Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM METODE JAR TEST DENGAN PENGGUNAAN

FLOKULATOR UNTUK PENJERNIHAN

DISUSUN OLEH:
KHUSNUL KHATIMAH
PO7103122005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-III SANITASI
TAHUN 2023
Nama : Khusnul Khatimah

NIM : PO7103122005

Mata Kuliah : Penyediaan Air

Tanggal Praktikum : 7 Oktober 2023

Judul Praktikum :

Metode Jar Test dengan Penggunaan Flokulator untuk Penjernihan

A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan makhluk hidup adalah air, oleh karena itu air sangatdiperlukan
dalam kelangsungan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Air selain digunakan
untuk pelarut dan biokimia didalam tubuh, air juga digunakan untuk menunjang kegiatan
kehidupan manusia. Air sangat penting bagi proses kehidupan.Hal itu karena
kemampuan air yang unik melarutkan hampir semua unsur dalam jumlah sedikit-sedikit.
Selain itu, air penting karena peranannya yang utama di dalam mengendalikan
penyebaran panas di Bumi. Dimana air yang terdapat di alam tidak pernah murni
mengandung beberapa zat terlarut, seperti ion-ion kesadahan pada airsadah, Ca2+,
Mg2+, dan ion-ion karbonat, dan juga air yang terdapat di alammengandung organism
seperti: Salmonella typhi, Clostridium prefingens, Escherichia coli, Leptospira, Shigella
dynsentriae, Vibrio comma.
Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas airsehingga air
tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunanya. Masalah penyediaan air bersih telah
semakin mendesak seiring dengan pertmbahan penduduk danperkembangan jumlah
industri. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan airbersih perlu dilakukan
pengolahan air, agar air dapat digunakan maka perlu memenuhi kualitas air layak.
Pengolahan air tersebut dapat dilakukan dengan cara klasifikasi yang menggunakan
koagulan kimia sehingga dapat diperoleh air bersih. Pengolahan air secara klasifikasi
tersebut meliputi koagulasi, flokulasi, sedimentasi.
B. Tujuan
Agar mahasiswa mempelajari metode jar test dengan menggunakan flokulator untuk
menentukan dosis optimal koagulan yang diperlukan untuk penjernihan air
C. Dasar Teori
Jar test adalah suatu metode pengujian untuk mengetahui kemampuan suatu koagulan
dan menentukan kondisi operasi (dosis) optimum pada proses penjernihan air dan air
limbah. Besaran yang diukur dan dicatat dalam jar test ini meliputi pH air limbah, TSS
dan kekeruhannya serta dosis penambahan koagulan untuk volume air limbah tertentu,
sehingga dapat diketahui jumlah kebutuhan koagulan dalam pengolahan air limbah yang
sebenarnya. Metode jar test mensimulasikan proses koagulasi dan flokulasi untuk
menghilangkan padatan tersuspensi (suspended solid) dan zat-zat organik yang dapat
menyebabkan masalah kekeruhan, bau dan rasa (Husaini et al., 2018).
Kekeruhan air dapat dihilangkan dengan menambahkan suatu bahan kimia yang
disebut koagulan. Koagulan berfungsi untuk mengikat partikel atau kotoran yang
terkandung di dalam air menjadi gumpalan yang mempunyai ukuran lebih besar sehingga
lebih cepat mengendap. Salah satu jenis koagulan yang biasa dipakai yaitu aluminium
sulfat atau sering disebut dengan tawas (Aluminium sulfat) (Efriandi, 2008).
Tawas merupakan kristal putih yang berbentuk gelatin dan mempunyai sifat yang
dapat menarik partikel - partikel lain sehingga berat, ukuran dan bentuknya menjadi
semakin besardan mudah mengendap (Burgess dkk., 2015). Tawas merupakan nama lain
dari alumunium sulfat yang memiliki rumus kimia Al2(SO4)3. Tawas dapat digunakan
untuk penjernihan air, melalui proses penggumpalan (koagulasiflokulasi) padatan -
padatan terlarut maupun tersuspensi di dalam air, sehingga dapat digunakan untuk
pembersihan air sumur, sebagai bahan kosmetik, zat warna tertentu dan zat penyamak
kulit (Zouboulis dan Tzoupanos, 2010).
Tawas merupakan koagulan yang umum digunakan dalam pengolahan air. Jumlah
pemakaian tawas tergantung kepada turbiditas (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi
turbiditas air baku maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakain tawas
juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut.
Aluminium dan garam – garam besi adalah bahan kimia yang efektif bekerja pada
kondisi air yang mengandung alkalin (Pulungan, 2012). Reaksi yang terjadi sebagai
berikut :
Al2(SO4)3 → 2 Al+3 + 3(SO4)-2
Air mengalami H2O → H+ + OH
Sehingga 2 Al+3+ 6OH- → 2Al(OH)3
Selain itu akan dihasilkan asam : 3(SO4)-2 + 6H+ → 3H2SO4
Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH aka semakin
turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara
pH 5,8-7,4. Karena lingkup kerja jar test ini dalam skala laboratorium, maka volume air
baku yang akan diteliti untuk mengetahui jumlah konsentrasi yang tepat dalam
penambahan kadar koagulannya berbanding kira-kira 1:1000 dengan volume air baku
sebelum proses koagulasi
Pengaruh penggunaan tawas terhadap perubahan kekeruhan dimana ketika
ditambahkan ke dalam sampel seluruh bagian cairan dan kemudian berinteraksi dengan
partikel-partikel bermuatan negatif penyebab kekeruhan yang terdispersi. Penggunaan
tawas dalam proses penjernihan air sebagai koagulan untuk membantu proses
pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya
(secara gravitasi) (Farodilah et al., 2018).
D. Alat dan Bahan
1. Alat

