2. TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur yang diinginkan ialah tekstur cookies yang renyah tetapi tidak rapuh
(padat). Cookies keladi dijadikan sebagai standar karena cookies keladi merupakan produk yang
cukup populer di pasaran (terutama Malaysia) baik karena tekstur maupun cita rasanya, serta
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi (Widhi dan Syah, 2008).
Bentuk dan rasa kue kering sanagt beragam,bergantung pada bahan tambahan yang
digunakan. Untuk membuat kue kering masih diperlukan tepung maizenasebagai bahan
tambahan untuk perekat danmeningkatkan nilai kerenyahan (Suarni,2004).
2.2.2 Deskripsi
Salah satu jenis ikan pelagis yang penting adalah ikan tenggiri (Scomberomorus
commersoni) (Astawan et al.,1997). Ikan tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae yang
mempunyai bentuk memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik kecuali sisik-sisk pada
gurat sisi yang kecil-kecil, sirip pungung ada dua, letaknay berdekatan sekali yang depan
disokong oleh jari-jari keras yang lemah sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-
4 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama besar nya dengan sirip punggung
yang belakang, dan disebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10 buah,
sama seperti pada sirp punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua ujung
sirip-siripnya yang panjang. Mulut nya lebar, rahang atas dan rahang bawah begerigi tajam dan
kuat, langit-langit bergigi kecil-kecil. Warna punggungnya kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan
perut beawarna seperti perak. Jenis ikan ini tergolong pada ikan yang besar, panjang tubuhnya
dapat sampai 150 cm (Djuhanda, 1981 dalamAquaculture, 2011).
Habitat hidup ikan tenggiri adalah laut merah pantai Timur Afrika, laut daerah India,
Malaysia, Indonesia dan Sekitarnya, selain spesies diatas, ada beberapa spesies ikan tenggiri
yang banyak dijumpai, yaitu S. Buttatum, S. Ineruptum dan S. Croodewiti, ciri-ciri ikan tenggiri
yaitu tubuhnya memanjang tidak bersisik, sirip punggung ada dua dengan letak berdekatan
(Djuhanda, 1981).
Kandungan Jumlah
Protein 18,5 gram
Lemak 2,7 gram
Air 77,4 gram
Mineral 1,4 gram
Menurut DKP dan JICA (2008), kandungan gizi tepung terigu adalah :
Kandungan Gizi Kadar
Energi (kkal) 368
Protein (gr) 8.0
Kadar asam amino 44
Lemak (gr) 1.7
UFA (%) 72.2
Kolesterol (mg) 0
Gula halus paling baik digunakan untuk membuat cookies karena tidak menyebabkan
kue terlalu besar, ehingga cookies yang dihasilkan lebih kecil dan padaa.Fungsi gula adalah
membuiat rasa manis, memperbaiki tektur, member warna dan memberi nilai kalori
(Marliyati,1992).
Menurut Faridah (2008). Pemakaian gula dalam adonan mempunyai peranan:
• Memberi makanan pada ragi selama proses peragian berlangsung.
• Memberi rasa dan aroma
• Memberi kemampuan adonan untuk mengembang.
• Kulit roti menjadi bagus.
• Mengontrol waktu pembongkaran
2.3.3 Telur
Telur sangat tahan terhadap kehilangan isi karena ketahanan kerabang terhadap
penyusupan zat cair atau perbanyakan jasad renik. Telur utuh terdiri atas beberapa komponen,
yaitu air 66% dan bahan kering 34%. Menurut Yahya dan Sofi (2011), kandungan gizi dari telur
adalah :
Kandungan (%)
Protein 12
Karbohidrat 1
Lemak 10
Abu 11
Telur merupakan salah satu bahan penting untuk dapat membuat kue-kue/roti yang baik.
Pemakaian telur ini kadang-kadang sampai mencapai setengah dari total ongkos bahan dalam
resepnya. Hal ini terjadi sehubungan masih adanya perkiraan bahwa dengan digunakannya
banyak telur dalam adonan, menjadikan hasil produknya menjadi sangat baik. Telur yang
umumnya dipakai oleh para pembuat kue-kue ialah telur yang segar baik itu telur ayam
kampung, ayam ras ataupun bebek. Sekarang ini dapat dijumpai pula ada telur bentuk bubuk
baik itu bubuk kuning telur, putih telur ataupun campuran dari dua-duanya. Kuning telur
mengandung 30% lecithin, yang merupakan pembentuk emulsi yang sangat berguna. Adonan
manis yang mengandung beberapa telur akan lebih ringan jika diangkat. Dengan campuran telur
di dalam adonan maka crumb (daging roti) memiliki bentuk sel yang sangat seragam dan tekstur
yang halus. Telur yang digunakan dalam pabrik roti selalu telur ayam. Namun, telur harus
disimpan tersendiri dari produk makanan atau bahan mentah lain supaya tidak terkontaminasi
bakteri salmonella (Faridah,2008).
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah
dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain
sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi
telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang
dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks
(Margono et al., 2010).
2.3.4 Garam
Garam beryodium adalah produk makanan untuk keperluan konsumsi rumah tangga
yang komponen utamanya adalah Natrium Klorida (NaCl) dengan penambahan Kalium Iodat
(KlO3) dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (Mirandati, 2007). Garam dapat berfungsi
sebagai penegas rasa dan pengawet karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba
pembusuk yang bersifat proteolitik.Na bersifat pemberi rasa dan Cl bersifat toksin (Hadiwiyoto,
1993). Jumlah garam yang optimum yang diberikan tergantung dari jenis bahan, daya simpan
yang dikehendaki dan cara pengolahannya (Purnomo, 1997).
2.4.2 Lemon
Lemon merupakan salah satu jenis jeruk yang cocok untuk ditanam di daerah tropis
seperti Indonesia. Lemon mengandung vitamin C sebesar 53 mg/100 gram, jumlah yang cukup
banyak dibandingkan dengan jeruk jenis lain. Cairan buahnya yang asam sering digunakan
dalam pembuatan berbagai jenis makanan juga obat, dan karena kandungan asam sitratnya
yang tinggi, lemon juga bersifat bakterisida. Besarnya manfaat vitamin C baik untuk tubuh
maupun untuk makanan itu sendiri membuat pentingnya fortifikasi vitamin tersebut pada keju
cottage. Diharapkan dengan fortifikasi lemon ke dalam keju cottage, maka akan meningkatkan
kandungan vitamin C dalam keju. Asam sitrat dari jeruk nipis dan asam jawa sebagai bahan
pengawet telah lama digunakan, sementara sebagai antioksidan adalah senyawa polifenol yang
bersumber dari biji pinang dan gambir (Sihombing T., 2000; Amos, dkk., 1998 dalam Barus,
2009).
2.4.3 Vanili
Tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman rempah yang
bernilai ekonomi cukup tinggi. Polong tanaman ini digunakan untuk bahan penyegar,
penyedap dan pengharum makanan, gula-gula, ice cream, minuman, bahan obat-obatan.
Bentuk produk yang dijual petani pada umumnya berbentuk polong basah, sedangkan yang
dijual oleh eksportir ke pasaran internasional berbentuk polong kering. Di
pasaran internasional vanili Indonesia dikenal dengan sebutan Java Vanilla Beans
(Hadipoentyanti et al., 2007).
Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu anggota dari keluarga
anggrekan, yang nilai ekonominya yang relatif tinggi, dan usaha pengembangannya tidak luput
dari berbagai kendala, salah satunya adalah adanya penyakit. Penyakit utama tanaman vanili
adalah busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. vanillae, terutama di
daerah-daerah Indonesia bagian barat. Usaha pembuatan bibit vanili unggul, yang tahan
terhadap penyakit busuk batang telah dirintis (Irawati, 2004).
Topping
Kulit Lemon : penambah cita rasa
Kurma : pemanbah aroma dan cita rasa
3.3 Skema kerja
Gambar 2. Skema Kerja Pembuatan Cookies IKan Tenggiri
4. PEMBAHASAN
panelis
1 Bayu 3 1 4 4 3 0,35 0,123
2 Etik 3 3 4 4 3,5 0,15 0,023
3 Agung 3 2 3 4 3 0,35 0,123
4 Yayah 3 3 2 4 3 0,35 0,123
5 Olive 3 4 3 4 3,5 0,15 0,023
6 Devita 3 3 3 3 3 0,35 0,123
7 Rahyuni 4 4 3 3 3,5 0,15 0,023
8 Riris 4 4 4 4 4 0,65 0,423
9 Renny 4 3 3 3 3,25 0,1 0,01
10 Elfan 4 3 3 4 3,5 0,15 0,023
11 Niken 3 3 3 4 3,25 0,1 0,01
12 Annisa 2 3 4 3 3 0,35 0,123
13 Selva 3 3 4 3 3,25 0,1 0,01
14 Ghanies 4 3 4 3 3,5 0,15 0,023
15 Rina 4 2 3 4 3,25 0,1 0,01
16 Putri 3 4 3 4 3,5 0,15 0,023
17 Laxmita 4 3 3 4 3,5 0,15 0,023
Aming 3 3 4 4 3,5 0,15 0,023
19 Ragil 3 3 3 4 3,25 0,1 0,01
20 Astervina 3 3 4 4 3,5 0,15 0,023
21 Iis 3 4 3 4 3,5 0,15 0,023
22 Agustian 3 3 3 3 3 0,35 0,123
23 Rizki 3 3 4 4 3,5 0,15 0,023
24 Rohim 4 3 3 4 3,5 0,15 0,023
25 Pulung 4 3 3 4 3,5 0,15 0,023
Jumlah 83 76 80 93 83,75 5,2 1,51
Keterangan :
4 = sangat suka
3 = suka
2 = sedikit suka
1 = tidak suka
4.3 Perhitungan
= =
S =
= 1,51
S =
= 1,229
P = ( - 1,96 )
1. Kenampakan
= = 3,72 sangat suka
2. Tekstur
= = 3,2 suka
3. Aroma
= = 3,32 suka
4. Rasa
= = 3,04 suka
4.4.2 Tekstur
Dari penilaian 25 panelis pada parameter tekstur, didapatkan hasil sebanyak 1 orang
panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang telah dibuat, 14
orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 9
orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat.
Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter tekstur
dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,2. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai
tekstur dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.4.3 Aroma
Dari penilaian 25 panelis pada parameter aroma, didapatkan hasil sebanyak 1 orang
panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang telah dibuat, 15
orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 9
orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat.
Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter aroma
dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai
aroma dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.4.4 Rasa
Dari penilaian 25 panelis pada parameter rasa, didapatkan hasil sebanyak 1 orang
panelis memberi nilai 1 yang berarti tidak suka terhadap produk yang telah dibuat, 2 orang
panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang telah dibuat, 17
orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 5
orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat.
Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter tekstur
dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,04. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai
rasa dari Cookies Ikan Tenggiri.
1) Investasi
No Bahan Jumlah Harga satuan (Rp) Total (Rp)
1 Oven biasa (3th) 1 200.0000 200.000
2 Loyang (3th) 6 3000 18.000
3 Kompor gas (5th) 1 325.000 325.000
4 Blender (2th) 1 250.000 250.000
5 Mixer (3th) 1 300.000 300.000
6 Timbangan duduk (5th) 1 75.000 75.000
7 Baskom (5th) 1 10.000 10.000
8 Sendok teh (5th) 1 1.500 1.500
9 Sendok makan (5th) 1 1.500 1.500
10 Pisau (3th) 1 5.000 5.000
11 Parutan (2th) 1 4.000 4.000
12 Cetakan kue (5th) 2 1.500 3.000
Total biaya 1.192.500
2) Biaya Produksi
No Bahan Jumlah Harga satuan Total (Rp)
(Rp)
1 Toples 3 buah 2.500 7.500
2 Telur 2 butir 1.000 2.000
3 Gula pasir 1/2kg 5.000 5.000
4 Garam halus 1 bungkus 1.000 1.000
5 Gula halus 1 bungkus 5.500 5.500
6 Backing poeder 1 botol 2.500 2.500
7 Vanili bubuk 1 botol 2.500 2.500
8 Margarin 2 bungkus 3.100 6.200
9 Daging Tenggiri 3,5 ons 20.800 20.800
11 Kurma 1 cup 8.000 8.000
12 Terigu 1 kg 8.400 8.400
13 Lemon 2 buah 2.550 5.100
Total biaya 74.500
a. Pendapatan
Pendapatan = Harga cookies/ toples x total produksi
= Rp 22.500,- x 6 toples/produksi
= Rp 135.000,-
b. Keuntungan 1x produksi
Keuntungan = penerimaan – total biaya produksi
= Rp 135.000,- – Rp 74.500,-
= Rp 60.500,-
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum teknologi hasil perikanan modern dapat disimpulkan bahwa:
Cookies ikan tenggiri merupakan salah satu inovasi produk perikanan yang dapat dijadikan
salah satu peluang usaha yang berkelanjutan.
Untuk parameter kenampakan diperoleh hasil 3,72 yang berarti sebagian besar panelis
sangat suka
Untuk parameter tekstur diperoleh hasil 3,2 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
Untuk parameter aroma diperoleh hasil 3,32 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
Untuk parameter rasa diperoleh hasil 3,04 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
Dengan biaya produksi sebesar Rp 74.500,- cookies ikan tenggiri dapat memberikan
keuntungan sebesar Rp 60.500,- dalam sekali produksi.
Daya awet cookies ikan tenggiri diperperkirakan mampu memncapai 3 bulan, jika kemasan
toples tertutup rapat.
5.2. Saran
Dalam pembuatan cookies ikan tenggiri ini sebaiknya perlu diperhatikan dalam
perkiraan waktu pengovenan dan tebal cookies agar tidak tidak terjadi kegosongan karena
ketidakseimbangan antara waktu yang terlalu lama dengan tebal cookies. Serta perlu adanya
strategi pemasaran yang tepat apabila produk ini dijadikan usaha yang berkelanjutan, karena
cookies ikan tenggiri merupakan inovasi baru yang belum dikenal masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, Made., F.G Winarno., dan Yeni Kusumawaty. 1997. Kajian Mutu Empek-Empek Palembang
dari Ikan Tenggiri ( Scomberomorus commersoni). Buletin Teknologi dan Industri Pangan
Vol VIII No 1. IPB: Bogor.
Barus, Pina. 2009. Pemanfaatan Bahan Pengawet dan Antioksidan Alami Pada Industri Bahan
Makanan. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Buckle, K.A., R.A Edwards., G.H Fletz M, Wootton. 2007. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia
Press: Jakarta.
Yahya, Rhitoh dan Sofi Mulya Anggareni. 2011 . kajian Sifat Fisik dan Mikrobiologi Kuning Telur
dengan Penambahan Madu pada Kuning Telur yang berbeda.
Hadipoentyanti, Endang., Agus Ruhnayat., Laba Udarno. 2007. Teknologi Unggulan Vanili. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.
Irawati, Ana Feronika Cindra. 2004. Karakteristis Mikroba Rhizoctania dari Perakaran Tanaman
Vanili Sehat. BPTP Kepulauan Bangka Belitung.
Margono Tri, Detty Suryati, Sri Hartinah. 1993. Dendeng Ikan. Kantor Deputi Menegristek Bidang
Penyalahgunaan dan Pemsyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Marliyati. 1992. Pengaruh Penambahan Gula Pasir Terhadap Kadar Alkohol dan Kadar Vitamin C
pada Pembuatan Sari Buah Belimbing Manis yang difermentasikan.
Mirandati. 2007. Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan Stabilitas Yodioum
Garam Konsumsi. Makara., Teknologi. Vol.06. No.01.
Novianto, Dwi S. 2009. Laporan Perancangan Pabrik Natrium Karbonat Dengan Proses Solvay
dari ammonia, Garam, dan Batu Kapur Dengan Kapasitas 200.000 Ton/ TH. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
Nuraini. 2008. Teknik Pengawetan Ikan Untuk Dikonsumsi dengan Metode Fermentasi
Ensiling. ITB. Bandung.
Purseglove JW., Brown EG., Green CL., Robbins SRL. 1981. Spices. Vol 2 New York: Logman.
Puspasari, Karen., Fenni Rusll., Steijianasari Mileiva. 2005. Formulasi Campuran Flower Leather
dari Bunga Mawar dengan Ekstrak Rempah-Rempah ( Cengkeh dan Kayu Manis) sebagai
Pangan Fungsional Kaya Antioksidan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. IPB: Bogor.
Sediaoetama. 2000. Mempelajari Formulasi Bahan Penyusun dan Masa Simpan Dodol Dengan
Substitusi Rumput Laut. PSNMT: Malang.
Suarni. 2009. Prospek Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Kue Kering (Cookies). Balai Penelitian
Tanaman Serealia. Jurnal Litbang Pertanian 28(2).
Widhi, Anggita dan Syah Dahrul. 2008. Kajian Formulasi Cookies Ubi Jalar ( Ipomoea batatas
L.) dengan Karakteristik Tekstur Menyerupai Cookies Keladi. Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan. IPB: Bogor.
Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi Cetakan Kedelapan. Gramedia Pustaka Umum: Jakarta.
Yorya. 2011. Kue Kering, Biscuit, Cookies, Koekje (online), http:// www. Yoryacookies.com,
diakses pada tanggal 11 Oktober 2011.
Yuliana dan Idha. 2010. Kajian Sifat Fisik dan Mikrobiologi Kuning Telur dengan Penambahan
Madu pada Kuning Telur yang Berbeda.