PENDAHULUAN
Toksikologi lingkungan adalah bidang ilmu yang mempelajari racun, yaitu berbagai
senyawa kimia yang dapat mengakibatkan bahaya ketika masuk ke dalam tubuh
makhluk hidup melalui mulut atau kulit di dalam lingkungan. Toksikologi termasuk
bidang ilmu yang terpadu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu lain seperti bidang
kedokteran, farmasi, biokimia, kimia murni, kimia analitik dan bidang ilmu-ilmu lain
yang relevan dengan bahaya zat kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan
kimia terhadap organisme hidup.Potensi efek merugikan yang ditimbulkan oleh
bahan kimia di lingkungan sangat beragam dan bervariasi sehingga ahli toksikologi
mempunyai spesialis kerja bidang tertentu.Toksikologi lingkungan adalah suatu
studi yang mempelajari efek dari bahan polutan terhadap kehidupan dan
pengaruhnya terhadap ekosistem yang digunakan untuk mengevaluasi kaitan
antara manusia dengan polutan yang ada di lingkungan.
4. Safety : keamanan
Kehadiran zat kimia beracun alamiah mungkin dapat semakin meningkat atau
bahkan semakin menurun, tergantung kondisi lingkungan.Sebagai contoh, jumlah
bakteri dan jamur yang mengkotaminasi makanan saat ini mungkin semakin
berkurang sesuai dengan tersedianya peralatan yang dapat menjaga makanan
terbebas dari bakteri dan jamur. Akan tetapi perkembangan dan kemajuan teknologi
saat ini juga memungkinkan akan munculnya species baru yang tahan terhadap
berbagai kondisi anti bakteri dan anti jamur baru yang sangat immun terhadap
berbagai jenis kondisi dapat meningkatkan jumlah racun alamiah di dalam
lingkungan. Beberapa senyawa kimia beracun alamiah dan pengaruh toksiknya
terhadapmakhluk hidup yang suda diidentifikasi seperti pada tabeldi bawah ini :
NO
Jenis Racun
Kehadiran di dalam
Pengaruh Toksik
Pasti
Diduga
Logam Pb, Hg, As, Sb, Cu, Cr, Mn, Se, Ni.
Karsigonenik, Efekneurology.
Sedikit do atmosfer
Efek toksik
Bakteri toksin
Racun
5
Jamur toksin
Di dalammakanan fermentasi
Keracunan hati
Karsinogenik
Mutasi
Karsinogenik, leukaemia.
Keracunan yang berasal dari zat atau senyawa kimia sudah dikenal sejak ratusan
tahun lalu.Misalnya racun yang berasal dari bisa ular, gigitan serangga dan dari
tanaman telah lama dikenal sehingga pengetahuan untuk menghindari keracunan
atau masuknya racun kedalam tubuh telah menjadi bagian strategi dari makhluk
hidup untuk bertahan hidup di dalam lingkungan. Study terhadap racun tanaman
untuk bahan obat telah dikembangkan sejak abad ke-19, dan pada saat ini
perhatian terhadap bahan kimia beracun ini selalu dihubungkan dengan fenomena
polusi lingkungan dan toksikologi. Secara umum jumlah zat kimia yang terdapat di
dalam lingkungan yang berasal dari aktivitas manusia sangat sulit diketahui,
namun dari berbagai sumber penggunaan diperkirakan bahwa lingkungan suatu
saat akan penuh dengan racun yang berasal dari zat kimia seperti diilustrasikan
pada tabel berikut :
Tabel. Perkiraan zat kimia yang diperkenalkan ke lingkungan dalam berbagai jenis
sumber
Diperkirakan
Julmah
Tahun 1997
>5 juta
Tahun 1985
>7 juta
Tahun 1994
>13 juta
>600.000
>1.000
>2.000
>5.000
>7.000
>50.000
Tidak diketahui
Setiap orang yang berhubungan dengan zat kimia harus membuat anggap sama
seperti Paracelsus, yaitu bahwa semua zat kimia beracun apabila tidak ditangani
dengan baik maka dengan sendirinya akan memberika efek racun dan potensi
bahaya terhadap makhluk hidup dan lingkungannya. Masuknya racun ke dalam
tubuh makhluk hidup dapat melalui berbagai cara seperti melalui absirbsi, tertelan
melalui mulut, terhirup dan lain-lain. Jalur utama bahan toksik untuk dapat masuk
ke dalam tubuh manusia adalah melalui absorpsi, distribusi dan ekskresi pada paru-
paru (pernapasan/inhalasi), kulit (topikal), pencernaan (ingesti) dan injeksi.
1. Absorpsi
Bahan toksik akan diserap oleh tubuh melalui paru-paru, kulit dan saluran
pencernaan kemudian masuk ke dalam aliran darah dan sistem kelenjar getah
bening. Bahan toksik tersebut kemudian diangkut ke seluruh tubuh.Selain
berbahaya tanpa diabsorbsi, bahan toksik tersebut tajam dan menyebabkan karat
(korosif) yang bereaksi pada titik singgungnya.
a. Via paru-paru
Faktor yang berpengaruh pada absorpsi bahan toksik dalam sistem pernapasan
adalah bentuk bahan misalnya gas dan uap; aeroso; dan ukuran partikel; zat yang
terlarut dalam lemak dan air.Paru-paru dapat mengabsorbsi bahan toksik dalam
jumlah besar karena area permukaan yang luas dan aliran darah yang cepat.
b. Via kulit
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis (lapisan terluar), dermis (lapisan
tengah) dan hypodermis (lapisan paling dalam).Epidermis dan dermis berisi
keringat, kantung minyak dan akar rambut.Bahan toksik paling banyak terabsorbsi
melalui lapisan epidermis.Absorbsi bahan toksik melalui epidermis tergantung pada
kondisi kulit, ketipisan kulit, kelarutannya dalam air dan aliran darah pada titik
singgung. Akibat bahan toksik antara lain pengikisan atau pertukaran lemak pada
kulit yang terekspos dengan bahan alkali atau asam dan pengurangan pertahanan
epidermis.
2. Distribusi
3. Ekskresi
Ekskresi bahan toksik dapat terjadi melalui hembusan udara atau pernapasan, dan
dari sekresi melalui keringat, air susu, feses dan urine. Toksikan dikeluarkan dalam
bentuk asal, sebagai metabolit dan atau konjugat.
a. Ekskresi urin
Ginjal membuang toksikan dari tubuh dengan mekanisme yang serupa dengan
mekanisme yang digunakan untuk membuang hasil akhir metabolisme faali, yaitu
dengan filtrasi glomerulus, difusi tubuler dan sekresi tubuler.
b. Ekskresi empedu
Hati juga merupakan alat tubuh yang penting untuk ekskresi toksikan, terutama
untuk senyawa yang polaritasnya tinggi (anion dan kation), konjugat yang terikat
pada protein plasma, dan senyawa yang BM-nya lebih besar dari 300. Pada
umumnya begitu senyawa ini berada dalam emped, senyawa ini tidak akan diserap
kembali ke dalam darah dan dikeluarkan lewat feses. Tetapi ada pengecualian,
misalnya konugat glukuronoid yang dapat dihidrolisis oleh flora usus menjadi
toksikan bebas yang diserap kembali.
c. Paru-paru
Zat yang berbentuk gas pada suhu badan terutama diekskresikan lewat paru-
paru.Cairan yang mudah menguap juga dengan mudah keluar lewat udara
ekspirasi.Cairan yang mudah larut misalnya kloroform dan halotan mungkin
diekskresikan sangat lambat karena ditimbun dalam jaringan lemak dan karena
terbatasnya volume ventilasi.Ekskresi toksikan melalui paru-paru terjadi karena
difusi sederhana lewat membran sel.
