net/publication/346007843
Analisis Prospektif Usaha Abon Ikan (Kasus: CV Aroma Food Kota Banda Aceh)
CITATION READS
1 869
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ernik Yuliana on 27 January 2021.
Teregistrasi I tanggal: 21 Agustus 2020; Diterima setelah perbaikan tanggal: 15 September 2020; Disetujui
terbit tanggal: 21 September 2020
ABSTRAK
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang diperlukan oleh tubuh manusia karena memiliki
kandungan gizi yang tinggi. Salah satu upaya untuk mempertahankan mutu ikan tuna dan
memperpanjang daya simpannya adalah dengan mengolahnya menjadi abon ikan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan aspek
finansial usaha pengolahan abon ikan. Penelitian ini menggunakan metode survei, berlokasi di
CV Aroma Food, Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi.
Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CV Aroma Food
sudah melakukan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard
Operating Procedures (SSOP) pada pengolahan abon ikan. Ditinjau dari analisis finansial usaha,
CV Aroma Food layak untuk dijalankan, karena usaha tersebut menghasilkan keuntungan yang
signifikan (mempunyai nilai benefit cost ratio 1,55). Kandungan kadar protein abon ikan sebesar
31,14% serta kandungan air sebesar 29,76%. Bakteri Escherichia coli yang ditemukan pada abon
ikan < 3 APM/g dan angka lempeng total 2,0 x 104 koloni/g. Uji sensori memperoleh nilai 9.
Secara umum, CV Aroma Food sudah menerapkan GMP dengan baik, dan usaha layak
dilanjutkan.
Kata kunci: abon ikan, GMP, ikan tuna, sensori
ABSTRACT
Fish is one of the food needed by human body because it has a high nutritional content. One of
the efforts to maintain the quality of the tuna fish and extend its shelf life is to process it into fish
floss. This study aims to analyze the application of Good Manufacturing Practices (GMP) and
the financial aspects of the fish floss processing business. This study used a survey method,
located at CV Aroma Food, Banda Aceh. Data collection was carried out by interview and
observation. Data analysis was done descriptively. The results indicated that CV Aroma Food
has implemented Good Manufacturing Practices (GMP) and Sanitation Standard Operating
Procedures (SSOP) in fish floss processing. Judging from the business financial analysis, CV
Aroma is feasible to run due to significant profits gained (it has a benefit cost ratio value of 1.55).
Korespondensi penulis:
*Email: ernik@ecampus.ut.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/plgc.v1i3.9288
123
Copyright © 2020, PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan
Analisis Prospektif …… Abon Ikan (Uyunun, et al)
Protein content of fish floss 31.14%, water content 29.76%. Escherichia coli bacteria found in
fish floss <3 APM/g and total plate counts 2.0 x 104 colonies/g. The sensory test obtained a score
of 9. In general, CV Aroma Food has implemented GMP well, and efforts are worth continuing.
124
Copyright © 2020, PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan
PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan
Vol.1 No.3: 123-134, September 2020
125
Copyright © 2020, PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan
Analisis Prospektif …… Abon Ikan (Uyunun, et al)
127
Copyright © 2020, PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan
Analisis Prospektif …… Abon Ikan (Uyunun, et al)
Aspek GMP dan SSOP Kondisi CV Aroma Food Kota Banda Aceh
Lingkungan dan sarana Lingkungan CV Aroma Food berada pada lingkungan pelabuhan Ulee
produksi Lheue kota Banda Aceh, dan sarana produksi yang lengkap untuk
produksi abon ikan.
Peralatan pengolahan Peralatan dalam keadaan bersih dan terawat dan terbuat dari bahan
yang tidak membahayakan kesehatan. Sebelum digunakan, peralatan
dicuci bersih dan dipastikan tidak ada benda asing yang berbahaya.
Hygiene karyawan Karyawan dalam kondisi sehat, tidak memiliki luka, maupun penyakit
kulit.
Penyimpanan Abon ikan tuna dikemas dan disimpan pada rak yang sudah disediakan
pada kondisi suhu ruang.
Pengemasan dan Pengemasan dilakukan menggunakan bahan yang aman berupa
pelabelan alumunium foil.
Mutu produk akhir Standar mutu produk akhir abon ikan, warna normal (kuning
kecoklatan), aroma dan rasa tidak bau amis serta tekstur yang gurih.
Daya simpan 15-25 hari.
Keamanan air proses Air bersumber dari air PDAM yang telah diuji kualitasnya dan
produksi memenuhi standar air bersih.
Kondisi kebersihan Pembersihan tempat produksi dilakukan sebelum dan sesudah proses
produksi.
Pencegahan kontaminasi Semua karyawan yang bekerja pada CV Aroma Food menggunakan
silang sarung tangan, celemek dan penutup mulut pada saat bekerja.
