Anda di halaman 1dari 10

MINI PROJECT: TOKSIKOLOGI INDUSTRI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kesempatan ini, kami melakukan penelitian mengenai stres kerja terhadap

UMKM UD MINA MAKMUR yang terletak di kawasan Tambak Redjo, Kaligawe,

Semarang yaitu merupakan usaha yang memproduksi bandeng di kawasan Semarang.

Usaha tersebut didirikan oleh Ibu Hartini Darmono sejak tahun 1980an. UD MINA

MAKMUR yang menyajikan berbagai menu olahan bandeng seperti pepes bandeng,

bandeng presto, otak-otak bandeng dan masih banyak lagi. Bandeng presto merupakan

makanan khas Semarang yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia karena

rasanya yang oriental. Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang sering

dikonsumsi di Indonesia baik dikonsumsi segar maupun olahan. Ikan bandeng

mempunyai kandungan gizi yang tinggi, terutama kandungan protein 24% dan lemak

10,58%. Kandungan asam amino ikan bandeng terdiri dari asam amino glutamat dan lisin.

Selain itu, juga mengandung asam lemak tak jenuh terutama asam oleat (Hafiludin, 2015;

Prasetyo dkk., 2015).

Bandeng presto merupakan produk hasil perikanan yang mudah rusak selama

penyimpanan. Salah satu upaya untuk menghambat kerusakan bandeng presto adalah

dengan mengemas menggunakan kemasan vakum. Pengemasan vakum adalah

memberikan kondisi tanpa oksigen dengan cara mengeluarkan udara di dalam kemasan.

Keberadaan oksigen di dalam kemasan dapat menurunkan kualitas produk dikarenakan

oksigen memicu pertumbuhan mikroorganisme dan reaksi kimia. Jika bandeng terpapar

suatu agen tertentu dalam kondisi tertentu, dengan bergantung pada sifat intrinsik atau

toksisitasnya. Bahkan zat beracun jika terpapar namun paparan sangat rendah terkadang

tidak menimbulkan risiko yang signifikan. (Antonio Mutti, 1999)


Toksikologi ekosistem karena kelalaian antropogenik merupakan masalah serius yang

dihadapi masyarakat di seluruh dunia. Perkembangan industry yang cepat dan tidak

merata ini mengakibatkan beberapa produk menjadi polutan konsekuen yang

mempengaruhi kesehatan. Polutan yang menumpuk mampu menginduksi berbagai

gangguan kesehatan pada manusia seperti kanker, gangguan reproduksi, penyakit

pernafasan dan system kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha di

sector makanan untuk memnghasilkan dan memastikan bahwa produk atau makanan yang

mereka tawarkan bebas dari polutan atau toksik. (Muhammad Shahid, 2020)

Makanan sangat berpotensi terkena polutan ketika proses produksi sedang

berlangsung. Alat-alat yang digunakan, bahan yang digunakan untuk membersihkan alat

produksi, kebersihan lingkungan produksi sangat mempengaruhi hygiene dan kandungan

makanan tersebut. Kerusakan pantai di kawasan pesisir kota Semarang menyebabkan

penurunan kualitas lingkungan di wilayah pesisir. Penurunan kualitas lingkungan ini juga

mempengaruhi lingkungan tambak. Letaknya yang berada di daerah pesisir juga

mempengaruhi kualitas ikan di tambak. Oleh karena itu, kualitas lingkungan yang ada

akan mempengaruhi dan menentukan kualitas bandeng yang dipelihara. Keberadaan

pencemaran logam berat di perairan perlu mendapat perhatian lebih. Karena keberadaan

logam berat di perairan yang relatif kecil, mereka mudah diserap dan terakumulasi. (Nana

Kariada, 2012)

1.2 Batasan Masalah

Diperlukan batasan-batasan masalah yang akan ditentukan sebagai tolak ukur untuk suatu

pencapaian target analisis toksikologi dasar. Berikut batasan masalah yang bisa diambil:

1. Pengidentifikasian bahan kimia yang ada di UD. Mina Makmur

2. Menganalisis dampak dari bahan toksikologi yang ada pada UD. Mina Makmur
1.3 Tujuan Umum

Adapun tujuan adanya laporan penelitian ini untuk memberikan penjelasan mengenai

konsep toksikologi dasar yang merupakan salah satu instrument dalam upaya pelaksanaan

K3.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan laporan penelitian ini antara lain:

1. Menjadi pengantar bagi mahasiswa dalam mempelajari konsep toksikologi dasar

pada upaya pelaksanaan K3,

2. Didapatkan pemahaman mengenai bahan-bahan berbahaya pada industry UD. Mina

Makmur,

3. Mengetahui upaya pencegahan penyakit akibat kerja yang bisa dilakukan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Kerja

1. Penyiangan Bandeng Mentah

Alat dan Bahan : Pisau, air bersih yang mengalir, tempat untuk wadah bandeng

sebelum dan sesudah dicuci, dan freezer.

Pada proses ini bandeng yang telah dikirim oleh supplier di cuci untuk dibersihkan

kotorannya dan kemudian dibelah untuk dibersihkan isi perut dan sisa kotoran yang

ada. Selanjutnya bandeng di cuci bersih dari sisa darah yang masih menempel.

Bandeng yang telah disiangi atau dibersihkan kemudian akan dibumbui atau disimpan

ke dalam freezer untuk stock.

2. Pembumbuan atau Pelumuran bumbu pada Bandeng

Alat dan Bahan : Daun pisang batu, bumbu rempah, dan tempat penyimpanan

bandeng yang telah dibumbui.

Proses pembumbuan atau pelumuran bumbu pada bandeng ini dilakukan setelah

bandeng dibersihkan dan dibuang isi perutnya. Bandeng yang telah dibersihkan dan

dibelah tadi dilumuri bumbu yang telah disiapkan yakni bahan rempah yang telah

dihaluskan, garam, dan daun pisang batu. Setelah itu pada bagian dalambandeng

dilumuri hingga rata, hingga semua daging bandeng tertutupi bumbu.

3. Perebusan bandeng

Alat dan Bahan : Autoclave, air, kompor, gas, loyang, dan daun pisang batu.

Proses perebusan ini menggunakan alat yang bernama autoclave yang bisa memuat

hingga 100kig bandeng. Dalam proses perebusan ini autoclave diisi air sesuai dengan

berapa banyak bandeng yang akan dilakukan perebusan yang selanjutnya bandeng

disusun di loyang dan diberi alas daun pisang batu yang kemudian disusun kedalam
autoclave.Perebusan bandeng dilakukan selama 75 menit dengan suhu 120℃ dan

tekanan 1,3 atmosfer.

4. Penirisan dan Pendinginan Bandeng

Alat dan Bahan : Rak pendinginan, kipas atau alat pendingin, dan loyang untuk wadah

bandeng yang sedang didinginkan

Pada proses ini bandeng ditiriskan untuk dikurangi kadar airnya dan dibiarkan dingin

diruangan khusus yang hanya bisa di masuki oleh orang tertentu. Pendinginan

dilakukan selama ± 1 jam, dicek menggunakan thermometer hingga suhu 28℃.

5. Pengemasan dan Penggorengan Bandeng

Alat dan Bahan : Mesin press, mesin vakum, kardus pengemasan, dan plastic

pengemasan (Pengemasan). Minyak, kompor, gas, wajan, sodet, saringan, plastic

kemasan dan kardus kemasan.

Pada proses pengemasan dan penggorengan bandeng, bandeng yang akan dikirim ke

luar negeri melalui pihak ketiga biasanya dikemas dengan cara divakum sehingga bisa

bertahan cukup lama dibandingkan bandeng yang hanya dikemas dengan

menggunakan plastic tanpa divakum yang ditujukan kepada para sales-sales dalam

kota saja. Selanjutnya bandeng yang telah dikemas dimasukkan kedalam kemasan

kardus dan kemudian siap dipasarkan. Pada proses penggorengan, baiasanya bandeng

digoreng untuk kebutuhan outlet bandeng saja dan pengemasannya sama dengan

bandeng yang di suplai ke sales dalam kota.

1.2 Bahaya dan Risiko


BAB III

ANALISIS HASIL
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai