Anda di halaman 1dari 29

Materi Praktikum : Pemeriksaan Kekeruhan pada Air

Dosen : Rafidah, S.ST., M.Kes

A. Dasar teori
Kekeruhan didalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi, seperti
lempung, lumpur, zat organic, plankton, dan zat-zat halus lainnya. Kekeruhan
merupakan sifat optis dari suatu larutan, yaitu hamburan dan absorpsi cahaya
yang melaluinya. Tidak dapat di hubungkan secara langsung antara kekeruhan
dengan kadar semua jenis suspense, karena tergantung juga pada ukuran dan
bentuk butir. Pengukur ada tiga metode pengukuran kekeruhan :
a. Metoda nefelometrik (unit kekeruhan nefelometrik Ftu atau Ntu)
b. Metoda Hellige Turbidimetri (unit kekeruhan silica)
c. Metoda visuil (unit kekeruhan Jackson)
Metoda visual adalah cara kuno dan lebih sesuai untuk nilai kekeruhan
yang tinggi, yaitu lebih dari 25unit, sedangkan metode nefelometrik lebih
sensitive dan dapat dipergunakan untk segala tingkat kekeruhan. Metoda yang
akan dijelaskan berikut adalah meoda nefelometrik.
Prinsip metode nefelometrik
Prinsip metode nefelometrik adalah perbandingan antara intensity
cahaya yang dihamburkan dari suatu sampel air dengan intensity cahaya yang
dihamburkan oleh suatu larutan keruh standar pada kondisi yang sama.
Makin tinggi inteni cahaya dihamburkan, mka makin tinggi pula
kekeruhannya. Sebagai standar kekeruhan dipergunakan suspense poimer
formazin.
Kekeruhan dari suspense standar tersebut hampir sama dengan skala
kekeruhan 40 unit Jackson (UKJ) (Jtu) yang diukur dengan Candle
turbidimeter ( menggunakan nyala lilin ). Oleh karena itu pengukuran

1
kekeruhan dengan skala nefolometrik mempunyai nilai yang hampir sama
dngan skala candle turbidimeter.
Gangguan
Warna nyata mengganggu pemeriksaan kekeruhan, sehingga
mengakibatkan penurunan nilai kekeruhan yang disebabkan oleh absorpsi
cahaya. Tabung yang kurang bersih dan buram, atau retak juga mengganggu
penentuan.
Ketelitian
Faktoryang paling penting untuk menaikkan ketelitian penentuan
kekeruhan adalah, sampel yang representative,terutama bila sampel
mengandung banyak zat tersuspensi. Walaupun penyimpangan baku bagi
instrument sendiri amat baik (1%),hasilnya analisa dapat menyimpang sampai
5%.
Pengawetan sampel
Selama penyimpangan zat tersuspensi mengendap bersama zat koloidal,
karena terjadi flokulai sendiri, sifat-sifat zat padat tersebut berubah hingga
penentuan kekeruhan terpengaruh. Oleh karena itu, sampel dapat diawetkan
dengan menyimpan pada tempat yang gelap (untuk mencegah ganggang) paling
lama 2 hari.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat kekeruhan pada air
2. Untuk mengetahui alat yang digunakan pada pemeriksaan kekeruhan pada
air

C. Metode pemeriksaan
Metode pemeriksaan yang digunakan pada pemeriksaan kekeruhan adalah
nephelometrik

2
D. Alat dan bahan
1. Alat
- satu set alat turbidemeter
2. Bahan
- air sampel

E.Prosedur kerja
a. Hidupkan alat turbidometer dengan menekan tombol on
b. Isi botol pemeriksaan dengan 10ml sampel atau sampai pada tanda batas
c. Bersihkan botol pemerikssaan dengan tissue sampai kering dan bersih
d. Letakkan ke dalam tempat sampel kemudian tutp
e. Catat angka yang tertera di layar setelah angka kontan

F. Hasil
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan di laboratorium air jurusan
kesehatan lingkungan . hasil yang diperoleh untuk tingkat kekeruhan sampel air
yang di ambil di jalan wijaya kusuma yaitu 0,16 NTU

G. Analisa hasil
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tingkat kekeruhan pada
air sampel sebanyak 0,16 NTU adalah sudah baik dan telah sesuai dengan
satandart baku mutu air yaitu permenkes nomor 416 tahun 1990 tentang
persyaratan kualitas air minum untuk kekeruhan yaitu 25 NTU ( kadar
maksimum yang diperbolehkan). Oleh karena itu sampel air yang telah
diperiksa tersebut tidak melampaui kadar maksimum standart mutu yang
ditetapkan sehingga air tersebut mempunyai kualitas yang baik layak untuk
digunakan oleh masyarakat. Dan jika dilihat atau secara langsung (
menggunakan inmdera penglihatan ) terlihat bahwa air sampel tersebut cukup
jernih .

3
Kekeruhan sebenarnya tidak merupakan sifat dari air yang sangat
membahayakan , tetapi satu hal yang harus dipertimbangkan karena sifat
optiknya tersebut membuatnya menjadi tidak disenangi bila dilihat dari segi
ejtetika .
Kekeruhan memiliki hubungan positif dengan padatan terupsensi dan hasil
yang didapatkan yaitu hasil pemeriksaan berada di bawah ambang batas
maksimum yang diperbolehkan oleh permenkes nomor 416 tahun 1990 yaitu <
25 NTU .hal ini dapat disebabkan karena sampel air diambil atau pada saat
pengambilan sampel cuaca sekitar sumur tidak dalam keadaan musim hujan
melainkan lingkungan sekitar sumur kering sehingga mengidinkasikan
limpasan partikel partikel lumpur maupun limbah organik tidak merembes atau
menyerap kedalam tanah dan masuk kedalam air sumur . sehingga tingkat
kekeruhan pada air sumur yang ada di jalan wijaya kusuma dapat dikatakan
rendah . walaupun pada pemeriksaan didapatkan hasil keruh walaupun hanya
tingkat rendah karena zat organic yang terurai pada sampel tidak menghasilkan
keruh yang berlebihan .

H. Kesimpulan
1. Tingkat kekeruhan pada air sampel yang di ambil di jalan wijya kusuma
diperoleh hasil sebanyak 0,16 NTU . berdasarkan permenkes nomor 416
tahun 1990 tentang persyartan air bersih bahwa untuk parameter kekeruhan
kadar maksimal yang diperbolehkan yaitu 25 NTU , sehingga dapat
disimpulkan bahwa air sampel sumur yang diperiksa berada di bawah
ambang batas pesrsyaratan sehingga banyak untuk digunakan oleh
masyarakat sekitar .
2. Adapun alat yang digunakan dalam pemeriksaan kekeruhan pada sampel air
yaitu satu set alat turbidemeter

4
Materi Praktikum : Pemeriksaan Warna pada Air

Dosen : Rafidah, S.ST., M.Kes

A. Dasar Teori
Warna di dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam
(besi dan mangan), humus, plankton, tanaman air dan buangan industry. Warna
air biasanya dihilangkan terutama sekali untuk penggunaan air industry dan air
minum.
Yang dimaksud dengan arna sebenarnya adalah warna nyata yaitu
warna setelah kekeruhan sampel dihilangkan. Sedang yang dimaksud warna
nampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan zat-zat yang terlarut di
dalam air akan tetapi jug azat tersuspensi.
Prinsip Analisa Warna
Pemeriksaan warna ditentukan dengan membandingkan secara visual
warna dari sampel dengan larutan standar warna yang diketahui konsentrasinya.
Di dalam metode ini sebagai standar warna digunakan larutan platina-kooalt
dengan satuan mg/LPt. Co. warna larutan Pt Co juga tersedia sebagai
cetakan di set peralatan Merckoquant (jauh lebih sederhana, cocok untuk
lapangan, tapi ketelitiannya lebih rendah).
Gangguan
Kekeruhan dan zat tersuspensi dapat mengganggu pemeriksaan warna.
Gangguan tersebut dihilangkan dengan penyaringan atau centrifuge. Kalau
warna ditentukan tanpa menyaring dahulu, hasilnya ditulis dengan warna
nampak, kalau sampel disaring, maka hasilnya warna sebenarnya.

5
Ketelitian
Penentuan warna adalah analisa agak kasar. Penyimpangan baku yang
relative untuk warna bisa sampai beberapa persen, dan untuk warna Nampak
sampai 10 %.
Pengawetan Sampel
Sampel dapat diawetkan di kulkas (suhu 4C), dan analisa sampel
tersebut boleh ditunda paling lama 2 hari

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pemeriksaan warna pada air
2. Untuk mengetahui tingkat pengukuran warna pada air

C. Alat dan Bahan


1. Alat
- satu set alat fotometer
2. Bahan
- sampel air

D. Prosedur Kerja
1. Hidupkan alat fotometer dengan cara menekan tombol on
2. Pilih menu Colour
3. Masukkan sampel air pada botol pemeriksaan sebanyak 10ml atau sampai
pada batas yang tertera pada botol
4. kerika tealah muncul insert blank masukkan botol pemeriksaan ke dalam
tempat yang tersedia.
5. pilih menu read
6. tekan ok

6
7. catat hasil yang tertera pada layar

E. Hasil
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan dilaboratorium air
kampus poltekkes jurusan kesehatan linkungan .hasil yang diperoleh untuk
tingkat warna pada sampel air yang di ambil di jalan wijaya kusuma yaitu 0
TCU

F. Analisa Hasil
Dari hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium , diperoleh hasil
pemeriksaan warna yaitu 0 TCU . berdasarkan permenkes nomor 416 tahun
1990 tentang persyratan air bersih . kadar yng diperbolehkan untuk parameter
warna adalah 50 NTU. Sehingga air sampel yang telah memenuhi syarat
sehungga layak untuk digunakan .
Jika ditinjau air bersih atau air minum sebaiknya tidak berwarna dengan
alas an ekstetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia
maupun organisme yang berwarna warna dapat menghambat penetran cahaya
ke dalam air . dimana warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil
pembusukan bahan organic ion ion mrtan dalam ,plankton , humus dan tanaman
air.
Dan jika dilihat pada keadaan sumur yang ditempati mengambil sampel
air, dapat diketahui bahwa penyebab rendahnya warna pada air yaitu
pembusukan bahan organik nang terjadi , sedikit kandungan ion ion metal ,
plankton maupun humus tergolong kecil dan tidak ada limbah buangan industri
karena jauh dari pabrik pabrik industri.

7
G. Kesimpulan
1. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan warna pada sampel air sumur yaitu
satu set alat fotometer .
2. Tingkat warna yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan yaitu 0
TCU dan berdasarkan Permenkes nomor 416 tahun 1990 hasil tersebut telah
memenuhi syarat dan layak digunakan karena kadar diperbolehkan untuk
warna yaitu 50 TCU

8
Materi Praktikum : Pemeriksaan Total Suspended Solid (TSS) pada Air

Dosen : Rafidah, S.ST., M.Kes

A. DASAR TEORI
Dalam air dalam di temukan dua kelompok zat. Yaitu zat terlarut
seperti garam dan molekul organis. Dan zat padat tersuspensidan koloidal
seperti tanah liat. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini di tentukan
melalui ukuran/ diameter partikel-partikel tersebut.
Perbedaan antara kedua kelompok zat yang ada dalam air alam cukup
jelas dalam praktek namun kadang-kadang batasan itu tidak dapat di pastikan
secara definitif.
Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-
komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan
proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun bidang air
buangan.
Jenis partikel koloid tersebut adalah penyebab kekeruhan dalam air
yang di sebabkan oleh penyimpangan sinar nyata yang menembus suspense
tersebut. Partikel-partikel koloid yang terlihat secara visual sedangkan
larutannya yang terdiri dari ion-ion dan molekul-molekul tidak pernah keruh.
Larutan menjadi senyawa kimia partikel-partikel tersuspensi biasanya
mempunyai ukuran lebih besar dari partikel koloid dan menghalangi sinar
yang akan menembus suspense. Sehingga suspensi tidak dapat dikatakan
keruh, karena sebenarnya air di antara partikel-partikel tersuspenti tidak keruh
dan sinar tidak menyimpang.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara melakukan pemeriksaan total suspended solid (
TSS )
2. Untuk mengetahuikadar TSS dalam sampel air yang diperiksa

9
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Pompa vacuum / bejana hisap / cawan goh
b. Oven
c. Desikator
d. Pinset
e. Timbangan analitik
f. Petridish
2. Bahan
a. Air sampel
b. Kertas saring

D. PROSEDUR KERJA
1. Panaskan kertas pada suhu 105 oc dalam oven selama 1 jam
2. Dinginkan kertas saring di desikator selama 15 menit
3. Timbang berat kosong kertas saring tersebut menggunakan timbangan
analitik
4. Masukkan kertas saring kedalam pompa vakum
5. Tuangkan sampel 100 ml ke dalam pompa vakum kemudian saring
6. Ketika air sampel yang ada di pompa vacuum sudah habis, ambil kertas
saring dengan hati-hati dan simpan di petridish
7. Masukkan kedalam oven dengan suhu 105 oc selama 1 jam
8. Dingikan dalam desikator selama 15 menit
9. Timbang kertas saring yang telah berisi padatan keudian hitung hasilnya.

10
E. HASIL
Data
NO Kertas setelah disaring Kertas sebelum disaring
1 1,1060 1,059

Rumus TSS
: ( berat kertas sebelum berat kertas sesudah ) x 1000
Contoh air
: ( 1,1060 1,059 ) x 1000
100
: 0,001 x 1000
100
: 0,001 g/l = 1 mg/l

F. ANALISA HASIL
Pada peetuan kadar padatan tersuspensi di dalam sampel air ini
digunakan metode gravimetric dengan cara mengendapkan padatan tersuspensi
yang terkandung di dalam sampel air yang diteliti. Pengendapan dilakukan
dengan cara menyaring sampel air sehingga keduanya menjadi terpisah, dimana
padatan tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih besar daripada
padatan terlarut sehingga padatan tersuspensi ini akan tertinggal pada kerta
saring pada saat penyaringan dilakukan. Sebelum dilakukan penyaringan,
sampel air harus dikocok terlebih dahulu agar zat zat yang terkandung
didalamnya tersebar ,errata dan homogeny. Setelah penyaringan, endapan yang
tertinggal pada kertas saring sebagai padatan tersuspensi diletakkan pada
petridishdan dilakukan pemanasan di dalam oven dengan suhu 105C selama 1
jam yang bertujuan untuk mengurangi kadar air pada kertas saring agar
diperoleh hasil yang akurat. Selanjutnya dilakukan pendinginan pada kertas

