Anda di halaman 1dari 10

PANCING

(LINE FISHING)

1. Pengertian
Penangkapan ikan yang menggunakan pancing biasa disebut dengan Line Fishing. Istilah lain
disebut juga dengan Hook and Line atau Anggling yaitu alat tangkap yang terdiri dari tali dan pancing.
Dibandingkan dengan alat-alat penangkapan ikan lainnya, alat pancing inilah yang prinsipnya tidak
banyak mengalami kemajuan. Karena hanya melekatkan umpan pada mata pancing, lalu pancing diberi
tali. Setelah umpan dimakan ikan maka mata pancing juga akan termakan oleh ikan dan dengan tali
manusia menarik ikan ke kapal atau ke darat. Dalam teknisnya banyak mengalami kemajuan, misalnya
benang yang dipakai berwarna sedemikian rupa sehingga tidak tampak dalam air, umpan diberi bau-bauan
sehingga dapat memberikan rangsangan untuk dimakan, bentuknya diolah sedemilian rupa sehingga
menyerupai umpan yang umum disenangi oleh ikanyang menjadi tujuan penangkapan secara alamiah.
Sebagai alat penangkapan ikan, alat pancing terdiri dari mata pancing, tali pancing, umpan dan
berbagai perlengkapan lainnya seperti joran, pelampung, pemberat, dan lain-lain. Dibandingkan dengan
alat penangkapan ikan lainnya, menurut Ayodhyoa (1981) alat penangkapan ini mempunyai segi-segi positif
yaitu :

1. Alat-alat pancing tidak susah dalam strukturnya dan operasinya dapat dilakukan dengan mudah.
2. Organisasi usahanya kecil, sehingga dengan modal sedikit usaha sudah dapat berjalan (bergantung jenis
usaha pancingnya), manusia sedikit usaha sudah dapat dijalankan.
3. Syarat-syarat fishing groundnya relative sedikit dan dapat dengan bebas memilih.
4. Pengaruh cuaca, suasana laut dan sebagainya relatif kecil.
5. Ikan-ikan yang tertangkap seekor demi seekor sehingga kesegarannya dapat dijamin.

Namun ada pula beberapa kelemahannya yaitu :

1. Dibandingkan dengan perikanan jaring, maka untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak
jumlahnya dalam waktu yang singkat tidak mungkin dilakukan.
2. Memerlukan umpan, sehingga ada tidaknya umpan akan berpengaruh terhadap jumlah kali operasi yang
dapat dilakukan.
3. Keahlian perseorangan sangat menonjol, pada tempat, waktu dan syarat-syarat lainnya sama, hasil
tangkapn yang diperoleh belum tentu sama dengan orang lain.
4. Pancing terhadap ikan adalah pasif, dengan demikian tertangkapnya ikan tersebuut sangat ditentukan
oleh tertariknya ikan untuk memakan umpan.
Pancing adalah salah satu alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat ramai, terlebih
dikalangan nelayan. Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu tali (line), dan
mata pancing (hook). Tali pancing biasa dibuat dari bahan benang katun, – nilon, – polyethilene, plastik
(senar), dan lain-lain. Sedangkan mata pancingnya (mata kailnya) dibuat dari kawat baja, – kuningan atau
bahan lain yang tahan karat. Mata pancing tersebut umumnya ujungnya berkait balik, namun ada juga
yang tanpa kait balik. Jumlah mata pancing yang terdapat pada tiap perangkat (satuan) pancing itu bisa
tunggal maupun ganda (dua – tiga buah) bahkan banyak sekali (ratusan sampai ribuan) tergantung dari
jenis pancingnya. Sedangkan ukuran mata pancing bervariasi, disesuaikan dengan besar kecilnya ikan yang
akan ditangkap (dipancing).

