Kualitas air adalah karakter (sifat) air yang digambarkan oleh nilai-nilai dari berbagai
macam faktor / karakteristik / komponen kualitas air baik secara fisika, kneimia dan biolgi
(yang sering disebut sebagai parameter kualitas air). Berikut parameter kualitas air yang di
A. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan (turbidity) adalah gambaran sifat optik air berdasarkan banyaknya cahaya
Kekeruhan terutama dipengaruhi oleh bahan-bahan yang tersuspensi, seperti lumpur, pasir,
bahan organik (plankton, detritus) dan anorganik lainnya. Kekeruhan dapat mengganggu
(fitoplankton).
seperti menutupi insang ikan. Kekeruhan juga dapat mengurangi penetrasi cahaya ke dalam
perairan.
Kekeruhan diukur dengan alat turbidity meter. Satuan kekeruhan adalah NTU
(nephelometric turbidity unit), atau FTU (formazine turbidity unit). Bila yang digunakan
adalah alat konvensional Jackson dengan menggunakan lilin, maka satuannya adalah JTU
1
Gambar 1. Prinsip kerja Alat Turbidimeter
Dari hasil praktikum diperoleh hasil untuk air tawar 5,79 NTU dan air laut 9,60
NTU. Kekeruhan yang disebabkan oleh bahan organik maupun maupun anorganik
tersuspensi dan terlarut dapat mempengaruhi penetrasi cahaya ke dalam kolom air perairan
dan selanjutna akan menurunkan produktivitas primer fitoplankton pada perairan. Wofsy
(1983) dalam Cloern (1987) menyatakan cahaya dapat menjadi faktor pembatas bagi
acu dalam Effendi (2003), peningkatan nilai turbiditas pada perairan dangkal dan jernih
sebesar 5 NTU di danau dan sungai dapat mengurangi produktivitas primer berturut-turut
Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami
evapoarsi dan pengeringan pada suhu tertentu (APHA, 1976). Residu dianggap sebagai
kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan residu ini,
sebagian besar bikarbonat yang merupakan anion utama di perairan telah mengalami
menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalm nilai padatan total (Boyd, 1988)
Padatan dalam air meliputi padatan terlarut (TDS: total dissolved solids) dan padatan
tersuspensi (TSS: total suspended solids) serta (TVS: total volatile solids) TDS.
Padatan terlarut (TDS) atau Total Dissolved Solid adalah bahan-bahan terlarut dalam
air yang tidak tersaring dengan kertas saring yang ukuran pori-porinya (porousity) 0.45 m.
TSS
2
Padatan tersuspensi (TSS) adalah bahan-bahan yang tercampur dalam air berupa
suspensi (tidak larut) yang dapat dipisahkan melalui pengendapan dengan cara sentrifus atau
melalui penyaringan dengan kertas filter berukuran pori 0.45 m. TSS menggambarkan
TDS
-6
Padatan terlarut (Total Dissolved Solid) adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10
mm) dan koloid (diameter 106 mm- 10-3 mm) yang berupa bahan-bahan kimia dan
bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,4 m (Rao,
1992). TDS biasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang
TVS
Berdasarkan sifat volatilitas (penguapan) pada suhu 6000C, padatan tersuspensi dan
terlarut dibedakan menjadi volatile solids dan non volatile solids. Volatile solids
adalah bahan organik yang teroksidasi pada pemanansan dengan suhu 600 0C,
sedangkan non volatile solids adalah fraksi bahan anorganik yang tertinggal sebagai
TDS
Untuk mendapatkan nilai TDS, sampel air disaring dengan kertas saring tersebut
(menggunakan pompa vacuum), kemudian air sampel tersaring diuapkan (dikeringkan) dalam
oven pada suhu 103-105 C selama satu jam, dan residunya ditimbang. Metode penentuan
TDS ini merupakan rangkaian kegiatan penyaringan, penguapan dan penimbangan, walaupun
3
1. Siapakan filter (milliphore dengan porousity 0,45 m atau yang setara) rendam dalam
2. Panaskan mangkuk porselen bersih pada tanur 550 0C atau oven selama 30 menit.
5. Pipet air sampel sebanyak 100 ml, aduk saring dengan peralatan filter yang telah
6. Uapkan air dalam mangkuk tersebut, mula-mula diatas kompor listrik atau hot
platesampai agak kering, kemudian masukkan kedalam oven 105 0C selama 1 jam.
Perhitungan:
1000
TDS ( mg/l ) =(R D)
ml sampel
Dimana:
TSS
TDS. Filter yang telah direndam dalam akuades, dikeringkan dalam oven dan ditimbang,
filter+residu diuapkan dalam oven pada suhu 103-105 C selama 1 jam, lalu ditimbang.
Selisih berat filter setelah penyaringan dan berat filter awal merupakan berat residu (=TSS).