11
saring dengan cara dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit dan
ditimbang untuk memperoleh hasil yang konstan.
Adapun hasil yang didapatkan pada pemeriksaan TSS pada sampel air
yang diambil di Jalan Wijaya Kusuma yaitu sebanyak 1 mg/l. berdasarkan PP
Nomor 82 tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air, kadar TSS yang diperbolehkan pada air
bersih adalah 50 mg/l. maka dapat dianalisa bahwa kadar TSS yang diperoleh
dari pemeriksaan sampel air berada di bawah ambang batas persyaratan
sehingga telah memenuhi syarat dan baik untuk digunakan oleh masyarakat.
Hal ini juga dapat diliat pada hasil yang didapatkan pada pemeriksaan
kekeruhan, hasilnya tergolong rendah, karena kekeruhan memiliki hubungan
yang erat dengan zat tersuspensi atau TSS. Dimana kekeruhan disebabkan
adanya zat zat tersuspensi yang ada pada air. Dan terlihat pada air sampel
tersebut juga terlihat jernih dan tidak terlihat adanya butiran-butiran atau pasir
halus, tanah liat, atau sejenis lumpur. Sehingga menyebabkan kadar TSS yang
diperoleh tergolong sangat rendah yaitu 1 mg/l.

G. KESIMPULAN
1. Pemeriksaan kadar TSS menggunakan metode gravimetric yaitu
penyaringan sampel air menggunakan kertas saring untuk mendapatkan
atau meninggalkan zat tersuspensi yang kemudian ditimbang dan
dibandingkan antara berat kertas sebelum penyaringan dan setelah
penyaringan.
2. Adapun kadar TSS yang diperoleh sebanyak 1 mg/l. dan berdasarkan PP
Nomor 82 tahun 2001, kadar TSS pada sampel air yang diperiksa
memenuhi syarat atau berada di bawah ambang batas persyaratan yaitu
sebnayak 50 mg/l, sehingga dapat disimpulkan air tersebut layak untuk
digunakan

12
Materi Praktikum : Pemeriksaan Total Disolved Solid (TSS) pada Air

Dosen : Rafidah, S.ST., M.Kes

A. DASAR TEORI

TDS adalah ( benda padat yang terlarut ) yaitu semua mineral garam,
logam serta kation-kation yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut
diluar molekul air murni ( H2O ) secara umum konsentrasi benda-benda terlarut
merupakan jumlah antara kation dan anion dalam air. TDS terukur dalam satuan
parts per million ( ppm ) atau perbandingan rasio berat ion terhadap air.

Benda-benda padat dalam air tersebut berasal dari banyak sumber


organic seperti daun, lumpur plankton, serta limbah indutri dan kotoran.
Sumber lainnya bisa berasal dari limbah rumah tangga, pertisida dan banyak
lainnya. Sedangkan sumber anorgnik berasal dari batuan dan udara yang
mengandung kalsium bikarbonat, nitrogen, besi, fosfor , sulful dan mineral
lainnya. Semua benda ini berbentuk garam yang merupakan kandungannya
perpaduan antara logam dan non logam. Garam-garam ini biasabya terlarut di
dalam air dalam bentuk ion yang yang merupakan partikel yang memiliki
kandungan positif dan negative. Air juga mengankut logam seperti timah dan
tembaga saat perjalanannya didalam pipa distribusi air minum.

Sesuai regulasi dari environmental protection agency ( EPA ) USA


menyarankan bahwa kadar maksimal kontaminasi pada air minum adalah
sebesar 500 mg/l ( 500 ppm ) kini banyak sumber-sumber air yang mendekati
ambang batas ini. Saat angka petunjuk TDS mencapai mencapai 1000 mg/l
maka sangat di anjurkan untuk tidak di konsumsi manusia. Umumnya tingginya
angka TDS di sebabkan oleh kandungan potassium, khlorida, dan sadium yang
terlarut dalam air.

13
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahu kadar TDS pada air yang diteliti
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan TDS

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Furnace
b. Oven
c. Desikator
d. Pinset
e. Timbangan analitik
f. Cawan penguapan
2. Bahan
a. Air sampel

D. PROSEDUR KERJA
1. Panaskan cawan penguapan di furnace dengan suhu 550 oc selama 1 jam
2. Pindahkan cawan ke oven dengan suhu 105 oc selama 1 jam
3. Dinginkan cawan dalam desikator selama 15 menit
4. Timbang cawan dengan timbangan analitik
5. Air sampel hasil saringan TSS di masukkan kedalam cawan ( 50 ml )
6. Sampel dalam cawan di uapkan dalam oven dengan suhu 105 oc sampai
kering
7. Dinginkan cawan dalam desikator selama 15 menit
8. Timbang cawan dengan timbangan analitik, kemudian hitung

14
E. HASIL
Data
No Berat cawan setelah Berat cawan sebelum
1 49,95 49,88

Rumus TDS :
( berat cawan setelah berat cawan sebelum ) x 1000
Contoh air
: ( 49,95 49,88 ) x 1000
50
: 0,07 x 1000
50
: 1400 mg/l

F. ANALISA HASIL

Berdasarkan hasil pemeriksaan TDS pada air sumur gali hasil yang kami
dapatkan adalah 1400 mg/l. Menurut permenkes No 416 /MENKES/per/IX/1990
tentang persyaratan air bersih, kadar maksimun total dissolved solid adalah 1.500
mg/l. ini menandakan hasil pemeriksaan TDS yang kami lakukan dapat di katakana
memenuhi syarat kesehatan karena tidak melebihi ambang batas yang sudah di
tentukan. Walaupun demikian, hasil yang diperoleh dapat digolongkan cukup
tinggi karena menghampiri angka 100 mg/l yang menjadi batas maksismum TDS
untuk air minum.

15
Sampel air yang diteliti memilki tingkat kekeruhan yang bias digolongkan
rendah, begitupun kadar TSS. Namun berbeda dengan kadar TDS yang mendekati
ambang batas. Hal ini dpaat diakibatkan masuknya limbah rumah tangga ke dalam
sumber air dan ini berarti terdapat kandungan atau senyawa beracun pada sampel
air. Dapat dilihat pada cawan penguapan yang digunakan, terlihat endapan
berwarna putih yang mengendap pada cawan penguapan tersebut ang jelas
membuktikan bahwa sampel air yang diteliti memang memiliki kadar TDS yang
tinggi. Dimana limbah rumah tangga yang dapat menjadi factor penyebab tingginya
kadar TDS yang dapat berasal dari air buangan yang mengandung seperti molekul
sabun, deterjen dan desinfektan yang larut dalam air. Dan diketahui pula bahwa
pada tempat pengambilan sampel (kondisi sekitarnya), sumur gali yang ditempati
sebagai tempat pengambilan sampel dekat dengan got (saluran pembuangan air
limbah rumah tangga) sehingga memungkinkan air buangan tersebut meresap dan
mapu mengkontaminasi air sumur gali tersebut.

Tingginya kadar TDS yang diperoleh dapat juga disebabkan karena kurang
efisiennya proses pengeringan atau pendinginan dalam desikator terhadap cawan
penguapan yang digunnakan, sehingga diperoleh berat cawan antara sebelum dan
sesudah memiliki selisih yang cukup banyak.

Oleh karena itu, menginat bahwa kadar TDS yang diperoleh cukup tinggi
karena menghampiri ambang batas persyaratan, maka perlu diadakan perlakuan-
perlakuan khusus agar dapat mengurangi banyaknya zat terlarut pada air yang
digunakan oleh masyarakat.

16
G. KESIMPULAN
1. Cara pemeriksaan kadar TDS yang digunakan adalah metode gravimetric
yang melibatkan penguapan cairan pelarut untuk meninggalkan residu yang
kemudia dapat ditimbang dan dibandingkan selisih timbangan sebelum dan
setelah penguapan.
2. Adapun kadar TDS yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yaitu sebesar
1400 mg/l. berdasarkan Permenkes Nomor 416 tahun 1990 bahwa kadar
maksimum TDS yang diperbolehkan yaitu 1500 mg/l, sehingga dapat
disimpulkan hasil pemeriksaan berada dibawah ambang persyaratan namu
tergolong cukup tinggi karena mendekati ambang batas. Oleh karena itu, air
ini dapat digunakan eleh masyarakat namun dianjurkan agar melakukan
perlakuan tertentu terhadap air tersebut untuk mengurangi banyaknya zat
terlarut. Dan dapat pula diketahui bahwa kadar TDS yang tinggi seringkali
tidak merubah warna air atau tetap kelihatan jernih.

17
Materi Praktikum : Pemeriksaan Kadar Klorida pada Air

Dosen : Rafidah, S.ST., M.Kes

A. Dasar teori
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor
mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan
negatif). Cl- garam dari asam klorida (HCl) mengandung ion klorida,
contohnya adalah garam meja, yang disebut Natrium klorida dengan
rumus kimia NaCl. Dalam air,senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan
Cl. Klorida dalam s a t u a t a u l e b i h a t o m k l o r n ya m e m i l i k i i k a t a n
kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa
s e n ya w a anorganik maupun organik. Contoh yang paling
sederhana dari suatu klorida anorganik adalah asam klorida (HCl).
Sedangkan contoh sederhana senyawa organik organik (suatu atau
organiklorida) dalah klorometana (CH 3 Cl), sering disebut metil
klorid (Panjaitan, 2009).
Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh karena itu klorida biasanya
hanya ditemui di kawasan beriklim kering, atau bawah tanah. Klorida biasanya
dihasilkan melalui elektrolisis natrium klorida yang terlarut dalam air.

B. Tujuan
A d a p u n t u j u a n d a r i p e m e r i k s a a n s a m p e l a i r ya i t u u n t u k
m e n g e t a h u i k a d a r k l o r i d a p a d a s a m p e l a i r ya n g d i t e l i t i .

C. Alat dan Bahan

1. Alat

buret + statif

18
e r l e n m e ye r
gelas ukur
pipet ukur

2. Bahan

larutan indikator K2Cr2O4 5%


larutan NaOH 1 N atau H2SO4 0,28N
larutan AgN3 0,0141 N
Aquadesh
Air sampel

D. Prosedur Kerja
1 . u k u r s a m p e l s e b a n ya k 5 0 m l d a n m a s u k k a n k e d a l a m
e r l e n m e ye r d a n t a m b a h k a n N a O H a t a u H 2 S O 4 h i n g g a p H
7.
2 . t a m b a h k a n l a r u t a n p e n u n j u k K 2 C r 2 O 4 5 % s e b a n ya k 1 m l .
3. titrasi dengan larutan AgN3 0,0141 N sampai berwarna
merah bata.
4 . c a t a t s k a l a p e n u r u n a n p a d a b u r e t d a n h i t u n g b a n ya k n y a
ml AgN3 0,0141 N yang digunakan (A.ml).
5. Untuk blanko, ukur 50 ml aquadesh masukkan ke dalam
e r l e n m e ye r
6. Tambahkan 1 ml larutan indikator K2Cr2O4 5%
7. Titrasi dengan AgN3 0,0141 N sampai warna merah bata.
8 . C a t a t s k a l a p e n u r u n a n p a d a b u r e t d a n h i t u n g b a n ya k n ya
ml AgN3 0,0141 N yang digunakan (B.ml)

19
E. Hasil

DIK : titrasi sampel = 14,5 0 = 14,5

Titrasi blanko = 14,5 - 7,5 = 7

DIT : Cl = ?

P e n ye l e s a i a n :

: Cl = (A-B) x N (AgNO3) x 35,45 x 1000

Contoh air

: Cl = (14,5-7)x 0,0141 x 35,45 x 1000

50

: Cl = 7,5 x 0,0141 x 35,45 x 1000

50

= 3.748

50

: Cl = 74,9 mg/l.

F. Analisa Hasil
B e r d a s a r k a n p e m e r i k s a a n k a d a r k l o r i d a ya n g d i l a k u k a n
di Laboratorium Kampus Kesehatan Lingkungan pada sampel
a i r ya n g d i a m b i l d i J a l a n W i j a ya K u s u m a d i p e r o l e h h a s i l
yaitu kadar klorida s e b a n ya k 74,9 mg/l. Berdasarkan
P E R M E N K E S N o m o r 4 1 6 t a h u n 1 9 9 0 t e n t a n g p e r s ya r a t a n a i r
b e r s i h k a d a r m a k s i m u m k l o r i d a ya n g d i p e r o l e h ya i t u 6 0 0

20
m g / l , s e h i n g g a a i r s a m p e l ya n g d i t e l i t i t e l a h m e m e n u h i
s ya r a t d a n l a ya k u n t u k d i g u n a k a n o l e h m a s ya r a k a t .
S e s e o r a n g m e m i n u m a i r d a l a m j u m l a h k l o r i d a ya n g
besar terkadang memiliki kemungkinan besar terkena kanker
kandung kemih, dubur, ataupun usus besar. Sedangkan bagi
w a n i t a h a m i l d a p a t m e n ye b a b k a n m e l a h i r k a n b a yi c a c a t
dengan kelainan otak atau dapat mengalami keguguran.
Dengan menggunakan Granulased Activated Carbon (GAC)
atau butiran aktif sebagai ilmu filter air dari arang ini efektif
untuk mengurangi bau, rasa, dari air.

G. Kesimpulan
K a d a r k l o r i d a d a r i p H p a d a a i r s a m p e l ya n g d i p e r i k s a
y a i t u 7 4 , 9 m g / l t d a n p H n ya 6,29 dan telah memenuhi
p e r s ya r a t a n P E R M E N K E S N o m o r 4 1 6 t a h u n 1 9 9 0 ya i t u k a d a r
y a n g d i p e r b o l e h k a n s e b a n ya k 6 0 0 m g / l .

21
Materi Praktikum : Pemeriksaan Kadar Zat Organik pada Air

Dosen : Rafidah, S.ST., M.Kes

A. DASAR TEORI
Adanya zat organik di dalam air, disebabkan karena air buangan dari rumah
tangga, industri, kegiatan pertanian dan pertambangan. Zat organik di dalam air
dapat ditentukan dengan mengukur angka permangantnya (KmnO4). Di dalam
standar kualitas, ditentukan maksimal angka permangantnya 10mg/l.
Penyimpangan standar kualitas tersebut akan mengakibatkan:
- Timbulnya bau tak sedap

- Menyebabkan sakit perut


Adannya zat organik dalam air menunjukan bahwa air tersebut telah tercemar
oleh kotoran manusian, hewan atau sumber lain. Zat organik merupakan bahan
makanan bakteri atau mikroorganisme lainya. Makin tinggi kandungan zat
organik didalam air, maka semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar.
Bilangan / angka permanganat adalah jumlah mg KMnO4 yang diperlikan untuk
mengoksidasi zat organik yang terkandung di dalam satu liter contoh air dengan
pendidihan selama 10 menit. Penentuan zat organik dengan cara oksidasi dapat
dilakukan dalam suasana asam maupun basa.
Metode asam untuk air yang mengandung ion Cl < 300 ppm

Prinsip metode asam :

Zat organik didalam sampel dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam keadaan
asam dan panas. Sisa KMnO4 direduksi dengan larutan asam oksalat berlebih.
Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.

Metode basa untuk air yang mengandung ion Cl > 300 ppm

Prinsip metode basa :

22
Sampel dididihkan terlebih dahulu dengan NAOH selanjutnya dioksidasi oleh
KMnO4 berlebih. Sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan
asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum yaitu untuk mengetahui tingkat kadar zat organik
yang terdapat pada sampel air.

C. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum yaitu titrasi atau
permanganometri

D. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
- Buret+statif
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Pipet ukur
- Corong+balp
- Kompor
2. BAHAN
- Asam oksalat (C2H2O4) 0,01 M
- Kalium permanganat (KMnO4) 0,01 M
- Asam sulfat (H2SO4) 4 N
- Aquadesh

23
E. PROSEDUR KERJA
1. Sebelum erlenmeyer digunakan lakukan pencucian dengan cara 100 ml
aquadesh ditambah 2,5 ml H2SO4, tambahkan KMnO4 sampai berwarna
merah jambu, kemudian panaskan sampai mendidih, lalu buang.
2. Ukur sampel sebanyak 50 ml , masukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 5 ml H2SO4 4 N
4. Tambahkan larutan KMnO4 bertetes hingga warna merah muda dan
warnanya tidak hilang dalam waktu 5-10 menit
5. Panaskan sampel sampai mendidih, jangan sampai warna merah mudanya
hilang. Jika hilang, tambahkan KMnO4
6. Tambahkan larutan KMnO4 setelah mendidih.
7. Biarkan mendidih selama 10 menit.
8. Tambahkan Asam oksalat (C2H2O4) sebanyak 10 ml hingga warna berubah
menjadi jernih.
9. Angkat dari kompor dan tunggu sampai hangat.
10. Titrasi dengan menggunakan KMnO4 sampai berwarna violet.
11. Catat hasil titrasi

F. HASIL
DIK : hasil titrasi KMnO4 = 18-1 = 17 ml
DIT : zat organik = .... ?
Penyelesaian :
ZO = 1080 [ ( 10 + t x f ) 10 ] x 0,01 x 31,6
50
ZO = 1080 [ ( 10 + 17 x 0,98 ) 10 ] x 0,01 x 31,6
50
ZO = 1080 [ 16,66 ] x 0,01 x 31,6
50
= 113, 616 mg/l

24
G. ANALISA HASIL
Pada praktikum pemeriksaan kadar zat organik digunakan sampel air
bersih yang diambil dijalan rappocini raya Lr.16.No.13 . berdasarkan hasil yang
di peroleh bahwa kadar zat organik pada sampel tersebut adalah 113,616 mg/l.
Pada standar yang telah di tetapkan dalam permenkes 416 pada tahun 1990
tentang persyaratan air bersih bahwa kadar maksimum zat organik yang di
perbolehkan pada air bersih adalah sebanyak 10 mg/l, maka hasil pemeriksaan
yang di perbolehkan telah melampaui batas kadar maksimum yang
diperbolehkan, sehingga dapat di ketahui bahwa pada sampel sampel air yang
di periksa terdapat zat organik yang tinggi.
Kadar zat organik dalam air dipengaruhi oleh kualitas / jumlah bahan
organik yang terdapat dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan, hewan,
maupun air limbah organik. Banyaknya mikorba dalam air berarti menandakan
bahwa air tersebut telah tercemar, dan tidak laik digunakan manusia.

Adanya kandungan zat organik yang masih sangat tinggi pada air dapat
menimbulkan warna, bau, rasa yang tidak enak, serta memungkinkan air
tersebut mengandung toxsin sehingga bersifat toksik baik secara langsung
maupun setelah bersenyawa dengan zat lain yang ada. Dan memang dapat
terlihat air sampel yang terlihat agak keruh atau agak kecoklatan dan terlihat
adanya partikel-partikel atau butiran-butiran pada air sampel tersebut. Sehingga
sebelum digunakan, baiknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap air
tersebut agar kadar zat organik yang terkandung dalam air tersebut bisa ditelan
atau dihilangkan menjadi serendah mungkin.

H. KESIMPULAN
Adapun kadar zat organik yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yaitu :
sebesar 113,616 mg/l. Berdasarkan permenkes No 416 tahun 1990 bahwa kadar

25
zat organik yang diperbolehkan adalah sebanyak 10 mg/l, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan yang diperbolehkan melebihi ambang
batas persyaratan dan dapat di kategorikan sangat tinggi. Oleh karena itu di
sarankan agar melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap air sebelum
digunakan.

26
Materi Praktikum : Pemeriksaan Kadar Ammonia pada Air

Dosen : Rafidah, S.ST., M.Kes

A. Dasar Teori
Ammonia dilepas ke dalam air oleh adanya oenguraian organic dan juga
sebagai buangan metabolic organisme perairan. Pembuangan nitrogen orgaik
menjadi ammonia anorganik disebut amonifikasi atau mineralisasi serta
dilakukan oleh bakteri heterotropik, actinomycetes dan jamur. Seperti disebut
sebelumnya, ammonia bergabung dengan rantai makanan dengan cara berubah
menjadi nitrit dan nitrat yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Dalam
jumlah besar ammonia menjadi polutan beracun, dan berbahaya bagi kehidupan
hewan, mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, daya tahan fisik, dan daya
tahan terhadap penyakit.
Bentuk ammonia yang tak ter-ion beracun bagi kehidupan perairan.
Tingkat toksisitasnya ammonia bergantung pada keadaan kimiawinya.
Konsentrasi ammonia dalam larutan diatas 0,1 ppm mematikan kehidupan
hewan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksaan kadar ammonia pada sampel air yaitu
untuk mengetahui kadar ammonia pada sampel air yang diperiksa.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
- Tabung nessler
- Gelas ukur
- Pipet takar

27
- Rak tabung
2. Bahan
- Garam segnet
- Larutan standar ammonia
- Larutan reagent nessler
- Aquadesh

D. Cara Kerja
1. 100 ml sampel ditambahkan 2,5 ml garam segnet dan 1 ml eagent nessler.
Campur dan tunggu 5 menit
2. Apabila warna larutan mengalami perubahan jadi kuning coklat maka
sampel positif ammonia
3. Warna tersebut dibandingkan dengan blangko yang dibuat dari aquadesh,
kemudian tambahkan 2,5 ml garam segnet dan 1 ml reagent nessler. Campur
rata dan tunggu 5 menit.
4. Kemudian tambahkan larutan standar ammonia hingga warnanya sama
dengan warna sampel
5. Hitung jumlah standar ammonia yang digunakan.

E. Hasil
Kadar NH4 = 1000 x ml standar ammonia x 0,1
CA
Diketahui : ml standar yang digunakan = 3 ml
CA = 50 ml
Kadar NH4 = 1000 x 3 ml x 0,1
50
Kadar NH4 = 6 mg/lt

28
F. Analisa Hasil
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemeriksaan kadar ammonia
pada sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 6 mg/lt. Menurut SNI, standar
ammonia yang diperbolehkan yaitu 0,1 mg/lt, sehingga dapat dianalisa bahwa
hasil yang didapatkan pada pemeriksaan melebihi ambang batas persyaratan.
Sehingga air tersebut tidak layak untuk digunakan untuk kebutuhan sehari
hari. Air sampel yang diperiksa diperoleh dari kanal di Jalan Sungai Saddang
Baru, dimana air tersebut atau sumber air tersebut dijadikan sebagai
pembuangan limbah domestic atau limbah rumah tangga dan limbah industry
pabrik mie yang terdapat tidak jauh dari kanal tersebut. Sehingga racun gas
yang dihasilkan itu berasal dari pembusukan limbah zat organic.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
hasil pemeriksaan air yang diperoleh dari kanal di Jalan Sungai Saddan Baru
yaitu sebanyak 6 mg/lt, sedangkan jika dibandingkan dengan standar SNI
bahwa standar ammonia yang diperbolehkan yaitu 0,1 mg/lt. maka dapat
diketahui bahwa air tersebut telah melebihi ambang batas persyaratan sehingga
tidak layak untuk digunakan untuk kebutuhan sehari hari.

29

Anda mungkin juga menyukai