2. Jenis – Jenis Pancing (Line Fishing)

Berbeda dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka berbeda pula pancing yang
digunakan. Dengan demikian struktur pancing juga akan berbeda sehingga akan terlihat banyak sekali
variasi dari alat pancing ini. Sehubungan dengan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka fishing
ground dimana ikan itu berada akan berbeda pula kondisinya, dengan demikian maka cara yang dilakukan
akan berbeda pula. Secara garis besar line fishing banyak jenisnya, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Hand Lines
Hand lines adalah alat pancing yang sangat paling sederhana. Biasanya terdiri dari pancing, tali pancing
dan pemberat serta dioperasikan oleh satu orang dan tali pancing langsung ketangan. Dari semua
kelompok alat tangkap maka hand lines merupakan pancing yang sederhana. Alat ini hanya terdiri dari
tali pancing, pancing dan umpan. Kemudian operasionalnya sangat sederhana karena bisa dilakukan
oleh seorang pemancing. Jumlah mata pancing bisa satu buah, juga lebih, dan dapat menggunakan
umpan hidup maupun umpan palsu. Pemancingan dapat dilakukan di rumpon dan perairan lainnya.
Ukuran pancing dan besarnya tali disesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Jika hand lines yang digunakan untuk menangkap ikan tuna tentu ukurannya lebih besar. Biasanya
digunakan tali monofilament dengan diameter 1,5-2,5 mm dengan pancing nomor 5-1 dan ditambahkan
pemberat timah. Jenis pancing ini ada yang dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang
ada di pantai, dari perahu maupun kapal.
2. Huhate ( Pole and Line )
Pole and line yaitu pancing yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan cakalang, tuna, tongkol. Pancing
ini terdiri dari joran, tali pancing dan umpan. Pole and line biasa disebut dengan “huhate” sebagai
penangkap ikan alat ini sangat sederhana desainnya, hanya terdiri dari joran, tali, dan mata pancing.
Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk
merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan.

Diskripsi alat tangkap pole and line ini adalah sebagi berikut:
Joran (galah). Bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan mempunyai tingkat elastisitas yang
baik. Yang umum digunakan adalah bambu yang berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 – 2,5 m
dengan diameter pada bagian pangkal 3 – 4 cm dan bagian unjuk sekitar 1 – 1,5 cm. Sebagaimana
telah banyak digunakan joran dari bahan sintesis seperti plastik atau fibres.
Tali utama (main line). Terbuat dari bahan sintesis polyethylene dengan panjang sekitar 1,5 – 2 m
yang disesuaikan dengan panjang joran yang digunakan, cara pemancingan, tinggi haluan kapal dan
jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor tali adalah No 7.
Tali sekunder. Terbuat dari bahan monopilament berupa tasi berwarna putih sebagai pengganti
kawat baja (wire leader) dengan panjang berkisar 20 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat gigitan ikan cangkalang.
Mata pancing (hook) yang tidak berkait balik. Nomor mata pancing yang digunakan adalah 2,5 – 2,8.
Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk slinder dengan panjang sekitar 2 cm dan
berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap dan menarik perhatian ikan
cangkalang. Selain itu, pada sisi luar silender terdapat cincin sebagai tempat mengikat tali sekunder.
Di bagian mata pancing dilapisi dengan guntingan tali rapia berwarna merah yang membungkus
rumbia-rumbia tali merah yang juga berwarna sebagai umpan tiruan. Pemilihan warna merah ini
disesuaikan dengan warna ikan umpan yang juga berwarna merah sehingga menyerupai ikan umpan.

Teknik operasi penangkapan ikan menggunakan pole and line yaitu;


Setelah semua persiapan telah dilakukan, termasuk penyediaan umpan hidup, maka dilakukan
pencarian gerombolan ikan oleh seorang pengintai yang tempatnya biasanya dianjungan kapal, dan
menggunakan teropong. Pengoperasian bisa juga dilakukan didekat rumpon yang telah dipasang
terlebih dahulu. Setelah menemukan gerombolan ikan harus diketahui arah renang ikan tersebut baru
kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut. Sementara pemancing sudah harus bersiap masing-
masing pada sudut kiri kanan dan haluan kapal. Cara mendekati ikan harus dari sisi kiri atau kanan dan
bukan dari arah belakang. Pelemparan umpan dilakukan oleh bouy-bouy setelah diperkirakan ikan telah
berada dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun kearah haluan kapal. Pelemparan
umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju
haluan kapal. Pada saat pelemparan umpan tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan agar ikan
tetap berada didekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin kapal
dimatikan. Sementara jumlah umpan yang dilemparkan kelaut dikurangi, mengingat terbatasnya umpan
hidup. Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin mengingat kadang-kadang
gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas
dari mata pancing dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Pemancingan biasanya berlangsung 15 – 30
menit. Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing disebabkan pada
saat joran disentuhkan ikan akan jatuh keatas kapal dan terlepas sendiri dari mata pancing yang tidak
berkait. Berdasarkan pengalaman atau keahlian memancing nelayan, pemancing kadang dikelompokkan
kedalam pemancing kelas I, II, dan III. Pemancing kelas I (lebih berpengalaman) ditempatkan dihaluan
kapal, pemancing kelas II ditempatkan disamping kapal, dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas III
ke samping kapal agak jauh dari haluan. Untuk memudahkan pemancingan, maka pada kapal Pole and
Line dikenal adanya ”flying deck” atau tempat pemancingan. Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat
pemancingan adalah menghindari ikan yang telah terpancing, jatuh kembali kelaut. Hal ini akan
mengakibatkan gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam dan
meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil waktu.
Disamping itu, banyaknya ikan-ikan kecil diperairan sebagai natural bait akan menyebabkan kurangnya
hasil tangkapan. Jenis-jenis ikan tuna, cakalang, dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat
tangkap Pole and Line.
3. Rawai (long line)
Rawai (long line) terdiri dari rangkaian tali utama, tali pelampung dimana pada tali utama pada jarak
tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil diameternya, dan diujung tali
cabang ini diikatkan pancing yang berumpan. Ada beberapa jenis alat tangkap long line. Ada yang
dipasang didasar perairan secara tetap pada jangka waktu tertentu dikenal dengan nama rawai tetap
atau bottom long line atau set long line yang biasa digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal. Ada
juga yang hanyut yang biasa disebut dengan Surface long line, biasanya untuk menangkap ikan-ikan
pelagis. Yang paling terkenal adalah tuna long line atau disebut juga dengan rawai tuna.
Bagian-bagian dari Tuna Long Line
1. Pelampung (float)
Pelampung yang digunakan pada alat tangkap tuna long line ini terdiri dari beberapa jenis yaitu
pelampung bola, pelampung bendera, pelampung radio, dan pelampung lampu. Warna pelampung
harus berbeda atau kontras dengan warna air laut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
mengenalnya dari jarak jauh setelah setting.
a. Pelampung bola
Pelampung bola biasanya dipasang pada ujung basket dari alat tangkap tersebut. Pelampung bola
ini terbuat dari bahan sintetic resin dengan diameter 35 cm dan ada yang lebih besar. Untuk alat
tangkap long line dengan jumlah basket 70 maka jumlah pelampung bola yang digunakan adalah
68 buah, pada ujungnya terdapat pipa setinggi 25 cm dan stiker scotlight yang sangat berguna
apabila alat tangkap tersebut putus maka mudah menemukannya. Untuk melindungi pelampung-
pelampung tersebut dari benturan yang dapat menyebabkan pecahnya atau retaknya pelampung
tersebut, maka pelampung tersebut dibalut dengan anyaman tali polyethilene dengan diameter 5
milimeter.
b. Pelampung Bendera
Pelampung bendera merupakan pelampung yang pertama kali diturunkan pada waktu setting
dilakukan. Biasanya diberikan tiang (dari bambu atau bahan lain) yang panjangnya bervariasi
sekitar 7 m dan diberi pelampung. Supaya tiang ini berdiri tegak maka diberi pemberat.

c. Pelampung Lampu’
Pelampung lampu ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang sumber listriknya berasal dari
baterai yang terletak pada bagian ujung atas pipa atau bawah ruang yang kedap air. Pelampung ini
dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan hauling pada malam hari. Fungsinya adalah
untuk penerangan pada malam hari dan memudahkan pencarian basket bila putus.
d. Radio Bouy
Sebuah radio bouy dilengkapi dengan transmitter dengan transmitter yang mempunyai frekuensi
tertentu. Daerah transmisinya bisa mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasiannya long line
menggunakan radio bouy, maka kapal harus dilengkapi dengan Radio Direction Finder ( RDF ).
Peralatan ini berfungsi untuk menunjukkan arah lokasi radio bouy dengan tepat pada waktu
basket putus.
e. Tali Pelampung
Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat tangkap sesuai dengan yang
dikehendaki. Tali pelampung ini biasanya terbuat dari bahan kuralon.
f. Tali Utama ( Main Line )
Tali utama atau main line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang disambung-sambung
antara satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali yang sangat panjang. Tali utama
ini harus cukup kuat karena menanggung beban dari tali cabang dan tarikan dari ikan yang terkait
pada mata pancing. Pada kedua ujung dari tiap main line dibuat simpul mata. Main line biasanya
terbuat dari bahan kuralon yang diameternya 0,25 inci atau lebih.
g. Tali Cabang ( Branch Line )
Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbedaannya hanya pada ukurannya
saja, dimana ukuran tali cabang lebih kecil dari tali utama. Satu set tali cabang ini terdiri dari tali
pangkal, tali cabang utama, wire leader yang berfungsi agar dapat menahan gesekan pada saat
ikan terkait pada pancing, dan pancing yang terbuat dari bahan baja. Umpan merupakan bagian
yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penangkapan ikan dengan tuna long line. Ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi umpan pada alat tangkap ini antara lain adalah jenis
ikan yang mempunyai sisik mengkilat dengan warna yang menarik sehingga dengan mudah dilihat
pada jarak yang jauh, kemudian tidak cepat membusuk, rangka tulangnya kuat sehingga tidak
mudah lepas dari pancing bila tidak di sambar ikan, mempunyai bau yang cukup tajam dan
merangsang serta disukai oleh ikan yang di pancing, tersedia dalam jumlah yang besar, dan murah
harganya. Ikan bandeng, ikan kembung, ikan layang, dan cumi-cumi merupakan jenis umpan yang
banyak digunakan.
h. Alat-Alat Bantu
Alat Bantu yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk mempermudah dan
memperlancar kegiatan operasi penangkapan di kapal, antara lain: radar, RDF, Line hauler, Marlin
spike, catut potong, ganco, sikat baja, jarum pembunuh, pisau, dll.
Teknik Operasi Penangkapan ikan menggunakan rawai ( long line ), yaitu;
Setelah semua persiapan telah selesai dan telah tiba pada suatu fishing ground yang telah
ditentukan. Setting diawali dengan waktu yang dipergunakan untuk melepas pancing 0,6 menit/
pancing. Pelepasan pancing dilakukan menurut garis yang menyerong atau tegak lurus pada arus. Waktu
melepas pancing biasanya tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi pada saat ikan
sedang giat mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian pada siang hari dapat pula dilakukan.
Penarikan alat tangkap dilakukan jika telah berada pada dalam air selama 3-6 jam. Penarikan dilakukan
dengan menggunakan line hauler yang diatur kecepatannya. Masing-masing anak buah kapal ( ABK )
telah mengetahui tugasnya sehingga alat tangkap dapat di atur dengan rapi. Lamanya penarikan alat
tangkap sangat ditentukan oleh banyaknya hasil tangkapan dan faktor cuaca. Penarikan biasanya
memakan waktu 3 menit/ pancing.

4. Pancing Tonda ( Troling Line )


Pancing Tonda adalah pancing yang diberi tali panjang dan di tarik oleh perahu atau kapal. Pancing
diberi umpan ikan segar atau buatan yang karena pengaruh tarikan bergerak di dalam air sehingga
merangsang ikan buas menyambarnya. Namun, untuk penangkapan tuna besar alat ini belum umum
dipakai karena swimming layer ikan ini jauh lebih dalam dari operation depth dari tonda yang ada.
Dengan menggunakan sistem pemberat, papan selam, atau tabung selam dan dikombinasikan dengan
perhitungan kecepatan kapal, maka operation depth dari pancing dapat diatur mendekati swimming
layer tuna. Dengan demikian alat ini memungkinkan menangkap tuna. Pengoperasian tonda
memerlukan perahu atau kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan sasaran. Biasanya
pancing di tarik dengan kecepatan 2-6 knott tergantung jenisnya. Ukuran perahu atau kapal yang dipakai
berkisar antara 0,5-10 GT. Utuk sub surface trolling ukuran kapal dan kekuatannya harus lebih besar dan
dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan bantu terutama untuk menggulung tali. Alat tangkap ini
ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan palagis yang biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan mempunyai kualitas daging setengah mutu tinggi. Jenis-jenis ikan yang menjadi
tujuan penangkapan antara lain jenis ikan bonito ( Scomberomerous sp. ), tuna, salmon, cakalang,
tengiri dan lainnya. Melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak terlalu cepat,
dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang umumnya tersembunyi
dalam umpan buatan. Ikan-ikan akan memburu dan menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini
tentu saja memungkinkan mereka tertangkap. Sainsbury ( 1986 ) menegaskan bahwa kunci keberhasilan
penangkapan umumnya banyak ditentukan oleh :
 Kemampuan pendugaan tempat-tempat pengkonsentrasian daerah yang banyak didiami jenis-jenis
ikan menjadi tujuan penangkapan ;
 Kesiapan ikan-ikan untuk memekan umpan ;
 Kemampuan untuk mengetahui keadaan suhu dan gradiasi suhu maupun termoklin yang ada di
daerah penangkapan tersebut, karena ikan-ikan pelagis yang hidup dekat permukaan ini umumnya
sangat sensitif terhadap hal ini ;
 Bunyi yang dihasilkan baik oleh mesin maupun propeler kapal dapat mengganggu dan mengusir ikan-
ikan yang membuntuti kapal yang sedang dioperasikan. Sehubung dengan hal ini, perahu atau kapal
yang digerakan oleh tenaga layar tampaknya justru akan lebih baik.
BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN : DAERAH DAN METODE PENANGKAPAN IKAN

KELAS :X

SEMESTER : II

TAHUN AJARAN : 2020/2021


Tugas :

1. Apa yang dimaksud dengan alat tangkap Line Fishing?


2. Gambarkan Alat tangkap Line Fishing dan sebutkan bagian – bagiannya?

Anda mungkin juga menyukai