Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK SAMPLING (PRAKTIKUM LAPANGAN)

Nur Hayati (230210180067)


Kelompok 1
Nur18023@mail.unpad.ac.id

Abstrak
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya, tidak akan ada suatu sampel jika tidak
ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti.
Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen (sampel) dari
populasi yang berukuran N. Teknik sampling (teknik penarikan sampel) merupakan
upaya penelitian untuk mendapatkan sampel yang representatif atau mewakili, yang
dapat menggambarkan populasinya. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memahami
tentang pengukuran nilai pH dan DO suatu perairan secara insitu dan mengaplikasikan
cara penggunaan alat-alat survey kelautan. Hasil dari praktikum ini yaitu dapat
diketahui pada perairan Danau Check Dam Universitas Padjadjaran tidak terjadi variasi
yang terlalu signifikan untuk nilai pH dan DO, yakni relatif dalam keadaan netral dan
cukup optimal dengan nilai sebesar 7,21 - 7,50 pada pH dan 5,0 - 6,0 ppm pada DO.

Kata Kunci: Oksigen Terlarut, pH, Sampel, Teknik Sampling

PENDAHULUAN sementara memilih sejumlah tertentu


Populasi adalah suatu kelompok dari keseluruhan populasi disebut
yang terdiri dari objek atau subjek yang sampling. Sampling adalah suatu cara
mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditempuh dengan pengambilan
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti sampel yang benar-benar sesuai dengan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik keseluruhan obyek penelitian
kesimpulan. Populasi bersifat dinamis, (Nursalam, 2008).
artiinya jumlah populasi terus menerus Namun, generalisasi-
mengalami perubahan. Penelitian generalisasi dari sampel ke populasi
populasi dilakukan apabila peneliti mengandung resiko terjadinya
ingin melihat semua liku-liku yang ada kekeliruan atau ketidak akuratan karena
didalam populasi, dan subyeknya sampel belum tentu mencerminkan
meliputi semua yang terdapat didalam secara tepat keadaan populasi. Untuk
populasi yang disebut juga dengan memperkecil kekeliruan dalam
sensus (Sugiyono, 2010). memperoleh sampel yang paling
Secara ideal kita harus mencerminkan populasi dibutuhkan
menyelidiki keseluruhan populasi. teknik sampling (Darmadi, 2013).
Namun, jika populasi terlampau besar Teknik sampling merupakan
atau tak terhingga batasnya, kita dapat kegiatan mengambil sebagian dari
mengambil sejumlah sampel. Sampel populasi yanga akan diteliti dengan
adalah bagian dari populasi yang cara tertentu yang dapat
mewakili populasi yang akan diteliti, dipertanggungjawabkan supaya

1
sebagian yang diambil mewakili pada pukul 13.00 WIB. Lokasi
populasinya (Purwanto, 2009). penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Dalam melakukan sampling
membutuhkan pengalaman. Dalam
teknik sampling terdapat istilah-istilah
yang perlu dimengerti secara jelas,
misalkan sampel adalah bagian terpilih
dari materi yang memiliki sifat-sifat
yang pada dasarnya sama dengan
keseluruhan materi (Khopkar, 2003).
Dalam garis besarnya ada dua
macam sampling, yaitu (a) yang
memberi kemungkinan yang sama bagi
setiap unsur populasi untuk dipilih yang
disebut probability sampling dan (b)
yang tidak memberi kemungkinan yang
sama bagi tiap unsur populasi untuk
dipilih yang disebut dengan non
probability sampling (Nasution, 2012).
Dalam melakukan sampling Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel
terdapat pula teori dasar yang disebut
teori sampling. Teori sampling Alat dan Bahan
mencoba mengembangkan metode / Alat yang digunakan dalam
rancangan pemilihan sampel, sehingga praktikum ini yaitu botol 1,5 liter
dengan biaya sekecil mungkin dan sebagai wadah dari sampel air, beaker
dapat menghasilkan pendugaan glass sebagai wadah sampel air ketika
parameter yang mendekati parameter dilakukan penelitian, DO meter sebagai
populasinya. Teori sampling bertujuan alat untuk mengukur kadar DO sampel,
untuk membuat sampling menjadi lebih pH meter untuk mengukur nilai pH
efisien, yakni rancangan sampling yang sampel dan washing bottle sebagai
menghasilkan dugaan yang paling wadah dari akuades.
mendekati parameter populasi, Sedangkan bahan yang
membutuhkan biaya pengumpulan data digunakan dalam praktikum ini yaitu
yang sekecil-kecilnya (Cochran, 1991). air danau sebagai sampel yang akan
diuji, akuades untuk mengkalibrasi alat,
METODE PRAKTIKUM lakban hitam untuk menutupi seluruh
sisi botol, label untuk menamai botol
Tempat dan Waktu dan tissue untuk membersihkan pH
meter dan DO meter.
Praktikum ini dilakukan pada
hari Selasa, 29 Oktober 2019 di Danau
Prosedur Praktikum
Check Dam Universitas Padjadjaran Pada praktikum teknik
sampling ini hal yang pertama

2
dilakukan yakni mengambil sampel. pertama-tama yakni dibuka tutup
Sampel yang diambil yakni sampel dari elektrodanya kemudian bilas pH dan
air Danau Check Dam Universitas DO meter dengan akuades. Setelah itu
Padjadjaran. Sampel diambil langsung dimasukkan elektoda ke dalam air
dan dimasukkan ke dalam botol sampel dan ditunggu selama beberapa
berukuran 1,5 liter yang telah dilapisi saat hingga ditemukan angka yang
lakban hitam diseluruh permukaan stabil pada display. Diamati dan dicatat
sisinya. Pada pengambilan sampel, hasilnya. Kemudian sampel didiamkan
botol dimasukkan kedalam perairan ±30 menit.
dengan posisi horizontal dan tunggu Setelah ditunggu selama 30
hingga terdengar suara “bulb” yang menit, sampel tadi kemudian diukur
menandakan botol penuh. Kemudian, kembali pH dan DO akhir
dengan segera tutup botol DO agar menggunakan pH meter dan DO meter
tidak terkontaminasi dengan udara yang telah dibilas kembali
bebas lalu diangkat dan dipastikan tidak menggunakan akuades sebelumnya.
adanya gelembung udara yang masuk. Dimasukkan elektoda ke dalam air
Setelah itu dipindahkan sampel dan ditunggu selama beberapa
sebagian sampel air kedalam beaker saat hingga ditemukan angka yang
glass untuk diukur nilai pH dan DO stabil pada display. Dicatat hasil
awal menggunakan pH meter dan DO akhirnya.
meter. Untuk pengukuran pH dan DO,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Nilai pengukuran DO dan pH sampel

Kelompok Sampel Uji Titik Koordinat DO pH


Awal Akhir Awal Akhir
1 dan 2 S 6.931454 5.5 5.0 7.21 7.37
E 107.774475
3 dan 4 S 6.931022 5.8 5.6 7.32 7.47
E 107.774011
5 dan 6 Air Danau S 6055’54.4044 5.5 5.5 7.45 7.43
E 107046’26.3676”
7 dan 8 S 6.391769 5.2 5.5 7.35 7.50
E 107.774018
9 dan 10 S 6.931635 6.0 5.7 7.25 7.37
E 107.773559

3
Pembahasan yang dihasilkan merupakan sampel
yang baik. Pengamatan lingkungan di
Pembahasan Kelompok sekitar juga harus di lakukan yaitu
Pada praktikum kali ini, untuk analisa hubungan antara kondisi
pengambilan sampel air hanya lingkungan di sekitar danau dengan
meggunakan botol air mineral plastik kondisi danau pada saat pengambilan
biasa. Seharusnya, dalam pengambilan sampel. Dipastikan pula agar tidak ada
sampel air diperlukan botol sampel masuknya ikan-ikan kecil kedalam
khusus yang terbuat dari bahan botol karena hal itu dapat berpengaruh
polythelen, borosilikat dan plastik pada kualitas dan hasil air yang diambil
berwarna putih keruh. Hal ini sampelnya.
dikarenakan sampel air yang tersimpan Setelah dipindahkannya sampel
akan dapat terlindungi dari temperatur kedalam beaker glass, diukur nilai
dan cahaya matahari secara langsung, pHnya menggunakan pH meter. Prinsip
sehingga tidak ada unsur-unsur kerja dari alat ini yaitu semakin banyak
tambahan yang masuk ke dalam sampel elektron pada sampel maka akan
air tersebut (Niniek, 2003). Namun, semakin bernilai asam begitu pun
untuk mengantisipasi masuknya cahaya sebaliknya, karena batang pada pH
matahari dan unsur-unsur lain, maka meter berisi larutan elektrolit lemah
botol sampel tersebut ditutupi (Chadijah, 2012)
menggunakan lakban hitam dan pH meter harus dikalibrasi
dibungkus menggunakan plastik hitam. setiap sebelum dan sesudah melakukan
Adapun alasan digunakannya pengukuran. Fungsi dari kalibrasi
botol yang berukuran 1,5 liter karena adalah untuk menjaga kondisi
salah satu aspek pemeriksaan kimia instrumen ukur agar tetap sesuai
dalam pengambilan dan pemilihan dengan spesefikasinya dan dapat
sampel, diperlukan sampel air memberi ukuran dengan tingkat
sekurang-kurangnya sebanyak 1 liter. keakurasian yang benar dan tepat
Jumlah air yang baik untuk analisa atau (Brady, 2000).
pemeriksaan kualitas sampel air secara Menurut Lanuru (2011), pH
fisika dan kimia diperlukan sampel adalah faktor kimia yang sangatlah
sebanyak 2-5 liter (Petrucci, 1996). penting sebagai parameter kualitas air
Dalam proses pengambilan karena ia mengontrol tipe dan laju
sampel air, hal yang perlu diperhatikan kecepatan reaksi beberapa bahan di
adalah tidak ada masuknya gelembung dalam air. Selain itu, ikan dan makhluk
kedalam botol ketika ditutup. Hal ini hidup akuatik lainnya hidup pada
bertujuan untuk memperoleh sampel air selang pH tertentu, sehingga dengan
yang diharapkan dapat mewakili sifat diketahuinya nilai pH maka kita akan
maupun kandungan zat yang ada di tahu apakah air tersebut sesuai atau
danau (Niniek, 2003). tidak untuk menunjang kehidupan
Proses pengambilan sampel ini mereka.
sangat penting untuk di perhatikan dan Menurut Chang (2004), pH
dilakukan dengan hati-hati agar sampel merupakan gambaran jumlah atau lebih

4
tepatnya aktifitas hidrogen dalam meningkatnya limbah organik di
perairan. Secara umum nilai pH perairan. Hal ini disebabkan oksigen
menggambarkan seberapa asam atau yang ada, dibutuhkan oleh bakteri
basa suatu perairan. pH perairan yang untuk menguraikan zat organik menjadi
cocok untuk pertumbuhan organisme zat anorganik (Raini, 2004).
air berkisar antara 6 – 9, dimana jika Oksigen terlarut merupakan
lebih atau kurang dari itu maka faktor terpenting dalam menentukan
kehidupan dari organisme akan kehidupan ikan. Kadar oksigen dapat
terganggu dan jika terus terjadi maka digunakan sebagai indikator kualitas
organisme air banyak yang mati. suatu perairan dimana perairan yang
pH yang ideal bagi kehidupan baik akan mengandung DO dengan
biota air tawar adalah antara 6,8 - 8,5. konsentrasi lebih dari 5 ppm. Pada
pH yang sangat rendah, menyebabkan perairan dengan konsentrasi oksigen
kelarutan logam-logam dalam air dibawah 4 ppm, beberapa jenis ikan
makin besar, yang bersifat toksik bagi masih mampu bertahan hidup, akan
organisme air, sebaliknya pH yang tetapi nafsu makannya mulai menurun
tinggi dapat meningkatkan konsentrasi dan lama kelamaan jika berlanjut ikan
amoniak dalam air yang juga bersifat akan mati (Swingle, 1969).
toksik bagi organisme air (Effendi, Hasil pengukuran kandungan
2003). oksigen terlarut (DO) awal yakni 5,5
pH pada praktikum kali ini ppm dan oksigen terlarut (DO) akhir
dilakukan pengukuran nilai pH dengan sebesar 5,0 ppm. Pada paktikum ini
menggunakan pH meter. Untuk dinyatakan bahwa perairan tersebut
mengukuran awal didapatkan hasil kualitas airnya cukup baik. Dengan
sebesar 7,21. Sehingga dapat kadar DO yang baik maka organisme
disimpulkan bahwa kisaran pH yang perairan juga dapat hidup dengan baik
terdapat dalam perairan tersebut dan optimal (Mas’ud, 2014).
terbilang optimal. Lalu, setelah Menurut Effendi (2003) dalam
didiamkan selama 30 menit didalam Mudeng et al. (2015), kadar oksigen
botol yang ditutupi lakban hitam pada terlarut juga berfluktuasi secara harian
permukaan sisinya, didapatkan hasil pH dan musiman, tergantung pada
akhir yang berubah yakni menjadi 7,37. percampuran dan pergerakan masa air,
Menurut Sunardi (2007), aktifitas fotosintesis, respirasi dan
oksigen terlarut dalam suatu perairan limbah yang masuk kedalam badan air.
dimanfaatkan oleh organisme perairan Pada praktikum kali ini sampel
untuk respirasi dan penguraian zat-zat air yang diambil adalah sampel air pada
organik oleh mikro-organisme. perumukaan air danau. Di karenakan
Oksigen terlarut (DO) merupakan salah adanya penambahan oksigen melalui
satu penunjang utama kehidupan di proses fotosintesis dan pertukaran air
dalam perairan dan indikator kesuburan dan udara, hal ini dapat menyebabkan
perairan. oksigen terlarut relative lebih tinggi di
Kadar oksigen terlarut semakin lapisan permukaan. Dengan
menurun seiring dengan semakin bertambahnya kedalaman, proses

5
fotosintesis akan semakin kurang karena itu kadar DO pada permukaan
efektif dan akan menurunkan kadar air akan berbeda dengan kadar DO
oksigen terlarut itu. Hal ini disebabkan lapisan-lapisan air lainnya (Weber dan
dalam proses fotosintesis Beaufort, 1916).
membutuhkan sinar matahari. Oleh

Pembahasan Kelas

Nilai DO Awal dan Akhir Data Kelas


6.5

5.5

4.5
Kel. 1&2 Kel. 3&4 Kel. 5&6 Kel. 7&8 Kel. 9&10

DO awal DO akhir

Gambar 2. Hasil DO awal dan DO akhir kelas

Nilai pH Awal dan Akhir Data Kelas


7.6
7.5
7.4
7.3
7.2
7.1
7
Kel. 1&2 Kel. 3&4 Kel. 5&6 Kel. 7&8 Kel. 9&10

pH awal pH akhir

Gambar 3. Hasil pH awal dan pH akhir kelas

Dari data yang diperoleh tiap sampel, kecuali pada kelompok 5 dan 6
kelompok, diketahui terjadinya yang kadar oksigen awal dan akhirnya
perubahan DO dan pH pada tiap tidak berubah, yakni 5,5 ppm.

6
Hal tersebut bisa dikarenakan - 7,50. Menurut Santoso (2007) pH
adanya gangguan-gangguan yang yang ideal bagi kehidupan organisma
timbul selama pemyimpanan sampel akuatik pada umumnya berkisar antara
sehingga dapat merubah sifat dari 7 sampai 8,5 dan menurut Swingler
keadaan asli sampel (sampel menjadi (1996) menyatakan kualitas suatu
tidak representatif), yakni: perairan dimana perairan yang baik
1. Gas seperti O2 dan CO2 dapat diserap akan mengandung DO dengan
air sampel atau dapat lenyap dari air konsentrasi lebih dari 5,0 ppm.
sampel ke udara;
2. Lumut, ganggang dan jamur dapat KESIMPULAN
tumbuh dalam sampel yang tidak Berdasarkan praktikum yang
disimpan pada tempat gelap dan dingin telah dilakukan, dapat diketahui pada
atau bila pH rendah; zat organis (seperti perairan Danau Check Dam Universitas
BOD dan COD) akan terus dicerna Padjadjaran tidak terjadi variasi yang
oleh bakteri yang aktif. terlalu signifikan untuk nilai pH dan
3. Kegiatan jasad renik yang terbawa DO yakni relatif dalam keadaan netral
pada sampel dan cukup optimal, yakni 7,21 - 7,50
4. pH yang berubah dengan cepat antara dan 5,0 - 6,0 ppm.
pH-kebasaan-karbondioksida akan
mengendapkan kalium karbonat Daftar Pustaka
sehingga menurunkan kadar kalsium Chang, R. 2004. Kimia Dasar
dan kesadahan. Senyawa besi dan Konsep-Konsep Inti, Jilid 1
mangan akan larut dalam valensi Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
rendah (tereduksi) dan merupakan Brady, J. E. 2000. Kimia Universitas
senyawa yang tidak larut pada valensi Asas dan Strukur. Jakarta:
tinggi (teroksidasi) (Pusat Pendidikan Binarupa Aksara.
Tenaga Kesehatan, 1989). Chadijah, S. 2012. Dasar-Dasar Kimia
Adapun bisa pula disebabkan Analitik. Makassar: Universitas
kesalahan praktikan dalam proses Alaudin Press.
pengambilan sampel yang tidak benar Cochran, W.G. 1991. Teknik Penarikan
dan kurang hati-hati, dan juga Sampel. Edisi Ketiga. Jakarta:
dikarenakan botol mineral yang tidak Universitas Indonesia.
dilapisi lakban ataupun tidak Darmadi, H. 2013. Metode Penelitian
tertutupnya seluruh permukaan botol Pendidikan dan Sosial.
yang dilapisi lakban sehingga Bandung: Alfabeta.
menyebabkan cahaya matahari dan Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air
unsur-unsur lainnya masuk kedalam Bagi Pengelolaan Sumber
sampel kemudian merubah nilai dari Daya dan Lingkungan
pH dan DO sampel. Perairan. Yogyakarta:
Dari hasil tiap kelompok pun Kanisius. Hal: 168-169.
diketahui DO rata- rata dan pH rata-rata Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar
sampel berada pada kisaran yang cukup Kimia Analitik. Jakarta:
optimum, yakni 5,0 - 6,0 ppm dan 7,21 Universitas Indonesia Press.

7
Lanuru, M. S. 2011. Bahan Ajar Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Pengantar Oseanografi. 1989. Kimia Air Untuk Sekolah
Makassar: Universitas Menengah Analis Kesehatan.
Hassanudin. Jakarta: Departemen Kesehatan
Nasution, S. 2012. Metode Research RI.
(Penelitian Ilmiah). Jakarta: Raini, M. 2004. Kualitas Fisik dan
Bumi Aksara. Kimia Air PAM di Jakarta,
Niniek, L. Triana. 2003. Teknik Bogor, Tangerang, Bekasi
Pengambilan Contoh & Tahun 1999 – 2001. Media
Analisis Parameter Kualitas Litbang Kesehatan Volume
Air. Modul Bimbingan teknis XIV No.3 Tahun 2004.
Pemantauan Kualitas Air. Santoso, A. D. 2007. Kandungan Zat
Sarpedal Kementerian Hara Fosfat pada Musim Barat
Lingkungan Hidup. dan Musim Timur di Teluk
Nursalam. (2008). Konsep dan Hurun Lampung. Jurnal
Penerapan Metodologi Teknologi Lingkungan. Jakarta.
Penelitian Ilmu Keperawatan Sunardi. 2007. Kimia Bilingual.
Pedoman Skripsi, Tesis dan Bandung: Yrama Widya.
Instrumen Penelitian Sugiyono. (2010). Belajar Analisis
Keperawatan. Jakarta: Salemba Data Sampel. Bandung:
Medika. Alfabeta.
Mas’ud, M. 2014. Membuat Swingle, A. S. 1969. Standardization of
Multimedia Pembelajaran Chemical and Analisys for
dengan Lectora. Yogyakarta: Water and Pond Muds. FAO
Pustaka Shonif. World a Symposium on Warm
Petrucci, H. R. 1996. Kimia Dasar, Water Pond Fish Culture.
Jilid 1, Edisi 4. Jakarta: Fishery Report 44 (4) 397-421
Erlangga. pp.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Weber, M and L. F. de Beaufort. 1916.
Belajar. Yogyakarta: Pustaka The Fishes of the Indo
Pelajar. Australian Archipelago III.
Brill ltd. Leaden. 455 pp.

8
LAMPIRAN

Pengukuran DO dan pH awal Hasil pengukuran DO awal Hasil pengukuran pH awal


sampel (Sumber: Dokumentasi Pribadi) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

. .
Pengukuran DO dan pH akhir Hasil pengukuran DO akhir Hasil pengukuran pH akhir (Sumber:
sampel (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai