NIM : 141911233079
Kelas : D-THP
TUGAS 1
Jawaban :
Toksikologi merupakan salah satu pecahan dari bidang Biologi terapan seperti
kedokteran, farmasi, ilmu lingkungan sanitasi, dan lain sebagainya. Dalam bidang
ilmu khusus ini dipelajari tentang racun (daya racun dan keracunan) yang dapat
ditimbulkan oleh sesuatu (Palar, H., 2012). Sedangkan Toksin merupakan zat beracun
yang bisa berbahaya bagi fisiolofi tubuh dan kesehatan yang dapat menimbulkan
suatu dampak bahkan dalam jumlah sedikit.
Jawaban :
Perbedaan dari Venom dan Poison yaitu venom) adalah racun yang disuntikkan dari
organisme hidup ke makhluk lain yang diproduksi secara biologis yang mengubah
fungsi normal organisme lain. Sedangkan poison merupakan zat (agents) penyebab
keracunan pada manusia yang menelan atau kemasukan organisme yang mempunyai
zat toksik pada seluruh tubuhnya atau pada bagian tubuh tertentu. (Rahayu dan
Firman, 2018)
Jawaban :
Penggolongan toksik berdasarkan dari sumbernya digolongkan menjadi 2 jenis
yaitu toksin endogenous yang berasal dari jaringan tubuh organisme itu sendiri serta
tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat hidupnya dan toksin sama sekali .
sedangkan toksik eksogenous yang merupakan toksin yang ditemukan di dalam tubuh
organisme hanya bila lingkungan tempat hidupnya mengandung toksin.
4. Contoh toksik endogenous.
Jawaban :
Adapun contoh dari toksin endogenous antara lain yaitu Tetrodotoksin (TTX) yang
terdapat dalam kandung telur ikan buntal (Fugu vermiculare), Ciguatoksin yang
terdapat pada ikan kakap(Lutjanus bohar), dan Eledoisin yang terdapat pada kelenjar
ludah gurita (Octopus mochata).
Jawaban :
Beberapa fungsi biologi dari Tetradotoksin (TTX) antara lain yaitu pada ikan buntal
yang memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu racun tetrodotoksin (TTX). Racun
ini biasanya digunakan sebagai alat pertahanan diri dari serangan predator. Selain itu,
Meskipun berbahaya, tetrodotoxin ternyata dapat dimanfaatkan terutama pada bidang
farmasi. Tetrodotoksin dapat digunakan sebagai obat anastesi lokal (dapat memblok
syaraf). Tetrodotoksin yang dicampur dengan bupivacaine dan dexamethasone dapat
meningkatkan waktu anastesi. (Wibowo dkk, 2016)
Jawaban :
Nama toksin pada Octopus maculosus (Gurita) adalah Chepalotoxin. Toksin ini
merupakan senyawa prtotein yang terdiri dari empat jenis protein termasuk
glycoprotein. Toksin ini apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan berbahaya karna
akan berdampak kepada sistem pernapasan dan proses penggumpalan darah. (Yanu,
2015)
.
Toksin yang terdapat pada kelenjar ludah molusca contohnya yaitu conotoxin yang
terdapat pada keong Conus. Keong conus menggunakan probosis beracunnya yang
dapat memanjang untuk menombak ikan dan melumpuhkannya hanya dalam hitungan
detik. Efek toksin dari keong conus mirip dengan efek patukan ular cobra dan efek
makan ikan buntal sekaligus. (Yanu, 2015)
Jawaban :
Sumber toksin pada ikan terbagi menjadi dua jenis yang diantaranya yaitu toksin
endogenous dan toksin exogenous. Toksin endogenous yaitu toksin yang berasal dari
jaringan tubuh organisme itu sendiri dan sama sekali tidak dipengaruhi oleh
lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan toksin exogenous yaitu toksin yang
ditemukan di dalam tubuh organismenya bila lingkungan tempat hidupnya
mengandung toksin. (Kantun dan Susanto, 2019).
10. Spesies ikan yang memiliki racun pada gonad dan telur.
Jawaban :
Spesies ikan yang memiliki racun pada gonad dan telurnya yaitu adalah spesies ikan
buntal yang mengandung toksin berupa Tetradotoxin (TTX), dimana toksin ini
terkandung dalam bagian hati, gonad, dan telurnya. (Wibowo dkk., 2016).
TUGAS 2
Jawaban :
Spesies yang memiliki racun dalam darah adalah spesies Anguila anguila. Spesies
ikan ini merupakan family dari Anguilidae, ikan ini pada umumnya memiliki panjang
39 cm. Distribusi dari spesies ini yaitu di sungai atau perairan tawar dan laut atau
perairan asin. Anguila anguila memiliki darah yang mengandung protein yang bersifat
racun bagi manusia. Protein ini biasanya disebut sebagai ichthyotoxins. Keracunan
ichthyotoxin dapat menyebabkan kejang dan pernapasan berat; ichthyotoxins juga
hemolitik dan tidak boleh menyentuh mata, mulut, atau luka terbuka (Minegishi, dkk.,
2012).
Jawaban :
Beberapa faktor yang dapat berperan dalam terjadinya infeksi dibagi menjadi
4, yaitu Faktor intrinsik (umur, jenis kelamin, kondisi umum, resiko terapi, adanya
penyakit lain, tingkat pendidikan dan lamanya masa kerja), Faktor ekstrinsik (dokter,
perawat, penderita lain, bangsal / lingkungan, peralatan, material medis,
pengunjung/keluarga, makanan dan minuman), Faktor keperawatan (lamanya hari
perawatan, menurunnya standar perawatan, dan padatnya penderita), dan faktor
kemampuan toksin invasi / merusak jaringan, dan lamanya paparan. (Putra, 2014)
Jawaban :
Logam berat dapat masuk kedalam tubuh melalui 2 mekanisme, yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Mekanisme langsung terjadi melalui penyerapan logam
berat terlarut oleh organisme yang melakukan proses penyerapan air dan nutrien ke
dalam tubuh. Selain itu, logam berat dapat masuk ke dalam tubuh organisme hidup
melalui rantai makanan. (Suryani dkk., 2018).
7. Fase toksisitas Pb
Jawaban :
Toksisitas timbal, juga disebut keracunan timbal, dapat berupa akut atau kronis. Akut
dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, sakitkepala, hipertensi, nyeri perut,
gangguanfungsi ginjal, kelelahan, sulit tidur, arthritis, halusinasi dan vertigo. Akut
terutama terjadi di tempat kerja dan di industri manufaktur yang menggunakan timbal.
Paparan kronis timbal dapat menyebabkan keterbelakangan mental, cacat lahir,
psikosis, autisme, alergi, disleksia, penurunan berat badan, hiperaktif, kelumpuhan,
kelemahan otot, kerusakan otak, kerusakan ginjal dan bahkan dapat menyebabkan
kematian
8. Gejala keracunan Pb
Jawaban :
Efek keracunan timbal secara akut juga dapat terjadi secara dramatis, kematian yang
tiba-tiba, kram perut yang parah, anemia, perubahan perilaku, dan kehilangan nafsu
makan. Selain itu, gejala keracunan timbal kronis terjadi sebagai akibat paparan
timbal yang terakumulasi pada kurun waktu bulanan hingga tahunan. Efek keracunan
timbal kronis biasanya menimbulkan gejala yang tidak spesifik pada hampir semua
sistem tubuh. Efek negative keracunan timbal kronis pada manusia terdiri atas
penurunan libido dan kesuburan (jantan dan betina), keguguran dan kelahiran
prematur, masalah kecerdasan, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, lebih agresif, serta
gangguan fungsi ginjal.
Jawaban :
Menurut Jawad (2017), ikan-ikan beracun dapat dibedakan atas:
1. Ichthyosarcotoxic fishes = ikan-ikan yang mengandung racun di antara
otot,viscera, atau kulit.
2. Ichthyootoxic fishes = ikan-ikan yang menghasilkan racun terbatas hanya pada
gonad. Umumnya pada ikan-ikan air tawar. Termasuk ikan-ikan yang
mempunyai telur-telur yang beracun.
3. Ichthyohemotoxic fishes = ikan-ikan yang mempunyai racun di dalam
darahnya. Ditemukan pada belut air tawar dan beberapa ikan laut.
4. Ichthyocrinotoxic fishes = ikan-ikan yang menghasilkan racun melaluisekresi
kelenjar, tetapi tidak mempunyai organ berbisa. Misalnya boxfishes,
trunkfishes, hagfishes, dan lampreys, yang seluruhnya memproduksi substansi
beracun pada kulitnya dan kadang-kadang melepaskan racun tersebut ke
lingkungan perairan tempat mereka ditemukan.
10. Biogenesis
Jawaban :
Biogenesis adalah produksi kehidupan organisme atau organel baru yang dibentuk
dari unsur-unsur C, H, O, S, P, dan Cl.
Jawaban :
Pada metabolit sekunder terdapat 4 golongan besar yaitu :
a. Flavonoid, merupakan golongan senyawa fenol yang terbesar dalam tanaman.
dan tersusun oleh 15 atom karbon sebagai inti dasarnya. Tersusun dari
konfigurasi C6- C3 - C6 yaitu 2 cincin aromatik dan dihubungkan oleh tiga
atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga (Parwata,
2016).
b. Alkaloid, merupakan golongan metabolit sekunder yang mencakup senyawa
bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam
gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloida mempunyai aktivitas
fisiologi yang menonjol sehingga digunakan secara luas dalam bidang
pengobatan (Asih, 2020)
c. Steroid, merupakan senyawa turunan dari hidrokarbon 1,2-Siklopenteno
perhydro fenantrena. Pada tumbuh-tumbuhan Steroid secara umum terdapat
dalam bentuk sterol. Sedangkan, pada tumbuhan tingkat tinggi biasanya
mengandung fitosterol (Suryelita dkk, 2017).
d. Terpenoida, merupakan golongan senyawa fenol yang terdapat pada
tumbuhan. Senyawa fenol dapat menjadi penentu utama potensi atioksidan
makanan karena pada senyawa fenol terdapat cincin aromatik sehingga pada
senyawa terpenoid juga terdapat cincin aromatik. Senyawa fenol mempunyai
struktur C6, sedangkan pada senyawa terpenoid hanya mempunyai struktur
C5. Jadi, semua terpenoid berasal dari molekul isoprene CH2=C(CH3)–
CH=CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau
lebih satuan C5 (Wulandari dan Fidyasari, 2017).
Jawaban :
Jawaban :
Metabolit sekunder adalah golongan senyawa yang terkandung dalam tubuh
mikroorganisme, flora dan fauna yang terbentuk melalui proses metabolisme sekunder
yang disintesis dari banyak senyawa metabolisme primer, seperti asam amino, asetil
koenzim A, asam mevalonat dan senyawa antara dari jalur shikimate.
(Fauziaturrahmi,2020)
DAFTAR PUSTAKA
Palar. Heryando, 2012. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta : Jakarta
Rahayu, Muji dan Firman S.M., 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) :
Toksikologi Klinik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Wibowo A., Anggraini T., Pertiwiningrum A., dan Triatmojo S. 2016. Eco Leather
Penyamakan Ikan Buntal. Cetakan. 1. Yogyakarta: ATK Press
Yanu, A.U. 2015. Bisa dan Racun Pada Mollusca : Bahaya dan Potensi. Oseana Volume XL
no. 2 : 19-30
Wibowo, R. L. M. S. A., Anggraini, T., Pertiwiningrum, A., Triatmojo, S. 2016. Eco Leather
Penyamakan Ikan Buntal. ATK Press. Yogyakarta.
Adhani R dan Husaini. 2017. Logam berat di Sekitar Manusia. Lambung Mangkurat
University Press. Banjarmasin
Fauziaturrahmi . 2020. Induksi Alkaloid Kalus Johar (Senna siamea Lam) dengan
Pemberian Beberapa Konsentrasi Prekursor Tirosin, Universitas Andalas.
Asih, A. 2020. Pemanfaatan Perasan Daun Sirsak (Annona muricate L.) untuk membunuh
Kecoa Amerika (Periplaneta Americana). Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Tanjungkarang
Suryelita, S., Etika, S. B., dan Kurnia, N. S. 2017. Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Steroid
Dari Daun Cemara Natal (Cupressus funebris Endl.). Eksakta: Berkala Ilmiah Bidang
MIPA, 18(01) : 86-94.
Wulandari, S. dan A. Fidyasari. 2017. Senyawa Metabolit Sekunder dan Aktivitas
ANtioksidan pada Ekstrak Buah Sirsak Gunung (Annona montana). Repository
Akademi Farmasi Indonesia Malang. 1-11. 43 Hal.