Anda di halaman 1dari 22

Uji TSS, TDS, dan

Warna pada Air


Nama Kelompok :

Arnindia Sugiyarto
Dewi lestari
Dimas Pangestu
Siti Fatimah
Total Suspended Solid
( TSS
Total suspended solid atau )
padatan tersuspensi total
(TSS)adalah Padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat
langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat,
bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan
sebagainya (Nasution, 2008) . .

Zat padat tersuspensi merupakan tempat


berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan
pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik di
suatu perairan (Tarigan dan Edward, 2003).
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-6989-
26 Tahun 2005, untuk menganalisis zat padat tersuspensi
menggunakan metode yaitu Kertas saring 934-AHTM circle
90mm dibilas terlebih dahulu dengan air aquades dan
dipanaskan dalam oven selama 1 jam. Dinginkan dalam
desikator selama 15 menit dan kemudian ditimbang
dengan cepat. Sampel yang telah dikocok merata,
sebanyak 100mL dipindahkan dengan menggunakan pipet,
ke dalam alat penyaring yang sudah ada kertas saring
didalamnya dan disaring dengan sistem vakum. Kertas
saring diambil dari alat penyaring secara hati-hati
kemudian dikeringkan didalam oven pada suhu 1050C
selama 1 jam di desikator selama 15 menit dan timbang
Untuk memperoleh estimasi TSS,
dihitung perbedaan antara padatan
terlarut total dan padatan total.
TSS (mg/L) = (A-B) X 10^6 / V
Dengan pengertian
A = berat kertas saring + residu kering
(mg)
B = berat kertas saring (mg)
V = volume contoh (mL)
Total Total Dissolve Solid
( TDS )
Adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa,
koloid di dalam air. Sebagai contoh adalah air sungai yang menjadi
keruh karena hujan dan air sungai yang menjadi hijau ketika
musimkemarau dikarenakan ganggang (Situmorang, 2007).

Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak
tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 m. Padatan ini
terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air,
mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan
anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan.(air buangan rumah
tangga dan industri pencucian)
Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solid atau TDS) adalah
bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter
10-6 - 10-3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-
bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas sarng berdiameter
0,45m (Rao, 1992).
Total padatan terlarut merupakan konsentrasi jumlah ion kation
(bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air.
Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut menyediakan
pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak
menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian
tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang
spesifik. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan
sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air.
Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan
anion terlarut (Oram, 2010).
Tabel 2.1. Klasifikasi Padatan di Perairan
Berdasarkan Ukuran Diameter

Tabel 2.2 Ion-ion yang biasa


ditemukan di perairan
Pengukuran TTS dan TDS
Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan
hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah
zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara
pemeriksaan kimia lainnya.
Elektrikal Konduktiviti
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan
konsentrasi padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari
konsentrasi padatan terlarut dalam air menciptakan kemampuan pada
air untuk menghasilkan arus listrik yang dapat diukur menggunakan
konduktiviti meter
EC Meter : Konduktiviti meter adalah alat yang digunakan untuk
menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi
suatu larutan elektrolit dalam air
TDS Meter : Alat untuk mengukur partikel padatan terlarut di air minum
yang tidak tampak oleh mata.
Konduktiviti Meter dan
TDS meter
EC Meter : Konduktiviti meter adalah alat yang
digunakan untuk menentukan daya hantar suatu
larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu
larutan elektrolit dalam air dengan cara
menetapkan hambatan suatu kolom cairan selain
itu konduktivity meter memiliki kegunaan yang lain
yaitu mengukur daya hantar listrik yang
diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah
larutan.
TDS Meter : Alat untuk mengukur partikel padatan
terlarut di air minum yang tidak tampak oleh mata.
Prinsip kerja TDS Meter
TDS Meter : Cara kerja alat ini adalah dengan cara
mencelupkan kedalam air yang akan diukur (kira-kira
kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja
mengukur.
Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan
oleh display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2
sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
TDS meter ini digunakan sebagai alat cek kemurnian air
dan kadar mineral yang ideal untuk semua aplikasi
pemurnian air seperti pengecekan air minum isi ulang, air
reverse osmosis, air PAM, air destilasi, air aki, air tanah,
air limbah regulasi, air sadah, budidaya hidroponik, dan
koloid perak.
Parameter Fisika pada warna dan Total zat padat
telarut ( TDS ) kadar yang diperbolehkan yaitu
warna 15 TCU dan TDS 500 mg/l.

