
pengaliran sungai dan danau / waduk, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih
sedikit pencemaran.
2. Sumber air tercemar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami
perubahan atau daerah hilir sumber pencemar
3. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan
pemanfaatan sumber air tersebut.
4. Pemantauan kualitas air danau/waduk, berdasarkan pada:
a. Tempat masuknya sungai ke danau/waduk
b. Di tengah danau/waduk
c. Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan perkotaan
d. Tempat keluarnya air danau/waduk
2. AIR TANAH
Lokasi pengambilan sampel air tanah dapat berasal dari air tanah bebas
(tidak tertekan) dan air tanah tertekan dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Air tanah bebas (tidak tertekan):
a) Di sebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan
sampah kota/industri
b) Di sebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisida
dan pupuk kimia
c) Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan (intrusi) air laut.
d) Tempat-tempat yang dianggap perlu.

2. Air tanah tertekan:


a) Sumur produksi air tanah untuk pemenuhan
kebutuhan perkotaan, pedesaan dan industri
b) Sumur, misalnya sumur penduduk.
3. AIR LIMBAH
Lokasi pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pada tujuan pengujian
sebagai berikut:
1. Untuk keperluan evaluasi efisiensi IPAL, sampel diambil pada lokasi
sebelum dan sesudah treatment, dengan memperhatikan waktu
retensi.
2. Untuk keperluan pengendalian pencemaran air, sampel diambil pada
tiga lokasi:
a. Pada saluran pembuang limbah sebelum
dialirkan ke perairan penerima,
b. Pada lokasi perairan penerima sebelum
menerima limbah/penyadapan sumber air
yang dimanfaatkan untuk proses
produksi
c. Pada lokasi perairan penerima setelah
bercampur dengan air limbah, namun
belum menerima air limbah lainnya.
SEMOGA BERMANFAAT
JADIKAN PENERAPAN SISTEM MUTU
BERMANFAAT BAGI KEHIDUPAN

PT MITRALAB BUANA SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai