ABSTRACT
Food quality is the main key to improving the safety of food products. Consumers today are
smarter in choosing food products, the food quality assurance logo is a benchmark that influences
purchases. The concept of food quality control has changed, from initially only analyzing the final
product to product analysis at every critical stage of its processing. Hazard Analysis Critical Control
Point (HACCP) is one method to identify each critical point in the processing process. The purpose of
this fieldwork practice is to know, study, understand, and analyze Hazard Analysis Critical Control
Point HACCP which has been apply at the fish canning process at PT. Permata Bahari Malindonesia.
This study uses a survey method, primary data is collected through observation, documentation,
interviews and direct participation in lemuru fish canning activities. The result obtained from this study
is that PT. Permata Bahari Malindonesia implements GMP, SSOP, and traceability in each canning
process as the basic feasibility of implementing HACCP.
13
Analisa Critical Control Point (CCP) pada Produksi Ikan Kaleng…
Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian Vol. 3 No. 1 (2021)
14
Analisa Critical Control Point (CCP) pada Produksi Ikan Kaleng…
Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian Vol. 3 No. 1 (2021)
Pengisian Ikan
Medium Filling
Pengisian ikan memiliki standar yang
telah ditetapkan. Untuk mendapatkan Pada proses pengalengan ikan,
jumlah dan berat ikan sesuai dengan standar biasanya digunakan berbagai jenis medium
yang dimiliki oleh perusahaan, maka untuk penambahan rasa dan menjaga
dilakukan pengecekan setiap satu jam produk tidak gosong karena proses
sekali pada setiap kaleng yang telah diisi. sterilisasi. Beberapa jenis medium filling
Adapun bahan pengemas yang digunakan yang digunakan antara lain saus tomat, saus
telah disiapkan terlebih dahulu melalui minyak atau brine, tergantung pada jenis
tahapan yang hampir mirip dengan ikan sampel atau produk yang akan dibuat.
yaitu proses penerimaan kaleng dari Proses tahapan pembuatan medium filling,
produsen sesuai dengan standar yaitu penerimaan bahan baku, pencucian,
perusahaan, penyimpanan kaleng dalam penggilingan, dan pemasakan.
gudang sebelum digunakan setelah itu
proses pencucian kaleng dengan air yang Penutupan
mengandung klorin sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh SNI. Proses penutupan bertujuan untuk
keamanan produk akhir yang tahan lama.
Pemasakan Pendahuluan Prosedur yang dilakukan yaitu cek seamer
sebelum digunakan (setting lipatan kaleng),
Tahap ini masih tergolong dalam pada saat digunakan dan selesai, cek hasil
operasi pra proses yang bertujuan untuk lipatan kaleng antara body dan cover, cek
menurunkan kadar air dari ikan, hasil overlap kaleng. Untuk standar over
mengurangi mikroorganisme patogen lap kaleng pada PT Permata Bahari
penyebab penyakit atau kerusakan dan juga Malindonesia dapat dilihat pada Tabel 2.
untuk memperoleh tekstur yang diinginkan
sesuai standar yang ditetapkan. Prosedur Tabel 2. Standar Over Lap Kaleng Pada PT
yang dilakukan yaitu cek suhu exhaust Permata Bahari Malindonesia.
antara 90-100⁰ C. Standar waktu lama Canned Find
pemasakan yang diterapkan pada PT. 200x308 300x407
Permata Bahari Malindonesia untuk setiap Drained weight (gram) 80-100 240-270
berat produk yang diproduksi dapat dilihat Suhu ikan (°C) 60-80 60-80
Suhu exhaust (°C) 90-100 90-100
pada Tabel 1 berikut.
Waktu (menit) 10 15
15
Analisa Critical Control Point (CCP) pada Produksi Ikan Kaleng…
Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian Vol. 3 No. 1 (2021)
yang aman untuk kaleng dan tidak beresiko Pembersihan dan Pengeringan
mengkontaminasi produk. Air yang
digunakan untuk proses pencucian juga Pembersihan dan pengeringan
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia bertujuan untuk mencegah benda asing dan
untuk menghindari kemungkinan adanya kotoran seperti sisa lemak dan chemical
kontaminan yang terikut didalamnya. pada sabun pencucian.
Tujuan dari proses ini adalah untuk Untuk keamanan produk akhir
mengeliminasi bakteri dan menambah sardine yang diinkubasi diberi tanda
umur simpan produk lebih lama. Prosedur kuning. Lama inkubasi 5-7 hari. Setelah
yang dilakukan yaitu masukkan kaleng selesai masa inkubasi, produk bisa
yang telah berisi ikan sardine dan saus langsung dipasarkan.
kedalam keranjang pada mesin retort,
kemudian memulai proses venting selama 6 Pelabelan dan Packing
menit untuk membuang udara yang ada
didalam retort, tutup kran venting dibiarkan Pelabelan bertujuan untuk
terbuka hingga suhu naik mencapai 118⁰ C memberikan pedoman dalam pemberian
dengan tekanan sebesar 0,8 bar. identifikasi produk ikan dalam kaleng
sardine yang diproduksi sehingga setiap
Tabel 3. Standar Sterilisasi Pada PT Permata produk memiliki identifikasi yang jelas dan
Bahari Malindonesia. dapat diidentifikasi dengan jelas. Packing
Canned Find bertujuan untuk mempermudah
200x308 300x407 pengangkutan dan keamanan produk.
Pressure 08-1 08-1
Temperature (°C) 118 118 Penyimpanan
Time (menit) 90 110
Penambahan 15 10
(menit)
Untuk menjaga agar tidak
terkontaminasi produk lain, susun tumpuk
Pendinginan 2 palet dan pisahkan dengan produk yang
masih di inkubasi serta beri tanda siap
Pada tahapan ini kaleng dikeluarkan kirim.
dari mesin retort untuk menurunkan
suhunya dan juga untuk membunuh bakteri Pengiriman
dengan cara memberikan perubahan suhu
yang sangat kritis juga untuk mengetahui Untuk mempermudah pengiriman
ada tidaknya cacat fisik pada kaleng. produk dengan aman, maka cek kondisi
container dari kebersihan dan kebocoran.
Isi container jika sudah siap dan tumpukan
tidak boleh melewati batas limit kemudian
tutup dan seal container untuk menjaga
16
Analisa Critical Control Point (CCP) pada Produksi Ikan Kaleng…
Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian Vol. 3 No. 1 (2021)
17
Analisa Critical Control Point (CCP) pada Produksi Ikan Kaleng…
Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian Vol. 3 No. 1 (2021)
merupakan CCP atau bukan. Faktor terkendali. Tindakan koreksi PT. Permata
penunjang yang menjadi pra-syarat (pre- Bahari Malindonesia Muncar Banyuwangi
requisite) keefektifan penerapan program menggunakan metode koreksi langsung
HACCP sebagai sebuah sistem pada setiap proses yang memiliki potensi
pengendalian mutu adalah terpenuhinya bahaya di luar batas CCP. Koreksi langsung
persyaratan kelayakan dasar suatu system merupakan tindakan untuk menghilangkan
unit pengolahan, yang meliputi GMP dan suatu ketidaksesuaian yang terdeteksi
SSOP. Di PT. Permata Bahari selama proses dan mengendalikan sesuai
Malindonesia Muncar Banyuwangi selain dengan standar HACCP yang telah
GMP dan SSOP yaitu ada traceability atau ditetapkan. Tindakan koreksi pada proses
ketelusuran yang menjadi syarat kelayakan penerimaan bahan baku yaitu penambahan
dasar pengolahan dan keefektifan es jika terdapat suhu yang melebihi standar.
penerapan program HACCP. Manfaat Jika ditemukan tes organoleptik ada yang
traceability yaitu : a) menyediakan tidak memenuhi syarat maka direject dan
informasi untuk membantu dalam ikan ditolak jika keluar speck atau tidak
mengoptimalkan efisiensi proses produksi sesuai prosedur penerimaan.
dan meningkatkan control mutu misalnya Ketidaksesuaian pada proses seaming
control stok, efisiensi pemakaian bahan, seperti nilai OL dibawah standar, tindakan
asal dan karakteristik produk, b) membantu koreksi yang diterapkan yaitu penyetingan
masalah manajemen yang efisien, ulang terhadap mesin seamer. Untuk
mendukung penarikan atau recall produk produk yang menyimpang diberi tindakan
yang efektif dengan cepat mengisolasi IR (Investigation Report) yang merupakan
masalah, meminimalkan ukuran penarikan tindakan penelusuran terhadap masalah
dan gangguan perdagangan sehingga yang terjadi dalam proses pengalengan.
mengurangi segala biaya yang timbul, c) Tindakan koreksi lainnya dilakukan uji
membantu dalam diagnosis masalah teardown terhadap produk akhir dan
internal yang disorot memungkinkan produk inkubasi untuk menentukan status.
identifikasi akar penyebab,menyampaikan Uji teardown bertujuan untuk mengetahui
kewajiban mana yang relevan dan secara pasti besarnya cover hook, body
memungkinkan tindakan yang ditargetkan hook dan panjang overlap. Penutupan
untuk mencegah pengulangan, d) kaleng yang baik hanya dapat dijamin bila
memastikan validasi dari klaim produk dan tingkat kerapatan dan overlap berada dalam
memberikan informasi kepada konsumen batas-batas yang diijinkan.
misalnya berkaitan dengan asal atau Koresi langsung pada proses
jaminan status. retorting yaitu dengan mengecek kondisi
retort dan sumber uap panas jika terjadi
Tindakan Koreksi Perusahaan penyimpangan selama retorting. Setelah
proses retorting dilakukan inkubasi selama
Tindakan koreksi dilakukan untuk
menetapkan penyimpangan yang terjadi KESIMPULAN
dengan melakukan tindakan perbaikan
yang dilaksanakan jika hasil pemantauan Hazard Analysis Critical Control
menunjukkan bahwa CCP tertentu tidak Point (HACCP) pada PT. Permata Bahari
18
Analisa Critical Control Point (CCP) pada Produksi Ikan Kaleng…
Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian Vol. 3 No. 1 (2021)
DAFTAR PUSTAKA
19