Anda di halaman 1dari 20

Disampaikan dalam:

PENDEKATAN EKOSISTEM DALAM PENGELOLAAN


PERIKANAN BUDIDAYA TAMBAK UDANG
(PERSPEKTIF SOSIAL EKONOMI)

Diskusi:
1. Konsepsi pendekatan ekosistem dalam perikanan budi daya
2. Studi kasus pada budi daya udang (hasil riset)
3. Peluang optimalisasi implementasi pendekatan ekosistem pada
budi daya udang

Rizki Aprilian Wijaya, S.Pi, M.T


BALAI BESAR RISET SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN RISEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PENDAHULUAN

Pembangunan
berkelanjutan mengintegrasikan manfaat ekologi, ekonomi,
sosial.

CCRF-FAO mempertimbangkan interaksi dinamis antar


komponen ekosistem.

Pendekatan
ekosistem tools dalam implementasi pembangunan
berkelanjutan
EAA : A strategy for the integration of
the activity within the wider ecosystem Ketertelusuran perdagangan internasional yang menuntut
such that it promotes sustainable produk budi adanya keberlanjutan pada sumberdaya dan
development, equity and resilience of
interlinked socia-ecological systems
daya lingkungan
(FAO and World Bank, 2015)
PETA PENGELOLAAN PERIKANAN BUDIDAYA
Metode Budidaya STANDARISASI BUDIDAYA
Polikultur / Intensitas
Bioflok Produk Hasil Budidaya Manajemen Proses Produksi
Monokultur budidaya
Jenis
Minapadi Yumina IMTA Audit Budidaya Sarana Budidaya Kompetensi Pekerja

Organik Silvofishery RAS Standarisasi Hulu Standarisasi Hilir


Akuakultur
Memastikan CPIB: Pembenihan Supplier
Individu
Keberlanjutan “Isu: Penggelondong benur/benih”
Program / Kebijakan Usaha Kelompok UPI / Processing
Klasterisasi Budidaya?
CBIB : Budidaya
Mina Politan Technopark Cluster
Budidaya CPPIB : Pakan Pasar / Market
Perencanaan
Ekonomi Biru Kampung Ikan
Zonasi Standarisasi Negara Tujuan
SIMP = Seafood Import Monitoring Program (Traceability)
Penataan Ruang Daerah
GAP = Good Aquaculture Practices Best Aquaculture Practice (BAP)
RPKP RTRW
Amanat UU Asian Seafood Improvement Colloborative (ASIC) Biosecurity
RPKK RZWP3K terkait Usaha
Budidaya
Urgensi Pokok Bahasan
Membutuhkan energi & SDA
Ekonomi TARGET UDANG 2020 2024 %
eksploitatif Potensi limbah pada setiap 95
Volume produksi (Ribu ton) 1.028 2.000
rantai produksi (mencemari 94
Nilai produksi (Rp. Milyar) 72.000 140.000
lingkungan)
Volume ekspor (Ribu ton) 327 1.003 207

Nilai ekspor (Ribu USD) 2.878.075 8.829.612 207

Orientasi kebijakan Peningkatan produksi & nilai Proyeksi Pembudidaya (Ribu 1.017 1.242 22
Perikanan Orang)
Sumber: Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KKP 2021
Budidaya
Ecosystem Based
Keseimbangan kepentingan
Aquaculture
sosial ekonomi vs lingkungan Belum menjadi
Management
kebijakan
Ecosystem
Approach to Pengelolaan kawasan akuakultur Belum banyak
Aquaculture (EAA) dengan pendekatan ekosistem diaplikasikan
→FAO 2010

Bagaimana Prospek Penerapan EAA pada Budidaya Tambak Udang di Indonesia?


Roadmap Adopsi Pendekatan
EAA di Indonesia

• Telah dijadikan kebijakan


berupa peraturan
• Petunjuk teknis akuakultur
• Adopsi indikator EAA dengan pendekatan ekosistem
pengelolaan budidaya
• Telah dikembangkan
panduan penilaian
• Pengembangan awal • Pilot project
indikator EAA
• Penyusunan modul
penilaian

• Konsep EAA
• FAO - PBB
BOBOT PARAMETER DAN INDIKATOR EAA
PRINSIP KEBERLANJUTAN EKOSISTEM PRINSIP KESEJAHTERAAN PRINSIP TATA KELOLA
BERKEADILAN TERINTEGRASI
Kesesuaian Daya Dukung (40%) Kelembagaan (15%)
Sosial (60%)
1.Kesesuaian dengan tata ruang Bagaimana menilai?:
1.Lembaga Formal
2.Kawasan tidak mencemari lingkungan 1.Penyerapan tenaga kerja 1.Konsultasi SKPD,
3.Kebutuhan air 2.Kompetensi tenaga kerja Peraturan (15%) 2.Wawancara
4.Kedekatan dengan sumber pencemar 3.Jaminan sosial 1.Kesesuaian RTRW pembudidaya
Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan (25%) 4.Konflik sosial 2.Izin Usaha 3.Auditor
1.Benih ikan ramah lingkungan 4.Pengamatan lapang
Penegakan hukum (25%)
2.Pemenuhan kebutuhan benih Ekonomi (40%)
1.Kepatuhan thd hukum
3.Legalitas pakan
1.Status lahan
4.Legalitas obat Partisipasi Masyarakat (15%)
2.Akumulasi asset
5.Penanganan Wabah penyakit 1.Partisipasi dalam tata ruang
3.Aksesibilitas modal budidaya
6.Alih fungsi lahan / ekosistem
7.Jumlah CBIB
4.Aksesibilitas pasar
5.Pasar bersaing Sempurna Sinergitas SKPD (15%) Nilai 3 Baik
Pengelolaan Lingkungan (35%) 6.Pendapatan 1.Sinergitas peraturan Nilai 2 Cukup
1.Persyaratan AMDAL 7.Rasio Menabung Monitoring dan Evaluasi (15%) Nilai 1 Kurang
2.Monitoring lingkungan 8.Rasio Keuntungan Usaha
3.Perlindungan Habitat 1.Monev Pengelolaan Kawasan

Sumber: Juknis Pengelolaan Perikanan Budidaya Berbasis Akuakultur


KONSEP PENERAPAN EAA
POTENSI MANFAAT Basis EAA Kawasan / Cluster

Memperkuat
Menjamin eksistensi
keberlanjutan kawasan Meningkatkan
usaha akuakultur daya saing
akuakultur produk (ramah
lingkungan dan
Umpan balik sosial)
kebijakan / Penerapan
rekomendasi
pengelolaan EAA Integrasi ?
Merangsang
investasi O
I
Potensi (kepastian Tandon Air U
N
penurunan biaya usaha) PELUANG?T
L
sertifikasi L
Meningkatkan E
(integrasi kualitas Olah limbah E
kawasan) T
lingkungan Integrasi ? T
Kolam produksi
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT KEBERLANJUTAN EKOSISTEM
PADA BUDIDAYA TAMBAK UDANG

Undang - Peraturan Peraturan


pemerintah & Permen KP Kepmen KP
Undang Keppres Daerah
15/2005 →Budidaya
31 / 2004 → Pengelolaan udang (Keseimbangan 02/2004 → Kajian AMDAL
PP: 15 / 2002 → Upaya Rencana Zonasi dan
usaha budidaya dalam tujuan komersil dan pada budidaya udang
pencegahan tersebarnya Wilayah Pesisir Pulau
menyejahterakan lingkungan)
penyakit udang Pulau Kecil (RZWP3K)
masyarakat KP
02/2007 → pengelolaan 28/2004 → Pengaturan
air limbah hasil budidaya kualitas air dan tanah
32/2009 → Dasar PP: 57 / 2015 → Produk udang pada budidaya udang
pelestarian lingkungan budidaya udang yang Rencana Tata Ruang
hidup pada lahan bermutu dan aman Wilayah (RTRW)
budidaya udang dikonsumsi 04/2010 → Mencegah
02/2007 → Cara budidaya
degradasi/ kerusakan
ikan yang baik
lingkungan
32/2009 → Pencegahan Keppres : 32/1990 → Rencana Penataan Ruang
tersebarnya hama / arahan bagi petambak 43/2014→ Kawasan Perdesaan dan
penyakit pada lingkungan udang dalam memelihara 52A/2013 →Penanganan Perkotaan (RPKP dan
Mengendalikan wabah
budidaya lingkungan hidup penyakit pada udang RPKK)
penyakit udang

• Peraturan nasional memiliki regulasi yang cukup mengenai kelestarian lingkungan pada usaha budidaya udang.
• Pemerintah telah memiliki komitmen untuk menjaga lingkungan sesuai pemanfaatannya
STUDI KASUS RISET PENERAPAN PENDEKATAN
EKOSISTEM DALAM PENGELOLAAN
PERIKANAN BUDIDAYA
Disclaimer :
RISET 1. Hasil Riset Tahun 2019 - aspek sosial ekonomi terkait penerapan
budidaya akukultur berbasis ekosistem
2. Panduan dan Penerapan EAA Menggunakan Juknis tahun 2019
3. Metode Penilaian : berbasis “Masyarakat Pembudidaya Tambak”

Sulawesi Selatan
Nangroe Aceh
Kabupaten Pinrang
Darussalam
Kabupaten Aceh Besar

Lampung
Kabupaten Lampung Selatan

Lokasi Jenis Budidaya Komoditas Responden


Kab Aceh Besar Tambak Tradisional, Semi Intensif Vannamei 59 Petambak
Kab Lampung Selatan Tambak Tradisional, Semi Intensif Vannamei 60 Petambak
Kab Pinrang Tambak Tradisional Vannamei, Windu 60 Petambak
KARAKTERISTIK PEMBUDIDAYA TAMBAK UDANG

45%
Petambak
pekerjaan
samping

“Penerapan / implementasi pengelolaan perikanan budidaya berbasis pendekatan ekosistem berkorelasi terhadap
karakteristik umur, Pendidikan, pengalaman usaha, pendapatan bulanan, luasan lahan dan jumlah petak yang dikelola”
Sumber: Data Primer Diolah (BBRSEKP, 2019)
KETERKAITAN BIAYA, LAHAN DAN KEUNTUNGAN DALAM USAHA BUDIDAYA UDANG

Keuntungan (Rp.jt/th)

> 2 Ha
1. Biaya usaha, penerimaan Total Penerimaan (Rp.jt/th)
usaha dan keuntungan usaha
berkorelasi positif terhadap Biaya (Rp.jt/th)
ukuran lahan (Kondisi Normal) Keuntungan (Rp.jt/th)

1 - 2 Ha
Total Penerimaan (Rp.jt/th)

2. Harga udang dan Biaya Biaya (Rp.jt/th)


operasional berbeda pada
masing - masing lokasi Keuntungan (Rp.jt/th)

< 1 Ha Total Penerimaan (Rp.jt/th)

Biaya (Rp.jt/th)
3. Profitabilitas usaha →
mempengaruhi tingkat adopsi - 50 100 150 200
pembudidaya terhadap Rp.Juta
penerapan pendekatan Kab Aceh Besar Kab Lampung Selatan Kab Pinrang
ekosistem
Sumber: Data Primer Diolah (BBRSEKP, 2019)
PERSEPSI PETAMBAK UDANG TERHADAP PENGELOLAAN PERIKANAN BUDIDAYA

