Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK PENANGANAN

PASCA PANEN

BAB
ESTIMASI HASIL PRODUKSI
I
BAB I ESTIMASI HASIL PRODUKSI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah siswa diharapkan dapat memahami
hubungan antara total biaya dengan faktor-faktor yang mampu mempengaruhi
perubahan biaya (cost driver). Menghitung estimasi hasil produksi, sehingga
dapat digunakan untuk memprediksi biaya dalam rangka perencanaan kegiatan
dan penyusunan anggaran.

PETA KONSEP

ESTIMASI HASIL PRODUKSI

Pengertian Teknik
Estimasi Hasil Menghitung Hasil
Produksi Produksi

1. Perhitungan
Pertumbuhan Ikan
2. Menghitung Nilai
Kelangsungan Hidup

KATA KUNCI

Estimasi, Produksi, Perikanan, Pertumbuhan, Sintasan, Hasil,

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
1
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Ikan Lele Hasil Panen


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Budi daya perikanan memiliki peran penting sebagai salah satu sektor pemenuhan
kebutuhan pangan nasional, hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah pertumbuhan
penduduk dari tahun ke tahun. Di sisi lain budi daya perikanan memiliki tantangan
besar ke depan karena permasalahan yang terkait dengan perubahan iklim maupun
lingkungan global, serta kondisi perekonomian global dan pertumbuhan penduduk
yang semakin pesat. Oleh karenanya, untuk menjawab tantangan tersebut peran
generasi muda khususnya lulusan perikanan sangat dibutuhkan dalam memberikan
solusinya.
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan aktivitas ekonomi,
sehingga menyebabkan peningkatan pada produksi barang dan jasa dalam masyarakat
serta mampu meningkatkan kemakmuran masyarakat. Dalam skala nasional
pertumbuhan ekonomi menjadi bentuk kenaikan pendapatan nasional karena adanya
peningkatan produksi di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi juga menjadi salah
satu indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat juga
merupakan peningkatan hasil dari output masyarakat karena adanya peningkatan
dalam hal jumlah faktor produksi selama digunakan dalam proses produksi masyarakat
(Sukirno 2000). Todaro (2000) menambahkan pertumbuhan ekonomi secara umum
diartikan sebagai peningkatan PDRB suatu negara.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah
pulau sebanyak 17.508 buah dan luas wilayah sebesar 1.904.569 km2. Indonesia
menjadi bagian dari Asia Tenggara yang terletak di garis khatulistiwa dengan diapit
oleh dua benua, yaitu benua Asia dan Australia serta dua samudera, yaitu Pasifik dan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


2 TAWAR
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

PENDAHULUAN

Hindia. Oleh karenanya, Indonesia disebut sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).


Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan jumlah
populasinya sekitar 260 juta jiwa (berdasarkan data 2017). Dua per tiga dari wilayah
Indonesia merupakan lautan yaitu sebesar 5,8 juta km2 (indonesialibrary.com).
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai potensi sumber daya alam
yang besar karena dikenal sebagai negara maritim yang memiliki potensi kekayaan
laut dan perikanan yang besar. Wilayah Indonesia yang sebagian besar dikelilingi oleh
laut, menjadikan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam di laut tidak kalah
besar dari kekayaan sumber daya alam di darat. Sektor perikanan mempunyai potensi
sebagai penggerak perekonomian baik secara makro maupun mikro. Secara makro
akan menjadi penyumbang devisa sebagai contoh adalah kegiatan ekspor. Secara
mikro, contohnya dapat memberi dampak tenaga kerja dan meningkatkan daya beli
masyarakat sejalan dengan peningkatan pendapatan dari para pelaku usaha di bidang
perikanan (Nugroho, 2013).
Menurut Daryanto (2007), sumber daya perikanan adalah salah satu sumber
daya yang sangat penting bagi masyarakat dan sangat berpotensi sebagai penggerak
utama ekonomi nasional. Potensi lahan perikanan secara nasional diperkirakan
mencapai 17,74 juta Ha, yang terbagi atas budi daya air tawar 2,23 juta Ha, air payau
2,96 juta Ha dan budi daya laut 12,55 juta Ha. Sedangkan pemanfaatannya hingga saat
ini masih terbilang sangat sedikit yaitu baru mencapai 16,62 % untuk air tawar, 50,06
% untuk budi daya air payau dan 2,09 % untuk budi daya laut (Kementrian Perikanan
dan Kelautan).
Menurut FAO (Food & Agriculture Organization) telah mengindikasikan, bahwa
ikan yang dikonsumsi sebanyak 43% berasal dari ikan yang di budi daya. Dengan
demikian, kedepannya budi daya perikanan ini dapat menjadi barometer utama dan
menjadi salah satu sumber daya alam yang sangat diandalkan dalam menunjang
kebutuhan pangan dan juga pemberdayaan ekonomi masyarakat secara global.
Berdasarkan data SUSENAS (Survai Sosial Ekonomi Nasional)-BPS menunjukkan
bahwa sebesar 57% masyarakat Indonesia cenderung mengkonsumsi protein hewani
yang berasal dari protein ikan. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran konsumen
dalam hal konsumsi protein hewani yaitu dari produk berbasis daging merah ke daging
putih. Ini dikarenakan kandungan gizi pada ikan juga menunjang pada peningkatan
kecerdasan masyarakat Indonesia.
Menurut international trade center, ekspor perikanan meningkat 2% per tahun.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan sektor perikanan semakin baik.
Selain itu perkembangan sektor perikanan ini juga meningkatkan PDB nasional.
Peningkatan ini mengindikasikan bahwa perikanan saat ini semakin maksimal melalui
program-program pemerintah yang mana telah mampu memberi kontribusi dalam hal
meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat.
Tahun 2016 sebanyak 218.017 ton merupakan total produksi perikanan laut,
sebanyak 14.873 ton perikanan umum, sebanyak 1.117.387 ton dan perikanan budi
daya. Menurut jenis lokasi budi dayanya, budi daya terbesar dilakukan di kolam
dengan jumlah produksinya mencapai 546.073 ton pada tahun 2016. Kemudian budi

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
3
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

PENDAHULUAN

daya tambak menghasilkan 333.795 ton dan budi daya di jaring apung menghasilkan
199.617 ton. Selain itu, budi daya sawah menghasilkan 33.454 ton, keramba sebanyak
2.930 ton dan budi daya laut sebanyak 1.518 ton. Pada tahun 2016, terdapat sejumlah
rumah tangga yang membudidaya ikan, yaitu sebanyak 378.056 rumah tanga. Dengan
rinciannya, yaitu tiga rumah tangga yang kegiatan budi daya perikanannya di kolam
sebanyak 254.386, di tambak sebanyak 41.198, dan di sawah 46.858. Sedangkan
yang melalukan penangkapan di perairan umum dan laut masing-masing 25.775 dan
11.620 rumah tangga.
Untuk itu, maka estimasi hasil produksi perikanan budi daya menjadi sangatlah
penting dipelajari guna menentukan keberlangsungan jenis usaha tersebut dijalankan.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Estimasi Hasil Produksi


Kemampuan manajemen sebagai  pembudidaya ikan tidak hanya bisa
menguasai teknik diperikanan saja, namun terdapat faktor yang cukup berperan
dalam kesuksesan budi daya ikan. Salah satunya adalah keuntungan usaha. Hasil
akan memuaskan dengan melewati beberapa proses. Proses pertama yang harus
dilakukan adalah  menganalisa perhitungan terkait keuntungan dan balik modal.
Hal tersebut dilakukan agar usaha budi daya ikan menjadi menguntungkan, maka
penghasilan dari usaha tersebut harus lebih besar dari biaya produksi. Dengan
demikian, estimasi hasil produksi menjadi penting untuk diperhatikan.
Estimasi merupakan keseluruhan proses yang menggunakan dan membutuh-
kan estimator untuk mendapatkan sebuah estimasi dari suatu parameter (Harinaldi,
2005). Sedangkan menurut Tockey (2004), estimasi merupakan  suatu cara
pengukuran yang berdasarkan hasil kuantitatif atau tingkat akurasinya dapat
diukur dengan angka.

Gambar 1.2 Ilustrasi Biaya Produksi


Sumber: www.pelajaran.co.id

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


4 TAWAR
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) estimasi adalah perkiraan,


penilaian, atau pendapat. Hal ini menunjukkan bahwa estimasi adalah istilah
yang digunakan secara umum untuk menyatakan suatu perkiraan, penilaian, atau
pendapat kita tentang sesuatu hal. Sebagai contoh, ketika kita melihat seorang
anak dengan tubuh gemuk yang ikut serta dalam lomba lari. Walaupun memiliki
tubuh gemuk, akan tetapi kaki anak tersebut tetap terlihat kokoh dan kuat. Dengan
demikian, kita dapat mengestimasi bahwa ia dapat bersaing dalam lomba lari
tersebut.
Secara umum kita kadang membuat estimasi dalam kehidupan sehari-hari
namun untuk sebagian orang istilah tersebut terdengar cukup “serius”. Kita pun
juga sering mendengar istilah estimasi ini saat orang menghitung nilai statistik
pada sensus penduduk atau membicarakan proyek. Sebagau contoh, estimasi
biaya dan waktu dalam menyelesaikan proyek pembuatan jembatan atau tentang
estimasi jumlah populasi penduduk di suatu wilayah dengan mengambil sampel.
Pada dasarnya, estimasi atau perkiraan ini cukup sering kita jumpai dalam
keseharian, seperti ketika menjelang bulan ramadan kita pasti akan selalu
memperkirakan bahwa harga bahan-bahan pokok atau makanan akan naik, sehingga
sebelum bulan ramadan kita akan memborong barang-barang yang tahan lama.
Contoh lainnya, ketika melihat langit mendung kita akan langsung memperkirakan
bahwa akan turun hujan dan kita pun segera mengangkat kain jemuran.
Estimasi yang baik sangat diperlukan dalam bidang-bidang yang memerlukan
ketelitian. Sebagai contoh, dalam sebuah proyek konstruksi bangunan, maka harus
dibuat estimasi yang baik yang terkait dengan besarnya dana yang akan dibutuhkan
dan lama waktu pengerjaan proyek tersebut. Pada proyek konstruksi bangunan,
maka akan membutuhkan dana yang sangat besar sehingga tanpa estimasi biaya
dan waktu yang baik maka akan menghambat jalannya proyek tersebut.
Apabila estimasi biaya jauh lebih kecil dari biaya yang sebenarnya tentu saja
akan berdampak merugikan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Setiap pemilik
proyek pasti tidak akan siap jika kekurangan dana yang sangat besar dan pengerjaan
proyek juga terhambat karena kekurangan dana. Begitu pula jika estimasi waktu
pengerjaan proyek melenceng jauh dari yang seharusnya, sehingga proyek belum
juga selesai sesuai dengan estimasi yang telah diberikan. Padahal bisa jadi si
pemilik proyek juga telah memiliki rencana sendiri sesuai dengan waktu perkiraan
selesainya proyek tersebut.
Estimasi produksi  memiliki pengertian sebagai suatu bentuk anggaran
penjualan yang sebelumnya telah disesuaikan dengan perubahan persediaan
barang. Estimasi hasil produksi bermanfaat untuk hal berikut.
1. Menjadwalkan pekerjaan.
2. Mendukung keputusan yang baik.
3. Menentukan lama suatu proyek yang akan dilakukan dan berapa besaran
biayanya.
4. Menentukan kebutuhan arus kas.
5. Menentukan apakah proyek layak dikerjakan.
6. Menentukan seberapa baik kemajuan suatu proyek.
7. Menentukan anggaran time phased dan menetapkan basis proyek.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
5
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas estimasi. Faktor


tersebut sangat menentukan kelayakan estimasi yang di keluarkan dapat dijadikan
patokan atau tidak.
Hal yang diperlukan untuk memperoleh kualitas estimasi yang baik
1. Sikap tanggung jawab.
2. Menggunakan beberapa orang untuk menentukan estimasi.
3. Dalam kondisi normal.
4. Waktu.
5. ketidakberpihakan (independency)
6. Ketidakpastian (contingency).
7. Menambahkan kemungkinan risiko pada estimasi untuk membantu
menghindari kejutan dari stakeholder.
Secara umum estimasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu estimasi
makro dan estimasi mikro. Metode estimasi makro (atas-bawah) biasanya dapat
diperoleh dengan menggunakan pengalaman dan/atau  informasi  tertentu untuk
dapat menentukan jumlah durasi dan total biaya proyek. Metode estimasi ini juga
dibagi menjadi beberapa metode di antaranya konsensus, rasio, distribusi merata,
function point, dan kurva pembelajaran.

B. Teknik Menghitung Hasil Produksi


1. Perhitungan Pertumbuhan Ikan
Laju Pertumbuhan Harian Pertumbuhan (LPH)  atau  Specifik Growth
rate  (SGR) diartikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun
volume seiring dengan perubahan waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Cara menghitung laju pertumbuhan harian (LPH)
ikan budi daya dinyatakan dalam persen (%) sebagai berikut.

Keterangan:
LPH : Laju pertumbuhan harian
Bo : Bobot ikan rata-rata pada awal pemeliharaan
Bh : Bobot ikan rata-rata pada awal hari ke-h
H : Lama pemeliharaan
Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya perikanan
dan juga sangat potensial, baik wilayah perairan tawar, pantai, maupun pada
perairan laut. Sumber potensi di perairan tawar meliputi keanekaragaman
jenis atau plasma nutfah ikan dan lahan perikanan. Wilayah perairan Indonesia
memiliki luas yaitu 5,8 juta km2. Oleh karenanya, Indonesia memiliki potensi

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


6 TAWAR
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

perikanan yang sangat besar. Sektor perikanan pada umumnya dibagi menjadi
dua, yaitu perikanan tangkap dan perikanan budi daya. Potensi sektor
perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4 juta ton per tahunnya
dengan tingkat pemanfaatan yaitu sebesar 4,4 juta ton per tahun atau sebesar
70%. Sementara itu, potensi Indonesia di sektor perikanan budi daya sebesar
15,95 juta hektar (Fitrah, 2016).
Ikan adalah salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis,
yaitu memiliki ciri khas pada insang, tulang belakang, dan siripnya, serta
tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki
kemampuan bergerak dengan menggunakan siripnya untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya, sehingga ikan tidak akan tergantung dengan arus
atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata,
terdapat sekitar 50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di
antara vertebrata lain. Hal tersebut karena ikan memiliki jenis atau spesies
yang terbesar yaitu sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57
ordo (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Dalam biologi perikanan, yang perlu diketahui dalam kaitan pengelolaan
sumber daya perikanan adalah terkait hubungan panjang-berat ikan yang
merupakan salah satu informasi pelengkap, misalnya dalam penentuan
selektifitas alat tangkap agar ikan-ikan yang tertangkap hanya yang berukuran
layak tangkap. Pengukuran panjang-berat ikan memiliki tujuan untuk
mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau
kelompok-kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan,
kesehatan, produktifitas, dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan
gonad. Analisa hubungan panjang-berat juga dapat digunakan untuk estimasi
faktor kondisi atau sering disebut dengan index of plumpness, yang merupakan
salah satu hal penting dari pertumbuhan untuk membandingkan keadaan atau
kondisi kesehatan relatif populasi ikan atau individu tertentu (Mulfizar dkk.,
2012).
Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran baik panjang, volume
maupun bobot dalam kurun waktu tertentu, atau dapat juga diartikan sebagai
pertambahan jaringan karena adanya pembelahan sel secara mitosis, yang
terjadi apabila ada kelebihan pasokan energi dan protein. Persiapan media air
merupakan hal yang sangat penting terutama dalam hal pemeliharaan ikan.
Hal ini dikarenakan air adalah tempat hidup ikan, sebaiknya dipersiapkan
sedemikian rupa agar dapat menjaga kualitas airnya (Emaliana, dkk., 2010).
Pada umumnya, jika pertumbuhan bersifat positif (misal adanya
penambahan berat tubuh ikan pada waktu tertentu), di mana menunjukkan
keseimbangan energi positif dalam metabolisme. Metabolisme merupakan
penjumlahan antara anabolisme ditambah katabolisme. Pada saat
pertumbuhan, laju anabolisme akan melebihi laju katabolisme. Pada dasarnya,
faktor-faktor yang mengkontrol proses anabolik adalah sekresi hormon
pertumbuhan oleh pituitary dan hormon steroid dari gonad. Sedangkan laju

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
7
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

pertumbuhan ikan sangat bervariasi karena sangat tergantung oleh berbagai


faktor. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor dalam dan
luar. Faktor-faktor tersebut ada yang dapat dikontrol dan ada yang tidak. Pada
umumnya faktor dalam adalah faktor yang sulit dikontrol, contohnya adalah
keturunan, seks, umur, parasit dan penyakit (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Ikan pada umumnya mengalami pertumbuhan secara terus menerus
sepanjang hidupnya. Pertumbuhan adalah salah satu aspek yang dipelajari
dalam dunia perikanan karena pertumbuhan merupakan indikator bagi
kesehatan individu dan populasi yang baik bagi ikan. Secara sederhana
pertumbuhan dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat
dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi adalah sebagai
pertambahan jumlah. Akan tetapi kalau ditinjau lebih lanjut, pada dasarnya
pertumbuhan itu merupakan proses biologis yang komplek di mana banyak
faktor yang mempengaruhinya (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Berikut ini adalah pertumbuhan yang digambarkan dalam bentuk kurva
yang mana menghubungkan antara ukuran panjang dengan waktu atau umur.
Bentuk kurva pertumbuhan ikan menyerupai huruf S sehingga dikatakan
sebagai kurva sigmoid. 

Gambar 1.3 Kurva Pertumbuhan Ikan


Sumber: Gusrina, 2008

Kurva ini menggambarkan pertumbuhan ikan sejak menetas hingga


mencapai batas yang maksimal. Pada awalnya ikan tumbuh lambat, karena
pada saat itu masih dalam fase perkembangan hidup awal ketika pertumbuhan
lebih dipusatkan pada penyempurnaan organ-organ tubuh. Ketika organ tubuh
telah sempurna berkembang, maka pertumbuhan dalam panjang menjadi
pesat sampai terjadi kedewasaan. Selanjutnya jumlah energi yang masuk

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


8 TAWAR
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

dialihkan dari pertumbuhan jaringan somatik kepada pertumbuhan jaringan


gonad. Sebagai konsekuensinya laju pertumbuhan ikan dewasa lebih lambat
daripada ikan belum dewasa. Meskipun dikatakan pertumbuhan ikan bersifat
tanpa batas, namun laju pertumbuhan kian menurun, (Rahardjo, dkk., 2010).
Pemuasaan secara periodik mampu meningkatkan kecepatan
pertumbuhan ikan setara bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tanpa pemuasaan. Pertumbuhan kompensatori (compensatory growth) adalah
pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan pemberian pakan normal
yang terjadi setelah ikan melewati periode pembatasan pemberian pakan lalu
diberi pakan kembali sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa penelitian, antara
lain, pada ikan nila merah yang dipelihara pada kondisi air laut dan ikan bawal
air tawar  (Colossoma macropomum) menunjukkan pertumbuhan yang relatif
sama antara ikan yang dipuasakan dengan yang tidak dipuasakan dan adanya
penghematan pakan sebanyak 15-40% pada ikan yang dipuasakan (Mulyani,
dkk., 2014).
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai perubahan ukuran (panjang,
berat) ikan pada waktu tertentu atau perubahanan kalori yang tersimpan
menjadi jaringan somatik dan reproduksi. Perubahan ini dapat diartikan
sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu energi
dari makanan (I), yang terukur sebagai kalori, merupakan energi yang di
keluarkan untuk metabolisme (M) atau pertumbuhan (G) atau sebagai energy
yang terbuang (E). Hal ini dapat dituliskan dalam persamaan, I = M + G +
E pertumbuhan cepat terjadi pada ikan ketika berumur 3-5 tahun. Pada ikan
tua, walaupun pertumbuhan itu terus tetapi berjalan dengan lambat. Hal
ini disebabkan ikan yang sudah tua pada umumnya kekurangan makanan
untuk pertumbuhan, karena sebagian besar makanannya digunakan untuk
pemeliharaan tubuh dan pergerakan (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Kecenderungan pertumbuhan yang meningkat pesat pada umur antara
0-1 tahun. Pada umur 0-1 setelah fase pascalarva, pertumbuhan pada setiap
jenis ikan memasuki pertumbuhan somatik di mana energi yang diperoleh
dari makanan terdistribusi hanya untuk pertumbuhan panjang dan bobot ikan
serta metabolisme basal untuk proses pemeliharaan organ-organ dalam ikan.
Pertumbuhan somatik, mulai mengalami penurunan laju perkembangan ketika
ikan masuk ke fase dewasa. Karena pada fase dewasa energi yang diperoleh
dipergunakan untuk pertumbuhan somatik, gonadik, dan metabolisme basal
(Syahrir, 2011).

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
9
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah sebagai berikut.


a. Faktor Internal
1) Gen/Keturunan

Gambar 1.4 Teknik Kawin Silang Pada Ikan Betta Sp.


Sumber: pontianakcupang.com

Faktor keturunan pada ikan yang dipelihara dalam kultur, mungkin


dapat dikontrol dengan mengadakan seleksi untuk mencari ikan yang
baik pertumbuhannya, namun di alam tidak ada kontrol yang dapat
diterapkan. Faktor seks tidak dapat dikontrol. Ikan betina kadang kala
pertumbuhannya lebih baik dari ikan jantan, namun ada pula spesies
ikan yang tidak mempunyai perbedaan pertumbuhan pada ikan betina
dan ikan jantan (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali dapat
mempengaruhi pertumbuhan yaitu kecepatan pertumbuhan menjadi
lambat. Hal ini dikarenakan sebagian dari makanan yang dimakan
tertuju kepada perkembangan gonad. Pembuatan sarang, pemijahan,
penjagaan keturunan membuat pertumbuhan tidak bertambah karena
pada waktu tersebut pada umumnya ikan tidak makan. Setelah periode
tersebut ikan mengembalikan lagi kondisinya dengan mengambil
makanan seperti sedia kala.Umur  telah diketahui dengan jelas
berperanan terhadap pertumbuhan (Rahardjo, dkk., 2010).
2) Pembelahan Sel
Pada bagian tubuh yang dapat diperbaharui mempunyai sel-
sel dengan daya membelah secara mitosis sangat cepat. Walaupun

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


10 TAWAR
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

organisme sudah tua, daya membelah sel-sel pada bagian tubuh


yang dapat diperbaharui masih sama, sehingga jumlah sel yang dapat
diganti sama dengan jumlah sel yang dibentuk. Urat daging dan tulang
bertanggung jawab terhadap pertambahan massa ikan. Pertumbuhan
yang cepat menunjukkan ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan
lainnya yang mendukung, sedangkan, pertumbuhan menunjukkan
kondisi yang sebaliknya (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Pertumbuhan dalam individu ialah pertumbuhan jaringan akibat
dari pembelahan sel secara litosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan
input energi dan asam amino (protein) berasal dari makanan. Seperti
kita ketahui bahan berasal dari makanan akan digunakan oleh tubuh
untuk metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual,
perawatan bagian-bagian tubuh atau mengganti sel-sel yang sudah
tidak terpakai. Bahan-bahan tidak berguna akan di keluarkan dari
tubuh. Apabila terdapat bahan berlebih dari keperluan tersebut di
atas akan dibuat sel baru sebagai penambahan unit atau penggantian
sel dari bagian tubuh. Dari segi pertumbuhan, kelompok sel-sel suatu
jaringan dalam bagian tubuh dapat digolongkan menjadi bagian yang
dapat diperbaharui, bagian yang dapat berkembang dan bagian yang
statis(Emaliana, dkk., 2010).
3) Umur
Umur dan kematian merupakan prediksi yang sangat baik untuk
laju pertumbuhan relatif ikan, meskipun laju pertumbuhan absolut
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Umumnya, ikan
mengalami pertumbuhan panjang yang sangat cepat pada beberapa
bulan atau tahun pertama dalam hidupnya, hingga maturasi.
Selanjutnya, penambahan energi digunakan untuk pertumbuhan
jaringan somatik dan gonadal, sehingga laju pertumbuhan ikan mature
lebih lambat dibandingkan ikan-ikan immature  (Wahyuningsih dan
Barus, 2006).
Istilah penuaan mengacu pada proses perubahan negatif
yang mengiringi bertambahnya umur ikan. Proses ini ditandai oleh
melambatnya pertumbuhan, percepatan laju mortalitas, kapasitas
reproduksi yang menurun secara bertahap, dan meningkatnya
abnormalitas anakan. Kurun umur tua tipikal memperlihatkan
perlambatan aktivitas yang diikuti oleh perubahan dalam cara makan,
distribusi, dan tingkah laku lainnya (Rahardjo, dkk., 2010).
b. Faktor Eksternal
1) Suhu
Faktor luar  yang utama mempengaruhi pertumbuhan, seperti,
suhu air, kandungan oksigen terlarut, amonia, salinitas, dan fotoperiod.
Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersama-
sama dengan faktor-faktor lainnya, seperti, kompetisi, jumlah dan
kualitas makanan, umur, dan tingkat kematian mempengaruhi laju
pertumbuhan ikan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat penting

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
11
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

dalam mempengaruhi laju pertumbuhan, yaitu suhu. Laju pertumbuhan


ikan Cyprinodon macularis  meningkat pada suhu antara 30°C-35°C,
sedangkan laju pertumbuhan maksimal ikan salmon muda diperoleh
pada suhu sedang (15°C).
Adanya hubungan yang erat antara suhu dari pertumbuhan optimal
dengan preferensi perilaku. Di daerah yang bermusim 4, apabila suhu
perairan turun di bawah 10°C ikan perairan panas yang berada di daerah
tadi akan berhenti mengambil makanan atau mengambil makanan
hanya sedikit sekali untuk keperluan mempertahankan kondisi tubuh.
Jadi walaupun makanan berlebih pada waktu itu, pertumbuhan ikan
akan terhenti atau lambat sekali (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Suhu dapat mempengaruhi aktivitas penting ikan, seperti,
pernapasan, pertumbuhan, dan reproduksi. Suhu yang tinggi dapat
mengurangi oksigen terlarut dan selera makan ikan. Perbedaan
suhu air media dengan tubuh ikan akan menimbulkan gangguan
metabolisme. Kondisi ini dapat mengakibatkan sebagian besar energi
yang tersimpan dalam tubuh ikan digunakan untuk penyesuian diri
terhadap lingkungan yang kurang mendukung tersebut, sehingga
dapat merusak sistem metabolisme atau pertukaran zat. Hal ini dapat
mengganggu pertumbuhan ikan karena gangguan sistem percernaan
(Emaliana, dkk., 2010).
Pada suhu optimum, apabila ikan itu tidak mendapat
makanan tidak pula dapat tumbuh. Untuk daerah tropik suhu perairan
berada dalam batas kisar optimum untuk pertumbuhan. Oleh karena
itu, apabila ada ikan dapat mencapai ukuran 30 cm dengan berat 1 kg
dalam satu tahun di perairan tropik, maka ikan yang sama spesiesnya
di daerah bermusim empat ukuran tadi mungkin akan dicapai dalam
waktu dua atau tiga tahun. Setiap spesies ikan suhu optimum untuk
pertumbuhannya tidak sama, oleh karena itu dalam kultur ikan agar
tercapai tujuan suhu optimum dari perairan tadi ada kolam yang diberi
tanaman untuk memberi bayangan pada perairan dan ada pula yang
tidak (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
2) Pakan
Pakan adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ikan karena pakan berfungsi sebagai pemasok energi
untuk meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan kelansungan
hidup. Ketersediaan pakan merupakan salah satu persyaratan mutlak
bagi berhasilnya usaha budi daya ikan. Pakan merupakan sumber
protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang penting bagi
ikan. Oleh karena itu, pemberian pakan dengan ransum harian yang
cukup dan berkualitas tinggi serta tidak berlebihan merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan usaha budi
daya ikan (Asma, dkk., 2016).

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


12 TAWAR
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

Konversi pakan dipengaruhi oleh daya serap nutrisi pakan oleh


saluran pencernaan. Saluran pencernaan ikan mengandung mikro-
organisme yang membantu penyerapan nutrisi. Pemberian probiotik
dapat menjaga keseimbangan komposisi mikroorganisme dalam sistem
pencernaan, berakibat meningkatnya daya cerna bahan pakan dan
menjaga kesehatan. Berdasar penelitian sebelumnya pada ikan patin
dan pada ikan bandeng menunjukkan bahwa penambahan probiotik
berpengaruh terhadap pertumbuhan dari ikan tersebut  (Ardita, dkk.,
2015).
3) Penyakit dan Parasit
Salah satu jenis penyakit ikan adalah penyakit yang diakibatkan
oleh infeksi parasit. Infeksi parasit dapat menjadi salah satu faktor
predisposisi bagi infeksi organisme patogen yang lebih berbahaya,
yaitu berupa kerusakan organ luar, pertumbuhan yang lambat,
penurunan nilai jual, dan peningkatan sensitivitas terhadap stresor.
Tingkat infeksi parasit yang tinggi dapat mengakibatkan mortalitas
tanpa menunjukkan gejala terlebih dahulu (Marlan dan Agustina,
2014).
Penyakit dan parasit juga mempengaruhi pertumbuhan terutama
kalau yang diserang itu alat pencernaan makanan atau organ lain yang
vital, sehingga efisiensi berkurang karena kekurangan makanan yang
berguna untuk pertumbuhan. Namun sebaliknya, dapat terjadi pada
ikan yang diserang oleh parasit tidak begitu hebat menyebabkan
pertumbuhan ikan itu lebih baik daripada ikan normal atau tidak
diserang parasit tadi. Hal ini terjadi karena ikan tersebut mengambil
makanan lebih banyak dari biasanya, sehingga terdapat kelebihan
makanan untuk pertumbuhan(Ardita, dkk., 2015)
4) Oksigen Terlarut
Kandungan oksigen terlarut mengukur reduksi laju pertumbuhan
juvenil Micropterus salmoides pada kandungan oksigen terlarut 5 mg/L
dengan suhu 26°C. Kondisi tersebut diperkirakan sebagai ambang
batas bagi pertumbuhan dan reproduksi juvenil  M.  Salmoides  dan
beberapa ikan lain, seperti,  Ictalurus punctatus, Mugil cephalus,
Orthodon microlepidotus  yang dapat mempertahankan metabolisme
pada kondisi kandungan oksigen yang rendah. Selain itu, ikan-ikan ini
akan berenang ke tempat yang labih menguntungkan (Syahrir, 2013).
Oksigen terlarut merupakan oksigen dalam bentuk terlarut
dalam air karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan
secara difusi langsung dari udara. Pada umumnya ikan kecil akan
mengkonsumsi oksigen per berat badan lebih banyak dibandingkan
dengan ikan besar dari satu spesies. Nilai oksigen terlarut media
pemeliharaan selama pengamatan berlangsung berkisar 5,22-5,61
(Emaliana, dkk., 2010).

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
13
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

5) Amonia
Amonia  merupakan hasil ekskresi primer ikan, namun bila ada
dalam konsentrasi yang tinggi dapat menghambat laju pertumbuhan.
Sebagai contoh, pengukuran berat juvenil  Ictalurus punctatus  yang
ditempatkan pada akuarium dengan kondisi penambahan kandungan
amonia. Mekanisme penghambatan pertumbuhan olah amonia masih
belum diketahui. Pada umumnya, diketahui bahwa amonia un-ion
(NH3) di perairan lebih toksik dari pada bentuk ion amonia (NH4+)
pada konsentrasi yang sama. Proporsi dari kedua bentuk tersebut di
perairan sangat tergantung pada pH air. Pemantauan pH air merupakan
bagian yang esensial dari sistem kultur ikan air tawar. Walaupun amonia
merupakan komponen alami di perairan, pengaruhnya terhadap ikan
menjadikan amonia ini polutan yang khas dan dapat menurunkan laju
pertumbuhan (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Amonia yang tak terionisasi (NH3) di air memberikan efek racun
terhadap ikan daripada bentuk yang terionisasi (NH4+) pada konsentrasi
yang sama. Ketika konsentrasi amonia naik di dalam air, maka ekskresi
amonia oleh ikan menurun, sehingga konsentrasi amonia dalam darah
dan jaringan lainnya naik. Konsentrasi amonia yang tinggi dalam air
juga memengaruhi permeabilitas ikan terhadap air dan mereduksi
konsentrasi ion internal. Amonia juga meningkatkan konsumsi oksigen
oleh jaringan, merusak insang, dan mereduksi kemampuan darah
membawa oksigen. Perubahan histologic terjadi dalam ginjal, limpa,
tiroid dan darah ikan yang terkena konsentrasi subletal amonia.
Kenaikan amonia meningkatkan kerentanan terhadap penyakit dan
mereduksi pertumbuhan ikan (Rahardjo, dkk., 2010).
6) Salinitas
 Salinitas sebagai salah satu parameter kualitas air berpengaruh
secara langsung terhadap metabolisme tubuh ikan, terutama proses
osmoregulasi. Dengan memberikan perlakuan salinitas diharapkan
mampu meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam proses
osmoregulasi pada benih gurami (O. gouramy), sehingga mampu
meningkatkan pertumbuhannya. Salah satu aspek fisiologi ikan yang
dipengaruhi oleh salinitas adalah tekanan osmotik dan konsentrasi
cairan tubuh serta kebutuhan oksigen (Yurisma, dkk., 2013).
Salinitas  juga mempengaruhi laju pertumbuhan. Ikan-ikan
eurihalin menunjukkan laju pertumbuhan yang maksimum pada
salinitas 35 ppt dari pada salinitas yang lebih tinggi atau lebih
rendah.  Fotoperiod  (panjang hari) juga mempengaruhi fenomena
pertumbuhan secara musiman. Terdapat suatu hubungan yang erat
antara pertumbuhan ikan danau Coregonus clupeaformis dan fotoperiod
musiman (Asma, dkk., 2016).
7) Kompetisi
Anak ikan yang lemah dan tidak berhasil mendapatkan makanan
akan mati, sedangkan yang kuat terus mencari makanan dan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


14 TAWAR
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

pertumbuhannya baik. Jumlah individu yang terlalu banyak dalam


perairan yang tidak sebanding dengan keadaan makanan akan terjadi
kompetisi terhadap makanan itu. Keberhasilan mendapatkan makanan
akan menentukan pertumbuhan. Oleh karena itu, akan didapatkan
ukuran yang bervariasi dalam satu keturunan  (Rudiyanti dan Ekasari
(2015).
Tingkat padat tebar akan mempengaruhi keagresifan ikan. Ikan
yang dipelihara dalam kepadatan yang rendah akan lebih agresif,
sedang ikan yang dipelihara dalam kepadatan yang tinggi akan
lambat pertumbuhannya karena tingginya tingkat kompetisi dan
banyaknya sisa-sisa metabolisme yang terakumulasi dalam media air.
Predasi dapat di hindarkan dan kualitas air dapat di perbaiki melalui
pemeliharaan benih terkendali dalam ruangan (Waker, dkk., 2015).
c. Hubungan Panjang Berat
Panjang tubuh sangat berhubungan dengan berat tubuh. Hubungan
panjang dengan berat seperti hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai
pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan
sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan bebeda-
beda. Panjang dan berat ikan dalam suatu bentuk rumus yang umum,
yaitu W = cLn, di mana W = berat L = panjang, c & n = konstanta. Rumus
umum tersebut bila ditranformasikan ke dalam logaritma, maka kita akan
mendapatkan persamaan: log W = log c + n log L, yaitu persamaan linier
atau persamaan garis lurus. Harga n ialah harga pangkat yang harus cocok
dari panjang ikan agar sesuai dengan berat ikan. Harga eksponen ini telah
diketahui dari 398 populasi ikan berkisar 1,2-4,0, namun kebanyakan dari
harga n tadi berkisar dari 2,4-3,5 (Syahrir, 2013).
Apabila harga n sama dengan 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan
ikan tidak berubah bentuknya, yaitu pertambahan panjang ikan seimbang
dengan pertambahan beratnya. Pertumbuhan demikian seperti telah
dikemukakan ialah pertumbuhan isometrik. Apabila n lebih besar atau
lebih kecil dari 3 dinamakan pertumbuhan allometrik. Harga n yang
kurang dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus, yaitu pertambahan
panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya, sedangkan harga n
lebih besar dari 3 menunjukkan ikan itu montok, pertambahan berat lebih
cepat dari pertambahan panjangnya. Cara yang dapat digunakan untuk
menghitung panjang berat ikan ialah dengan menggunakan regresi, yaitu
dengan menghitung dahulu logaritma dari tiap-tiap panjang dan berat
ikan (Setyohadi, 2013).
Kecepatan pertumbuhan mutlak/absolut  ialah perubahan ukuran
baik berat atau panjang yang sebenarnya di antara dua umur atau dalam
waktu satu tahun. Umumnya kecepatan pertumbuhan mutlak menurun
apabila ikan makin bertambah. Kecepatan mutlak/absolute ini dapat
dibuat persamaan dengan melihat panjang atau berat (Y) dengan waktu
(T):  (Y2-Y1)/(T2-T1)  Kecepatan pertumbuhan nisbi/relatif dirumuskan
sebagai persentase pertumbuhan pada tiap interval waktu, atau dengan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
15
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

kata lain ialah perbedaan ukuran pada waktu akhir interval dengan ukuran
pada waktu awal interval dibagi dengan ukuran pada waktu akhir interval.
Umumnya pertambahan dalam berat jauh lebih banyak digunakan karena
mempunyai nilai praktis dari pada panjang (Mulfizar, dkk., 2012).
d. Perhitungan Laju Pertumbuhan Ikan
Menurut Agustin (2014), perhitungan pertumbuhan bobot dan panjang
tubuh ikan adalah sebagai berikut.

Laju pertumbuhan bobot = (ln Wt-ln Wo/t) x 100%

Keterangan:
Wt = Bobot ikan di akhir pemeliharaan (g)
Wo = Bobot ikan di awal pemeliharaan (g)

Laju pertumbuhan panjang = (ln Lt-ln Lo/t) x 100%

Keterangan:
Lt = Panjang ikan di akhir pemeliharaan (cm)
Lo = Panjang ikan di awal pemeliharaan (cm)

Persentase kelangsungan hidup dihitung dengan rumus sebagai berikut.

SR = (Nt/No) x 100 %

 Keterangan:
SR = Kelangsungan Hidup (%)
Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

Menurut Rudiyanti dan Ekasari (2015), laju pertumbuhan spesifik (Specific


Growth rate) ditentukan dengan rumus berikut.

SGR = (lnWo-lnWt/t1-t0) x 100 %

Di mana:
SGR : Laju pertumbuhan berat spesifik (% perhari)
Wt : Bobot Biomassa pada akhir penelitian (gram)
Wo : Bobot Biomassa pada awal penelitian (gram)
t1 : Waktu akhir penelitian (hari)
t0 : Waktu awal penelitian (hari)

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


16 TAWAR
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Perhitungan Tingkat Sintasan/Kelulushidupan


Kelulushidupan merupakan tingkat kehidupan dalam proses budi daya
ikan mulai awal tebar ikan/komoditi air tawar hingga diakhir pemeliharaan.
Dalam kegiatan budi daya ikan tingkat kelulushidupan (survival rate) sangat
mempengaruhi untung atau rugi kegiatan budi daya tersebut dan merupakan
faktor penentu keberhasilan. Semakin tinggi angka kelulushidupan, maka
benefit (keuntungan) juga akan semakin tinggi. Tingkat kelulushidupan itu
memiliki standar masing-masing, mulai dari kelulushidupan larva, benih dan
ikan ukuran konsumsi (pedaging). Masing masing kegiatan tersebut memiliki
persentase kelulushidupan yang berbeda beda, pada umumnya fase larva
merupakan tingkat kelulushidupan terendah dibandingkan kelulushidupan
benih dan ikan ukuran konsumsi. Semakin banyak tingkat hidup ikan, maka
akan semakin tinggi kelulushidupannya, semakin tinggi tingkat mortalita maka
semakin rendah tingkatkelulushidupannya.
Menurut Effendi (2000), tingkat kelulushidupan akan menentukan
produksi yang diperoleh dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang
dipeihara. Kelulushidupan/Survival rate (SR) dihitung dengan persentase yang
mana rumusnya sebagai berikut.

SR = (Nt/No) x 100 %

Keterangan:
SR : Kelulushidupan (%)
Nt : Jumlah ikan diakhir pemeliharaan
No : Jumlah ikan diawal pemeliharaan
Jika benih ikan lele (Clarias sp.) untuk pembesaran ikan ukuran konsumsi
dengan jumlah ikan yang di masukkan ke dalam kolam berjumlah 25.000 ekor
benih ukuran 5-7 cm, yang di pelihara selama 100 hari dengan ukuran ikan
5-12 ekor ikan per kilogram. Pada saat pemanenan jumlah ikan yang diperoleh
berjumlah 20.000 ekor ikan, maka nilai sintasan dari pemeliharaan ikan lele
ini yaitu 80%.
Pentingnya menghitung tingkat kelulushidupan ikan saat panen ialah,
agar mempermudah dalam memprediksi berapa persen keberhasilan dalam
budi daya ikan yang dilakukan. Selain itu, proses menghitung jumlah sintasan/
kelulushidupan ikan ini juga berkaitan dengan proses sortir yang dilakukan,
karena setelah melakukan kegiatan sortir maka akan diperoleh jumlah ikan
hidup dan jumlah ikan yang mati dalam pemeliharaan ikan.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
17
TEKNIK PENANGANAN
PASCA PANEN

LEMBAR PRAKTIKUM

Buatlah kelompok terdiri dari 5-6 orang, kemudian lakukan kegiatan berikut ini!

Praktikum Estimasi Hasil Perikanan


Jurusan Agribisnis Perikanan Air Tawar Kelas XI
Nama Lengkap :
Jurusan/Kelas :
Hari/Tanggal :

1. Observasi
a. Lakukan observasi kegiatan budi daya perikanan disekitarmu!
b. Amatilah pembudidaya ikan terdekat yang sedang melakukan proses
panen ikan!
c. Buatlah laporan estimasi hasil kegiatan tersebut!

No. Kegiatan Observasi Keterangan


Data personal pembudidaya (umur, tempat
1.
tanggal lahir, alamat, dan lain-lain)
Alasan memilih kegiatan usaha budi daya
2.
tersebut
3. Jenis ikan apa saja yang dibudidayakan
Kendala yang dihadapi selama melakukan
4.
kegiatan budi daya
Ketuntugan yang diperolah selama satu kali
5.
siklus produksi
6. Berapa padat tebarnya
7. Berapa total produksiya
8. ......

Faktor pra produksi, produksi dan pascaproduksi yang digunakan di.........


No. Nama Alat Fungsi dan Jumlah
1. Jenis kolam
2. Tenaga kerja
....

Bahan yang digunakan saat panen oleh petani ikan di.........


Fungsi dan Jumlah
No. Nama Bahan
1. Benih ikan
2. Pakan benih
....

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


18 TAWAR

Anda mungkin juga menyukai