Anda di halaman 1dari 51

PENANGKAPAN POLE AND LINE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Mengenal Pole and Line

Dalam rangka meningkatkan ekspor komoditi non


migas dewasa ini, maka usaha perikanan cakalang perlu
ditunjang demi pengembangan serta peningkatan
produksi. Ikan cakalang (Skipjack, Katsuwonus pelamis)
termasuk komoditi ekspor penting disamping tuna.

Diketahui bahwa cakalang mempunyai daerah


kehidupan di perairan tropis disamping faktor salinitas
yang menentukan daerah penyebaran serta hidupnya
membentuk kawanan besar. Selain itu sifat yang dimiliki
gerombolan cakalang adalah lebih memusatkan diri dekat
pulau-pulau atau pantai dari lautan yang terbuka.
Penggalian potensi ikan pelagis khususnya ikan cakalang
tersebut tentunya menggunakan sarana dan prasarana
1
PENANGKAPAN POLE AND LINE

alat penangkap. Jenis alat penangkap yang digunakan


diantaranya adalah pole and line atau huhate.
Perikanan huhate pada dasarnya mempunyai sasaran
utama jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ikan
yaitu; tuna (yellow fin tuna, thunnus albacores) dan
cakalang (skipjack tuna, katsuwonus pelamis).

Pole and line atau biasa juga disebut dengan


“huhate” sebagai alat penangkap ikan yang konstruksinya
sangat sederhana yaitu terdiri dari bambu sebagai joran
atau galah, dan tali utama sebagai tali pancing. Pada tali
pancing dikaitkan mata pancing pada bagian ujungnya
tidak berkait balik. Penggunaan mata pancing yang tidak
berkait dimaksudkan agar ikan yang ditangkap dapat
mudah lepas. Tetapi sesungguhnya cukup kompleks
karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan
hidup untuk merangsang kebiasaan ikan yang menjadi
tujuan tangkapan pole and line dengan menyambar
mangsa pada ikan. Sebelum pemancingan, dilakukan
penyemprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan
terhadap kapal atau para pemancing.
2
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Adanya faktor umpan hidup inilah yang membuat cara


penangkapan menjadi agak rumit. Hal ini disebabkan
karena adanya umpan hidup tersebut harus sesuai
dalam ukuran dan jenis tertentu, yang dapat disimpan,
dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup. Hal ini
berrati diperlukan sistem penangkapan umpan hidup
dan desain kapal harus sesuai untuk penyimpanan
umpan supaya umpan hidup tersebut dapat bertahan
sampai waktu penggunaannya.

Secara umum alat penangkap ikan huhate (pole and


line) terdiri dari joran dari bahan bambu, atau lainnya
sebagai tangkai pancing, tali pancing dari bahan
polyethilene, dan mata pancing (hook) yang tidak berkait
balik.

B. Deskripsi Pole and Line (huhate)

3
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Huhate (pole and line) merupakan salah satu jenis alat


penangkap ikan yang dapat diklasifikasikan sebagai alat
pancing yang biasanya khusus dipakai dalam
penangkapan ikan cakalang (katsuwonus pelamis). Alat
tersebut digunakan secara perorangan, sehingga salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penangkapan ikan adalah ketrampilan individu awak
kapal, dan masalah-masalah lainnya seperti tersedianya
umpan hidup, kepadatan gerombolan ikan cakalang yang
menjadi tujuan tangkap didaerah tersebut atau daerah
penangkapan ikan pole and line. Hasil tangkap ikan-ikan
pelagis, terutama ditujukan untuk menangkap ikan
cakalang (katsuwonus) walaupun ada ikan tuna yang
tertangkap.

Gambar Ikan Cakalang (Skipjack/ katsuwonus Pelamis)

Alat penangkap pole and line tersebut konstruksinya


sangat sederhana dan hanya terdiri dari bagian-bagian
4
PENANGKAPAN POLE AND LINE

sebagai berikut :
a) Joran atau galah, bagian ini terbuat dari bahan bambu
yang cukup tua dan memiliki tingkat elastisitas yang
tinggi atau baik, pada umumnya digunakan bambu
yang berwarna kuning atau fibre glass. Panjang joran
berkisar 2-3,5 meter dengan diameter pada bagian
pangkal 3- 4 cm dan bagian ujung sekitar 1-1,5 cm.
Sebagaimana telah banyak digunakan joran dari bahan
sintetis plastik atau fibres.
b) Tali sekunder, dari bahan kawat baja (wire leader)
dengan panjang berkisar 5-15 cm yang terdiri 2-3 untai
yang dipintal dengan diameter 1,2 mm. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama
dengan mata pancing sebagai akibat dari gigitan ikan.
c) Tali utama (main line), terbuat dari bahan sintetis
polyethylene (PE) monofilament atau multifilament
dengan panjang sekitar 1,5-2,5 meter yang disesuaikan
dengan panjang joran yang digunakan, cara
pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak
penyemprotan air. Diameter tali utama 0,2-0,cm.
d) Mata pancing (hook) dimana ujungnya tidak
5
PENANGKAPAN POLE AND LINE

berkait balik dengan ukuran menggunakan nomor


mata pancing adalah 2,5-3. Pada bagian atas mata
pancing terdapat timah berbentuk silinder dengan
panjang sekitar 2 cm dengan diameter 8 mm dan
dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap sebagai
daya tarik atau menarik perhatian ikan cakalang
(katsuwonus pelamis). Pada pangkal tali silinder terdapat
kili-kili (swivel) sebagai mengikat untuk menghindari
kekusutan pada tali. Dibagian mata pancing potongan
dari tali-tali rafia berwarna merah yang membungkus
rumbai-rumbai tali merah juga berwarna dalam hal ini
sebagai umpan tiruan. Pemilihan warna merah ini
disesuaikan dengan warna ikan umpan yang berwarna
merah perak sehingga menyerupai umpan hidup yang
digunakan.

Gambar Komponen Pole and Line

6
PENANGKAPAN POLE AND LINE

e) Mata pancing (hook) dimana ujungnya tidak


berkait balik dengan ukuran menggunakan nomor
mata pancing adalah 2,5-3. Pada bagian atas mata
pancing terdapat timah berbentuk silinder dengan
panjang sekitar 2 cm dengan diameter 8 mm dan
dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap sebagai
daya tarik atau menarik perhatian ikan cakalang
(katsuwonus pelamis). Pada pangkal tali silinder terdapat
kili-kili (swivel) sebagai mengikat untuk menghindari
kekusutan pada tali. Dibagian mata pancing potongan
dari tali-tali rafia berwarna merah yang membungkus
rumbai-rumbai tali merah juga berwarna dalam hal ini
sebagai umpan tiruan. Pemilihan warna merah ini
disesuaikan dengan warna ikan umpan yang berwarna
merah sehingga menyerupai umpan hidup yang
digunakan.
7
PENANGKAPAN POLE AND LINE

8
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Gambar Mata Pancing sebagai Umpan Tiruan


Dalam pelaksanaan operasi penangkapan ikan
dengan pole and line ini disamping menggunakan umpan
hidup yang tidak dikaitkan pada mata pancing (hanya
ditebar ke perairan) juga menggunakan umpan tiruan
berupa, bulu ayam dan potongan tali rafia. Pemanfaatan
umpan hidup ini untuk perhatian gerombolan ikan
cakalang agar lebih mendekat pada areal kapal untuk
memudahkan pemancingan diatas kapal. Sedangkan
dalam melakukan operasi pemancingan digunakan
pancing tanpa dikaitkan ikan umpan (lihat gambar). Hal
ini bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas alat
penangkap, karena ikan cakalang termasuk pemangsa
yang rakus. Menurut pendapat Ayodhya (1981), bahwa jika
ikan makin banyak dan makin bernafsu memakan umpan,
maka dipakai pancing tanpa umpan (umpan tiruan).

9
PENANGKAPAN POLE AND LINE

BAB II

UMPAN HUHATE (POLE AND LINE )

Keberhasilan dalam penangkapan ikan dengan


huhate sangat ditentukan oleh tersedianya umpan hidup
yang cukup disamping umpan tiruan sebagai
mempengaruhi ikan cakalang agar dapat memangsanya.
Umpan hidup yang baik untuk menangkap cakalang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut; berenang cepat
menuju ke permukaan laut, berwarna perak atau yang
menimbulkan refleksi baik di air, segera kembali
mendekati kapal jika telah dilempar jauh dari kapal ke
laut.

Dalam usaha penangkapan ikan cakalang dengan


menggunakan huhate (pole and line) biasanya
dibutuhkan jenis ikan umpan, baik umpan tiruan
maupun ikan umpan hidup untuk mengumpulkan ikan
cakalang ke area kapal yaitu:
a. Umpan tiruan yang biasa dibuat dari bulu ayam
dan dipasang pada mata pancing atau kail.
10
PENANGKAPAN POLE AND LINE

b. Umpan hidup yang terdiri dari jenis ikan teri, lalosi,


dan tatahari.
c. Selain umpan hidup dilepaskan juga disemprotkan
air dari sisi atau lambung kapal sepanjang kapal
atau sekeliling kapal, sehingga menimbulkan buih-
buih yang mengakibatkan ikan-ikan kecil atau
umpan hidup senang berada disitu sehingga ikan
cakalang pun berkumpul didaerah tersebut.

Jadi fungsi dari pada umpan hidup dan semprotan air


hanya sebagai mempengaruhi perhatian agar gerombolan
ikan cakalang tetap berkumpul di sekitar kapal, dengan
demikian akan mempermudah dalam proses pemancingan.

A. Jenis - Jenis Umpan Hidup

Umpan hidup merupakan faktor pembatas(limiting


faktor) dalam penangkapan cakalang. Hal ini memberikan
petunjuk bahwa keberhasilan dalam menangkap ikan
cakalang tergantung dari jumlah umpan hidup yang
digunakan. Dalam penangkapan ikan cakalang dengan
11
PENANGKAPAN POLE AND LINE

menggunakan huhate (pole and line) biasanya dibutuhkan


beberapa jenis ikan umpan untuk mengumpulkan ikan
cakalang di area kapal penangkapan ikan yang digunakan.
Pada umumnya ada 6 jenis ikan umpan hidup yang
digunakan yaitu jenis ikan :
a) Puri kepala merah (Stelephorus divisi)
b) Puri kepala batu (Hypoat therina barnesi)
c) Puri gelas (Stolephorus indicus)
d) Gosao (Sprattelloides delicatulus)
e) Lompa (Thrissina baelama forska)
f) Tembang (Sardinela fimbriata)

Dari keenam jenis umpan yang digunakan


memiliki karateristik yang tidak jauh berbeda sebagai
umpan penangkapan cakalang .

Gambar Jenis-Jenis ikan Umpan

12
PENANGKAPAN POLE AND LINE

B. Penangkapan dan Pengadaan Umpan Hidup

Alat penangkap yang digunakan untuk menangkap


ikan sebagai umpan dalam operasi penangkapan cakalang
dengan huhate adalah jenis jaring yang dioperasikan
didaerah pantai, yaitu jaring lingkar lampara, mini purse
seine dan jaring angkat (lift net), stikckhelddipnet dan
jaring kantong , bagan apung atau bagan tancap (FAO,
1980).

Dalam pengadaan ikan umpan pada umumnya


kapal penangkap ikan cakalang dengan pole and line
bekerja sama atau membeli pada nelayan bagan, hal ini
dilakukan kapal penangkap ikan pole and line dalam
operasi penangkapan ikan di laut dapat lebih efektif dan
effisiensi waktu operasi penangkapan ikan sehingga tidak
mengganggu kegiatan dalam operasi penangkapan ikan.

13
PENANGKAPAN POLE AND LINE

C. Pemeliharaan Umpan Hidup

Segera setelah penangkapan ikan umpan selesai,


maka yang perlu diperhatikan adalah kelangsungan
hidup ikan umpan tersebut sampai dengan waktu
penggunaannya di daerah penangkapan ikan (fishing
ground) huhate, oleh karena itu perlu perhatian dalam
pemeliharaan ikan umpan tersebut tetap hidup dalam
palkah atau bak yang diberi sirkulasi air laut dan cukup
oksigen agar dapat digunakan.
D. Syarat-syarat Umpan hidup

Walaupun jenis -jenisikanumpan dapat digunakan


untuk penangkapan/pemancingan cakalang namun perlu
diperhatikan terutama dalam pemeliharaan agar dapat
mempertahankan ikan umpan tetap hidup dan mutunya
hingga waktu penggunaan dalam operasi penangkapan
dengan Pole and line. Hal ini umpan hidup yang baik
umumnya:

14
PENANGKAPAN POLE AND LINE

a. Warna terang/mengkilat putih/perak yang


menimbulkan refleksi yang baik di air.
b. Dapat hidup lama dalam bak penampungan.
c. Memiliki sisik tidak mudah lepas (mengurangi
mortalitas kematian)
d. Ukuran panjang umumnya berkisar antara 10-12,5
cm, atau tergantung dari jenis yang digunakan (Balai
Penelitian Perikanan Laut, 1983)
e. Berenang cepat menuju permukaan air .

E. Tingkah Laku Ikan Umpan

Menurut S.M, Tampubolon (1980), ada beberapa ikan


umpan yang memiliki sifat-sifat yang digunakan sebagai
umpan hidup pada penangkapan ikan cakalang dengan
alat penangkap ikan huhate yaitu ikan umpan tersebut
memilki sifat atau tingkah laku memberi refleksi yang
baik dipermukaan air, bila ditebarkan cenderung untuk
kembali mendekati kapal (untuk berlindung) antara lain
ikan:

15
PENANGKAPAN POLE AND LINE

a. Puri (Stoleporus devisi), yang memiliki kepala


berwarna merah dengan ukuran panjang antara 6,5 -
72 mm.
b. Puri gelas (Steoleporus indikus) dengan ukuran
panjang 73 mm.

16
PENANGKAPAN POLE AND LINE

BAB III

DAERAH PENANGKAPAN IKAN

Penentuan daerah penangkapan ikan yang umum


dilakukan oleh nelayan sejauh ini masih menggunakan
cara-cara tradisional, yang diperoleh secara turun-
temurun. Akibatnya, tidak mampu mengatasi perubahan
kondisi oseanografi dan cuaca yang berkaitan erat dengan
perubahan daerah penangkapan ikan yang berubah secara
dinamis. Ekspansi nelayan besar ke daerah penangkapan
nelayan kecil mengakibatkan terjadi persaingan yang
kurang sehat bahkan sering terjadi konflik antara nelayan
besar dengan nelayan kecil. Secara garis besarnya daerah
penangkapan, penyebaran dan migrasi ikan sangat luas,
yaitu meliputi daerah tropis dan sub tropis dengan daerah
penangkapan terbesar terdapat disekitar perairan
khatulistiwa.

Daerah penangkapan ikan merupakan salah satu


faktor penting yang dapat menentukan berhasil atau
17
PENANGKAPAN POLE AND LINE

tidaknya suatu operasi penangkapan ikan. Dalam


hubungannya dengan alat penangkap, maka daerah
penangkapan tersebut haruslah baik dan dapat
menguntungkan dalam arti ikan melimpah, bergerombol,
daerah aman, tidak jauh dari pelabuhan dan alat
penangkap mudah dioperasikan, (Waluyo, 1987). Lebih
lanjut Paulus (1986), menyatakan bahwa hal ini erat
hubungannya dengan kondisi oseanografi dan
meteorologi suatu perairan dan faktor biologi dari ikan-
ikan itu sendiri. Musim penangkapan di perairan
Indonesia bervariasi, musim penangkapan di suatu
perairan belum tentu sama dengan perairan yang lain.
Berbeda dari musim ke musim dan bervariasi menurut
lokasi penangkapan. Bila hasil tangkapan lebih banyak
dari biasanya disebut musim puncak dan apabila
dihasilkan lebih sedikit dari biasanya musim paceklik.

Pengetahuan mengenai penyebaran dan bioekologi


berbagai jenis ikan sangat penting artinya bagi usaha
penangkapan, data dan informasi tentang penyebaran
dan bioekologi ikan pelagis sangat diperlukan dalam
18
PENANGKAPAN POLE AND LINE

mengkaji daerah penangkapan ikan di suatu perairan


seperti perairan laut Banda, kawasan Timur Indonesia,
kawasan Samudera Hindia dan lain sebagainya.

A. Rumpon

Dalam upaya meningkatkan hasil tangkapan ikan,


khususnya ikan pelagis adalah sangat terbatasnya alat
bantu untuk menentukan atau mencari gerombolan ikan
berkaitan erat dengan daerah penangkapan ikan, seperti
nelayan yang mau menangkapan ikan yang berangkat
dari pangkalan untuk menangkap ikan sehingga selalu
berada dalam ketidakpastian tentang lokasi yang potensial
untuk penangkapan ikan, sehingga hasil tangkapannya
juga menjadi tidak pasti.

Rumpon merupakan salah satu alat bantu untuk


meningkatkan hasil tangkapan dimana mempunyai

19
PENANGKAPAN POLE AND LINE

konstruksi menyerupai pepohonan yang dipasang


(ditanam) disuatu tempat di perairan laut yang berfungsi
debagai tempat berlindung, mencari makan, memijah, dan
berkumpulnya ikan. Sehingga rumpon dapat diartikan
tempat berkumpulnya ikan.

Untuk mengefisiensikan operasi penangkapan ikan,


rumpon merupakan alat bantu penangkapan ikan yang
berfungsi sebagai pembantu menari perhatian ikan agar
berkumpul disuatu tempat yang selanjutnya dilakukan
penangkapan ikan. Rumpon telah menjadi salah satu
alternatif untuk menciptakan daerah penangkapan buatan
dan manfaat keberadaannya cukup besar. Sebelum
mengenal rumpon, nelayan menangkap ikan dengan cara
mengejar ikan atau menangkap kolompok ikan, yang
terlihat di permukaan air. Saat ini makin berkembangnya
rumpon maka pada saat musim penangkapan, lokasi atau
daerah penangkapan menjadi pasti di suatu tempat yaitu
di tempat lokasi rumpon. Dengan telah ditentukan daerah
penangkapan ikan, maka tujuan penangkapan oleh
nelayan dapat menghemat bahan bakar, karena para
20
PENANGKAPAN POLE AND LINE

nelayan tidak lagi mencari dan menangkap kelompok


renang ikan dengan menyisir laut yang luas yang belum
tentu kapan menemukan adanya kelompok ikan yang
menjadi tujuan penangkapan. Nelayan di beberapa daerah
telah banyak menerapkan rumpon ini, di Utara pulau
Jawa telah lama mengenal rumpon untuk memikat ikan
agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga
memudahkan penangkapan ikan. Rumpon pada
umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75
meter, setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang
diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap
tergantung pemberat yang digunakan. Dalam praktek
penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat
atau diatur sedemikian rupa, maka waktu menjelang
akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat
dari permukaan air dengan menggunakan bantuan
perahu.

1. Fungsi Dan Manfaat Rumpon

Beberapa keuntungan dalam penggunaan rumpon


21
PENANGKAPAN POLE AND LINE

yakni; memudahkan pencarian gerombolan ikan, biaya


eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh
nelayan kecil, (Direktorat Jenderal Perikanan, 1995). Fungsi
rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan
adalah sebagai berikut ;
a. Sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih
mudah ditemukan gerombolan.
b. Sebagai tempat berlindung bagi ikan dari serangan
ikan predator.
c. Sebagai tempat berkumpulnya ikan
d. Sebagai tempat untuk memijah bagi ikan
e. Sebagai tempat pertumbuhan plankton
f. Sebagai tempat mencari makan
g. Sebagai tempat berkumpulnya ikan.

22
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Gambar. Rumpon Permukaan

Banyak ikan-ikan kecil dan plankton yang berkumpul


disekitar rumpon dimana ikan dan plankton tersebut

23
PENANGKAPAN POLE AND LINE

merupakan sumber makanan bagi ikan besar. Ada


beberapa jenis ikan pelagis seperti tuna dan cakalang
yang berkumpul di sekitar rumpon sehingga nelayan
dapat dengan mudah untuk menangkapnya.

Sedangkan manfaat dari rumpon adalah sebagai


berikut;
a. Memudahkan nelayan untuk mengoperasikan alat
penangkapnya.
b. Mencegah terjadinya destruktif fishing, akibat
penggunaan bahan peledak dan bahan
kimia/beracun
c. Meningkatkan produksi dan produktifitas nelayan
d. Nelayan dapat mudah untuk mengetahui
banyaknya ikan di daerah rumpon dengan ciri-ciri
yang khas yaitu antara lain :
 Warna air lebih gelap dibandingkan dengan
warna air disekitarnya dibanding di sekitarnya
karena banyak ikan-ikan yang bergerombol.
 Banyaknya buih-buih atau gelembung udara
24
PENANGKAPAN POLE AND LINE

dipermukaan air
 Adanya burung-burung yang menukik disekitar
rumpon
 Adanya kelompok lumba-lumba di permukaan
air.
Banyaknya buih-buih dipermukaan laut akibat udara
yang dikeluarkan dari ikan, burung-burung yang menukik
dan menyambar-nyambar permukaan air dan sebagainya.
Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari
atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat
gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan
air. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu
navigasi elektronik seperti fish finder, sonar maka waktu
operasi penangkapan ikan tidak terbatas pada waktu dini
hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan
ditemukan segera dioperasikan alat penangkap ikan
yang digunakan dalam hal ini adalah pole and line atau
huhate. Pada gambar berikut adalah kondisi senja hari
yang terlihat gerombolan ikan dengan adanya burung-
burung yang sedang berterbangan secara menukik ke

25
PENANGKAPAN POLE AND LINE

permukaan air dengan menyambar ikan-ikan.

26
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Gambar. Burung-Burung Menukik di Permukaan Air.

2. Pemasangan Rumpon Pada Perairan

Rumpon dalam pemasangannya sesuai dengan area


yang telah diatur pada wilayah atau perairan:
a. Perairan 2 mil laut sampai dengan 4 mil, (1 mil laut =
1852 meter), diukur dari garis pantai pada titik surut
terendah.
27
PENANGKAPAN POLE AND LINE

b. Perairan diatas 4 mil sampai dengan 12 mil, diukur


dari garis pantai titik surut terendah.
c. Perairan diatas 12 mil dan ZEE Indonesia, dan
perorangan atau perusahaan berbadan hukum yang
akan memasang rumpon wajib terlebih dahulu
memperoleh izin.

Berdasarkan pemasangan rumpon dan pemanfaatan


rumpon dibagi atas 3 jenis yaitu :
a) Rumpon perairan dasar
b) Rumpon perairan dangkal
c) Rumpon perairan dalam.

Menurut Barus et al.(1992) menjelaskan bahwa


metode pemasangan dari rumpon laut dangkal dan
dalam hampir sama, perbedaan hanya pada desain
rumpon. Lokasi atau daerah pemasangan rumpon serta
bahan yang digunakan pada pembuatan dan desain
rumpon laut dangkal menggunakan bahan dari tumbuh-
tumbuhan seperti bambu, rotan, daun kelapa dan batu kali

28
PENANGKAPAN POLE AND LINE

sebagai pemberat. Sebaliknya pada rumpon laut dalam


sebagaian besar bahan yang digunakan untuk rumpon
adalah bahan sintetis, plat besi, ban bekas, tali baja, tali
rafia, dan semen yang di cetak pada sepotong drum
(sebagai pemberat).

Pemilihan tempat pemasangan harus memiliki kriteria


sebagai berikut;
a. Merupakan daerah lintasan migrasi ikan yang
menjadi tujuan tangkapan.
b. Tidak mengganggu alur pelayaran atau daerah yang
dilarang memasang rumpon
c. Mudah untuk mencari dan mencapainya
d. Relatif dekat dengan pangkalan kapal
e. Dasar perairan relatif datar dan rata.

Pengusaha/nelayan yang akan memasang rumpon


mengajukan permohonan izin kepada Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan dan Kelautan
Propinsi/Kabupaten/Kota, sesuai kewenangan pemberi
izin. Sesuai dengan Kepmen Kelautan dan Perikanan
29
PENANGKAPAN POLE AND LINE

No.30/MEN/2004 tentang pemasangan dan pemanfaatan


rumpon.

Dalam permohonan izin harus dilakukan penilaian


baik terhadap administrasi pemohon maupun lokasi
perairan.

30
PENANGKAPAN POLE AND LINE

2. Karakteristik Ikan

Ikan dalam arti sebenarnya adalah makhluk


hidup/binatang bertulang belakang yang selama hidup di
dalam air, bernafas dengan insang, berdarah dingin,
bersisik/tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal).
Ikan yang hidup di sekitar rumpon ada yang hidup di
permukaan (pelagis), ada juga yang hidup di dasar
perairan (demersal).

Ikan yang hidup di permukaan perairan (pelagis)


dengan ciri-ciri antara lain seperti hidup bergerombol
atau berkelompok, berenang cepat, warna cerah, pada
umumnya hidup di daerah neritik dengan kedalaman
perairan 0-200 meter, ikan-ikan pelagis ini banyak bernilai
ekonomis penting. Sedangkan ikan-ikan yang hidup di
perairan dasar (demersal) dengan ciri-ciri antara lain
warnanya gelap, pada umumnya hidup tidak bergerombol
(sendiri), bentuknya bervariasi.

Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi


31
PENANGKAPAN POLE AND LINE

dua yaitu, pelagis kecil dan pelagis besar. Menurut


kajikan laut 1998, yang termasuk ikan-ikan utama dalam
kelompok ikan pelagis besar diantaranya adalah Tuna,
cakalang, tongkol, tengiri, dan cucut. Sedangkan pelagis
kecil antara lain; Karangaid (layang, selar, sunglir),
Klupeid (teri, japuh, tembang, lemuru, siro, dan Skombroid
(kembung).

32
PENANGKAPAN POLE AND LINE

BAB IV

KAPAL PENANGKAP IKAN

A. Spesifikasi Kapal Pole and Line

Kapal pole and line umumnya telah dikenal oleh para


nelayan sebagai kapal huhate karena dilengkapi dengan
bak umpan hidup (life baittank), sistem percikan air (spray
water), Huhate (pole and line) dan palkah ikan (fish hold),
namun penggunaan kapal tersebut oleh para nelayan
masih secara tradisional, baik dari bentuk serta
ukurannya masih belum sempurna, oleh karena rancang
bangun kapal tersebut tanpa didukung dengan rancangan/
desain yang tepat dan cermat.
33
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Kapal pole and line adalah kapal dengan bentuk yang


stremline dan mampu berolah gerak, lincah dan tergolong
kapal yang mempunyai speed service yaitu diatas 10 knot
dengan stabilitas yang baik untuk mengejar gerombolan
ikan, yakni kapal tersebut sambil olah gerak menangkap
ikan, (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994).

Kapal huhate pada dasarnya digunakan untuk


menangkap ikan tuna dan cakalang. Pada saat
pelaksanaan penangkapan ikan nelayan atau awak kapal
berada di lambung kapal atau para-para khusus
dilambung kapal dan memancing ikan dengan
menggunakan alat penangkap pole and line serta
bersamaan dengan adanya sistem penyemprotan air
sambil menaikkan ikan, jika ikan terkait pada pancing hal
ini merupakan ciri khas dari kapal huhate. Kapal huhate
biasa digunakan untuk menangkap atau memancing ikan
cakalang yang terpikat dengan umpan hidup serta
semprotan air, oleh karena itu kapal huhate harus
dilengkapi dengan bak atau palkah penampung umpan
34
PENANGKAPAN POLE AND LINE

hidup dan dibantu dengan sirkulasi air dan dilengkapai


dengan motor bantu untuk mengalirkan air sprayer atau
semprotan air yang fungsinya adalah untuk mengelabui
gerombolan ikan cakalang pada saat penangkapan
(Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 1994)

Gambar. Spesifikasi Kapal Pole and Line

35
PENANGKAPAN POLE AND LINE

2. Perlengkapan Kapal Pole and Line

Kapal pole and line memilki alat bantu


penangkapan dalam operasi penangkapan ikan cakalang
antara lain;
a. Pila-Pila
Pila-pila digunakan sebagai tempat para pemancing
(awak kapal) yang letaknya pada lambung, haluan
dan buritan kapal.

b. Pipa Penyemprot Air


Pipa penyemprot digunakan untuk menyemprot air
ke permukaan air di sekitar kapal dengan posisi pada
gerombolan ikan. Tujuan dari penyemprotan air
tersebut adalah untuk mengelabui ikan-ikan yang
berada di permukaan air yang terdapat gerombolan
ikan didekat kapal. Pipa penyemprot ditempatkan di

36
PENANGKAPAN POLE AND LINE

sepanjang pila-pila atau sekeliling lambung kapal,


bahan yang digunakan pila-pila dari bahan paralon
atau dari pipa besi pada ujungnya dipasang kran
diameter pipa 3,5 inchi. Tekanan penyemprotan air
tersebut dilengkapi dengan pompa air (water
pump).
c. Bak umpan
Untuk mempertahankan ikan umpan tetap hidup
saat digunakan, maka memerlukan tempat atau bak.
Pada bak umpan tersebut dilengkapi dengan lampu
penerangan dengan masing-masing bak 50 watt.
Fungsi dari lampu penerangan tersebut adalah ikan-
ikan sebagai umpan dapat berkelompok atau
bergerombol dan tidak berenang secara liar, akibat
dari tidak diberikan lampu tersebut antar ikan-ikan
sering bergerak secara tidak menentu, maka ikan
saling bertubrukan yang akan membuat ikan umpan
tersebut rusak akhirnya liar tidak dapat digunakan
pada saat operasi penangkapan ikan atau waktu
pemancingan.

37
PENANGKAPAN POLE AND LINE

BAB V
METODE PENANGKAPAN IKAN

38
PENANGKAPAN POLE AND LINE

A. Persiapan Operasi Penangkapan Ikan

Sebelum kapal operasi penangkapan ikan di laut


perlu dilakukan persiapan baik persiapan di darat
(dipelabuhan maupun persiapan berlayar menuju ke
daerah penangkapan ikan, persiapan-persiapan tersebut
antara lain; persiapan alat penangkapan ikan, umpan
hidup maupun persiapan alat bantu penangkapan,
persiapan perlengkapan kapal yaitu surat-surat kapal, alat-
alat navigasi, alat-alat keselamatan jiwa manusia, bahan
bakar, bahan pengawet ikan, bahan makanan, termasuk
persiapan umpan hidup.

B. Operasi Penangkapan Ikan

Usaha penangkapan dengan huhate (pole and line)


yang biasa ditujukan untuk penangkapan ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis) tetapi dalam kenyataannya sering
juga beberapa jenis ikan yan g tertangkap antara lain:
39
PENANGKAPAN POLE AND LINE

a) Yellow fin tuna (Thunnus albacares)


b) Little tuna (Auxis thazard)
c) Lemadang (Coryphaena hippurus)

Ikan cakalang dikenal sebagai ikan pelagis yang


hidup bergerombol dalam kelompok yang padat serta
bersifat rakus sehingga ikan tidak dapat lagi membedakan
antara umpan buatan (tiruan) dan umpan hidup. Sifat-
sifat inilah yang dimanfaatkan oleh para nelayan untuk
menangkap dengan menggunakan huhate. Di perairan
Indonesia bagian timur penangkapan ikan cakalang
dapat dilakukan sepanjang tahun, terutama sekitar
Bulan-bulan September, Oktober, November dan
Desember akan mencapai puncaknya dan produksi akan
menurun pada bulan Juli dan Agustus. Setelah persiapan
telah dilakukan, termasuk penyediaan umpan hidup,
maka dilakukan pencarian gerombolan ikan oleh seorang
awak kapal untuk pengintai yang tempatnya biasanya di
anjungan kapal atau ditempatkan di tiang jika kapal
dilengkapi dengan tempat pengintaian dengan

40
PENANGKAPAN POLE AND LINE

menggunakan teropong.

Pengoperasian bisa juga dilakukan di dekat


rumpon yang telah dipasang terlebih dahulu. Setelah
menemukan gerombolan ikan cakalang dengan adanya
tanda-tanda kawanan burung beterbangan, buih -buih air
laut, dan harus diketahui arah renang ikan tersebut
kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut dengan
cara mengolah gerak kapal agar kedudukan kapal
atau posisi kapal menjadi sedemikian rupa sehingga.
a) Kapal selalu berada di bawah angin
b) Gerombolan ikan selalu berada disebelah kiri/kanan
lambung kapal
c) Pada waktu kapal akan memotong arah renang
gerombolan ikan, harus sudah diketahui kemana
arah renang gerombolan ikan.

Dalam olah gerak kapal, arah haluan kapal dalam


memposisikan untuk mendekat pada gerombolan ikan

41
PENANGKAPAN POLE AND LINE

yang benar (correct) adalah dari arah sebelah kiri atau


kanan dari gerombolan ikan.

42
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Gambar. Arah Gerakkan Kapal

Cara mendekati gerombolan ikan harus dari sisi kiri


atas kanan dan bukan dari arah belakang gerombolan
ikan.

Keberhasilan penangkapan ikan dengan huhate


sangat ditentukan oleh tersedianya umpan hidup yang
cukup dan ketrampilan para pemancing atau awak kapal.
43
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Saat setelah kapal sudah berada didekat gerombolan ikan


pelemparan umpan yang dilakukan oleh seorang awak
kapal yang disebut dengan boy-boy. Setelah gerombolan
ikan telah berada dalam jarak jangkauan lemparan
umpan, kemudian gerombolan ikan cakalang diusahakan
digiring ke arah haluan kapal. Pelemparan umpan hidup
diusahakan secepat mungkin karena ikan umpan juga
berguna untuk mempertahankan adanya gerombolan
ikan, selain dari pada itu dengan kecepatan pelemparan
ikan umpan dilakukan sehingga gerakan ikan dapat
mengikuti semprotan air yang sudah difungsikan agar
ikan tetap berada didekat kapal. Pada saat gerombolan
ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin kapal distop
sehingga kapal tidak ada laju. Sementara jumlah umpan
dilemparkan ke laut dikurangi, agar persediaan umpan
cukup efektif (tidak pemborosan). Selanjutnya
pemancingan yang dilakukan oleh awak kapal yang
berdiri di pila-pila sambil mengarahkan pancing dengan
joran ke ikan yang bergerombol dan diupayakan agar
pemancingan dengan secepat mungkin mengingat
gerombolan ikan kadang-kadang secara tiba-tiba
44
PENANGKAPAN POLE AND LINE

menghilang, hal ini terutama jika ada ikan yang tertangkap


atau terkait pancing berdarah, atau ada ikan yang terlepas
dari mata pancing dan jumlah umpan sangat terbatas.
Pemancingan dilakukan dengan waktu antara 15-30
menit, hal tersebut salah satunya tergantung dari populasi
atau kepadatan gerombolan ikan yang telah di tangkap.
C. Faktor Penggunaan Ikan Umpan

Ikan umpan hidup merupakan faktor utama dalam


melakukan pemancingan cakalang dengan pole and line,
karena ikan umpan hidup berfungsi sebagai menarik atau
menggiring gerombolan ikan cakalang agar dapat
mendekat ke kapal yang selanjutnya dilakukan kegiatan
pemancingan oleh para awak kapal.

Untuk menggiring gerombolan ikan cakalang tersebut


perlu seorang yang memiliki keahlian dan pengalaman
khusus yang biasa disebut dengan istilah boy-boy (juru
umpan). Pada saat operasi penangkapan ikan cakalang
dengan menggunakan pole and line, boy-boy memegang

45
PENANGKAPAN POLE AND LINE

peranan penting dalam melakukan pelemparan umpan di


laut (di gerombolan ikan cakalang). Selain berguna untuk
menarik perhatian ikan cakalang di permukaan air, juga
untuk mempertahankan agar ikan cakalang tidak
menghilang atau berenang secara vertikal akhirnya ikan
cakalang menjauh dari area kapal yang sedang dilakukan
pemancingan.

46
PENANGKAPAN POLE AND LINE

BAB VI
RANGKUMAN

Alat penangkap ikan pole and line atau sering


disebut dengan huhate adalah alat penangkap ikan
yang ditujukan untuk menangkap ikan jenis ikan-ikan
pelagis (permukaan) khususnya ikan cakalang.

Pole ang line konsturksinya sangat sederhana terdiri


dari joran, tali pancing dan mata pancing, khusus untuk
mata pancing tidak seperti mata pancing pada umumnya
yaitu mata pancing yang tidak berkait balik, hal ini
bertujuan jika ikan yang tertangkap dengan pole and
line akan mudah lepas atau terlepas dari mata pancing.
Mata pancing ini juga berfungsi sebagai umpan tiruan
dengan dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai
ikan umpan yang dikaitkan pada mata pancing.

Joran adalah sebagai pemegang tali pancing


umumnya terbuat dari bahan bambu berwarna kuning

47
PENANGKAPAN POLE AND LINE

atau saat ini banyak yang terbuat dari bahan fibre dan
plastik.

Keberhasilan dalam penangkapan ikan tergantung


dari umpan hidup yang digunakan dan ketrampilan para
awak kapal, Umpan hidup yang digunakan dengan cara
dilemparkan ke arah gerombolan ikan cakalang setelah
berdekatan dengan kapal yang digunakan. Umpan hidup
diperoleh dari nelayan bagan tancap dengan jenis ikan
teri atau puri dan tembang. kapal penangkap ikan pole
and line dilengkapi dengan bak atau tempat umpan hidup
agar umpan hidup tersebut dapat deipertahankan hidup
hingga waktu penggunaannya di daerah penangkapan
ikan.

Kapal yang digunakan untuk penangkapan tersebut


dilengkapi dengan pipa-pipa yang terpasang di sepanjang
lambung kapal khususnya di bagian haluan, jika ikan
cakalang sudah berada didekat kapal untuk ditangkap
dengan pancing pole and line, air semprotan dilakukan
melalui pipa tersebut kearah gerombolan ikan yang berada
48
PENANGKAPAN POLE AND LINE

dekat kapal.

Agar dapat mempertahankan gerombolan ikan


cakalang tetap berada di sekitar kapal maka perlu
dihindari adanya tetesan darah dari ikan cakalang yang
tertangkap, oleh karena itu jika ikan sudah terkait di mata
pancing sesegera mungkin diangkat ke atas kapal melalui
atas kepala para pemancing. Jadi sebelum dilakukan
operasi penangkapan dengan pemancingan, pertama -
tama ditemuakan gerombolan ikan yang menjadi tujuan
tangkap pole and line.

49
PENANGKAPAN POLE AND LINE

DAFTAR PUSTAKA

Adna 1977, Buletin Penelitin Perikanan , Juli 1981 No. 3


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Balai Ketrampilan penangkapan Ikan, 1981, Buku
Pegangan Peserta Latihan di Balai Ketrampilan
Penangkapan Ikan , Direktoran Jenderal Perikanan,
Ambon.
Balai Penelitian Perikanan Laut, 1983, Laporan Penetian
Perikanan Laut, Jakarta
Badan Riset Perikanan Tangkap, 2006, Buletin Teknik
Litkayasa Sumber daya dan Penangkapan, Badan

50
PENANGKAPAN POLE AND LINE

Riset Kelautan dan Perikanan , Jakarta


Direktorat Jendral Perikanan, 1994. Paket
Teknologi Kapal Pole and Line. Departemen
Pertanian, Jakarta
Sudirman, Malawa, A. 2004, Teknik Penangkapan Ikan .
RINEKA CIPTA
Tampubolon, SM. 1980, Persiapan dan Pengoperasian Pole
and Line . Ikatan Alumni Fakultas Pertanian Bogor.
Waluyo Subani, 1982. Ikan Umpan Hidup Sebagai
Penunjang Perikanan Cakalang, LIPI. No. 30,
Jakarta .

51

Anda mungkin juga menyukai