0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan17 halaman
Dokumen ini membahas tentang hasil wawancara mengenai metode penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Sumatera Selatan. Dua metode yang diwawancarai adalah pancing dan bubu udang. Pancing lebih banyak digunakan karena dianggap lebih menyenangkan dan efektif untuk daerah rawa-rawa.
Dokumen ini membahas tentang hasil wawancara mengenai metode penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Sumatera Selatan. Dua metode yang diwawancarai adalah pancing dan bubu udang. Pancing lebih banyak digunakan karena dianggap lebih menyenangkan dan efektif untuk daerah rawa-rawa.
Dokumen ini membahas tentang hasil wawancara mengenai metode penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Sumatera Selatan. Dua metode yang diwawancarai adalah pancing dan bubu udang. Pancing lebih banyak digunakan karena dianggap lebih menyenangkan dan efektif untuk daerah rawa-rawa.
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya 2020 Pengertian Metode Penangkapan Ikan Metode penangkapan ikan adalah metode yang digunakan untuk menangkap ikan yang terdiri dari tangkap tangan, tombak, jaring, rawai, dan jebakan ikan. Istilah ini tidak hanya ditujukan untuk ikan, tetapi juga untuk penangkapan hewan air lainnya seperti mollusca, cephalopoda, dan invertebrata lainnya yang bisa dimakan. Terdapat hubungan antara efektivitas berbagai metode penangkapan ikan dengan pengetahuan mengenai ikan dan perilakunya, seperti migrasi ikan, bagaimana ikan mencari makan, dan habitatnya, karena metode amat ditentukan oleh jenis spesies dan habitatnya. Alat Tangkap Berdasarkan Hasil Wawancara 1. Pancing Pancing atau Joran adalah salah satu alat penangkap ikan yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu: tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuai dengan jenisnya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti: tangkai (pole), pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara pengoperasiannya bisa di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan, maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain. Alat Tangkap Pertama Yang digunakan 2. Bubu udang Bubu udang merupakan alat tangkap berbentuk seperti pot bunga atau kerucut terpancung yang digunakan untuk menangkap udang. Bubu udang termasuk kedalam klasifikasi alat tangkap perangkap non ikan. Konstruksi bubu udang terbuat dari kerangka besi masif dengan diameter 12 mm. Bentuknya seperti kerucut terpancung. Tinggi kerangka 42 cm, diameter bagian atas 60 cm dan dasar 79 cm. Kerangka perangkap diselimuti oleh jaring multifilament polyethylene (PE) 400 D/9 dengan ukuran mata 2 cm. Gambar dapat dilihat pada lampiran. Bubu udang dioperasikan dengan cara teruntai atau terpisah. Pada setiap pengoperasian, jumlah perangkap yang dioperasikan sebanyak 9 buah. Setiap 3 perangkap dikelompokkan dalam satu rangkaian dan terhubung dengan tali utama. Contoh Alat Tangkap Yang Digunakan Wawancara pertama dilakukan di Sekojo Ujung, Palembang, Sumatera Selatan, pada tanggal 28 Oktober 2020 Pukul 02:00 siang hingga selesai. Identitas Narasumber: Nama:Yudi Umur:45 Tahun Tanggungan Keluarga:4 orang Pendidikan Terakhir: SMA Pekerjaan lain: Security Hasil Wawancara Bapak Yudi adalah seorang warga yang hobi menangkap ikan dengan mengggunakan alat pancing. Harga alat pancing yang bapak ini gunakan adalah Rp.100.000. Ikan yang biasa bapak ini tangkap beragam, mulai dari ikan betok, ikan Patin, dan ikan Seluang. Hasil tangkapan bapak Yudi ini tidak dijual, melainkan dikonsumsi, atau diberikan kepada tetangga. Wawancara kedua dilakukan di Lebak Murni, Sako Baru, Sumatera Selatan, pada tanggal 4 November 2020 Pukul 01:00 siang hingga selesai. Identitas Narasumber: Nama: Imam Umur: 32 Tahun Pekerjaan lain: Berdagang warung. Pendidikan Terakhir: SMA Tanggungan Keluarga: 2 Orang Hasil Wawancara Bapak Imam adalah seorang warga yang menangkap udang, menggunakan bubu udang. Bapak Imam membeli bubu ini seharga Rp.25.000, dan juga bapak Imam membeli umpan untuk udang seharga RP.5.000. Hasil dari bubu ini bapak Imam gunakan untuk dijual, atau dijadikan umpan pancing. Sekali memasang bubu, bapak Imam dapat menghasilkan hingga 1 kilogram udang. Kesimpulan Adapun hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 28 Oktober dan 4 November 2020 ini membuat saya dapat menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan yang saya dapat adalah banyak orang menggunakan pancing, daripada bubu udang ini, karena selain lebih menyenangkan menggunakan pancing, pancing juga lebih efektif di daerah rawa- rawa ini. Oleh karena itulah, banyak orang yang menggunakan pancingan.