Kebersihan pekerja Saat bekerja, karyawan tidak melakukan aktivitas yang dapat
menyebabkan kontaminasi pada produk.
Pelabelan dan Bahan kimia disimpan pada tempat penyimpanan bahan kimia yang
penyimpanan bahan memadai dan diberi label.
kimia
Pengendalian kesehatan CV Aroma Food tidak mengizinkan karyawan yang sakit untuk
karyawan bekerja.
Pemberantasan hama Pada CV Aroma Food tidak ditemukan adanya hama.
striatus) hasil penelitian Sulthoniyah et al, Zuhra et al., (2012) yang menyatakan
(2013) yaitu 8,51% dan abon ikan gabus bahwa meningkatnya kandungan lemak
yang disubtitusi sukun sebesar 19,8% dengan suhu pengeringan yang tinggi
(Dara & Arlinda, 2017). Namun kadar dapat disebabkan oleh penurunan
protein abon pada CV Aroma Food lebih kandungan air sehingga presentase
rendah dibandingkan dengan hasil kandungan lemak dalam produk olahan
penelitian Sahara et al. (2018) pada abon meningkat.
ikan cakalang dari hasil pengawetan 3) Kadar Air
berbeda sebesar 36,21% dan protein abon Hasil pengujian kadar air yang
ikan karandang dengan penambahan ditemukan pada produk olahan abon ikan
kelapa parut sebesar 43,1% (Restu, 2016). pada CV Aroma Food Kota Banda Aceh
Namun demikian, kadar protein abon ikan sebesar 29,76%. Kadar air ini lebih tinggi
tuna ini tersebut sudah memenuhi dibandingkan dengan kandungan kadar air
persyaratan SNI 7690.1:2013 yaitu pada abon ikan karandang yaitu 10,3%
dengan kandungan protein minimal 30%. (Restu, 2016), kadar air pada abon ikan
2) Kadar Lemak cakalang yaitu 2,40% (Sahara et al., 2018)
Berdasarkan hasil pengamatan dan kandungan air pada abon ikan gabus
menunjukkan bahwa nilai kadar lemak yaitu 5,32% (Sulthoniyah et al., 2013)
yang diperoleh pada produk abon ikan serta kandungan air pada abon ikan gabus
tuna sebesar 2,49%. Kadar lemak abon yang disubtitusi sukun yaitu 14,8% (Dara
ikan tuna yang diperoleh lebih tinggi & Arlinda, 2017) Berdasarkan SNI
dibandingkan dengan kadar lemak pada 7690.1:2013 kandungan air yang
abon ikan gabus yaitu 1,97% (Sulthoniyah dipersyaratkan dalam abon ikan maksimal
et al., 2013). Namun, kadar lemak ini lebih 15%.
rendah dibandingkan dengan kadar lemak Aspek Sosial dan Lingkungan
abon ikan karandang yaitu 17,1% (Restu,
2016) dan kadar lemak pada abon ikan Hasil analisis terhadap aspek sosial
cakalang dari proses pengawetan yang dan lingkungan pada CV Aroma Food
berbeda yaitu 21,17% (Sahara et al., Kota Banda Aceh disajikan pada
2018). Berdasarkan SNI 01-3707-1995 Gambar 1.
bahwa kadar lemak abon ikan maksimal Berdasarkan hasil analisis aspek
30%. Lemak merupakan zat makanan sosial dan lingkungan (Gambar 1)
penting yang sangat diperlukan tubuh menunjukkan bahwa usaha abon ikan tuna
sebagai sumber energi. Disamping itu, pada CV Aroma Food Kota Banda Aceh
kandungan kadar lemak ditemukan hampir memberikan dampak positif, baik
pada semua bahan pangan dengan terhadap pengusaha maupun masyarakat
kosentrasi berbeda-beda. sekitar. Bagi pengusaha itu sendiri, abon
Kandungan kadar lemak pada abon ikan tuna dapat meningkatkan pendapat
ikan tuna CV Aroma Food jauh lebih karena usaha abon ikan tuna ini
rendah dibandingkan dengan beberapa merupakan peluang bisnis yang
penelitian lainnya. Hal ini disebabkan oleh menguntungkan. Selain itu, dengan
banyaknya kadar air yang ditemukan pada beroperasinya usaha abon ikan akan
produk tersebut. Rahayu et al., (1992) membantu penyerapan tenaga kerja bagi
menyatakan bahwa kandungan kadar masyarakat sekitar sehingga dapat
lemak pada ikan berbanding terbalik membantu peningkatan pendapatan dan
dengan jumlah kadar air. Ikan yang kesejahteraan masyarakat. Dampak
mempunyai kandungan lemak tinggi lingkungan terhadap masyarakat sekitar
umumnya memiliki kandungan air berkaitan dengan analisis potensi limbah
cenderung lebih rendah (Riansyah et al., yang dihasilkan dari kegiatan produksi.
2013). Hal ini didukung oleh penelitian
129
Copyright © 2020, PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan
Analisis Prospektif …… Abon Ikan (Uyunun, et al)
25
20
Responden 15
Tidak baik
Biasa saja
10
Kurang Baik
5 Baik
0 Sangat Baik
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Pertanyaan
Gambar 1. Hasil analisis aspek sosial dan lingkungan (Keterangan: P1 = penyediaan fasilitas sosial;
P2 = keterlibatan masyarakat; P3 = masyarakat pendatang; P4 = manfaat keberadaan CV Aroma Food;
P5 = peran CV Aroma Food di masyarakat; P6 = hubungan CV Aroma Food dengan masyarakat; P7 =
peningkatan ekonomi masyarakat; P8 = masa depan CV Aroma Food; P9 = pandangan umum
masyarakat; P10 = dampak sosial dan lingkungan)
Figure 1. Analysis results of social and environmental aspect (Information: P1 = provision of social
facilities; P2 = community involvement; P3 = immigrant community; P4 = benefits of CV Aroma Food;
P5 = role of CV Aroma Food in society; P6 = relationship between CV Aroma Food and society; P7 =
improvement of community economy ; P8 = future of CV Aroma Food; P9 = general opinion from
society; P10 = social and environmental impacts)
yang berperan dalam mensintesa vitamin rasa dapat dipengaruhi oleh pemanasan
K, konversi pigmen-pigmen empedu, atau pengolahan yang dilakukan sehingga
asam-asam empedu dan penyerapan zat- mengakibatkan degradasi penyusun cita
zat makanan (Suardana et al., 2016). rasa dan sifat fisik dari bahan makanan.
Bakteri E. coli termasuk jenis bakteri Pemanasan yang dilakukan pada saat
heterotrof yang mendapatkan makanan proses pengolahan dapat mempertahankan
dari lingkungannya karena tidak dapat mutu ikan, perbaikan terhadap cita rasa
mensintesa makanan sendiri (Kabiru et al., dan tekstur, nilai gizi serta daya cerna.
2015). Bakteri E. coli menjadi patogen Selain itu, cita rasa pada abon ikan sangat
apabila jumlahnya dalam saluran dipengaruhi oleh bumbu atau rempah-
pencernaan meningkat atau berada diluar rempah yang ditambahkan ketika
usus, karena bakteri E. coli menghasilkan pengolahan. Penambahan bumbu tersebut
toksin yang dikenal dengan enterotoksin dapat menutupi bau atau rasa alami dari
yang menyebabkan beberapa kasus diare. ikan. Rasa juga dipengaruhi oleh beberapa
Berdasarkan hasil uji organoleptik, faktor lain yaitu senyawa kimia, suhu,
abon ikan CV Aroma Food memenuhi konsentrasi dan interaksi dengan
standar persyaratan mutu. Warna atau komponen rasa yang lain (Winarno,
penampakan merupakan parameter 1997).
organoleptik yang paling utama dalam Tekstur merupakan salah satu
penyajian. Warna ini menentukan parameter penting dalam pengujian
persepsi konsumen terhadap suatu bahan organoleptik yang dirasakan melalui kulit
pangan. Warna pada produk pangan maupun indera pengecap (Mustar, 2013).
mempunyai beberapa fungsi antara lain Hal ini dikarenakan tekstur abon memiliki
sebagai indikator kematangan terutama perbedaan dengan produk perikanan
pada produk pangan segar dan sebagai lainnya yaitu memiliki serat-serat yang
indikator kesempurnaan proses lembut. Dari hasil pengamatan
pengolahan pangan dan indikator akhir menunjukkan bahwa tekstur abon ikan
kematangan produk pangan (Sahara et.al., tuna dengan nilai 9. Tingginya nilai
2018; Maskur, 2018; Fajriyati, 2012). tersebut diduga bahwa tekstur abon yang
Aroma atau bau sangat menentukan diproduksi lembut dan tidak kering karena
tingkat penerimaan panelis dari suatu masih tinggi kandungan air sehingga
produk. Aroma akan meningkatkan selera indera pengecap panelis dapat merasakan
konsumen, aroma tersebut ditangkap oleh teksturnya yang mudah ditelan.
indra penciuman melalui saluran yang Pembuatan abon yang dilakukan dengan
menghubungkan antara mulut dan hidung. proses penyangraian membuat kulit terluar
Rasa merupakan faktor yang dari bahan akan mengkerut sebagai
menentukan cita rasa makanan. Rasa pengaruh dari dehidrasi selama proses
adalah sesuatu yang diterima oleh lidah pengeringan berlangsung dan akan
dengan cecapan dibagi empat cecapan membentuk pori-pori dibagian dalam
utama yaitu rasa manis, rasa pahit, rasa bahan pangan yang ditinggalkan oleh air
asam dan rasa asin serta ada tambahan yang diuapkan. Berdasarkan hasil
respon jika dilakukan modifikasi (Zuhra, pengamatan organoleptik pada produk
2006). Berdasarkan hasil pengamatan uji abon ikan tuna dari parameter warna,
organoleptik rasa pada abon ikan tuna aroma, rasa dan tekstur, maka dapat
memiliki nilai 9. Artinya rasa produk abon disimpulkan bahwa abon tersebut diterima
ikan tuna diterima oleh panelis. Rasa abon oleh panelis.
ini dipengaruhi oleh cita rasa dari bumbu- Tingginya kadar protein pada
bumbu yang digunakan serta proses produk makanan menjadi pertimbangan
pengolahan sehingga menutupi bau amis tersendiri bagi manusia untuk
dari ikan. Menurut Herliani (2008), cita mengkonsumsi makanan tersebut, karena
131
Copyright © 2020, PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan
Analisis Prospektif …… Abon Ikan (Uyunun, et al)
Darwis, D., Edison, N., & Sari, I. (2015). Bandeng (Chanos Chanos) Kaleng.
Studi Penerimaan Konsumen Jurnal Airaha, VII (1), 17-29.
terhadap Abon Ikan Lele Dumbo Mustar. (2013). Studi Pembuatan Abon
(Clarias gariepinus) Asap dengan Ikan Gabus (Ophiocephalus
Metode Pengasapan Berbeda. striatus) sebagai Makanan
Berkala Perikanan Terubuk, 44(1), Suplemen (Food Suplement).
69-78. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Deni, S., Hardjito, L., & Salamah, E. Universitas Hasanuddin. Makassar.
(2007). Pemanfaatan Daging Ikan Nugraheni, R. (2010). Laporan Magang di
Tuna sebagai Kerupuk Kamplang Bagian Pengujian Mikrobiologi
dan Karakterisasi Produk yang Balai Besar Pengawas Obat Dan
Dihasilkan. Jurnal Ilmiah Agribisnis Makanan (BBPOM). Laporan
dan Perikanan, 6(2), 6-14. Akhir. Program Studi Teknologi
Dewi, E.N., Ibrahim, R., & Yuaniva, N. Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
(2011). Daya Simpan Abon Ikan Universitas Sebelas Maret.
Nila Merah (Oreochromis niloticus Surakarta.
Trewavas) yang Diproses dengan Peng, S., Chen, C., Shi, Z., & Wang, L.
Metoda Penggorengan Berbeda. (2013). Amino Acid and Fatty Acid
Jurnal Saintek Perikanan, 6(1), 6- Composition of the Muscle Tissue
12. of Yellowfin Tuna (Thunnus
Fajriyati. (2012). Warna Bahan Makanan. albacares) and Bigeye Tuna
Politeknik Negeri Ujung Pandang, (Thunnus obesus). Journal of Food
Makassar. and Nutrition Research, 1(4), 42–
Herliani, L. (2008). Teknologi 45.
Pengawetan Pangan. Alfabeta. Rahayu, W.P., Ma'oen, S., Suliantari, &
Bandung. Fardiaz, S. (1992). Teknologi
Kabiru, L. M., Bello, M., Kabir, J., Fermentasi Produk Perikanan.
Grande, L., & Morabito, S. (2015). Bogor: PAU Pangan dan Gizi.
Detection of Pathogenic Escherichia Restu. (2016). Pengolahan Abon Ikan
coli In Samples Collected At An Karandang (Channa
Abattoir In Zaria, Nigeria and at pleurophthalmus) dengan
Different Points In The Surrounding Penambahan Kelapa Parut. Ilmu
Environment. International Journal Hewani Tropika, 5(1), 22–26.
of Environmental Research and Riansyah, A., Supriadi, A., & Nopianti, R.
Public Health, 12 (1), 679–691. (2013). Pengarun Perbedaan Suhu
Kusumayanti, H., Astuti, W., & Broto, W. dan Waktu Pengeringan terhadap
(2011). Inovasi Pembuatan Abon Karakteristik Ikan Asin Sepat Siam
Ikan sebagai Salah Satu Teknologi (Trichogaster pectoralis) dengan
Pengawetan Ikan. Gema Teknologi, Menggunakan Oven. Fishtech, 2 (1),
16 (3), 119–121. 53-68.
Maskur, M. (2018). Pengaruh Waktu dan Sahara, R., Isamu, K. T., & Ibrahim, M. N.
Suhu Sterilisasi terhadap (2018). Komposisi Gizi Abon Ikan
Kandungan Proksimat Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
133
Copyright © 2020, PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan
Analisis Prospektif …… Abon Ikan (Uyunun, et al)
134
Copyright © 2020, PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan