PENDAHULUAN
analisis
bahaya
dan
berbagai
peluang
untuk
II.
Deskripksi produk
1. Nama Produk
5. Lokasi Pabrik
Keripik singkong
Singkong
Volume : 180 gr
Komposisi : singkong , bumbu
(Garam,
Bawang putih, Penyedap rasa dan
minyak goreng
Bahan baku: Singkong
Bahan pembantu :Air bersih
Bahan pengemas: Kantong Plastik PP
0,08
Kel. Puwatu
Dikonsumsi langsung
7. Target Konsumen
Produk
2. Kategori Produk
3. Karakteristik umum Produk
ini
dapat
konsumen dengan
8. Umur Simpan
dikonsumsi
oleh
tahun
Di atas 3 bulan pada kondisi ruang
(sesuai standar penyimpanan)
Warung kecil rumah tangga, mini market
10. Labeling
sortasi ,bertujuan agar dapat membedakan singkong yang baik dan yang
kurang baik, membedakan singkong yang cacat, busuk dan singkong yang
layak dijadikan produk keripik singkong atau tidak. Sortasi juga berguna
membersihkan kotoran yang ada, seperti tanah dan kayu. Sedangkan kriteria
singkong yang baik adalah dengan memilih singkong yang berwarna putih,
tidak busuk atau cacat dalam waktu pencabutan dan ukuran yang seragam.
Singkong yang baru dicabut dari kebun juga merupakan singkong yang
berkualitas baik untuk pembuatan keripik singkong, Untuk pengawasan mutu
pada singkong untuk pengamatan organoleptik dapat dilihat, Sedangkan
spesifikasi singkong atau karakteristik singkong yang baik untuk diolah serta
pengendalian mutunya terlihat pada (Tabel ).
Gambar: Singkong
dimasukan lagi. Hal ini dilakukan agar minyak panasnya merata dan sisa
keripik singkong bisa dibersihkan. Pengendalian mutu proses pengorengan
dilakukan pada waktu dan suhu karena dapat mempengaruhi kualitas
produk singkong.
Pengupasan kulit
Pencucian
Perajangan
Perendaman
Penggorengan
Penggudangan
No
1.
Alur Proses
Pengupasan
kulit
Bahaya
Fisik
Fisik
2.
Jenis Bahaya
Cemaran
tanah,
dan kulit
singkong
Tercemar pasir
Cara Pencegahan
melakukan sortasi
bahan baku dan saat
proses sortasi
Saat proses
menggunakan
air mengalir
Pencucian
Mikrobiologi
3.
Perajangan
Fisik
Bakteri
(E.coli,
lumut)
Menggunakan air
yang bersih
Kayu dan
sisa
Penyervisan dan
pembersihan
alat dilakukan secara
berskala
perajangan
sebelumnya
4.
Perendaman
Mikrobiologi
5.
Penggorengan
Kimia
6.
Pengemasan
Fisik
Bakteri
E.coli
Kimia
Selalu mengganti
minyak baru
Kandunga untuk mencegah
n FFA
kandungan
E.coli
FFA
Rambut ,
kuku dan
benda asing
7.
Penggudangan
Fisik
Melakukan
perendaman
dengan air yang
bersih
melakukan
perendaman
Semut
Penggunaa
n APD
Cuci tangan
sebelum
dan
sesudah
proses
pengemasa
n.
Waktu
penggudangan
diberi
jarak antara lantai
dengan
produk
V. IDENTIFIKASI CCP
Tahapan
Proses
Bahaya
P1.Apakah
pengukuran
pencegahan
dibuat untuk
hazard yg
teridentifikasi?
Ya : lanjut P2
Tidak : bukan
CCP
1.
Pengupasan
kulit
Pencucian
Fisik :
Cemaran
tanah
Fisik: tercemar
kotoran
(pasir)
Mikrobiologi :
Bakteri E.coli
Perajangan
Perendaman
5.
Penggorengan
6.
Pengemasan
Ya
P2.Apakah
tahapan
dirancang
secara
spesifik
untuk
menghilang
kan atau
mengurangi
bahaya
yang
mungkin
terjadi
sampai
tingkat yang
dapat
diterima?
P3. Dapatkah
kontaminasi
dengan
bahaya yang
diidentifikasi
muncul atau
meningkat
hingga
tingkatan
yang tidak
dapat
diterima?
Ya : CCP
Tidak :
lanjut P3
Ya : Lanjut P4
Tidak : bukan
CCP
Ya
Kesimpulan
Ya :
bukan
CCP
Tidak :
CCP
CCP 2
-
Ya
Ya
CCP 2
Ya
Ya
CCP 2
CCP 2
CCP 2
Ya
Tidak
CCP 1
Fisik :
Kayu dan sisa
perajangan
sebelumnya
Ya
Mikrobiologi :
Bakteri, E.coli
Ya
Ya
Kimia :
Kandungan
FFA
Mikrobiologi :
Bakteri E.coli
Ya
Tidak
Fisik :
cemaran
rambut , kuku
dan benda
asing
P4.
Akankah
tahapan
berikutny
a
menghila
ngkan
bahaya
yang
teridentifik
asi atau
menguran
gi
tingkatan
kemungki
nan
terjadinta
sampai
tingkatan
yang
dapat
diterima?
Ya
7.
Penggudangan
Fisik : semut
melakuan
pengupasan
kulit sebaiknya
3. Perajangan (CCP 2)
6. Pengemasan (CCP 2)
Kontaminasi
dapat
dihilangkan
dengan
VI. VERIFIKASI
Verifikasi
Prosedur
Jenis Bahaya
Sesuai
Pengupasan kulit
Fisik
Ya
Pencucian
Fisik
Ya
Tidak Sesuai
Tidak
Mikrobiologi
Peranjangan
Ya
Perendaman
Penggorengan
Fisik
Mikrobiologi
Fisik
Pengemasan
Mikrobiologi
Fisik
Ya
Ya
Penggudangan
Fisik
VII. Dokumentasi
Tersajikan.
Tidak
Ya
Ya
DAFTAR PUSTAKA