Anda di halaman 1dari 4

Kekeruhan Air

A. Pengertian
Air bawah tanah (ground water) atauakifer (aquifer) adalah air yang terdapat pada pori-pori tanahpasir-kerikil-batuan yang telah jenuh terisi air. ( Choesin, dkk, 2004)
Kekeruhan adalah jumlah dari butir-butir zat yang tergenang dalan air. Kekeruhan mengukur hasil
penyebaran sinar dari butir-butir zat tergenang:
Makin tinggi kekuatan dari sinar yang terbesar, makin tinggi kekeruhannya. Bahan yang
menyebabkan air menjadi keruh termasuk:
Tanah liat
Endapan (lumpur)
Zat organik dan bukan organik yang terbagi dalam butir-butir halus
Campuran warna organik yang bisa dilarutkan
Plankton
Jasad renik (mahluk hidup yang sangat kecil). (Nuijten, 2007)
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang
diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh
adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir
halus), maupun bahan anorganik dan organic yang berupa plankton dan mikro organism lain.
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas, yang setara dengan 1mg/liter SiO2. Peralatan yang
pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekeruhan adalah Jackson Candler
Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika. Kemudian, Jackson Candler
Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran kekeruhan. Satu Unit
turbiditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU. Pengukuran kekeruhan
dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter bersifat visual, yaitu membandingkan air
sampel dengan standar.
Selain dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter, kekeruhan sering diukur dengan
metode Nephelometric. Pada metode ini, sumbercahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan
suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang diukur dengan
menggunakan metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Tubidity Unit). Satuan JTU
dan NTU sebenarnya tidak dapat saling mengkonversi, akan tetapi Sawyer dan MC Carty (1978)
mengemukakan bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU.
Menurut Lloyd (1985) peningkatan nilai turbiditas pada perairan dangkal dan jernih sebesar 25
NTU dapat mengurangi 13%-50% produktivitas primer. Peningkatan turbiditas
sebesar 5 NTU di danau dan sungai dapat mengurangi produktivitas primer berturut-turut sebesar
75% dan 3%-13%.
Padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan
tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi, tetapi tidak berarti memiliki kekeruhan yang
tinggi.
Kekeruhan pada air yang tergenang (lentik), misalnya danau, lebih banyak disebabkan oleh bahan
tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus. Sedangkan kekeruhan pada sungai
yang sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih
besar, yang berupa lapisan permukaan tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan.
Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya,

pernafasan dan daya lihat organism akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalaman
air. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi
efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air. (Effendi,2003)
Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik
yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Nilai yang
menunjukkan kekeruhan didasarkan pada bahan-bahan tersuspensi pada jalannya sinar melalui
sampel.
Nilai ini tidak secara langsung menunjukkan banyaknya bahan tersuspensi, tetapi ia menunjukkan
kemungkinan penerimaan konsumen terhadap air tersebut. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari
air yang membahayakan, tetapi ia menjadi tidak disenangi karena rupanya. Untuk membuat air
memuaskan untuk penggunaan rumah tangga, usaha penghilangan secara hampir sempurna bahanbahan yang menyebabkan kekeruhan, adalah penting.
Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public health Service mengenai kekeruhan ini adalah batas
maksimal 10 ppm dengan skala silikat, tetapi dalam angka praktik angka standar ini umumnya
tidak memuaskan. Kebanyakan bangunan pengolahan air yang modern menghasilkan air dengan
kekeruhan 1 ppm atau kurang. Menurut Clair N Sawyer dkk. Kekeruhan pada air merupakan satu
hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat
bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan
dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi. (Sutrisno, 2006).
Sebagian besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti sungai,
danau dan sebagainya. Salah satu langkah penting pengolahan untuk mendapatkan air bersih
adalah menghilangkan kekeruhan dari air baku tersebut. Kekeruhan ini sendiri diakibatkan oleh
adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran 10 nm sampai 10 m. Partikel-partikel
kecil dan koloid tersebut tidak lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang dan
sebagainya.
Kekeruhan dihilangkan melalui pembubuhan sejenis bahan kimia dengan sifat-sifat tertentu yang
disebut flokulan. Umumnya flokulan tersebut adalah tawas, namun dapat pula garam Fe (III), atau
salah satu polielektrolit organis. Selain pembubuhan flokulan diperlukan pengadukan sampai flokflok terbentuk. Flog-flog ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid tersebut
(bertumbukan) dan akhirnya bersama-sama mengendap. (Alaerts, 1987).
Kekeruhan dipengaruhi oleh:
1. Benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur dan sebagainya.
2. Adanya jasad-jasad renik (plankton) dan
3. Warna Air
Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada
kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan mana yang tidak keruh, agak
keruh, dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik
untuk kehidupan ikan dan udang budidaya. (Ghufron, 2007)
B. Standar Kekeruhan
Satuan kekeruhan yang diukur dengan metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric
Turbidity Unit). Sesuai dengan SK MENKES NO. 907/MENKES/SK/VII/2002 kadar maksimal
angka kekeruhan yangdiperbolehkan adalah 5 NTU.Pengukuran kekeruhan pada sampel air
dengan metode Nephelometric menggunakan alatturbidimeter. Prinsip dari metode Nephelometric

adalah sumber cahaya yang dilewatkan padasampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh
bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin
sebagai larutan standar. Sampel air sumur ditempatkan pada kuvet turbidimeter, kemudian diukur
kekeruhannya dengan alat turbidimeter.Hasil yang diperoleh untuk pengukuran nilai kekeruhan
pada sampel air adalah 1,35 NTU.
Tingginya nilai kekeruhan berhubungan dangan padatan terlarut dan tersuspensi. Semakin tinggi
nilai padatan terlarut dan tersuspensi, maka nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan
tetapi,tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Hal ini
menunjukkan bahwa total padatan terlarut yang terdapat dalam sampel air tidak melewati kadar
maksimumyang sudah ditentukan oleh SK MENKES NO. 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu
sebesar 5 NTU.Kekeruhan pada air dapat dikurangi melalui penerapan metode koagulasi dan
flokulasi.Koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan negatif partikel-partikel koloid pad air
dengan penambahan koagulan (zat yang mengkoagulasi) kationik, sehingga terbentuk agregatagregat.
C. Pengukuran kekeruhan air
pengukuran kekeruhan yaitu :
1. Nephelometric method, nephelometric turbidity unit prinsip kekeruhan air dengan cara ini
adalah didasarkan pada perbandingan intensitas cahaya yang disebabkan oleh suatu larutan
standard dalam kondisi sama, semakin tinggi intensitas yang terserap makin tinggi kekeruhan alat
yang digunakan beberapa turbidi meter sampel tube.
2.Visual method, Jakson Turbidity Unit. Yang dimaksud dengan visual method adalah pengukuran
kekeruhan air dengan menggunakan cadle turbidi meter. prinsip pengukuran adalah didasarkan
pada panjangnya cahaya melalui suatu susspensi yang dihitung tepat pada saat bayangan nyala
lilin (candle) hilang. Makin panjang jalan candle turbidimeter, botol untuk membandingkan
kekeruhan secara visual.
3.Turbiditer holigne, digunakan untuk mengukur kekeruhan 0-15 unit. Prinsip kerjanya adalah
penerangan efek tundal dalam penyusunan sumber cahaya terhadap sampel air. Dalam hal ini tidak
digunakan suspensi standar.
ALAT & BAHAN
Alat
Turbidimeter dan Tabung Sample
Bahan
Larutan standar
Sample
PROSEDUR
1. Alat turbidimeter disambungkan dengan sumber listrik dan diamkan selama 15 menit
2. Larutan standar diletakan pada tempat sample, lakukan pengukuran dan sesuaikan nilai
pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar sesuai
dengan nilai standar.
3. Sample dimasukan pada tempat pengukuran sample
4. Skala pengukuran kekeruhan dibaca (lakukan pengukuran 3 kali dengan menekan tombol
pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan)

G. DATA PENGAMATAN
No Jenis Sample Nilai Pengukuran Rata-rata Nilai Pengukuran (NTU)
1. Air keran toilet 1 4,1
4,5
4,0
4,2
2. Air keran toilet 2 5,1
5,0
5,0
5,03
3. Air tadah hujan 82,5
78,1
78,8
79,8
4. Air sungai 38,3
39,2
37,9
38,47

Anda mungkin juga menyukai