Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Sri Sundari (230110164001)
Priyanka Surya Perdana (230110164003)
Shafa Shofiani (230110164004)
Muadz Abdan Syakuro (230110164005)
Santi Ayu Wantini (230110164006)
Choirunnisa Ramadhani (230110164007)
Revanda Fitriadi Wicaksana (230110164008)
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada penulisan
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah kedepannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
i
ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat produksi perikanan yang tinggi dan sifatnya yang mudah mengalami
penghilangan mutu menjadi suatu permasalahan yang harus dihadapi produsen
perikanan. Produk marikultur merupakan barang komersial yang cepat mengalami
kerusakan (mudah membusuk) mengingat sifat alami produk ini, upaya menjaga mutu
adalah menyampaikan produk tersebut dalam keadaan hidup ke konsumen (Sudradjat
et al., 1999). Dalam upaya menjaga mutu ini, diperlukan adanya langkah pengemasan
untuk dapat mempertahankan mutu produk sampai ke tangan konsumen. Menurut
Hambali et al. (1990), diacu dalam Jailani (2000), pengemasan merupakan suatu cara
untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non pangan.
Pengemasan tidak hanya bertujuan untuk mengawetkan produk yang dikemas, tetapi
juga merupakan penunjang bagi transportasi, distribusi dan merupakan bagian penting
dari usaha untuk mengatasi persaingan dalam pemasaran. Dalam melakukan kegiatan
pengemasan, kita perlu memperhatikan kondisi fisiologis ikan yang akan berdampak
pada kualitas produk ketika sampai ke tangan konsumen. Kondisi fisiologis juga akan
berpengaruh terhadap tingkat kematian ikan. Selain itu, bahan dan cara pengemasan
ikan akan membantu mempertahankan kualiatas ikan selama pengangkutan. Dengan
berlatar belakang untuk mengetahui hal-hal berkaitan tentang pengemasan ikan hidup
dan untuk memenuhi salah satu tugas Teknologi Pengemasan Produk kami menyusun
makalah ini.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui prinsip-prinsip pengemasan ikan hidup.
2. Mengetahui jenis-jenis bahan yang digunakan dalam pengemasan ikan hidup.
3. Mengetahui jenis-jenis ikan hidup yang dikemas.
4. Mengetahui teknik pengemasan ikan hidup.
1.3 Manfaat
1. Memahami prinsip-prinsip pengemasan ikan hidup.
2. Memahami teknik yang dilakukan dalam pengemasan ikan hidup.
1
BAB II: PEMBAHASAN
2.3 Jenis – Jenis Ikan yang Umum dikemas dalam Kondisi Hidup
Ikan Kembung
Ikan kembung pada saat musimnya, yaitu sekitar bulan Oktober sampai November di
Indonesia, hasil tangkapan ikan kembung melimpah. Karena itu, fermentasi ikan
kembung menjadi ikan kembung picungan merupakan salah satu jalan keluar untuk
mengatasi kelebihan hasil panen ikan kembung yang tidak terserap pasar sebagai ikan
segar. Selain itu, karena ikan kembung tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia
maka terbuka peluang untuk mengembangkan ikan kembung picungan di lokasi lain
di Indonesia.
Ikan Mas (Cyroinus Caprio)
Ikan mas merupakan salah satu sumber protein hewani yang digemari oleh
masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan pada usaha budidaya ikan mas untuk
peningkatan produktivitasnya, diantaranya adalah pemasaran ikan. Pemasaran ikan
biasanya dilakukan dalam keadaan ikan hidup. Pemasaran atau pengangkutan ikan
dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai dalam usaha perikanan. Pada
dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu sistem basah atau dengan
menggunakan air sebagai media dan sistem kering atau menggunakan media tanpa air.
Sistem basah dianggap tidak praktis dan tidak efisien karena memiliki banyak
kelemahan baik dalam volume maupun biaya sehingga diperlukan cara yang lebih
praktis dan efisien yaitu penanganan sistem kering. Pada transportasi ikan hidup
dengan sistem kering perlu dilakukan proses penanganan atau pemingsanan terlebih
dahulu. Metode pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan cara menggunakan zat
anestesi atau dapat juga menggunakan penurunan suhu. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh tingkat mortalitas terendah dengan metode pemingsanan, penyimpanan
dan penyadaran kembali yang standar.
2. Penurunan suhu
Setiap peningkatan suhu media akan menyebabkan peningkatan aktivitas
metabolisme dan mengurangi kelarutan oksigen, dan metabolisme yang tinggi
mempercepat penurunan kualitas air oleh senyawa metabolit (Suparno & Irianto,
1995). Suhu media yang dingin secara langsung akan mempengaruhi suhu badan
ikan dan suhu darah, semakin dingin suhu darah tingkat viskositas darah akan
mengental dan mengakibatkan aliran darah yang lebih lambat (Fujaya, 1999).
Penurunan suhu berdampak pada penurunan konsumsi oksigen dan menurunnya
produk metabolisme yang dapat bersifat racun (toxic) baik dalam bentuk gas CO2
maupun amonia dalam bentuk NH3 (Wedemeyer, 1996).
3. Pasok Oksigen
Konsumsi oksigen untuk respirasi tergantung pada jenis dan ukuran ikan dalam
kaitannya dengan tingkat aktivitasnya. Pasok oksigen murni bertujuan
meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut sehingga meningkatkan tekanan parsial
gas oksigen di dalam air untuk meningkatkan proses difusi oksigen ke dalam
darah.
4. Pembiusan
Pembiusan dapat dilakukan dengan berbagai jenis obat bius, mulai dari ethylene
glycol mono phenyl ether, tricaine methenesulfonate (MS-222), quinaldine, dan
phenoxyethanol. Tujuan utama pembiusan adalah membuat ikan tertidur atau
pingsan dan dalam kondisi tersebut akan menurunkan tingkat metabolisme yang
mengakibatkan berkurangnya kebutuhan oksigen dan menurunkan produksi
amonia dan karbondioksida (Wedemeyer, 1996). Teknik pembiusan juga telah
dilakukan oleh Surono et al. (1995) untuk menurunkan kemungkinan stres dan
cacat pada ikan saat panen hingga penanganan dan pengemasan. Pembiusan
mencegah ikan dari stres karena gerakan yang sangat aktif (hyperactivity)
(Anonymous, 1986). Akibat dari stres pada ikan akan menurunkan daya tahan
terhadap penyakit yang dapat ditimbulkan dari mikroba ataupun bakteri yang
terdapat secara alamiah pada ikan (Suparno & Irianto, 1995).
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pengemasan ikan hidup bertujuan untuk membuat ikan dalam kondisi baik, tidak
rusak, mudah, praktis dan tidak mengganggu kondisi sekitarnya selama pengangkutan
atau pengiriman, beberapa aspek yang penting, diantaranya yaitu : system kemasan,
penyeleksi antar jenis ikan dan suhu. Kemasan yang baik dalam pengangkutan sistem
tertutup adalah menggunakan plastik jenis poly etylen (PE) dengan ketebalan plastik
0,03 mm dan dalam pengangkutannya dimasukkan ke dalam kotak styrofoam.
Jenis ikan yang umumnya dikemas dalam keadaan hidup adalah : Ikan Jambal Siam
(Pangasius hypophthalmusf), Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Ikan Lele Dumbo,
Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii, Ikan Kembung, Ikan Mas (Cyroinus Caprio),
Ikan Tuna (Thynnos) dan Lobster Air Tawar Capit Merah (Cherax quadricarinatus).
Teknik pengemasan ikan hidup meliputi pemberokkan, penurunan suhu, pasok
oksigen, pembiusan dan penurunan kadar garam.
DAFTAR PUSTAKA
Warta Ekspor . (2012, Juni 03). Dipetik April 10, 2018, dari http://djpen.kemendag.go.id:
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/5401360218810.pdf
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan . (2014, April). Dipetik April 10, 2018, dari
http://journal.unair.ac.id: http://journal.unair.ac.id/dow nload-fullpapers-
jipke2860508fffull.pdf