a. Beaker glass 50 ml

b. Flokulator

c. pH meter

d. Turbidity meter

e. Timer
f. Neraca analitik

g. Cawan petri

h. Labu ukur 100 ml

i. Spatula

j. Beaker glass 1000 ml

k. Pipet ukur 5 ml

l. Karet penghisap
2. Bahan

a. Koagulan

b. Sampel air

c. Aquadest

E. Prosedur Kerja
1. Prosedur pembuatan koagulasi kimia
a. Timbang tawas sebanyak 1 gr
b. Larutkan dengan aquadest, lalu masukkan ke labu ukur uku 100 ml kemudian
add-kan
c. Tentukan dosis selanjutnya
2. Proses penggunaan turbidity meter/alat kekeruhan
a. Pasang baterai pada turbidity meter
b. Tekan on untuk menyalakan alat
c. Tekan kalibrasi hingga muncul stand by
d. Masukkan kalibrasi 0 kemudian tekan call
e. Tekan read
f. Setelah read, masukkan kalibrasi selanjutnya 100 NTU dan read kembali
g. Masukkan kalibrasi 800 NTU dan read
h. Homogenkan sampel lalu bilas reagen dengan sampel sebanyak 3x
i. Masukkan sampel ke dalam reagen, lalu read
j. Tekan off
3. Prosedur penggunaan jartest
a. Bersihkan alat (body tangkai alat flokulator) dengan menggunakan aquadest
(dibasahkan dengan tisu).
b. Siapkan sampel dan bahan koagulan yang diuji.
c. Masukkan sampel kedalam beaker glass/gelas kimia sebanyak 1 liter.
d. Sebelum memberi perlakuan koagulan, periksa kekeruhan sampel air dengan
turbidity meter dan ukur pH nya.
e. Pipet koagulan sebanyak 1 ml dalam sampel air.
f. Setelah itu lakukan proses penjernihan air dengan metode jartest menggunakan
alat flokulator.
g. Hidupkan alat , atur kecepatan flokulator pengadukan cepat 100 ppm selama 1
menit untuk membentuk flok dan pengadukan lambat 60 ppm selama 10 menit.
h. Matikan alat, angkat tangkai flokulator.
i. Kemudian diamkan sampel selama kurang lebih 10 menit.
j. Periksa / cek kembali kekeruhan air dan pH-nya .
k. Bersihkan alat menggunakan tissue yang dibasahi aquadest.
F. Hasil

Sebelum Sesudah Gambar


pH Kekeruhan pH Kekeruhan Sebelum Sesudah
9,37 816 NTU 8,48 97,4 NTU

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil air sedikit lebih jernih dengan
dosis koagulan sebanyak 1 ml dan pengadukan cepat 100 ppm selama 1 menit dan
pengadukan lambat 60 ppm selama 10 menit. Tetapi air yang diperoleh belum sejernih
dosis 3 ml dengan waktu pengadukan yang sama.
G. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil air sedikit lebih jernih dengan
dosis koagulan sebanyak 1 ml dan pengadukan cepat 100 ppm selama 1 menit dan
pengadukan lambat 60 ppm selama 10 menit. Tetapi air yang diperoleh belum sejernih
dosis 3 ml dengan waktu pengadukan yang sama.
Pada percobaan jar test ini menggunakan sampel yaitu air sungai dan koagulanberupa
tawas [Al2(SO4)3]. Penggunaan tawas sebagai koagulan dikarenakan mudahdicari dan
harganya relatif lebihh murah. Fungsi dari koagulan adalah untuk mengurangi kekeruhan
warna dan bau dalam air yang mempengaruhi kualitas air.
Pengadukan dapat di lakukan denganmenggunakan alat jartest sebagai alat utama
dalam praktikum. Jartest adalah suatupercobaan skala laboratorium untuk menentukan
kondisi operasi optimum pada proses pengolahan air dan air limbah. Selain itu alat jartest
memiliki variabel kecepatan putar pengaduk yang dapat di tentukan dan mampu
mengontrol energiyang di perlukan untuk proses. Tujuan dari pengadukan adalah untuk
mencampurkankoagulan ke dalam air. Dalam pengadukan hal-hal yang perlu di
perhatikan pengadukan harus benar-benar merata sehingga semua koagulan yang di
bubuhkandapat bereaksi dengan partikel atau ion-ion yang berada di dalam air.
Dalam praktikum jartest melalui beberapa proses/tahapan yaitu koagulasi, flokulasi,
sedimentasi dan penyaringan. Proses koagulasi dan flokulasi bertujua nuntuk
memisahkan polutan koloid tersuspensi dari dalam air dengan memperbesarukuran
partikel-partikel padat yang terkandung di dalamnya.
Tahapan pertama yang dilakukan adalah koagulasi. Koagulasi adalah
prosespenggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan kimia sehingga partikel-
partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan pada proses koagulasi
menggunakan pengadukan cepat dengan kecepatan 100 ppm selama 1 menit.
Pengadukan dalam proses menggunakan pengadukan cepat di karenakan agar koagulan
yang di butuhkan dapat tercampur merata. Setelah 1 menit proses pengadukan di dalam
air sampel dapat terlihat mikro flok berputar-putar pada saat pengadukan. Walaupun
adanya flok namun masih sangat kecil flok yang terbentuk pada saat proses koagulan.
Setelah proses koagulasi, proses selanjutnya adalah flokulasi.
Flokulasi adalah proses pembentukan flok yang sudah terbentuk menjadi flok-flok
yangberukuranlebih besar (makroflok). Flok-flok yang sudah terbentuk berasal dari flok
yang dihasilkan pada proses koagulasi. Pada saat proses flokulasi, pengadukan
diperlambat menjadi 60 ppm dan waktunya pun juga lebih lama yaitu 10 menit.
Pengadukan diperlambat dan waktu yang lebih lama pada proses flokulasi dimaksudkan
agar campuran koagulan dan air baku yang telah merata didalam proses koagulasi ,dapat
terbentuk gumpalan atau flok yang berukuran lebih besar yangkemudian dapat
mengendap pada saat proses sedimentasi.
Selanjutnya adalah proses sedimentasi. Proses sedimentasi adalah proses yang
bertujuan untuk memisahkan atau mengendapkan flok-flok dalam air. Pada proses
sedimentasi tidak dilakukan pengadukan melainkan hanya didiamkan selama 10 menit.
Tujuan dari didiamkan larutan /air sampel agar flok-flok yang sudah terbentuknya dari
proses koagulasi-flokulasi dapat mengendap dibawah permukaan gelas kimia
H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil air sedikit lebih jernih dengan
dosis koagulan sebanyak 1 ml dan pengadukan cepat 100 ppm selama 1 menit dan
pengadukan lambat 60 ppm selama 10 menit. Tetapi air yang diperoleh belum sejernih
dosis 3 ml dengan waktu pengadukan yang sama.
I. Daftar Pustaka
Burgess, J., Meeker, M., Minton, J. And O’Donohue, M. (2015) “International research
agency perspectives on potable water reuse,” Environmental Science: Water
Research & Technology. The Royal Society of Chemistry, 1(5), pp. 563–580. doi:
10.1039/C5EW00165J.
Efriandi, B. 2008. Pengaruh Konsentrasi Optimum Tawas Terhadap Turbiditas Dengan
Metode Jar Test di PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal. Laporan Tugas Akhir.
Universitas Sumatera Utara.
Farodilah, I., Sunarti, R. N., Intan, Y. P., & Sari, R. V. (2018). Penentuan Konsentrasi
Optimum Aluminium Sulfat dengan Metode Jar Test Pada Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPA) Di PDAM Tirta Musi Palembang. Seminar Nasional Sains Dan
Teknologi Terapan, 1(1), 80–86.
Husaini, H., Cahyono, S. S., Suganal, S., & Hidayat, K. N. (2018). Perbandingan
Koagulan Hasil Percobaan Dengan Koagulan Komersial Menggunakan Metode Jar
Test. Jurnal Teknologi Mineral Dan Batubara, 14(1), 31.
https://doi.org/10.30556/jtmb.vol14.no1.2018.387
Zouboulis, A. I. and Tzoupanos, N. (2010) “Alternative Cost-Effective Preparation
Method Of Polyaluminium Chloride (PAC) Coagulant Agent: Characterization And
Comparative Application For Water/Wastewater Treatment,” Desalination, 250(1),
pp. 339–344. doi: 10.1016/j.desal.2009.09.053.
J. Dokumentasi

Timbang tawa sebanyak 1 gr Bilas beaker glass dengan air sampel

Ukur pH air sampel Bilas reagen dengan air sampel

Masukkan reagen ke turbidity meter lalu Larutkan tawas dengan aquadest


catat hasilnya
Masukkan ke dalam labu ukur Add hingga garis

Masukkan sampel ke beaker glass Masukkan koagulan ke dalam sampel

Nyalakan alat lalu lakukan pengadukan Setelah itu, lakukan pengadukan lambat
cepat
Diamkan selama 10 menit Uku kembali pH air

Ukur kembali kekeruhan air

Anda mungkin juga menyukai