Anda di halaman 1dari 18

Penentuan Lokasi Dan Teknik Pengambilan

Contoh Uji Udara Ambient

Oleh :
Ardeniswan
I. PENDAHULUAN

Sampling Udara adalah pengambilan contoh uji yang mewakili


daerah/lokasi yang sedang dipantau sehingga data hasil Pengu-
kuran yang diperoleh betul-betul menggambarkan kualitas udara
di lokasi tersebut.

Sumber utama penyebab timbulnya pencemaran lingkungan yaitu :


a. Sumber emisi bergerak (kendaraan bermotor)
b. Sumber emisi tidak bergerak (Stack pabrik)
c. Bencana Alam (gunung meletus)

Diantara ketiga sumber tersebut yang paling potensial menimbulkan


pencemaran lingkungan adalah kendaran bermotor
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 1997
TENTANG

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau


dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya;
Ringkasan Umum Prosedur Sampling

No. Titik Utama Kriteria yang Perlu Diperhatikan

1. Analit yang akan dipantau Konstituen bahan kimia primer, sekunder


dan apakah representatif
2. Lokasi Sampling Tempat, tinggi, dan frekwensi sampling
3. Titik Sampling Desain, konstruksi, dan kinerja evaluasi
4. Pengkoleksian Sample Mekanisme, bahan dan metodologi
5. Penanganan Sample Pengawetan,filtrasi, dan sample kontrol
lapangan
6. Penentuan/Analisis di Species tidak stabil, dan variable sampling
Lapangan tambahan analit yang tidak stabil
7. Penyimpanan sample dan Pengawetan sample
transport
II. LOKASI PENGAMBILAN CONTOH UJI

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah :


1. Faktor meteorologi yaitu
a. Arah Angin Dominan (Wind Direction)
yaitu arah angin yang paling dominan pada hari, bulan, tahun di
kota tertentu, yang disebut juga dengan istilah Wind Rose atau
Rosa Angin.
b. Kecepatan Angin Dominan (Wind Speed)
Kecepatan angin mempunyai peranan penting terhadap ukuran
partikel yang akan disampling berkisar 4 – 37 µm serta jarak
tempuh partikel ke lokasi sampling
Gambar 1. Skema Rosa Angin
Gambar 2. Seperangkat alat Meterologycal Kit untuk
menentukan arah dan kecepatan angin
c. Tekanan dan Suhu Udara
Tekanan dan suhu udara perlu diketahui untuk menghitung
volume udara yang sebenarnya disampling pada tekanan 1
atm dan suhu 25 oC

P 298
Vs  V x x
760 t  273
d. Waktu dan Lamanya Sampling

Waktu dan lamanya sampling bergantung kepada konsentrasi


analit dalam contoh uji (udara) serta bergantung kepada baku mutu
atau paparan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu ada
pengukuran dilakukan selama 1 jam, 3 jam, 8 jam, 24 jam, atau
satu bulan.

e. Faktor geografi seperti topogafi

f. dan tata guna lahan


2. Kriteria Penentuan Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Ambient

a. Area dengan konsentrasi pencemaran yang tinggi perlu


didahulukan, mungkin diperlukan lebih dari 1 stasiun pematau
b. Area dengan kepadatan penduduk tinggi terutama terjadi
pencemaran berat
c. Di daerah sekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan untuk
kawasan studi
d. Di daerah proyeksi. Untuk menentukan efek akibat perkembangan
mendatang di lingkungannya
e. Mewakili seluruh wilayah studi
3. Persyaratan Pemilihan Lokasi Pengambilan Contoh Udara

a. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya


absorpsi, atau adsorpsi (seperti dekat dengan gedung, pohon-pohonan)

b. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar


yang akan diukur dapat terjadi seperti emisi kendaraan bermotor dapat
mengotori pada saat mengukur Ozon, ammonia dari pabrik refrigerant
yang dapat mengganggu pegukuran gas-gas asam

c. Hindari tempat dimana gangguan fisika mengganggu pengukuran


debu/partikulat seperti tidak boleh berdekatan dengan insinerator,
gangguan listrik pda tegangan tinggi

d. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah


dan saling berjauhan

e. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, pemilihan lokasi harus


mempertimbangkan kodisi peruntukan msa mendatang.
III. TITIK SAMPLING

Bilamana kita melakukan pemantauan seberapa besar konsentrasi gas


emisi yang terpapar (exposure) pada suatu daerah dengan jarak tertentu
dari suatu stack pabrik, maka rumus di bawah ini dapat digunakan untuk
menghitung besarnya konsentrasi zat pencemar di daerah “Ground Level
Concentration”.

Q  - H 2
  - y 2

C (x, y)   exp 
2 
 exp 
2 
μ ∏ σy σz  2σz   2σy 
Arah angin dominan

Industri Pemukiman
Catatan :
- Pada arah angin dominan, minimum diambil 2 lokasi dengan
mengutamakan daerah pemukiman atau tempat-tempat spesifik
- Sedangkan pada arah angin lainnya, minimal 1 titk sampling
- Data arah angin dapat merupakan data sekunder atau data pengukuran l
angsung di lapangan.
- Sedangkan jarak lokasi pemantauan dari industri berdasarkn hasil model
simulasi
min 2 m

Maks 300 h2
h1 b
2m
h1 h1

Min 10 h1 Min 10 h2

Gambar 3. Skema pemilihan lokasi pengambilan sampel udara ambien


a. Persyaratan Penempatan Peralatan Sampling

Persyaratannya adalah :
- Letakkan peralatan pengambil sample pada daerah yang aman
- Penempatan pengambil contoh uji di atas bangunan lebih baik untuk daerah

dengan kepadatan penduduk tinggi


- Letakkan di atap bangunan yang bersih dan tidak terpengaruholeh emisi gas

buang dari incinerator, gas buang dapur.


b. Posisi Probe Pada Pemantauan Kualitas Udara Ambient

• Probe harus diletakkan pada jarak sekurang-kurangnya 15 m dari pinggir


jalan raya

• Ketinggian probe stasiun tetap antara 3 – 6 m, sedangkan pengambilan


sample dilakukan secara manual, ketinggian probe 1,5 m dari permukaan
tanah.

• Untuk pengambilan sample partikulat dilakukan 2 m di atas permukaan


tanah datar pada pinggir jalan raya

• Probe harus berjarak sekrang-kurangnya 15 m dari sumber pengganggu


untuk stasiun pemantau

• Probe dtempatkan minimal 2 kali ketingian gedung yang terdekat untuk


stasiun pemantau.

Anda mungkin juga menyukai