Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

INSTRUMEN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Iman Setyo Wiguna


05061281722026

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang


Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan
kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat
praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat
tersebut. Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun
praktikum terutama dalam proses praktikum kimia. Ada banyak sekali alat-alat
yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan
atau pun proses penilitian tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat
laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur
pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar
penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang
baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit
mungkin. Hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar.
Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
(Apriyanto, 2000).
Salah satu yang utama dalam kemahiran penggunaan peralatan laboratorium
tersebut adalah pengetahuan tentang kegunaan/fungsi masing-masing peralatan
laboratorium itu. Ini sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang yang sedang
menekuni bidang riset/penelitian di laboratorium. Ada juga hal yang harus
diperhatikan ialah kebersihan dari alat yang akan digunakan. Kebersihan alat
dapat mengganggu hasil praktikum. Apabila alat yang digunakan tidak bersih,
maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (Winarno, 2002).
Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat –
alat tersebut dengan tepat pada saat sebelum dimulainya praktikum secara aktif.
Sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi
kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini sangat
penting demi kelancaran praktikum kita selanjutnya. Dalam sebuah praktikum,
tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat yang akan
digunakan dalam praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk menggunakannya. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus
menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian
gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah
digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau
sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat
dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu
pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan
menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Abdullah, 2014).Mengingat
betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan laboratorium,
maka praktikum pengenalan alat laboratorium dirasa penting agar setiap
praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa
terjadi hal – hal yang tidak di inginkan. (Astuti, 2009).

1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memperkenalkan instrumen yang biasa
digunakan untuk kegiatan mikrobilogis baik fungsi maupun penggunaannya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi


Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada
keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan
melancarkan berlangsaungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan
alat sangat diperlukan. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan
untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai
dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah
agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,
sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit
mungkin. Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang
bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan
yang ada di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak
jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika
tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan.
Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun
sama tapi ukurannya berbeda. (Suzuki, 1981).
Antony Van Leeuwenhoek (1632- 1732) ialah orang yang pertama kali
mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia
dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga
sama sekali keadaannya. Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari
pengeram (inkubator), autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap,
pipet ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose. Pengujian
total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan. Metode hitungan
cawan palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada bahan
pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium plate count agar (PCA),
tabung reaksi, cawan petri, pipet, incubator. (Safitri dan Swarastuti, 2011).
2.2. Bahan Kimia Laboratorium Mikrobiologi
Zat kimia atau bahan kimia, yang juga dikenal sebagai zat murni adalah
suatu bentuk materi yang memiliki komposisi kimia dan sifat karakteristik
konstan. Ia tidak dapat dipisahkan menjadi komponen dengan metode pemisahan
fisika, yaitu tanpa memutus ikatan kimia. Zat kimia bisa berupa unsur kimia,
senyawa kimia, ion atau paduan. Zat kimia sering disebut 'murni' untuk
membedakannya dari campuran. Contoh umum zat kimia adalah air murni; ia
memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama, baik
diisolasi dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Zat kimia lain yang biasa
ditemui dalam bentuk murni adalah intan (karbon), emas, garam meja (natrium
klorida) dan gula pasir (sukrosa). Namun, pada praktiknya, tidak ada zat yang
sepenuhnya murni, dan kemurnian kimia ditentukan sesuai dengan penggunaan
zat kimia yang dimaksud. Zat kimia berada sebagai zat padat, cairan, gas, atau
plasma, dan dapat berubah antara fase materi ini dengan perubahan suhu atau
tekanan. Zat kimia dapat digabungkan atau diubah menjadi zat lain melalui reaksi
kimia. Bentuk energi, seperti cahaya dan panas, bukan materi, dan karena itu
dalam hal ini bukan termasuk zat. (Peranginangin et al., 1999).
Zat kimia (juga disebut zat murni) didefinisikan sebagai "semua material
dengan komposisi kimia tertentu" dalam pendahuluan buku teks kimia
umum.Menurut definisi ini, sebuah zat kimia dapat berupa unsur kimia murni atau
senyawa kimia murni. Tetapi, terdapat pengecualian untuk definisi ini; suatu zat
dapat juga didefinisikan sebagai suatu bentuk materi yang memiliki baik
komposisi yang pasti dan sifat yang berberda. Indeks zat kimia yang diterbitkan
oleh CAS juga mencakup beberapa paduan dengan komposisi yang tidak tentu.
Senyawa non stoikiometri adalah kasus khusus (dalam kimia anorganik) yang
melanggar hukum komposisi konstan, dan untuk mereka, kadang-kadang sulit
untuk menarik garis antara campuran dan senyawa, seperti dalam kasus paladium
hidrida. Dapat dijumpai definisi bahan kimia atau zat kimia yang lebih luas,
misalnya: istilah bahan kimia adalah segala zat organik atau anorganik dengan
identitas molekul tertentu, termasuk segala kombinasi zat yang terjadi seluruhnya
atau sebagian sebagai hasil eraksi kimia atau terjadi secara alami.. Dua yang
terakhir mengandung banyak zat kimia; namun, identitas mereka dapat tetap.
(Schwarz dan Lee, 1988).
2.3. NaOH
Natrium hidroksida, juga dikenal sebagai lindi (lye) dan soda kaustik atau
soda api, adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia NaOH. Senyawa
ini merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih yang tersusun dari kation
natrium Na+ dan anion hidroksida OH−. Natrium hidroksida merupakan basa dan
alkali yang sangat kaustik, mampu menguraikan protein pada suhu lingkungan
biasa dan dapat menyebabkan luka bakar bila terpapar. Senyawa ini sangat larut
dalam air, dan dengan mudah menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari
udara. Senyawa ini membentuk hidrat dengan rumus NaOH·nH2O. Senyawa
monohidratnya NaOH·H2O mengkristal dari larutan berair pada rentang suhu
antara 12,3 hingga 61,8 °C. Natrium hidroksida yang tersedia secara komersial
sering kali merupakan senyawa monohidrat ini, dan data yang dipublikasikan
mungkin merujuk pada senyawa ini dan bukan senyawa anhidratnya. Sebagai
salah satu hidroksida paling sederhana, natrium hidroksida sering digunakan
bersama air yang bersifat netral dan asam klorida yang bersifat asam sebagai
penunjuk skala pH pada pembelajaran di sekolah dan kampus. Natrium hidroksida
digunakan di banyak industri: dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air
minum, sabun dan deterjen, dan sebagai pembersih saluran. Produksi di seluruh
dunia pada tahun 2004 kira-kira mencapai 60 juta ton, sedangkan permintaan
terhadap senyawa ini mencapai 51 juta ton. (Imerson, 1992).
Natrium hidroksida murni adalah padatan kristal tidak berwarna yang
meleleh pada suhu 318 °C (604 °F) tanpa terurai, dan dengan titik didih pada suhu
1388 °C (2530 °F). Senyawa ini sangat larut dalam air, dengan kelarutan yang
rendah dalam pelarut polar seperti etanol dan metanol. NaOH tidak larut dalam
eter dan pelarut non-polar lainnya. Serupa dengan hidrasi asam sulfat, pelarutan
natrium hidroksida padat dalam air merupakan reaksi yang sangat eksotermis
sehingga mampu menghasilkan sejumlah besar panas ke lingkungan, dan
mengancam keselamatan melalui potensi paparan melalui percikan. Larutan yang
dihasilkan umumnya tidak berwarna dan tidak berbau. Layaknya larutan alkali
lainnya, senyawa ini terasa licin bila mengalami kontak dengan kulit akibat proses
saponifikasi yang terjadi antara NaOH dan minyak alami pada kulit. Natrium
hidroksida bereaksi dengan asam protik menghasilkan air (Imerson, 1992).
2.4. Alkohol
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon
lain. Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol, dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan
alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah
etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas
lagi. Kelas alkohol yang penting, dimana metanol dan etanol adalah bagian yang
paling sederhana, mencakup semua senyawa yang memiliki rumus umum
CnH2n+1OH. Akhiran -ol muncul dalam penamaan kimia IUPAC bagi seluruh
zat yang terdapat gugus hidroksil sebagai gugus fungsional dengan prioritas
tertinggi. Ketika gugus dengan prioritas yang lebih tinggi hadir di dalam senyawa
tersebut, awalan hidroksi- digunakan dalam nama IUPAC-nya. Akhiran -ol dalam
nama non-IUPAC (seperti parasetamol atau kolesterol) juga biasanya
menunjukkan bahwa zat tersebut adalah alkohol. Namun, banyak zat yang
mengandung gugus fungsi hidroksil (terutama gula, seperti glukosa dan sukrosa)
memiliki nama yang tidak memasukkan akhiran -ol, maupun awalan hidroksi-.
(Astuti, 2009).
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada
minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan
rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan
"Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). Fermentasi gula menjadi etanol
merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia.
Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu.
Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri sering kali
dihasilkan.(Astuti, 2009).
2.5. Colony Counter
Colony Counter adalah unit digunakan dalam mikrobiologi untuk
memperkirakan jumlah yang layak bakteri atau jamur sel dalam sampel. Layak
didefinisikan sebagai kemampuan untuk berkembang biak melalui pembelahan
biner dalam kondisi yang terkendali. Menghitung dengan unit pembentuk koloni
membutuhkan pembiakan mikroba dan hanya menghitung sel yang hidup, berbeda
dengan pemeriksaan mikroskopis yang menghitung semua sel, hidup atau mati.
Penampilan visual koloni dalam kultur sel memerlukan pertumbuhan yang
signifikan, dan saat menghitung koloni tidak pasti apakah koloni tersebut muncul
dari satu sel atau sekelompok sel. Mengekspresikan hasil sebagai unit pembentuk
koloni tidak membedakan. (Winarno et al., 1980).
Colony Counter merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung jumlah
microba pada cawan petri atau media lainnya dengan menggunakan sinar dan luv.
Aplikasi colony counter yang umum biasanya digunakan untuk pengujian Ames,
uji mutasi bakteri, dan koloni bakteri E. coli. dll. Menghitung koloni dengan mata
tanpa bantuan adalah tugas yang lamban, membosankan, dan merusak pandangan.
Penghitung koloni IUL memudahkan dan mempercepat proses ini dengan
penggunaan lampu LED dan luv yang berkualitas tinggi. User dapat menandai
koloni yang terdeteksi dengan penanda khusus, sedangkan tampilan digital akan
meningkatkan jumlah total. Pointer yang bisa langsung menghubungi koloni juga
tersedia. Jenis colony counter ada yang otomatis dan semi otomatis, untuk yang
otomatis adalah penghitungan jumlah sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem
komputerisasi. Sedangkan yang semi otomatis adalah perhitungan dengan cara
menyentuh bakteri yang tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis.
Pada alat Colony Counter, penghitungan jumlah koloni bakteri dipermudah
dengan adanya counter electronic. Dengan adanya counter tersebut peneliti tinggal
menandai koloni bakteri yang dihitung dengan menggunakan pen yang terhubung
dengan counter. Setiap koloni yang ditandai maka counter akan menghitung. Pada
tugas akhir ini akan dibuat suatu alat untuk inkubasi bakteri dilengkapi dengan
colony counter dilengkapi dengan pengaturan suhu dan waktu. (Winarno et al.,
1980).

2.6. Erlenmeyer
Sebuah labu Erlenmeyer, juga dikenal sebagai labu berbentuk kerucut,
adalah jenis labu laboratorium yang banyak digunakan. Memiliki tubuh berbentuk
kerucut, leher silinder dan dilengkapi dengan dasar yang datar. Alat ini dinamai
menurut nama kimiawan asal Jerman Emil Erlenmeyer, yang menciptakannya
pada tahun 1860. Memiliki dasar yang lebar, dan sisi yang melengkung ke atas,
tentunya labu ini bisa dibangun dari plastik atau kaca, dalam berbagai volume.
Mulut labu erlenmeyer dapat mempunyai bibir manik-manik yang dapat
dihentikan menggunakan selembar kapas, karet bug atau gabus atau jenis stopper
lainya. Sebagai alternatif, leher erlenmeyer ini dilengkapi kaca ground atau
konektor lainnya yang digunakan dengan sumbat khusus. (Muchtadi dkk., 2010).
Leher yang sempit dan sisi yang meruncing pada labu ini akan
memungkinkan isi labu dicampur dengan cara diputar-putar, tanpa takut
tertumpah, dengan begitu sangat cocok untuk titrasi. Fitur seperti ini juga
membuat labu sesuai digunakan untuk cairan mendidih. Uap panas yang
mengembun pada bagian atas labu, akan mengurangi kehilangan pelarut. Pada
dasarnya labu erlenmeyer ini digunakan sebagai alat untuk mengukur,
menyimpan, dan mencampur cairan. Alat laboratorium yang satu ini merupakan
salah satu alat paling umum yang digunakan di dalam laboratorium kimia. Ukuran
paling umum dari erlenmeyer ini adalah 250 ml hingga 500 ml, tetapi juga ada
yang berukuran 50 ml, 125 ml, 250 ml, hingga 1000 ml. Selain itu, labu
erlenmeyer juga dapat digunakan di dalam mikroba, yang digunakan untuk
persiapan kultur mikroba. Erlenmeyer yang digunakan pada kultur sel disterilkan
dan kemungkinan mempunyai penutup yang tertutup guna meningkatkan
pertukaran gas selama terjadinya inkubasi dan bergetar. Volume cairan yang
digunakan minimal, biasanya tidak lebih seperlima dari volume labu total. Pada
intinya adalah labu erlenmeyer ini digunakan sebagai tempat atau wadah
penyimpanan media atau larutan. Dan juga dapat digunakan dalam mencampur
larutan kimia yang nantinya digunakan untuk uji laboratorium. Labu Erlenmeyer
adalah salah satu perangkat dari uji laboratorium berbentuk seperti botol. Ada
banyak alat laboratorium yang memang terbuat dari bahan pyrex (bahan sejenis
mika, namun bukan kaca). Namun, pemakaian alat lab yang berbahan pyrex ini
tidak boleh dilakukan secara asal. (Muchtadi dkk., 2010).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Tempat Dan Waktu


Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik Program Studi Teknologi
Hasil Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya dilaksanakan pada hari
Jumat, 19 Februari 2021, pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai, dilaksanakan
secara online melalui aplikasi tatap muka zoom.

3.2. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi
Akuatik adalah dengan menyimak video yang di tampilkan.

3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Membuka link video yang telah diberikan.
2. Menonton dan menyimak video 1.
3. Menonton dan menyimak video 2.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum Instrumen Laboratoriu Mikrobiologi ialah
sebagai berikut:
4.1.1. Peralatan yang umum digunakan di laboratoium mikrobiologi
No Nama Alat Gambar Alat Fungsi Prosedur
Penggunaan
1 Colony untuk menghitung
counter koloni bakteri yang
ditumbuhkan dimedia
yang disimpan dalam
cawan petri

2 Pipet tetes Untuk mengambil


cairan dalam volume
kecil.

3 Gelas Ukur Untuk mengukur


jumlah suatu larutan
yang akan digunakan

4 Erlenmeyer Tempat zat dan


sebagai tempat titrasi.
5 mikroskop sebuah alat untuk
melihat objek yang
sangat kecil ( tidak
bisa dilihat dengan
mata telanjang).

6 Pipet Ukur Untuk mengambil


larutan dengan
ketelitian berskala
0,01 mm.

7 Beker glass Sebagai tempat


menaruh larutan
sementara.

8 Cawan petri Sebagai tempat media


untuk menumbuhkan
bakteri.

9 Autoclave Untuk mensterilkan


alat –alat pada suhu
121oC.

10 Corong Untuk proses filtrasi


11 Penjepit Untuk mengambil
atau sambil
tabung
memegang tabung
reaksi reaksi pada saat
proses pemanasan.

12 Tabung Untuk
menghomogenkan
reaksi
dan me reaksi larutan
kimia

13 Spatula Untuk mengambil


sampel padatan suatu
senyawa

14 Batang Untuk mengaduk


suatu larutan.
pengaduk

15 Bunsen

Untuk memanaskan
suatu cairan dan
untuk sterilisasi.

16 Incubator alat laboratorium


yang digunakan
sebagai tempat
inkubasi bakteri.
17 Jarum ose biasanya digunakan
pada inokulasi
dengan cara metode
gores pada media
agar.

18 Pembakar Untuk memanaskan


larutan dan dapat
Bunsen
pula digunakan untuk
sterilisasi dalam
proses suatu proses

19 Hotplate Untuk memanaskan


larutan. Biasanya
untuk larutan yang
mudah terbakar

20 Oven Untuk mengeringkan


laboratoium alat-alat sebelum
digunakan dan
digunakan untuk
mengeringkan bahan
yang dalam keadaan
basah.

4.1.2. bahan kimia yang umum digunakan di laboratorium mikrobiologi

4.2. Pembahasan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini ialah sebagai berikut:

5.2. Saran
Semoga pada praktikum berikutnya akan menjadi praktikum yang lebih
baik lagi dari praktikum sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai