Anda di halaman 1dari 9

Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.

,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

PENERAPAN HACCP PADA PROSES PENGALENGAN IKAN LEMURU


(Sardinella sp)
Siti Lailiyatus Shofiah1*, Ika Junia Ningsih1
1
Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan, Akademi Perikanan Ibrahimy, Situbondo

(Diterima Maret 2012/Disetujui April 2012)

Abstrak
HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya yang nyata bagi
keamanan pangan. Bahaya merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen decara negatif
yang meliputi bahan biologis, kimia atau fisik, atau kondisi dari makanan dengan potensi menyebabkan dampak
merugikan kesehatan. Untuk itu dalam industri pangan setiap tahapan proses dilakukan identifikasi bahaya-bahaya
potensial yang timbul yang berhubungan dengan setiap produksi. Untuk mendapatkan Produk yang bermutu baik,
maka diperlukan langkah-langkan peningkatan mutu pada setiap proses. Penerapan HACCP harus benar-benar
diperhatikan, terutama pada titik kritis setiap tahapan proses produksi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
penerapan prinsip HACCP (Hazard Analisis Critical Control Point) pada proses pengalengan ikan lemuru (Sardinella sp).
Penelitian menggunakan metode survey yang dilaksankan dari tanggal 28 Februari sampai dengan 28 Mei 2011 di CV
Pasific Harvest Muncar Banyuwangi. Penerapan HACCP dapat dilaksanakan setelah persyaratan teknis dipenuhi. Syarat
kelayakan dasar di CV Pasific Harvest sudah dijalankan dengan prosedur yang benar sehingga penerapan HACCP dapat
dilaksanakan. meliputi : Analisa bahaya, penentuan titik kendali kritis, penetapan batas kritis, pemantauan batas kritis,
penetapan tindakan koreksi, verifikasi dan pencatatan/dokumentasi.

Kata kunci: HACCP, Pengalengan, Sardinella sp

Abstract
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) is a system that identifies, evaluates and controls hazards which are
significant for food safety. Danger is a factor that can negatively affect customer satisfaction decara which include
materials of biological, chemical or physical, or condition of food with the potential to cause adverse health effects. For
that in each stage of the food industry to identify potential hazards that arise associated with each production. To get a
good quality product, it requires a range of steps to improve the quality in every process. The HACCP application should
really be considered, especially at the critical point of each stage of the production process. The purpose of this study
was to determine the application of the principles of HACCP in the process of canning fish oil sardine (Sardinella sp). The
study used survey methods which are conducted from 28 February until 28 May, 2011 at Pacific Harvest Muncar CV
Banyuwangi. The application of HACCP can be implemented after the technical requirements are met. The basic
eligibility requirements CV Pacific Harvest has been executed with the correct procedures so that the application of
HACCP can be implemented.: hazard analysis, critical control point determination, determination of critical limits,
monitoring of critical limits, the determination of corrective action, verification and documentation.

Keywords: HACCP, Canning, Sardinella sp

PENDAHULUAN cukup besar. Sebagamana hasil perikanan


Indonesia merupakan negara kepulauan yang umumnya, ikan adalah komoditas yang cepat
memiliki wilayah perairan yang sangat luas baik menurun mutunya. Bahkan dibandingkan dengan
laut maupun perairan darat, sehingga potensi komoditas perikanan lainnya, ikan paling cepat
sumberdaya hayati perikanan Indonesia cukup membusuk. Ikan memiliki asam amino yang
besar. Oleh karena itu, tidak mengherankan cukup tinggi. Selain penambah cita rasa yang
apabila sektor perikanan merupakan enak, juga merupakan media pertumbuhan
penyumbang terbesar terhadap jumlah protein bakteri. Untuk mendapatkan mutu produk akhir
hewani yang dikonsumsi oleh rakyat Indonesia. yang baik, maka perlu diperhatikan penanganan
Ikan merupakan salah satu sumberdaya pada saat penangkapan, pengolahan sampai
perikanan yang mempunyai perananan yang distribusi. Salah satu proses penanganan dan
pengawetan ikan adalah dengan pembekuan,
pemanasan dan pengalengan pada produk hasil
Alamat Korespondensi Penulis:
Siti Lailiyatus Sofiah perikanan yang dimaksudkan terutama untuk
Email : sitilailiyatus@gmail.com memperpanjang daya awet ikan.
Alamat : Akademi Perikanan Ibrahimy, Pondok Pesantren
Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo.