4
1. Siapkan filter (Milipore dengan porositas 0,45 m) dan vacuum pump. Saring 2 x 20
kelebihan air.
2. Keringkan kertas saring (filrter) dalam oven selama 1 jam pada temperatur 103-105
0
C, dingikan dalam dissiaktor, lalu timbang (B mg)
3. Ambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur, aduk kemudian saring dengan
menggunakan kertas saring (filter) yang telah ditimbang pada prosedur no. 2
4. Keringkan filter dan residu dalam oven 103-105 0C selama paling lambat1 jam,
Perhitungan:
1000
TSS ( mg/l ) =( AB)
ml sampel
Dimana:
TVS
Selain itu, dengan pemanasan atau penguapan lebih lanjut dari padatan total pada
suhu yang lebih tinggi (tanur, pada 550 C, 30 menit), akan diperoleh padatan volatil
total (TVS: total volatile solids) yang dapat memberikan gambaran kandungan bahan
organik.
5
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pengukuran diperoleh nilai TSS air twar 11 mg/l, TSS 15 mg/l serta nilai
TDS air tawar 60 mg/l dan TDS air laut 18440 mg/l. Air lautlaut memiliki nilai TDS yang
tinggi karena banyak mengandung senyawa kimia, yang juga mengakibatkan tingginya nilai
salinititas dan daya hantar listrik. Hubungan antara TDS dan salinitas ditunjukkan dalam
dan pengaruh antropogenik (berupa limbah domsestik dan industri). Bahan-bahan tersuspensi
6
dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan, terutama
TSS, dapat meningkatkan nilai kekeruhan; yang selanjutnya akan menghambat penetrasi
cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis
perairan.
Rasio antara padatan terlarut dan kedalaman rata-rata perairan merupakan salah satu
cara untuk menilai produktivitas perairan. Perbandingan antara TDS dan kedalaman rata-rata
nilai dikenal sebagai Morphoedaphic Indeks (MEI). Di Kanada danau-danau yang produktif
menunjukkan nilai MEI sekitar 10-30 (Ryder et al., 1974 dalam Col, 1988 ). Kesesuaian
dalam Tabel 2.
C. Amoniak- Nitrogen
Amoniak NH3, merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH rendah dan
disebut amonium; amoniak sendiri berada dalam keadaan tereduksi (-3). Amoniak dalam air
permukaan berasal dari air seni dan tinja; juga dari oksidasi zat organik (H a Ob Cc Nd) secara
mikrobiologis, yang berasal dari air alam atau air buangan industri dan penduduk.
7
Pengukuran Amoniak- Nitrogen
Metode ini memberikan hasil yang cukup baik untuk analisa air kolam atau air yang
mempunyai nilai kesadahan total <400 mg/l dan konsentrasi nitrit-N < 5 mg/l. Pereaksi
yangdigunakan adalah phenate (phenol), chlorox (oxidizing solution) dan mangan sulfat.
Phenol dan hypoclorite (chlorox) bereaksi dalam kondisi larutan basa membentuk
indophenol yang bewarna biru. Kepekatan warna biru sebanding dengan kadar amonia
terbentuk dapat bervariasi, sehubungan dengan umur pereaksi-pereaksi yang digunakan dan
kondisi analisa. Oleh karena itu setiap set penentuan amonia, harus selalu disertai dengan
1. Saring 25-50 ml air sampel dengan kertas saring whatman no.42 (jangan
segera dengan menggunakan pipet tetes yang sudah dikalibrasi. Diamkan selama 15
menit, sampai pembentukan warna stabil (warna akan tetap stabil sampai beberapa
jam)
4. Buat larutan blanko dari 10 ml akuades. Lakukan prosedur 3.
5. Buat larutan standar dari 10 ml larutan standar amonia (0,30 ppm). Lakukan prosedur
3.
8
6. Dengan larutan blanko pada panjang gelombang 630 nm, set spektrofotometer pada
C st x A s
[ tan ] mg/l sebagai N =ppm NH 3N
A st
Konsentrasi amonia yang terukur tersebut dinyatakan dalam kadar nitrogen (N) yang
terdapat dalam amonia (NH3). Untuk mengetahui konsentrasi amonia yang dinyatakan dalam
mg NH3/ l (ppm NH3), nilai [TAN] di atas dikalikan dengan faktor seperti persamaan berikut:
BM NH 3
mg NH3/L ppm NH 3 N = ppm NH 3
BA N
BM = berat molekul
BA = berat atom
Nilai pengukuran amonia adalah 0,16 mg/l. Menurut McNeely et al., 1979 Effendi,
2003 bahwa kadar amonia pada perairan alami biasanya kuarang dari 0,1 mg/l . namun jika
kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mg/l, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
(Sawyer dan Mc Carty, 1978 dalam Effendi 2003 ). Bentuk amonia tidak terionisasi (NH3
atau amonia) dianggap beracun bagi hewan air. Namun berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa amonia dan amonium (NH4+) dapat beracun dari pada amonium (Maede,
9
1985). Namun total amonia diperlukan untuk penurunan efek racun pada pH meningkat dan
perubahan jumlah amonia ke amonium meningkat. Prosentase total amonia nitrogen (NH3 +
NH4+ N) persen sebagai sebagai amonia pada suhu dan nilai pH yang berbeda.
Menurut Schwelder et al., (1985) mekanisme utama toksisitas amonia tidak diketahui.
Namun diketahui efek fisiologi pada ikan akibat dari amonia. Jika konsentrasi amonia
meningkat di air, ekresi amonia oleh ikan menurun dan level amonia dalam darah dan
jaringan meningkat.
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid ,
yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di
atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama
polaritasnya dengan zat terlarut (like dissolved like). Tetapi polaritas bahan dapat berubah
karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam
keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat
diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali
dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi
Minyak adalah turunan karboksilat dari ester gliserol yang disebut gliserida. Sebagian besar
gliserida berupa trigliserida atau triasilgliserol yang ketiga gugus OH dari gliserol diesterkan
10
Prosedur Pengukuran Minyak dan Lemak
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga
Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam
bahan makanan atau bahan pertanian. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan,
Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama
asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida ,tingkat ketengikan dan
kadar air. Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar minyak yang
disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul
ytang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya
mempunyai berat molekul yang besar ,mka angka penyabunan relatif kecil . angka
11
penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk
w Sampel( gram)
Angka ester menunjukkan jumlah asam organik yang bersenyawa sebagai ester. Angka
ester dihitung dengan selisih angka penyabuanan dengan angka asam. Angka ester = angka
minyak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk senyawaan yang
jenuh. Banyaknya iodine yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terdapat
dalam asam lemaknya. Angka iodine dinyatakan sebagai banyaknya iodine dalam gram yang
W sampel (gram)
dalam air dan mudah menguap. Angka ini dinyatakan sebagai jumlah NaOH 0,1 N dalam ml
yang digunakan unutk menetralkan asam lemak yang menguap dan larut dalam air yang
diperoleh dari penyulingan 5 gram lemak atau minyak pada kondisi tertentu. asam lemak
yang mudah menguap dan mudah larut dalam air adalah yang berantai karbon 4-6.
12
Dimana ts = jumlah ml NaOH 0,1 N untuk titrasi sampel
Angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu
lemak atau minyak . angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau
minyak.
ml Na2 S 2 O3 X N Na 2 S 2 O3 X 1000
Penentuan angka peroksida =
W sampel ( gram)
Banyaknya monoaldehid dapat ditentukan dengan jalan destilasi lebih dahulu. Monoaldehid
merah. Intensitas warna merah sesuai dengan jumlah monoaldehid dapat ditentukan dengan
13
penentuan kadar air dalam minyak dapat dilakukan dengan cara thermogravimetrri atau
cara thermovolumetri.
AF
Kadar air = X 100 %
A
Lemak dan minyak merupakan senyawaan organik yang penting bagi kehidupan
makhluk hidup. Akan tetapi lemak dan minyak menjadi sangat berbahaya jika tertumpah ke
14
suatu perairan. Kasus tumpahan lemak khususnya minyak menjadi persoalan rumit yang
harus segera diatasi. Sebagai contoh kasus kebocoran ladang minyak dan gas di lepas pantai
memang yang telah menjadi sesuatu yang akrab di telinga kita, terakhir terjadi di Laut Timor
pada 21 Agustus 2009 pukul 04.30 WIB oleh operator kilang minyak PTTEP Australia yang
berlokasi di Montara Welhead Platform (WHP), Laut Timor atau 200 km dari Pantai
Kimberley, Australia. Kejadian seperti ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi di
perairan Indonesia, tercatat sampai tahun 2001, telah terjadi 19 peristiwa tumpahan minyak di
Tumpahan minyak tersebut telah memasuki wilayah perairan Nusa Tenggara Timur
(NTT) sejauh 51 mil atau sekitar 80 km tenggara Pulau Rote. Tumpahan minyak tentu
berdampak pada banyak hal, diantaranya, terhadap kondisi lingkungan laut, biota laut, dan
tentu saja berdampak pada ekonomi nelayan Indonesia yang setiap harinya beraktivitas di
daerah tersebut. Secara umum dampak langsung yang terjadi adalah sebanyak 400 barel atau
63,6 ribu liter minyak mentah mengalir ke Laut Timor per hari, permukaan laut tertutup
0,0001 mm minyak mentah, minyak mentah masuk ke Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE)
Beberapa efek tumpahan minyak di laut dapat di lihat dengan jelas seperti pada pantai
menjadi tidak indah lagi untuk dipandang, kematian burung laut, ikan, dan kerang-kerangan,
atau meskipun beberapa dari organisme tersebut selamat akan tetapi menjadi berbahaya untuk
dimakan. Efek periode panjang (sublethal) misalnya perubahan karakteristik populasi spesies
laut atau struktur ekologi komunitas laut, hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap
masyarakat pesisir yang lebih banyak menggantungkan hidupnya di sector perikanan dan
budi daya, sehingga tumpahan minyak akan berdampak buruk terhadap upaya perbaikan
kesejahteraan nelayan.
15
E. Bakteri Coliform
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.
Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter
aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform,
artinya, kualitas air semakin baik. Terdapatnya bakteri coliform dalam air dapat menjadi
indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan
menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari
faecal coliform. Keberadaan E. Coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran
E. coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia
sedangkan E.aerogenes Biasanya di temukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah
mati (Nengsih, 2010). Coliform fekal (kadang-kadang coliform feses atau fecl coliform)
Coliform fekal mampu tumbuh dan menghasilkan asam dan gas dari laktosa dalam waktu 48
jam di 44 0,5 C. Fekal Coliform, seperti bakteri lainnya, biasanya dapat dihambat
pertumbuhannya dengan air mendidih atau dengan memperlakukan dengan klorin. Mencuci
bersih dengan sabun setelah kontak dengan air yang tercemar juga dapat membantu
mencegah infeksi. Sarung tangan harus selalu dipakai ketika melakukan tes coliform fecal.
Rekomendasi EPA dan untuk suplai air rumah tangga, untuk pengobatan, jumlah Coliform
16
fekal kurang dari 2000 colonies/100 mL, dan untuk Standar air minum kurang dari 1 koloni /
Metode perhitungan MPN Most Probable Number) untuk menghitung jumlah bakteri
coliform memiliki prinsip kerja dengan menggunakan larutan sebagai media pertumbuhan
atau disebut sebagai media cair (broth) yang ditempatkan dalam tabung reaksi. Hasil
perhitungannya dilakukan dengan melihat jumlah tabung yang positif gas. Umumnya setiap
pengenceran digunakan 3-5 buah tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukan
satu sel saja sedangkan tabung lain tidak mengandung sel. Setelah inkubasi diharapkan pada
beberapa tabung terjadi pertumbuhan (+) sedangkan lainnya (-). Pemilihan kombinasi yaitu
berdasrkan pada pengenceran terakhir dimana semua tabung memberikan reasi positif,
melakukan metabolisme. Metode ini disebut juga sebagai APM (Most Probable Number).
Bahan uji yang akan dihitung populasi diencerkan beberapa kali, dilanjutkan dengan
inokulasi hasil pengenceran tersebut dalam media tertentu yang dapat mendeteksi adanya
aktifitas metabolisme bakteri uji. Hasil yang diperoleh kemudian dirujuk pada table APM
Metode APM atau MPN sering dipakai untuk menghitung jumlah populasi bakteri
E.coli dalam air limbah, karena kemampuannya dalam melakukan fermentasi dalam substrat
media cair lactose Broth. Metabolitnya berupa gas karbon dioksida yang akan terperangkap
17
dalam tabung Durham yang sengaja dimasukan dalam tabung reaksinya dengan posisi
terbalik.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-
koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga
diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per
100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air,
artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada
setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan
makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada
setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji
konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama,
keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali
kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan
kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-
18
- 5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
- 5 tabung yang berisi LB single x 1 ml
3. Ragam 333
3. Ragam 333
Standar analisa air untuk mengetahui adanya bakteri coliform ada 3 melalui tahapan
uji yaitu:
Bertujuan untuk menduga adanya bakteri coli yang mempunyai sifat mampu
memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas. Bakteri coli yang diduga meliputi
semua bakteri gram negatif tdak membentuk spora, selnya membentuk sel pendek, bersifat
fakultatif anaerob, membentuk gas dalam waktu 24 jam dari laktosa pada temperatur 37
derajat Celsius. Apabila terbentuk gas dalam waktu 24 jam kedua (48 jam) uji dinyatakan
meragukan. Sedangkan apabila gas tidak terbentuk dalam waktu 48 jam uji dinyatakan
negatif. Apabila hasil uji duga negatif, maka uji-uji berikutnya tidak perlu dilakukan karena
dalam hal ini berarti pula tidak ada bakteri coli dalam contoh.
Untuk analisis air, dalam uji penduga di gunakan lactose broth, sedangkan untuk
contoh lainya yang banyak mengandung bakteri asam laktat, misalnya susu, di gunakan
brilliant green lactose bile broth (BGLBB). Bakteri asam laktat dapat memfermentasi laktosa
dan membentuk gas, hingga dapat mengakibatkan pembacaan uji positif yang salah. BGLBB
merupakan medium selektif yang mengandung asam bile sehingga dapat menghambat bakteri
gram positif termasuk Coliform. Inkubasi di lakukan pada suhu 35oC selama 24-48 jam dan
19
tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam
inkubasinya hingga 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas, di hitung sebagai tabuung negatif.
Jumlah tabuung yang positif di hitung pad masing-masing seri. MPN penduga dapat di hitung
Bertujuan untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan media yang secara umum
digunakan adalah Brilliant Green Laktosa Bile Bronth (BGLBB 2%) atau bisa juga
menggunakan media selektif dan diferensial untuk bakteri coli sperti misal Endo Agar (EA).
Pembacaan dilakukan dengan melihat 24-48 jam dengan melihat tabung-tabung yang positif.
Test ini merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk pemeriksaan bakteriologis air.
Terbentuknya gas dalam lactose broth atau dalam BGLBB tidak selalu menunjukan bakteri
coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat memfermentasikan laktosa dengan
membentuk gas, misalnya bakteri asam laktat dan beberapa kahmir tertentu. Oleh karena itu
perlu di lakukan uji penguat pada agar EMB.Dengan Menggunakan jaarum ose, contoh dari
tabung MPN yang menunjukan uji penduga positif (terbentuk gas) masing-masing di
inokulasikan pada agar cawan EMB dengan cara goresan kuadran. Semua tabung di
inkubasikan pada suhu 35oC selam 24 jam. Jumlah cawan EMB pada masing-masing
pengenceran yang menunjukan adanya pertumbhan Coliform, baik fekal maupun non fekal,
Dari pertumbuhan koloni pada agar cawan EMB, di pilih masing-masing satu koloni
yang mewakili Coliform fekal dan satu koloni yang mewakili Coliform non fekal. Uji
lengkap di lakukan untuk melihat apakah isolat yang di ambil benar merupakan bakteri
Coliform. Dari masing-masing koloni tersebut di buat perwarnaan gram, dan sisanya masing-
20
masing di larutkan ke dalam 3 ml larutan pngencer steril. Dari suspensi bakteri tersebut
masing di inokulasikan menggunakan jarum ose ke dalam tabung berisi lakose broth dan
tabung Durham, dan di goreskan pada agar miring nutrien agar. Tabung di inkubasikan pada
suhu 35oC selam 24 jam, dan di amati pertumbuhan dan pembentukan gas di dalam lactose
broth. Koloni yang menunjukan reaksi pewarnaan gram negatif berbentuk batang, dan
membentuk gas di dalam lactose broth mereupakan uji lengkap adanya koloni Coliform
Bertujuan untuk mendapatkan hasil yang betul-betul lengkap dan memperkuat hasil
uji sebelumnya. Biasanya dengan membuat isolasi/ piaraan murni dengan coloni yang
tumbuh pada test penetapan. Uji ulang juga dimaksudkan untuk uji ulang apakah jasad renik
yang diduga Coliform pada uji duga memang benar. Dalam uji lengkap dapat diamati
morfologi dan fisiologi dari bakteri yang diduga coiform. Apabila semua kriteria dipenuhi
21
Hasil dan Pembahasan
adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu
faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform.
Keberadaan E. Coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh
a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora
normal)
atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau
hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi,
dilakukan
dengan benar,
c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya
bagi
penggunaan domestik,
d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-
lebih tinggi dekat outfall dan menurunkan secara gradien sebanding dengan jarak dari
outfall dan menurunkan secara gradien sebanding dengan jarak dari outfall . Gameson (1975)
dalam Bishop (1983) menghitung lebih dari 50.000 per 100 ml didekat outfall pantai
22
Brithish, dan menurun dengan tajam kurang dari 100 per 100 ml pada jarak 1,5 dari outfall.
F. S p e k t r o f o t o m e t e r S e r a p a n A t o m ( A A S )
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat
danm e t a l o i d y a n g b e r d a s a r k a n p a d a p e n y e r a p a n a b s o r b s i r a d i a s i o l e h
a t o m bebas.
Prosedur Pengukuran Metode AAS- Logam Berat
a.Lampu Katoda
2 . K a t o d a M u l t i l o g a m : D i g u n a k a n
u n t u k p e n g u k u r a n beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya lebih
mahal.S o k e t pada bagian lampu katoda yang hitam, yang
l e b i h menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu
k a t o d a pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS. Bagian
yanghitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat
besil a i n n y a . L a m p u k a t o d a b e r f u n g s i s e b a g a i s u m b e r c a h a y a
23
u n t u k memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan
mudaht e r e k s i t a s i . S e l o t i p d i t a m b a h k a n , a g a r t i d a k a d a r u a n g k o s o n g
u n t u k keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bilaa d a g a s
y a n g k e l u a r d a r i d a l a m d a p a t m e n y e b a b k a n k e r a c u n a n p a d a lingkungan
sekitar. Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelahselesai digunakan,
maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat
busanya di dalam kotaknya lagi, dand u s p e n y i m p a n a n d i t u t u p k e m b a l i .
S e b a i k n y a s e t e l a h s e l e s a i penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.
b.Tabung Gas
Ta b u n g g a s p a d a A A S y a n g d i g u n a k a n m e r u p a k a n t a b u n g g a s yang
berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu 20000K, dan ada juga
tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panasdari gas asetilen, dengan kisaran suhu
berada didalam tabung. Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabunggas
s e d i k i t a i r, u n t u k p e n g e c e k k a n . B i l a t e r d e n g a r s u a r a a t a u udara, maka
terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya pengecekkan
tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas
c . D u c t i n g
24
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asapa t a u sisa
d u c t i n g , a g a r p p o l u s i y a n g d i h a s i l k a n t i d a k b e r b a h a y a . Cara
pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secarahorizontal, agar bagian
miring, karena b i l a l u r u s s e c a r a h o r i z o n t a l , m e n a n d a k a n d u c t i n g t e r t u t u p .
d.Kompresor
K o m p r e s o r m e r u p a k a n a l a t y a n g t e r p i s a h d e n g a n m a i n u n i t , karena
A A S , p a d a w a k t u p e m b a k a r a n a t o m . K o m p r e s o r memiliki 3 tombol
25
u n t u k m e n y a r i n g u d a r a d a r i l u a r, a g a r b e r s i h . p o s i s i k e kanan, merupakan
posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisitertutup. Uap air yang
menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini,
sebaiknya ditampung denganlap, agar lantai tidak menjadi basah., dan uap air akan
terserap ke lap.
e . B u r n e r
burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar
tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik apisecara baik dan merata. Lobang
dalam botol yang berisi aquabides selama 15 menit, hal ini merupakan proses
merupakans e l a n g u n t u k m e n g a l i r k a n g a s a s e t i l e n . L o g a m y a n g
kee n e r g i t i n g g i .
26
Gambar 5. Skema Analisa Sistem AAS
Hasil analisa AAS sampel 1 adalah 0,100 mg/l dan AAS sampel 2 adalah 2,289 mg/l
yang melebihi baku mutu dan bersifat toksik bagi hewan dan tumbuhan air.
d a r i u n s u r - u n s u r y a n g p e m a k a i n n y a s a n g a t l u a s d i b e r b a g a i bidang karena
u n s u r , spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam
27
g o l o n g a n I A d a n I I A . U m u m n y a l a m p u y a n g d i g u n a k a n adalah lampu katoda
cekung yang mana penggunaanya hanya untuk analisissatu unsur saja.Metode AAS
pada panjang gelombang tertentu,tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan atom
Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi,
dengank e h a d i r a n u n s u r l a i n d a p a t d i l a k u k a n , a s a l k a n k a t o d a
sebanyak 6 1 l o g a m . S u m b e r c a h a y a p a d a A A S a d a l a h s u m b e r c a h a y a
sumber radiasi, danradiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah
arus(DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari
sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan
28
sebagian sinar yang dipancarkan o l e h s u m b e r c a h a y a . P e n y e r a p a n e n e r g i
d e n g a n e n e r g i y a n g d i b u t u h k a n o l e h a t o m tersebut.
G Khromatografi
Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur-unsur yang akan
dipisahkan terdistribusikan antara dua fasa, satu dari fasa-fasa ini membentuk suatu lapisan
stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang
merembes lewat atau melalui lapisan yang stasioner. Fasa stasioner mugkin suatu zat padat
atau suatu cairan, dan fasa yang bergerak mungkin suatu cairan atau suatu gas. Maka semua
jenis kromatografi yang dikenal, terbagi menjadi empat golongan: cair-padat, gas-padat, cair-
cairan penampilan tinggi (HPLC). Kromatografi cairan kolom klasik merupakan prosedur
pemisahan yang sudah mapan dalam mana fase cair yang mobil mengalir lambat-lambat
lewat kolom karena gravitasi. Umumnya metode itu dicirikan oleh efisiensi kolom yang
rendah dan waktu pemisahan yang lama. Namun sejak kira-kira tahun 1969, perhatian dalam
teknik kolom cairan hidup kembali dengan sangat menyolok karena dikembangkannya sistem
tekanan tinggi oleh Kirchland dan Huber, yang bekerja pada tekanan sampai 2,07 x 10 7 Nm-2
(3000 p.s.i). Dalam metode ini digunakan kolom berdiameter kecil (1-3 mm) dengan partikel
pendukung berukuran sekitar 30 ?m dan eluen dipompakan ke dalamnya dengan laju alir
yang tinggi (sekitar 1-5 cm3m-1). Pemisahan dengan metode ini dilakukan jauh lebih cepat
(sekitar 100 kali lebih cepat) daripada dengan kromatografi cairan yang biasa. Meskipun
29
peralatan yang tersedia di pasar dewasa ini agak mahal. HPLC telah terbukti luas
mungkin, misalnya dalam bidang kromatografi pertukaran ion di mana telah tersedia di pasar
dengan nama dagang Zipax resin peliklar, yakni resin yang dihasilkan dalam bentuk saluran
tipis pada permukaan manik kaca yang blat (diameter 2050 mikrometer). Manik-manik itu
mempunyai permukaan berpori yang tebalnya 2 mikrometer yang berperan sebagai pengikat
Umumnya metode kromatografi seperti adsorpsi, partisi, dan penukar ion adalah
contoh-contoh dari kromatografi kolom. Pada metode kromatografi cair ini digunakan kolom
tabung gelas dengan bermacam diameter. Partikel dengan dimensi yang bervariasi digunakan
sebagai penunjang stasioner. Banyaknya cairan pada kolom jumlahnya sedemikian rupa
sehingga hanya cukup menghasilkan sedikit tekanan untuk memelihara aliran fase bergerak
yang seragam. Secara keseluruhan pemisahan ini memakan waktu lama. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk menambah laju aliran tanpa mengubah tinggi piringan teoritis kolom.
cair kinerja tinggi atau High Performance Liquid Chromatography (HPLC) berbeda dari
kromatografi cair klasik. HPLC menggunakan kolom dengan diameter umumnya kecil, 2-8
mm dengan ukuran partikel penunjang 50 ?m; sedangkan laju aliran dipertinggi dengan
maka HPLC lebih bermanfaat untuk isolasi zat tidak mudah menguap, demikian juga zat
yang secara termal tidak stabil. Tetapi ditinjau dari kecepatan dan kesederhanaan, GC lebih
baik. Kedua teknik ini komplementer satu sama lainnya, keduanya efisien, sangat selektif
30
hanya memerlukan sampel berjumlah sedikit serta keduanya dapat digunakan untuk analisis
Nilai khromatografi sampel 1 adalah 24,8797 mg/l dan sampel 101,1921 mg/ l.
Berdsarkan hasil pengukuran tersbut di atas maka nilai dari khromatografi logam berat yang
diukur tidak sesuai dengan baku mutu dan bersifat toksik bagi kehidupan organisme air.
Analisa HPLC adalah alat yang sangat bermanfaat dalam analisis. Prinsip dasar dari HPLC
(kuantitatif). Sebetulnya hanya ada dua hal utama yang menjadi krusial point dalam metode
HPLC. Yang pertama adalah proses separasi/pemisahan dan yang kedua adalah proses
identifikasi. Dua hal ini mejadi faktor yang sangat penting dalam keberhasilan proses analisa.
Aplikasi analisis HPLC adalah untuk penentuan kualitatif dan penentuan kuantitatif.
a.Penentuan Kualitatif
HPLC digunakan untuk analisa kualitatif didasarkan pada waktu retensi untuk
identifikasi. Identifikasi dapat diandalkan apabila waktu retensi sampel dibandingkan dengan
larutan standar.
31
b. Penentuan Kuantitatif
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar HPLC dapat dipergunakan untuk
penentuan secara kuantitatif adalah:
kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk (overlap).
Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan konsentrasi. Oleh karena itu
biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan preparasi sample yang lebih rumit agar
sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersih dari impuritis. Sample farmasi
biasanya jauh lebih mudah karena sedikit mengandung komponen selain zat aktif. Sample ini
terdiri atas banyak peak. Untuk mengetahui peak mana yang merupakan milik analat (zat
target analisa) kromatogram dibandingkan dengan kromatogram standard. Cara yang paling
umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat Retention time (RT). Peak yang
mempunyai RT yang sama dengan standard umumnya akan langsung di vonis sebagai peak
milik analat. Memang senyawa/zat yang sama akan mempunyai RT yang juga sama, dengan
catatan sample dan standard dijalankan dengan kondisi dan sistem HPLC yang sama. Namun
32
bukan berarti RT yang sama pasti merupakan zat/senyawa yang sama. Disinilah para analis
biasanya terkecoh.
Jadi, melihat RT sebetulnya belumlah cukup untuk mengidentifikasi suatu zat. Hal
lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang sama akan
mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua zat berbeda,
maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang berlainan, meskipun memiliki RT
yang sama. Beberapa parameter penting yang perlu diperhatikan di dalam analisis HPLC
adalah :
1. Kolom
Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm (dan mungkin kurang
dari nilai ini) dengan panjang 150 sampai 250 mm. Kolom yang biasa digunakan untuk
analisa adalah bentuk kolom fase balik. Kolom diisi dengan partikel silika yang dimodifikasi
menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada permukaannya
secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18. Sebagai contoh, pelarut polar digunakan
Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar dan molekul
polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak akan sekuat atraksi
antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika (fase diam) dan molekul-molekul
polar dalam larutan. Oleh karena itu, molekul-molekul polar dalam campuran akan
dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi gaya van der Waals. Senyawa-senyawa ini
juga akan kurang larut dalam pelarut karena membutuhkan pemutusan ikatan hydrogen
33
sebagaimana halnya senyawa-senyawa tersebut berada dalam molekul-molekul air atau
metanol misalnya. Oleh karenanya, senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam
larutan dan akan bergerak lambat dalam kolom.Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan
Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa, misalnya kolom C18 yang
dapat digunakan untuk analisa carotenoid, protein, lovastatin, dan sebagainya. Namun ada
juga kolom yang khusus dibuat untuk tujuan analisa tertentu, seperti kolom Zorbax
carbohydrat (Agilent) yang khusus digunakan untuk analisa karbohidrat (mono-, di-,
polysakarida). Keberhasilan proses separasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis kolom
2. Komposisi Eluen
Komposisi eluen meliputi jenis dan perbandingan eluen yang digunakan. Ada 2
macam eluen, yakni pelarut nonpolar untuk fase normal, seperti heksan, dan pelarut polar
untuk fase balik, seperti campuran air dan alkohol, yakni metanol.
3. Volume Injeksi
Sampel yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam kolom secara otomatis atau
manual melalui injeksi. Volume injeksi sangat tepat karena mempunyai sampel loop dengan
variabel volume (misalnya 20 500 L). Injeksi sampel dapat dilakukan melalui manual
4. Detektor
34
Detektor merupakan suatu bagian integral dari sebuah peralatan analitik kromatografi
cair yang modern. HPLC mempunyai keunggulan dibanding kromatografi lain, yaitu
Berdasarkan pengukuran diferensial suatu sifat yang dimiliki baik oleh molekul sampel
Detektor indeks bias merupakan detektor yang juga luas penggunaannya setelah
detektor ultraviolet. Dasarnya ialah pengukuran perbedaan indeks bias fase gerak murni
dengan indeks bias fase gerak yang berisi komponen sampel, sehingga dapat dianggap
sebagai detektor yang universal pada HPLC. Detektor ini kurang sensitif dibanding dengan
Detektor konduktivitas
Detektor tetapan dielektrika
Berdasar pengukuran suatu sifat yang spesifik dari molekul sampel (disebut solute property
sinar ultraviolet (untuk detektor ultraviolet) dan sinar tampak (untuk detektor visibel).
Detektor ultraviolet merupakan detektor yang paling luas digunakan karena sensitivitas dan
35
untuk pendeteksian senyawa-senyawa organic. Detektor UV dilengkapi dengan pengatur
disesuaikan dengan jenis cuplikan yang diukur. Walaupun demikian, biasanya panjang
gelombang UV yang digunakan adalah pada 254 nm karena kebanyakan senyawa organic
Detektor fotometer inframerah juga dapat digunakan pada HPLC. Dengan detektor ini dapat
dibuat pola spektrum infra merah dari komponen sampel sehingga gugus-gugus
fungsionalnya dapat diketahui.
Chart Speed
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bangkoyoy.com/2010/10/bakteri-koliform-fekal-fecal-coliform.html.
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif
Bishop, Paul L. 1983. Marine Pollution and its Control. New York, MC Graw-Hill Book Co.
36
Cole, G. A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc., Illionis, USA.
401 p
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Institut Pertanian Bogor. Press. Bogor. 259 hal.
McNeely et al., 1979 dalam Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Press. Bogor.
259 hal.
Sawyer dan McCarty, 1978 dalam Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Press. Bogor.
259 hal.
37
LA M P I R A N
38
Turbidimeter Gelas Kimia
DAFTAR ISI
Halaman
39
DAFTAR ISI.............................................................................................. i
A. Kekeruhan .................................................................................... 1
B. Padatan (TDS,TSS,TVS)........................................................................ 4
C. Amoniak Nitrogen.................................................................................. 7
D. Lemak dan Minyak................................................................................ 10
E. Bakteri Coliform..................................................................................... 15
F. Spetrofotometer Serapan Atom .............................................................. 22
G. Khromatografi........................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 37
LAMPIRAN.............................................................................................. 38
DAFTAR TABEL
Halaman
40
1. Hubungan antara nilai TDS dan salinitas............................................... 6
DAFTAR GAMBAR
Halaman
LAPORAN PRAKTIKUM KE 2
PENGELOLAAN PENCEMARAN PERAIRAN
41
Disusun oleh:
NENENG MARLIAN
(C251114051)
42