“pemahaman yang baik” bahwa


Paham tentang pengelolaan budidaya? perikanan budidaya perlu dikelola untuk
memberikan hasil yang maksimal baik
Usaha Budidaya harus dikelola?
untuk tujuan ekonomi maupun
Sumberdaya harus dijaga? lingkungan
Konservasi pada lingkungan budidaya?
Konservasi dan Zonasi → dapat
Usaha budidaya berbasis zonasi? dikompromikan
Usaha budidaya merusak lingkungan?
Aktivitas budidaya yang dilakukan
Seleksi terhadap usaha budidaya?
termasuk kategori merusak lingkungan
Pelibatan dalam pengelolaan budidaya? → Menolak
Dokumen legal dalam budidaya
Persepsi netral terhadap dokumen legal
Sertifikasi dalam tenaga kerja? maupun sertifikasi → karena berpotensi
meningkatkan biaya operasional usaha
- 20 40 60 80 100 budidaya
Tidak Setuju Netral Setuju Sumber: Data Primer Diolah (BBRSEKP, 2019)
PENILAIAN PRINSIP KEBERLANJUTAN EKOSISTEM
Lokasi budidaya umumnya telah sesuai dengan tata
ruang (Kebijakan RTRW dan RZWP3K).
Prinsip Keberlanjutan Ekosistem

Daya Dukung Sumber pencemar : Daratan dan Antar Pembudidaya


Linkungan

Keberlanjutan Kebutuhan benih sudah tercukupi


Parameter

Pengelolaan
Kawasan

Wabah penyakit dan Sertifikasi CBIB masih kendala


Pengelolaan
Lingkungan
Upaya perlindungan ekosistem telah dilakukan
pembudidaya
- 20 40 60 80 100

Kurang Cukup Baik Amdal dan monitoring lingkungan belum dilakukan


Sumber: Data Primer Diolah (BBRSEKP, 2019)

PRINSIP KEBERLANJUTAN EKOSISTEM DIMAKNAI → “PENINGKATAN BIAYA OPERASIONAL” USAHA BUDIDAYA


PENILAIAN PRINSIP KESEJAHTERAAN BERKEADILAN

Prinsip Kesejahteraan Berkeadilan


Status lahan, akses modal dan akses pasar cukup
mudah → Udang menjadi primadona

Ekonomi
Kebiasaan menabung pembudidaya rendah dan harga
udang dikontrol suplier
Parameter

Usaha Budidaya tambak menyerap tenaga kerja lokal


Sosial pada setiap sub sistemnya

Kompetensi tenaga kerja dan jaminan sosial masih


rendah → UU No 27 tahun 2016
- 20 40 60 80 100

Kurang Cukup Baik

Sumber: Data Primer Diolah (BBRSEKP, 2019)

PARAMETER “EKONOMI” MENJADI PERTIMBANGAN UTAMA BAGI PEMBUDIDAYA


PENILAIAN PARAMETER & INDIKATOR EAA BERBASIS PEMBUDIDAYA TAMBAK

Tata Kelola Yang Terintegrasi • Kendala


Monitoring dan Evaluasi Belum ada Lembaga formal dalam pengelolaan
perikanan budidaya tambak
Sinergitas SKPD Peraturan dalam izin usaha belum sepenuhnya
dilaksanakan
Partisipasi Masyarakat Perda RTRW bersifat dinamis → zonasi Kawasan
Parameter

akuakultur belum memiliki legitimasi kuat


Kepatuhan Hukum
(keberpihakan daerah)

Peraturan • Peluang
Pelanggaran hukum terhadap usaha budidaya
Kelembagaan jarang terjadi
Partisipasi dalam pengelolaan budidaya
- 20 40 60 80 100 melibatkan masyarakat
Kurang Cukup Baik Peraturan perundangan pada tingkat pusat,
provinsi dan daerah telah bersinergi
Sumber: Data Primer Diolah (BBRSEKP, 2019) Pengelola berbasis kelompok → Sinergi dengan
supplier
TERINTEGRASI → MUDAH DISAMPAIKAN, SULIT
DIIMPLEMENTASIKAN (Transaction Cost)
FORMULASI BOBOT PARAMETER
Bobot Hasil Analisis PCA Ilustrasi: Faktor Penentu Keberhasilan
Parameter Bobot Juknis
Pinrang Lampung Selatan Aceh Besar di Kabupaten Pinrang
A. Prinsip keberlanjutan ekosistem:
1. Kesesuaian dengan daya dukung 40 34 33 34 1. Faktor kawasan akuakultur
secara relatif tidak
2. Keberlanjutan pengelolaan kawasan 25 46 43 41
mencemari lingkungan
3. Pengelolaan lingkungan kawasan 35 20 24 26 2. Faktor alih fungsi
peruntukkan lahan untuk
4. Aspek Sosial 60 45 46 47 akuakultur
5. Aspek Ekonomi 40 55 54 53 3. Faktor pemenuhan terhadap
persyaratan lingkungan
6. Kelembagaan 15 21 17 18 seperti KLHS/Amdal.
7. Peraturan 8 12 14 12 B. Prinsip kesejahteraan dan
pemerataan :
8. Kepatuhan dan penegakan hukum 25 11 13 18 1. Faktor konflik sosial;
2. Faktor status lahan yang
9. Partisipasi masyarakat 15 11 13 14
dikelola pembudidaya ikan.
10. Sinergitas SKPD 15 12 9 15 C. Prinsip tata kelola : faktor lembaga
formal.
11. Monev 15 19 21 13

1. Bobot parameter maupun indikator pada petunjuk teknis bersifat statis Membutuhkan Petunjuk Teknis /
2. Karakteristik usaha budidaya, lingkungan, sosial ekonomi, budaya (culture) Penilaian bersifat
berbeda - beda Dinamis
3. Perbedaan bobot → Pengaruh faktor / parameter EAA pada setiap lokasi berbeda
PELUANG IMPLEMENTASI PENDEKATAN EAA
Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan penerapan pengelolaan perikanan budidaya
dengan pendekatan ekosistem kepada pemerintah daerah sebagai regulator.

Pelaksanaan konsep pengelolaan perikanan budidaya “tambak udang” berbasis ekosistem (EAA)
kepada pelaku pembudi daya tambak udang di semua level usaha.

Perlu memahami karakteristik setiap daerah (khususnya sosial ekonomi) untuk menerapkan EAA
pada usaha budi daya udang.

Pendampingan dan Monitoring Pelaku Usaha Perikanan Tambak Udang Secara Reguler

1. Kelompok pembudidaya telah terbentuk pada hampir seluruh wilayah tambak udang
Peluang 2. Biaya operasional perubahan kawasan tambak perlu didukung dengan anggaran pemerintah daerah dan
pusat

1. Pengelolaan berbasis kawasan sulit diaplikasikan, terkendala status kepemilikan lahan → lahan eksisting
Tantangan
2. Kepastian peningkatan pendapatan/keuntungan pembudidaya Ketika menerapkan EAA (sertifikasi CBIB)
3. Ketergantungan biaya implementasi
ACKNOWLEDGEMENT

BALAI BESAR RISET SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN


TIM RISET “MODEL SOSIAL EKONOMI TATA KELOLA DALAM PENGEMBANGAN INDIKATOR KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN PERIKANAN BERKELANJUTAN BERBASIS PENDEKATAN EKOSISTEM” - TAHUN 2019

Irwan Muliawan, Rizki Aprilian Wijaya, Siti Hajar Suryawati, Radityo Pramoda, Rani Hafsaridewi, Sonny Koeshendrajana

SEMUA PIHAK YANG MEMBANTU TERLAKSANANYA KEGIATAN RISET


BALAI BESAR RISET SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN RISEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

@bbrsekp_official @bbrsekp official @bbrsekp Bbrsekp official

Anda mungkin juga menyukai