38
Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

Melalui pembinaan dan pengawasan mutu merugikan kesehatan. Untuk itu dalam industri
dapat memanfaatkan potensi sumberdaya pangan setiap tahapan proses dilakukan
perikanan secara optimal, menyelamatkan hasil identifikasi bahaya-bahaya potensial yang timbul
produksi para nelayan/petani ikan dari yang berhubungan dengan setiap produksi.
kemunduran mutu dan nilainya yang sekaligus Selain itu dilakukan penyelidikan kemungkinan
dapat meningkatkan pendapatan, membina terjadinya bahaya-bahaya tersebut dan
produsen yang beritikad baik, serta melindungi mengidentifikasi cara-cara pencegahan untuk
konsumen dari hal-hal yang merugikan. Apabila mengendalikannya.
dikaitkan dengan pengembangan ekspor hasil Untuk mendapatkan Produk yang bermutu
perikanan maka pembinaan mutu sangat baik, maka diperlukan langkah-langkan
berperan dalam meningkatkan daya saing, nilai peningkatan mutu pada setiap proses. Penerapan
dan kepercayaan negara importir. Hal ini sangat HACCP harus benar-benar diperhatikan,
penting untuk menghadapi persaingan yang terutama pada titik kritis setiap tahapan proses
semakin ketat di pasar Internasional sebagai produksi tersebut.
dampak globalisasi ekonomi dunia, berdirinya Tujuan Penelitian ini adalah untuk
blok-blok perdagangan/ekonomi regional seperti mengetahui penerapan penerapan prinsip HACCP
(MAFTA, AFTA, APEC dan Uni Eropa), serta (Hazard Analisis Critical Control Point) pada
bergaungnya beberapa isu global seperti isu food proses pengalengan ikan lemuru (Sardinella sp).
safety, isu lingkungan dan sebagainya. Keamanan
pangan menjadi vital bagi industri dan bisnis METODE PENELITIAN
pangan terutama hasl perikanan.
Jaminan mutu dan keamanan pangan terus Waktu dan Tempat Penelitian
berkembang sesuai persyaratan konsumen. Hal Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 28
ini membawa dampak perubahan mulai dari Februari sampai dengan 28 Maret 2011
bisnis pangan tanpa adanya pengawasan produk bertempat di CV. Pasific Harvest Kecamatan
akhir, hingga pengawasan proses produksi bagi Muncar Kabupaten Banyuwangi.
jaminan mutu secara total. Negara-negara
pengimpor khususnya untuk produk hasil Metode Pengumpulan Data
tangkap menetapkan peraturan baru seperti Penelitian ini menggunakan metode survey,
bebas dari bahan kimia, virus, bakteri patogen data primer dikumpulkan melalui observasi,
(Vibrio parahaemolyticus) dan sebagainya. Hal ini dokumentasi, wawancara serta partisipasi
membuat negara produsen kebingungan untuk langsung dalam kegiatan pengalengan ikan
mengatasi permasalahan ini karena produk hasil lemuru di CV Pasivic Harvest. Data sekunder
tangkap merupakan produk perishable food dan dikumpulkan melalui studi literature yang terkait
mudah terkontaminasi residu kimia dan virus dengan materi penelitian ini.
seperti Clostridium botolinum, Salmonella, dan
juga kontaminasi logam berat (heavy metal). HASIL DAN PEMBAHASAN
CAC (Cadex Alimentarius Commision) sebagai
organisasi standard pangan, FAO (Food and Sejarah Perusahaan
Agriculture Organization) atau WHO (World CV. Pacific Harvest adalah sebuah pabrik yang
Health Organization) telah mengambil langkah bergerak dalam bidang makanan kaleng berupa
untuk memberikan pedoman dan mengadopsi sarden. CV. Pacific Harvest merupakan anak
sistem HACCP sebagai satu-satunya sistem cabang perusahaan haecery yang bergerak di
manajemen mutu di seluruh dunia terutama hasil bidang pembenihan udang bertempat di desa
perikanan. Trend industri pangan dunia ketapang dengan nama windu laut. Pada tanggal
mewajibkan bahwa bisnis pangan perlu dan 3 April 1993 Bapak Aminoto mendirikan CV.
menerapkan HACCP (Winarno dan Surono, 2002) Pacific Harvest di Jl. Tratas No. 61 Desa
HACCP merupakan suatu sistem yang Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten
mengidentifikasi, mengevaluasi dan Banyuwangi. Tepat pada tanggal 22 November
mengendalikan bahaya yang nyata bagi 1993 CV. Pacific Harvest mendapat ijin usaha dari
keamanan pangan. Bahaya merupakan suatu Departement Perdaganan Republik Indonesia No.
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan 00/1/13 10/PM/XI/1993. Setahun kemudian
konsumen decara negatif yang meliputi bahan yaitu pada tanggal 14 Februari perusahaan ini
biologis, kimia atau fisik, atau kondisi dari mulai memproduksi pengolahan ikan untuk
makanan dengan potensi menyebabkan dampak pertama kalinya.

39
Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

Pada permulaan produksi, diadakan (2) Meja Pemotongan dan Gunting


percobaan selama 3 tahun untuk produk tanpa Meja pemotongan digunakan untuk
merek, kemudian setelah CV. Pacific Harvest menyiangi ikan terdiri dari 2 bagian yaitu meja
memproduksi produk sarden dengan merek conveyor dan saluran pembuangan.. Meja
GAGA dengan ukuran 155 g dan 425 g. conveyor digunakan sebagai tempat menyiangi
Jumlah pasokan ikan dari para nelayan yang ikan. Penyiangan ikan menggunakan gunting.
begitu besar sehingga tidak dapat diproduksi Saluran pembuangan digunakan untuk
dalam 1 hari, maka CV. Pacific Harvest pada membuang limbah padat berupa kepala, isi
tanggal 28 Desember 1995 membangun Cold perut, dan ekor. Pada unit pengolahan sardines
Storage yang berguna untuk menyimpan ikan di CV Pasific Harvest terdapat 3 buah meja
yang belum bisa diproduksi. Adanya cold storage pemotongan Meja pemotongan dengan ukuran
sangat membantu perusahaan karena dapat panjang 12 m dan lebar 1,5m.
menyimpan ikan untuk diproduksi pada waktu
pasokan ikan dari para nelayan mulai berkurang. (3) Rotary Drumb
Cold storage baru dioperasikan pada tanggal 29 Rotary drumb terbuat dari bahan stainles
Maret 1996. steel terdiri dari silinder berlubang dan tangki air.
Perkembangan CV. Pacific Harvest sangat Fungsinya untuk membersihkan sisik ikan serta
pesat, sehingga diperlukan perluasan area pabrik. pencucian.
Sejak tahun 2004 CV. Pacific Harvest mulai Prinsip kerjanya ikan dimasukkan melalui
mengoperasikan pabrik 2 dan 3 yang terletak di lubang pemasukan menuju silinder rotary yang
sebelah barat dari pabrik 1, pabrik 2 ini terus berputar dan secara otomatis sisik ikan
merupakan tempat memproduksi sarden dengan akan terlepas jatuh terkumpul di dasar tangki.
merek ABC sedangkan pabrik 3 untuk produk Ikan yang sudah bersih keluar dan ditampung
sarden dengan medium minyak yang disebut dalam keranjang plastik. Apabila air sudah keruh
dengan klapken. Perluasan pabrik ini juga dapat pipa pengeluaran di bagian bawah tangki dibuka
mengurangi jumlah pengangguran yang ada di untuk mengeluarkan air dan sisik yang lepas,
daerah Muncar dan sekitarnya serta dapat sementara itu air bersih terus dipancarkan dari
menunjang pendapatan masyarakat maupun kran atas sampai air dalam tangki terlihat jernih.
perusahaan. CV. Pacific Harvest beroperasi setiap Cara mengalirkan sisik dengan pengadukan yang
hari tanpa hari libur dan dapat memproduksi 30 dilakukan setiap satu jam sekali.
40 ton ikan setiap harinya. Pada unit pengolahan sardines terdapat 1
buah rotary drumb dan terletak diantara meja
Lokasi Perusahaan pemotongan dan meja pengisian.
CV. Pacific Harvest terletak di Jln. Tratas No.
61 Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar (4) Meja Pengisian dan Timbangan
Kabupaten Banyuwangi dengan luas area 4 ha Meja pengisian terdiri dari meja tempat
yang berbatasan dengan: kaleng dan conveyor kaleng yang telah diisi ikan.
Utara : Sungai dan jembatan Panjang 12m dan lebar 1,5 m sebanyak 3 buah
Timur : Laut (Selat Bali) meja pengisian.
Selatan : Rumah penduduk dan pasar Persiapan kaleng dilakukan dengan
Barat : Jalan Raya menjalankan kaleng dari gudang dengan
conveyor yang berfungsi sebagai pembersih
Fasiliitas Produksi menuju meja pengisian. Timbangan digunakan
Fasilitas produksi adalah semua fasilitas untuk menimbang berat ikan yang diisikan
produksi yang digunakan sebagai alat demi kedalam kaleng, terletak di meja pengisian..
kelancaran proses produksi ikan. Fasilitas
Produksi yang ada di CV. Pasific Harvest adalah (5) Exhaust Box
sebagai berikut: Exhaust Box adalah mesin yang digunakan
untuk pengukusan pendahuluan (pre cooking).
(1) Bak / Tangki Penyimpanan Bentuknya lorong persegi panjang, terdapat pipa
Tangki penyimpanan digunakan untuk tempar masuknya uap panas dari boiler yang
menyimpan ikan sebagai bahan baku setelah dihubungkan dengan pipa-pipa kecil di dalam
diterima sampai diproses. Tangki ini berkapasitas lorong untuk menyebarkan uap panas sehingga
kurang lebih 2 ton, terbuat dari keramik. merata ke seluruh lorong. Terdapat pula
cerobong-cerobong asap sebagai tempat

40
Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

pembuangan limbah asap yang dihubungkan (11) Derek


dengan udara luar. Exhaust Box dihubungkan Derek digunakan untuk membawa keranjang
dengan conveyor dan rantai stainles steel yang retort masuk dan keluar dari retort. Alat ini
sebagian dibuat miring untuk tempat penirisan mempunyai kekuatan 2500 kg dan terdapat 2
air sisa pengukusan dalam kaleng secara buah derek.
otomatis.
(12) Retort
(6) Mesin Pembuat dan Pengisi Saus Retort ini berfungsi untuk proses sterilisasi
Mesin pembuat saus terbuat dari bahan atau retorting. Terdapat 8 buah retort yang
stainless steel dengan kapasitas 400 liter sebagai masing-masing memuat 4 keranjang retort.
pembuatan dasar untuk mengaduk bahan-bahan Bentuknya horizontal terbuat dari besi.Retort
pembuat saus, kemudian disalurkan keatas dilengkapi dengan termometer pengukur suhu,
menuju ketel besar sebagai pengaduk untuk pressure pengukur tekanan dan recording
menstabilkan kekentalan dan suhu saus. temperatur pengukur suhu dan tekanan
Kemudian dari atas disalurkan turun melalui otomatis. Prinsip kerjanya memanaskan produk
pipa-pipa dan kran pengisi saus. Untuk ikan kaleng dengan suhu dan tekanan tinggi
mendapatkan head space maka jalur pengisian melalui pemasukan uap panas sampai pada
saus dibuat miring. Untuk mengukur kekentalan jangka waktu tertentu.
saus digunakan Brix % mas sukrosa dan tabung
titrasi untuk mengukur kecepatan saus yang Sistem Perdagangan dan Pemasaran
masuk ke dalam kaleng. CV Pasific Harvest dalam melakukan
perdagangan menerapkan sistem bon berjalan.
(7) Mesin Penutup Kaieng (Seamer) Pada sistem ini pihak CV Pasivic Harvest sebagai
Penutupan kaleng dilakukan dua kali yaitu pemilik barang memberikan keleluasaan bagi
menutup kaleng bagian luar kemudian bagian para pelanggan dalam hal pembayaran atas
dalam. Kaleng yang ditekan chuck berputar dan barang yang mereka beli. Keleluasaan ini
melewati alur perapat tutup kaleng yang diam. diwujudkan dengan memberikan tenggang waktu
Kaleng dan roll berputar membentuk lipatan pembayaran atas pembelian barang hingga
pertama kemudian masuk roll kedua untuk pelanggan tersebut melakukan transaksi
ditekan sehingga lipatan hasil roll pertama rapat. pembelian berikutnya.
Seamer untuk kaleng 425 gram memiliki Keuntungan yang diterapkan dalam sistem ini
kecepatan 96 kaleng/menit, sedangkan untuk adalah terjaganya hubungan antara pihak CV.
kaleng 155 gram memiliki kecepatan 130 Pasific Harvest (produsen) dan pelanggannya
kaleng/menit. (konsumen). Hubungan ini dapat terjaga karena
adanya komitmen dari pelanggan untuk tetap
(8) Can Washing membeli barang milik CV. Pasific Harvest selama
Can washing merupakan proses untuk mampu menyediakan barang dengan kuantitas
menghilangkan kotoran pada kaleng. Kotoran dan kualitas yang diinginkan pelanggan atau
dapat berupa sisa saus, minyak dan pelumas dari konsumen. Mekanisme pemasaran yang
seamer. Pencucian dilakukan dengan air sabun. dilakukan oleh CV. Pasific harvest adalah:
Caranya air sabun disemprotkan ke badan kaleng 1. Menyusun dan melaksanakan program
melalui can washer pemasaran yang bertujuan untuk
. meningkatkan penjualan
(9) Bak penampung kaleng setelah ditutup 2. Melaksanakan tata usaha pelanggan dengan
Bak penampung digunakan untuk mengadministrasikan data pelanggan
menampung, mendinginkan serta mencegah agar
Mendapatkan keuntungan yang sebesar-
kaleng tidak penyok saat ditampung. Kaleng
besarnya dengan biaya yang serendah-rendahnya
ditampung dengan keranjang retort.
merupakan semboyan yang biasanya dimiliki
setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang
(10) Keranjaog Retort
perdagangan. Dengan memiliki daerah penjualan
Keranjang retort berfungsi untuk menampung
dan relasi atau pelanggan yang banyak maka
kaleng dalam proses sterilisasi. Keranjang ini
keuntunganpun semakin bertambah. Sasaran
mampu menampung kaleng sebanyak 900 kaleng
penjualan untuk pasar lokal meliputi beberapa
(425 gram) dan 2100 kaleng (155 gram) per
kota di Jawa seperti Jember, Bondowoso,
keranjang.

41
Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

Lumajang, Situbondo, Probolinggo, Surabaya, Cara mendapatkan : dari supplier, saat


Banyuwangi, Mojokerto, Pasuruan, Bandung, transportasi menggunakan
Rembang dan beberapa kota lainnya. Sedangkan keranjang dalam keadaan
umtuk pasar ekspor meliputi Australia, Afrika, tertutup dan untuk
Jepang, dan Rusia menjaga suhu tetap
rendah menggunakan es
Penerapan HACCP di CV. Pasific Harvest Produk Akhir : Canned Sardines in
Syarat mutlak untuk menerapkan sistem Tomato Sauce and Chili
HACCP di suatu perusahaan adalah aspek Sauce Canned Sardines
kelayakan dasar yang merupakan prosedur Vegetable Oil Canned
umum yang berkaitan dengan persyaratan dasar Mackarel in Tomato
unit pengolahan untuk mencegah kontaminasi SauceCanned Mackarel in
akibat suatu operasi produksi pangan. Kelayakan Tomato Sauce and Chili
dasar mencakup hal-hal yang berkaitan dengan Sauce Canned Fried
kemampuan cara berproduksi yang baik dan Sardines
benar pada industri pengolahan pangan atau Tahapan Produksi : Penerimaan bahan baku,
GMP (Good Manufacturing Practices) dan operasi pencucian, pengguntingan,
sanitasi dan higiene pangan suatu proses pencucian, pengisian, pre-
produksi atau SSOP (Sanitation Standard cooking, pengisian medum,
Operating Prosedure) seaming, pencucian kaleng,
Penerapan Hazard Analysis Critical Control sterilisasi dan pendinginan,
Point (HACCP) dapat dilaksanakan di CV. Pasific inkubasi,pelabelan/penge
Harvest setelah persyaratan teknis dipenuhi. masan, penyimpanan dan
Syarat kelayakan dasar di CV. Pasific Harvest pengiriman.
sudah dijalankan dengan prosedur yang benar Umur Simpan : 2 tahun untuk produk
sehingga penerapan prinsip HACCP dapat local dan 3 tahun untuk
dilaksanakan. produk eksport
Tim HACCP Syarat Pelabelan :Merk, berat yang dapat
Perusahaan CV. Pasific Harvest telah dimakan, nama produk,
membentuk tim HACCP sendiri (tidak ecpaire, kadar luarsa,
menggunakan jasa ahli dari luar perusahaan) tanggal produki, nilai
yang melibatkan semua bagian dalam industri Nutrisi, label halal,
yang terlibat dalam menghasilkan produk dan komposisi, additive
dari berbagai latar belakang displin ilmu. Adapun Kandungan Nutrisi : Komposisi per 100 g
tim HACCP di CV. Pasivic Harvest adalah sebagai Protein 13,35 g, lemak 2,36
berikut: g, karbohidrat 4,72 g, air
Leader : Taufiq Zulfikar (Sertifikat HACCP dan 77,03 g, kalori 93,52 kal.
ISO 9001) Saran Penyajian : Lebih enak jika dihidangkan
Member : Purwitono (Sertifikat HACCP) dengan roti atau nasi
Johan Tyas (Sertifikat HACCP) Konsumen : Indonesia (GAGA dan ABC),
Roni Fajar I (Sertifikat HACCP) Canada, China, Korea,
Nanang Sigiyono (Sertifikat HACCP) kota-kota di Afrika, USA,
Putri Arlina F New Zaeland, Austtralia.

Deskripsi produk Penerapan prinsip HACCP pada tahapan


Produk yang dihasilkan dari CV. Pasific Harvest produksi
yaitu: Penerapan HACCP dapat dilaksanakan di CV
Nama Produk : Canned Sardines Pasific Harvest setelah persyaratan teknis
Nama Species : Sardinella longicep dipenuhi. Syarat kelayakan dasar di CV Pasific
Sardinella frambrinta Harvest sudah dijalankan dengan prosedur yang
Makarel benar sehingga penerapan HACCP dapat
Asal Bahan Mentah : Selat Bali, Laut Jawa, dilaksanakan. Penerapan prinsip HACCP di CV
Samudra Hindia Pasific Harvest meliputi : Analisa bahaya,
penentuan titik kendali kritis, penetapan batas

42
Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

kritis, pemantauan batas kritis, penetapan (Receiving a material), tahap pengisian medium
tindakan koreksi, verifikasi dan (medium filling), tahap penutupan kaleng
pencatatan/dokumentasi. (seaming), dan tahap sterilisasi (rectorting).
Pada tahap penerimaan bahan baku
1. Analisa bahaya (Receiving raw material), bahaya signifikan yang
Analisis bahaya merupakan prosedur untuk timbul adalah bahaya formalin yang sering
mengidentifikasi potensi bahaya dan untuk digunakan oleh nelayan, sehingga bahan baku
memeriksa tingkat bahaya serta resiko yang ikan tidak layak dikonsumsi karena dapat
mungkin timbul. Tujuannya untuk mengenali membahayakan kesehatan. Bahaya fisik berupa
bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dalam suatu benda asing (foreign material) yang dapat
proses pengolahan sejak awal proses hingga mengganggu kesehatan seperti logam, serpihan
produk sampai ke tangan konsumen. kaca, serpihan kayu, pasir, dan lain-lain. Tingkat
Analisis bahaya di CV. Pasific Harvest kesegaran bahan baku ikan yang diterima adalah
dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ikan dengan nilai organoleptik. Bahan baku yang
pada tiap proses pengalengan ikan, sejak ikan memiliki tingkat kesegaran rendah tidak dapat
diterima, diolah, hingga menjadi produk yang diprebaiki atau ditingkatkan mutunya.
siap dipasarkan dan membuat dugaan Kandungan formalin yang terdapat pada
kemungkinan/resiko bahaya yang akan timbul produk dapat membahayakan kesehatan
dari tiap tahapan. Analisa bahaya meliputi konsumen. Quality Assurance (QA) dan manajer
tahapan proses, penyebab bahaya, tingkat pengadaan bahan baku harus teliti dan
keparahan (severity), dan upaya pencegahan. bertanggung jawab atas bahaya ini. Setiap kali
Dalam analisa bahaya yang sering ditemukan bahan baku masuk, harus dilakukan pengujian
yaitu: kadar formalin dengan melakukan sampling pada
a) Biologis/mikroorganisme (sel vegetatif, tiap-taip box ikan yang baru datang. Tidak ada
kapang, jamur, virus, spora dan batas toleransi pada produk yang terbukti
sebagainya) mengandung formalin. Apabila ikan positif
b) Kimia : toksin mikroba, bahan tambahan mengandung formalin maka ikan ditolak (reject).
yang tidak diinginkan, residu pestisida. Pada tahap pengisian medium, terdapat
c) Fisik : kotoran, batu, rambut, plastic dan bahaya signifikan yang dapat mempengaruhi
lainnya. keamanan pangan berupa low vacuum, akibat
tidak sempurnanya pemasakan pendahuluan
Ketiga jenis bahaya tersebut termasuk dalam
sehingga keadaan vacuum dalam kaleng
bahaya yang signifikan, yaitu bahaya yang tidak
berkurang dan dapat juga karena suhu saus
dapat dieliminasi meski penerapan GMP dan
terlalu rendah.
SSOP telah terlaksana baik. di CV Pasific Harvest
Pada tahap penutupan kaleng, terdapat
sendiri telah dilakukan analisa bahaya.Analisa
bahaya signifikan yang dapat mempengaurhi
bahaya yang sudah dilakukan di CV. Pasific
keamanan pangan berupa kebocoran kaleng
Harvest sudah cukup baik dimana semua bahaya
akibat proses penutupan yang tidak sempurna
telah dianalisa dan diberi tindakan pencegahan
atau penutupan kaleng yang tidak sesuai
untuk menangani bahaya yang timbul.
(overlap). Adanya kebocoran ini dapat
menimbulkan kontaminasi silang berupa bakteri
2. Penentuan titik kendali kritis
pathogen yang dapat membahayakan kesehatan
Dari program alir proses pembuatan, maka
konsumen.
harus dikenali titik-titik yang berpotensi
Tahap selanjutnya yang memiliki bahaya
menimbulkan, menghilangkan atau mengurangi
signifikan adalah sterilisasi dan pendinginan
bahaya. Pemeriksaan harus dilakukan pada
(retorting and cooling). Pada tahap ini,
keseluruhan proses dan mengkaji setiap bahaya
memungkinkan terjadinya bahaya kontaminasi
dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang
dari bakteri pathogen apabila proses sterilisasi
menyangkut keamanan pangan. Diagram pohon
tidak berjalan dengan baik (suhu, tekanan, dan
untuk mempermudah dalam menentukan
waktu sterilisasi yang ideal). Keempat tahap
apakah produk tersebut ada dalam kendali kritis
tersebut merupakan titik kritis yang harus
atau tidak, seperti yang disajikan pada Gambar 1.
senantiasa diawasi dengan baik. apabila terjadi
Dari hasil analisa pohon keputusan, menurut
kelalaian maka produk harus diinvestigas dan
tim HACCP CV. Pasific Harvest, bahaya signifikan
ditahan untuk dianalisis di laboratorium. Apabila
terletak pada tahap penerimaan bahan baku
produk memang bermasalah (positif), maka

43
Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

produk tersebut tidak dapat dipasarkan karena Jenis dari batas kritis itu sendiri yaitu:
membahayakan konsumen 1. Fisik (Suhu, waktu dan ukuran)
2. Kimia (pH dan kadar air)
3. Penetapan batas kritis 3. Mikroorganisme
Batas kritis ini merupakan suatu kreteria yang
Penetapan batas dilakukan dengan
harus diipenuhi untuk setiap tindakan
mengendalikan criteria yang dijadikan tolak ukur
pencegahan yang ditujukan untuk menghilangkan
pada titik kritis. Seperti pengontrolan suhu,
atau mengurangi bahaya sampai batas aman.
waktu, dan penanganan yang tepat agar
- Menunjukan perbedaan antara produk yang
keselahan dalam proses yang mengakibatkan
diterima dan ditolak
kontaminasi atau kerusakan dapat dicegah.
- Toleransi kisaran untuk keamanan pangan
Adapun titik kendali kritisnya dapat dilihat pada
(CCP)
Tabel 1.
- Berguna untuk menjamin pengendalian CCP
yang efektif

Gambar 2 Diagram Pohon Keputusan Untuk Tahapan Proses

Gambar 1. Diagram pohon pada tahapan proses produksi sarden

44
Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

Tabel 1.Titik kendali kritis untuk tiap tindakan pencegahan


TKK Batas Kritis Pemantauan Tindakan Koreksi Pencatatan Verifikasi
Penerimaan Bahan baku Dilakukan Jika terlalu banyak Log Evaluasi bahan
bahan mentah rusak atau pengamatan bahan cacat maka penerimaan baku dari
mengandung secara visual bahan ditolak. Dan bahan baku pemasok
formalin untuk formalin, jika bahan (nelayan atau
uji kimia mengandung cool storage)
formalin bahan
langsung ditolak
Pengisian Suhu dan batas Pengecekan Jika tidak sesuai Log Evaluasi
medium head space proses secara maka proses pemantauan pengecekan
teliti dan dihentikan oleh QC suhu dan
pengukuran medium penyetingan
suhu setiap conveyor agar
waktu tertentu tetap miring
45
Penutupan Penutupan Pengecekan Jika ditemukan Log Evaluasi
kaleng kurang kaleng minimal kerusakan pada pengecekan penyetingan
(Seaming) sempurna 30 menit sekali beberapa kaleng, seaming ukuran mesin
proses dihentikan sesuai standart
dan operator sebelum
mesin mengatur proses berjalan
ulang standart
ukuran mesin
penutup
Pemanasan dan Suhu Pengecekan Jika waktu dan Log Evaluasi waktu
pendinginan suhu dan waktu suhu kurang maka pemantauan dan suhu
sterilisasi disesuaikan waktu dan
suhu sterilisasi

Sumber: CV. Pasific Harvest (2011).

4. Pemantauan internal dilakukan setiap hari oleh Quality Control


dan setiap tahun oleh orang yang berpengalaman
Pemantauan pada setiap tahap dimana dan berkualifikasi (ahli). Disamping itu verfikasi
dimana telah teridentifikasi sebagai titik kendali eksternal dilakukan oleh pihak independen,
kritis. Pemantauan CCP bertujuan agar bahaya misalnya oleh Laboratorium Pembinaan dan
yang dianalisis dan dikategorikan sebagai Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)
signifikan tidak melewati batas kritis. Banyuwangi. Verifikasi produk kaleng sarden di
Pemantauan batas kritis pada setiap titik kendali CV Pasific Harvest dapat dilihat pada Tabel 1.
kritis pada proses pengalengan ikan lemuru di CV
Pasific Harvest dapat dilihat pada Tabel 1. 7. Pencatatan dan dokumentasi
Dokumentassi dan pencatatan prinsip HACCP
5. Tindakan koreksi di CV Pasific Harvest telah dilakukan dengan baik
Tindakan koreksi dilakukan ketika bahaya yaitu dengan adanya HACCP plan yang
signifikan terjadi dan melewati batas toleransi menjelaskan secara detail seluruh kegiatan
pada batas titik kritis yang telah ditetapkan proses dan pengawasannya. Rekaman-rekaman
dengan cara memantau di lapangan dan dan data hasil pengujian terhadap produk telah
mengamati hasil pemantauan untuk tersusun rapi di ruang Quality Control.
menyesuaikan dengan proses dan
mempertahankan kendali. Tindakan koreksi KESIMPULAN
untuk setiap titik kendali kritis pada proses Penerapan HACCP dapat dilaksanakan di CV
pengalengan ikan sarden di CV Pasific Harvest Pasific Harvest setelah persyaratan teknis
dapat dilihat pada Tabel 1. dipenuhi. Syarat kelayakan dasar di CV Pasific
Harvest sudah dijalankan dengan prosedur yang
6. Verifikasi benar sehingga penerapan HACCP dapat
Sistim verifikasi HACCP di CV Pasific Harvest dilaksanakan. Penerapan prinsip HACCP di CV
terbagi menjadi 2 bagian yaitu pada verifikasi Pasific Harvest meliputi : Analisa bahaya,
penentuan titik kendali kritis, penetapan batas

45
Penerapan HACCP Pada Proses Pengalengan Ikan Lemuru (Sofiah, et al.,)
Samakia Vol.3 No.2 (2012) hal: 38-46
ISSN:2086-3861

kritis, pemantauan batas kritis, penetapan (16) Supari, Fadilah S. Kandungan Omega-3 Ikan
tindakan koreksi, verifikasi dan pencatatan Lemuru. Bahan Disertasi.
/dokumentasi (http://asepbikers.blogspot.com).
(17) Thaher, Hermawan. 2005. Sistem
UCAPAN TERIMA KASIH Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Control Point), PT Bumi Aksara, Jakarta.
Direktur Akademi Perikanan Ibrahimy dan juga (18) Winarno, FG dan Surono. 2002. Haazard dan
Direktur CV. Pasific Harvest Muncar Banyuwangi Penerapannya dalam Industri Pangan. M-
banyak membantu terlaksananya kegiatan Press, Bogor.
penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA
(1) Adawiyah Rabiatul. 2007. Pengolahan dan
Pengawetan Ikan. Bumi Aksara, Jakarta
(2) Burhanuddin, Eddy A dan Evi. 1984. Sumber
Daya Ikan Lemuru. Lembaga Oseanologi
Nasional LIPI. Jakarta
(3) Direktorat Jenderal Perikanan. 2000. Sanitasi
dan Hygiene. (www.dkp.go.id/direktorat
jenderal perikanan.htm).
(4) Codex Allimentarius. 1991. Recomended
International Code of Practice General
Principle of Food Higiene. Food Agriculture
Organization of The United Nation. WHO,
Rome.
(5) Hadwiyanto, S. 1993. Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan. Jilid I. Penebar Swadaya.
Jakarta.
(6) Moeljanto, R. 1993. Pengawetan dan
Pengolahan Hasil Perikanan. Penerbit
Penebar Swadaya. Jakarta.
(7) Munir dan Franklin Nanuwasa. 2007. Dasar
Keamanan dan Higiene Makanan.
http://www.ihsmakasar.com/pkk. Makasar.
(8) Murniati, A. S dan Sunarman. 2000.
Pendinginan, Pembekuan, dan Pengawetan
Ikan. Kanisius. Yogyakarta
(9) Narbuko, C. dan Achmadi. 2001. Metodologi
Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.
(10) Nawawi, H. . 1991. Metodologi Penelitian.
Bidang Sosial. University Press
(11) Nazir, M. 1991. Metode Penelitian. Ghalia
Indonesia. Jakarta
(12) Nystrom, H. 2007. Pengertian Pemasaran.
(http//chinmi.wordpress.com)
(13) Pandela. 2008. Proses Pengalengan.
(http//naksara.net/indexphp)
(14) Prasetio Hanggar, 2010. Distribusi dan
Habitat Ikan Lemur di Perairan Selatan Jawa.
(15) Purnawijayanti, H.A. 2001. Sanitasi Higiene
dan Keselamatan Kerja Pengolahan
Makanan. Kanisius. Yogyakarta

46

Anda mungkin juga menyukai