Menurut PERATURAN MENTERI KESEHATAN.


REPUBLIK INDONESIA. TENTANG.PERSYARATAN
KUALITAS.AIR MINUM. NO
492/MENKES/PER/IV/2010
Warna
Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel
hasil pembusukan bahan organik, ion-ion
metalalam (besi dan mangan), plankton, humus,
buangan industri, dan tanaman air. Adanya
oksida besi menyebabkan air berwarna
kemerahan, sedangkan oksida mangan
menyebabkan air berwarna kecoklatan atau
kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan
kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup
dapat menimbulkan warna pada perairan (peavy
et al., 1985 dalam Effendi, 2003).
Metode Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas
MIPA,Universitas Jember dimulai bulan Juli sampai Oktober 2014.
Tempat pengambilan sampel di daerah Puger, Kencong dan
Sumbersari.

Alat dan Bahan


Alat
Alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah pipet tetes,
pipet mohr, botol semprot, neraca analitik, oven,tds meter, gelas
kimia , cawan porselen, oven, desikator, penjepit cawan, erlenmeyer,
corong gelas, spatula, dan kertas saring,alat penyaring.
Bahan
aquades, air sampel sumur

Penentuan TDS Air Sumur Gali


Penentuan TDS digunakan alat TDS Meter dengan


merk Eutech CON 700. Alat ini bisa digunakan juga
untuk pengukuran konduktivitas dan suhu. Pertama-
tama tekan tombol power untuk menyalakan alat
kemudian elektroda dibilas menggunakan aquades
dan dikeringkan dengan tisu. Setelah itu dicelupkan
kedalam sampel hingga batas eletroda dan ditekan
tombol CAL/MEAS untuk melakukan pengukuran
terhadap TDS. Ditunggu nilai pembacaan TDS
hingga stabil dan dicatat nilai TDS yang muncul
pada layar. Diulangi 3 kali dan dilanjutkan
pengukuran TDS dengan sampel berikutnya
Penentuan TSS Air Sumur
Gali
Selanjutnya adalah penentuan TSS sampel air sumur
gali yaitu dengan cara kertas saring dibilas terlebih
dahulu dengan aquades dan dipanaskan dalam oven
selama 1 jam kemudian didiinginkan di dalam desikator
selama 15 menit lalu ditimbang dan dicatat beratnya.
Sampel yang telah dikocok merata, sebanyak 200 mL
dipindahkan ke dalam alat penyaring yang sudah ada
kertas saring merk Advantec GS-25 di dalamnya dan
disaring dengan sistem vakum. Kertas saring diambil
dari alat penyaring secara hati-hati kemudian
dikeringkan didalam oven pada suhu 1050C selama 1
jam kemudian di desikator selama 15 menit lalu
ditimbang dan dicatat beratnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan total padatan terlarut dalam air sumur gali didapatkan

hasil
seperti tabel dibawah ini :
Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal :
3 September 1990, kadar maximum
TDS yang diperbolehkan yaitu 1.000
mg/L. Jadi, dari semua sampel
tersebut masih memenuhi batas
persyaratan kualitas air bersih
Dari hasil pengukuran TSS pada 3 lokasi dengan 9 sumur gali didapatkan data
seperti dibawah ini :
Nilai TSS dari semua lokasi sumur
gali masih dibawah ambang batas
menurut Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : 03 Tahun
2010 Tanggal : 18 Januari 2010 yaitu
150 mg/L
kesimpulan
Dilihat saat penelitian di daerah Puger TSS tinggi sangat
dipengaruhi oleh ganggang, bakteri atau jamur karena
sumur sudah lama tidak dipakai, selain itu lokasinya sangat
dekat dengan persawahan dan kandang ternak. Tanah liat
yang berasal dari persawahan juga bisa menambah
padatan yang tersuspensi dalam air sumur gali.
Sedangkan untuk TDS tinggi bisa disebabkan lokasi sumur
gali di daerah Puger berdekatan dengan tambang batu
kapur jadi mengakibatkan kesadahan tinggi sehingga
semakin banyak padatan terlarut seperti kalsium,
magnesium, garam karbonat, garam-garam bikarbonat,
sulfat atau ion logam lain yang berasal dari tanah
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai