Disusun Oleh :
Uswa Hasanah
141911233079
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Agar mahasiswa dapat menganalisa bahaya biologi bakteri Salmonella
sp.pada produk perikanan ikan sarden kaleng bagi kesehatan konsumen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Hasil
Dalam olahan ikan sarden dilakukan Pengalengan yang merupakan salah
satu bentuk pengolahan dan pengawetan ikan secara modern yang dikemas
secara hermatik dan kemudian disterilkan. Bahan pangan dikemas secara
hermatik dalam suatu wadah, baik kaleng, gelas atau alumunium. Pengemasan
secara hermatik dapat diartikan bahwa penutupannya sangat rapat, sehingga
tidak dapat ditembus oleh udara, air, kerusakan oksidasi maupun perubahan
cita rasa. (Arini dan Sri Subekti,2019). Disebutkan bahwa Sarden dan makerel
dalam kemasan kaleng adalah sarden dan makerel dalam kemasan kaleng
diolah dari ikan segar atau beku dari genus Sardinella spp., Clupea spp.,
Scomber spp., dan Decapterus spp. Produk dikemas dalam kaleng yang
ditutup secara hermetis dan menerima perlakuan proses yang cukup untuk
menjamin sterilitas komersial. Produk ini berlaku untuk jenis ikan sarden dan
makerel dalam medium air atau minyak atau medium lain yang sesuai yang
dikemas dalam kaleng. (BPOM,2019).
Namun pencemaran bakteri Salmonella sp. pada prouk sarden dapat terjadi
juga pada saat waktu distribusi, bisa diakibatkan kaleng yang rusak saat
dibawa maupun cemaran dari lingkungan selama distribusi. (Daud,2018)
Sehingga diperlukam metode untuk menguji keberadaan bakteri patogen
Salmonella sp. Pada produk kaleng ikan sarden dengan medisa SSA.
3.2. Pembahasan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan kaleng ikan sarden dapat
disebabkan oleh meningkatnya resistensi mikroba terhadap panas setelah
proses sterilisasi rusaknya kaleng setelah proses sterilisasi sehingga
memungkinkan masuknya mikroorganisme ke dalam kaleng. Kerusakan
kaleng yang memungkinkan masuknya mikroorganisma adalah pada bagian
sambungan kaleng atau terjadinya gesekan pada saat proses pengisian (filling).
Mikroorganisme juga dapat masuk pada saat pengisian apabila kaleng yang
digunakan sudah terkontaminasi terutama jika kaleng tersebut dalam keadaan
basah. Kerusakan juga dapat disebabkan karena kaleng kehilangan kondisi
vakumnya sehingga mikroorganisme dapat tumbuh (Mayasari, 2013).
Uji deteksi bakteri Salmonella sp. pada makanan kaleng/sarden
menggunakan media selektif SSA (Salmonella-Shigella Agar). Menurut
(Kartika, 2014), makanan yang tercemar oleh bakteri Salmonella sp. akan
tumbuh pada media SSA, berbentuk bulat, elevasinya cembung dengan
pinggiran rata, adanya perubahan warna media, yaitu kuning pada butt (dasar)
dan merah pada slant (permukaan miring). Perubahan warna tersebut terjadi
karena adanya fermentasi glukosa oleh Salmonella sp. Selain itu, keberadaan
bakteri Salmonella sp. juga ditandai dengan pembentukan ruang udara di
bawah medium sehingga medium akan terangkat ke atas.
Salmonella sp. yang menginfeksi manusia dan menyebabkan demam
enterik, yakni demam tifoid. JumLah organisme dalam makanan dan minuman
yang terkontaminasi menentukan infection rate. Demam tifoid merupakan
penyakit sistemik yang ditandai dengan demam dan nyeri abdomen dan
muncul akibat infeksi Salmonella Sp. Gejala klinis yang umum adalah demam
yang panjang (38,8˚C - 40,5˚C). Demam ini dapat berkelanjutan selama empat
minggu jika tidak segera ditangani (Daud,2018)
Selain itu Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit
pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut
Salmonellosis. Salmonellosis adalah istilah yang menunjukkan adanya infeksi
bakteri oleh bakteri Salmonella sp. Ciri-ciri orang yang mengalami
salmonellosis adalah diare, mual muntah, kram perut dan demam pada waktu
8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella
(Jawetz, Melnick and Adelberg, 2017).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Bakteri Salmonella sp. Dapat mengkontaminasi produk kaleng ikan sarden
apabila terjadi rusaknya kaleng setelah proses sterilisasi sehingga
memungkinkan masuknya mikroorganisme ke dalam kaleng. Adanya bakteri
ini dapat dideteksi dengan melakukan uji menggunakan media selektif SSA
(Salmonella-Shigella Agar) dengan ditandai berbentuk bulat, elevasinya
cembung dengan pinggiran rata, adanya perubahan warna media, yaitu kuning
pada butt (dasar) dan merah pada slant (permukaan miring) apabila
menunjukkan hasil positif. Bakteri patogen ini menyebabkan demam tifoid
serta keracunan makanan yang dicirikan dengan diare, mual muntah, kram
perut dan demam pada waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang
terkontaminasi oleh Salmonella
4.2. Saran
Dalam pengolahan produk kaleng ikan sarden dibutuhkan penaganan yang
tepat. Maka dari itu disarankan untuk melakukan prosedur HACCP yang
sesuai sehingga produk tidak akan terkontaminasi serta dapat dianalisis,
dipantau, dan dijaga kualitasnya. Dengan begitu produk yang dihasilkan tidak
akan merugikan konsumen.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Agustin W.D., Wahyuni A.I., dan Farid A. 2019.Kualitas Mutu Bahan Mentah
dan Produk Akhir pada Unit Pengalengan Ikan Sardine di PT. Karya
Manunggal Prima Sukses Muncar Banyuwangi. Jurnal Kelautan, Volume
2 No.1 : 40-49
Albana N.A.H, Arpian A., dan Irfan F.A. 2015. Penyusunan HACCP Plan pada
Proses Pengalengan Ikan Sarden Dalam Kaleng. Prodi Teknologi Hasil
Perikanan Fakultas Argoindustri. Universitas Mercu Buana. Yogyakarta
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2019. Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 34 Tahun 2019 Tentang Kategori Pangan. Indonesia
Daud S. 2018. Deteksi Bakteri Patogen Escerichia coli, Salmonella sp., dan
Listeria. monocytogenes pada Produk Ikan Kaleng Dari Pasar Modern
(Mini Market) Jatinangor. Departemen Teknologi Industri Pangan.
Universitas Padjajaran.
Evanda E.I. 2017. Evaluasi Static Process Control (SPC) terhadap Mutu Sarden
Kaleng di PT. Perfect Internasioanal Food Muncar-Banyuwangi. Skripsi.
Universitas Jember. Jember
Fakhmi, A., R. Arif, dan R. Lely. 2014. Desain sistem keamanan pangan Hazard
Analysis and Critical Control Point (HACCP) pada Proses Produksi Gula
PG. Kebon Agung Malang. Jurnal Manajemen Sistem Industri. 2(6): 1168
– 1179.
Jawetz, Melnick and Adelberg (2017) Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 27. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Kartika, E. (2014). Deteksi Bakteri Indikator Keamanan Pangan Pada Sosis
Daging Ayam Di Pasar Flamboyan Pontianak. Pontianak: Universitas
Pontianak.
LAMPIRAN
Textbook
Jurnal / Artikel