d. Jalur lain
Saluran cerna bukan jalur utama ekskresi toksikan.Oleh karena lambung dan usus
manusia masing-masing mesekresi kurang lebih tiga liter cairan setiap hari, maka
beberapa toksikan dikeluarkan bersama cairan tersebut.Hal ini terjadi terutama
lewat difusi sehingga lajunya bergantung pada pKa toksikan dan pH lambung dan
usus. Ekskresi toksikan lewat air susu ibu (ASI), ditinjau dari sudut toksikologi amat
penting karena lewat air susu ibu ini racun terbawa dari ibu kepada bayi yang
disusuinya. Ekskresi ini terjadi melalui difusi sederhana.Oleh karena itu seorang ibu
yang sedang menyusui harus berhati-hati dalam hal makanan terutama kalau
sedang mengkonsumsi obat.
Racun yang berasal dari zat kimia umumnya mempunyai pengaruh local
dan sistematik. Pengaruh local adalah pengaruh zat kimia secara local (daerah
tertentu) yang diakibatkan oleh adanya kontak langsung zat kimia dengan objek
(bagian tubuh makhluk hidup),misalnya kebakaran kulit oleh kehadiran asam kuat
atau basa kuat. Sedangkan pengaruh sistematik adalah pengaruh yang
diakibatkan oleh zat kimia yang menyebar ke berbagai bagian tubuh maikhluk
hidup yang disebabkan oleh absorbsi zat kimia ke dalam bagian tubuh, misalnya
pengaruh keracunan yang disebabkan oleh masuknya merkuri atau timbale ke
dalam tubuh yang dapat mempengaruhi berbagai jenis target di dalam tubuh
makhluk hidup dan manusia.
Untuk menyatakan ukuran daya racun suatu zat kimia, maka perlu diketahui
ukuran-ukuran toksisitas untuk zat kimia. Saecara internasional, ukuran toksisita zat
kimia dapat dinyatakan dalam berbagai cara seperti lethal dose 50 % (LOD50), fatal
dose, letal oral dose 50% (LOD50) , dan threshold limit values (TLV). Untuk
memberi gambaran tentang pengukuran toksisitas zat kimia maka berikut ini
dijelaskan secara singkat ukuran toksisitas zat kimia dan cara penentuannya.
Lethal dose 50% (LD50) yaitu disis zat kimia yang akan membunuh sebanyak 50%
dari populasi yang dapat kontak langsung dengan zatb kimia yang dicobakan.
Ukuran LD50 adalah berdasarkan berat tubuh dan dinyatakan dalm bentuk unit
mg/kg (milligram racun per kilogram berat badan makhluk hidup). Beberapa
kelemahan dari ukuran LD50 adalah ditemukan kenyataan bahwa besar LD50 masih
tergantung pada jenis species makhluk hidup yang menjadi objek percobaan.
Dengan demikian ukuran LD50 untuk tikus akan berbeda dari ukuran LD50 untuk
kelinci atau binatang pengerat yang lainnya. Namun demikian ukuran LD50
digunakan sebagai perbandingan umum tentang potensi racun yang dimiliki oleh
zat kimia terhadap makhluk hidup sehingga manusia dapat menghindarkan bahaya
yang disebabkan oleh daya racun yang dimiliki oleh zat kimia.Ukuran LD50 dapat
juga disebut sebagai LD50 rendah atau LD50 tinggi, yaitu berbagai untuk
menggambarkan potensi rendah dan tingginya daya racun suatu zat kimia di dalam
tubuh makhluk hidup, sehingga informasi LD50 yang dimiliki zat kimia tersebut.
Beberapa contoh LD50 dari beberapa senyawa kimia yang sering ditemukan di
dalam lingkungan diperlihatkan pada tabel berikut :
LD50 (mg/kg)
>10.000.000
1000
100
10-2
10-5
Gula pasir
Kafein
Nikotin
Bisa ular
Tetanus
Strychnine
2. Dosis Fatal
Dosis fatal (fatal dose) adalah jumlah zat kimia (mg) yang diperkirkirakan akan
dapat membunuh satu species,misalnya tikus, kelinci, hewan atau manusia. Dosis
fatal dibuat berdasarkan jenis species dan individu makhluk hidup dengan melihat
kenyataan bahwa masing-masing makhluk hidup akan memiliki system fisiologi
yang berbeda terhadap racun zat kimia, sehingga penentuan ukuran toksisitas zat
kimia juga sulit dibuat akurat. Kenyataan menunjukkan bahwa beberapa species
makhluk hidup akan memberikan respon bervariasi terhadap zat kimia, yaitu ada
makhluk hidup yang sensitive terhadap zat kimia tertentu dan ada juga makhluk
hidup yang memiliki kekebalan terhadap zat kimia yang sama, bahkan zat kimia
tersebut tidak memberikan efek pada system fisiologi tubuhnya.
LOD50 adalah toksisitas zat kimia dapat juga diukur dengan cara memberikan zat
kimia melalui oral kepada makhluk hidup. Pengukuran toksisitas secara LOD50
hampir sama dengan LD50, bedanya adalah dalam hal masuknya zat kimia tersebut
kedalam tubuh makhluk hidup melalui mulut. Besarnya LD50 dan LOD50 pada
species makhluk hidup dapat dibandingkan sehingga ukuran LOD50 yang diperoleh
pada makhluk hidup tertentu langsung dianggap sebagai LD50, dan berlaku
sebaliknya. Ukuran LD50 dan LOD50 zat kimia tertentu terhadap makhluk hidup
juga dapat bervariasi dalam species yang sama atau species yang berbeda.
Tabel. Ukuran toksisitas beberapa senyawa kimia berdasarkan LD50 dan dosis fatal
Tingkat toksisitas
LDD50
Dosis Fatal
Contoh Senyawa
6 (super beracun)
4 (sangat bercun)
3 (beracun)
2 (sedikit beracun)
1 (tidak beracun)
<5 mg/kg
5-50 mg/kg
50-500 mg/kg
500-5000 mg/kg
5-15 g/kg
>15 g/kg
Few drops
0.3 3.0 g
3 30 g
30 300 g
>300 g
>1 kg
Sianida
Timbale
Phenol
Methanol
Ethanol
Foods
TLV adalah ukuran rata-rata maksimum kadar (ppm) senyawa kimia yang aman dari
keracunan zat kimia di atmosfer yang dapat masuk kedalam tubuh manusia selama
8 jam berturut-turut dalam satu hari kerja. Dalam hal ini diperoleh kepastian bahwa
dengan harga TLV zat kimia tertentu bahwa setiap orang yang bekerja selam 8 jam
dalam sehari dan berhubungan dengan zat kimia tersebut diharapkan tidak akan
menderita suatu penyakit, dengan kata lain pekerja kesehatannya akan aman bila
berhubungan dengan zat kimia tersebut. Pengukuran TLV biasanya dilakukan di
lingkungan kerja industry, akan tetapi pengukuran ini juga dapat diterapkan
terhadap kondisi lingkungan. American Conference of Governmental Industrial
Hygeniests (ACGIH) membagi TLV berdasarkan lingkungan kerja seperti berikut :
Yaitu, konsentrasi yang aman diperbolehkan untuk dihirup pekerja selama 8 jam
berturut-turut selama seminggu atau 40 jam selama satu minggu.
Yaitu konsentrasi zat kimia tertentu yang tidak dapat melebihi pada langit-langit,
dan dibuat sebagai batas absolute yang aman bagi pekerja di dalam ruangan .
Ukuran toksisitas zat lain yang harus disertakan pada material safety data sheet
(MSDS) oleh pabrik kimia yang diperdagangkan adalah :
Yaitu menyatakan konsentrasi terrendah zat kimia di udara yang dapat membunuh
manusia atau binatang bila dihirup selama periode tertentu, misalnya 24 sebagai
senywa akut atau lebih sebagai subakut dan kronik.
Yaitu konsentrasi terrendah zat kimia tertentu di udara yang dapat dijangkau oleh
manusia dan binatang yang dapat menimbulkan efek racun atau dapat
mengakibatkan tumor pada manusia dan hewan.
Yaitu dosis tereandah senyawa kimia tertentu yang masuk ke dalam tubuh manusia
atau hewan pada jangka waktu tertentu akan memberikan efek racun atau
menimbulkan tumor dan menggangguketurunan pada manusia dan hewan.
Pengaruh toksisitas sistematik kronik adalah pengaruh racun yang diakibatkan oleh
kehadiran zat kimia dalam jumlah kecil dalam jangka waktu yang cukup lama.Gejala
yang ditimbulkan dari racun yang bersifat kronik ini baru timbul setelah
berlangsung dalam jangka waktu yang relative lama. Misalnya beberapa tahun
setelah kontak atau mengkonsumsi zat kimia tersebut, sehingga sering kali dalam
diagnosisnya nama zat kimia yang menjadi penyebabnya sulit ditelusuri. Beberapa
senyawa yang mempunyai efek kronik digolongkan sebagai senyawa karsinogenik,
mutagenic, teratogenik dan sensitisers.
1. Karsinogenik
a. Karsinogenik Tipe I
Yaitu senyawa kimia yang sudah pasti diketahui menyebabkan kanker pada
manusia, misalnya asbestos, senyawa aromatis.
Yaitu senyawa kimia yang diketahui sudah pasti menyebabkan kanker kepada
hewan dan diduga akan mengakibatkan kanker pada manusia, misalnya
formaldehida.
Yaitu senyawa kimia yang perlu dipertimbangkan dan diduga memiliki potensi akan
mengakibatkan kanker akan tetapi belum cukup data untuk
meyakinkannya,misalnya kloroform.
2. Mutagenic
3. Terotogenik
Terotogenik adalah senyawa kimia yang dapat merusak janin yang mengakibatkan
kelainan (cacat lahir). Beberapa senyawa yang diduga memiliki efek teratogenik di
dalam lingkungan diantaranya adalah senyawa dioksin yang dihasilkan dari
pembakaran sampah, senyawa organic merkuri yang terbentuk dari limbah merkuri,
dan karbon monoksida yang dihasilkan dari mesin industry dan kenderaan
bermotor.
4. Sensitizer
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengidentifikasi zat beracun dan karsinogenik
adalah melalui struktur kimia. Harus diakui bahwa sangat sulit untuk memastikan
apakah suatu senyawa kimia bersifat racun, karsinogenik atau bahkan tidak
memberika efek. Ada pedoman umum yang dibuat melalui pengelompokan zat
kimia sebagai berikut :
Yaitu hampir semua senyawa halogen beracun seperti brom,klor, flor dan iodium.
Senyawa sianida dan nitril (golongan CN) bersifat racun aktif seperti hydrogen
sianida, hydrogen sulfide, dan nitrogen dioksida bersifat racun akut.
Yaitu hampir semua logam berat seperti arsen, cadmium, merkuri diketahui bersifat
racun kronis. Golongan senyawa lain seperti vynil klorida, dan asbestos bersifat
racun kronis.
3. Senyawa Karsinogen
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan
kimia terhadap organisme hidup. Setiap orang yang berhubungan dengan zat kimia
harus membuat anggap sama seperti Paracelsus, yaitu bahwa semua zat kimia
beracun apabila tidak ditangani dengan baik maka dengan sendirinya akan
memberika efek racun dan potensi bahaya terhadap makhluk hidup dan
lingkungannya. Masuknya racun ke dalam tubuh makhluk hidup dapat melalui
berbagai cara seperti melalui absirbsi, tertelan melalui mulut, terhirup dan lain-lain.
Jalur utama bahan toksik untuk dapat masuk ke dalam tubuh manusia adalah
melalui absorpsi, distribusi dan ekskresi pada paru-paru (pernapasan/inhalasi), kulit
(topikal), pencernaan (ingesti) dan injeksi.
Racun yang berasal dari zat kimia umumnya mempunyai pengaruh local dan
sistematik. Pengaruh local adalah pengaruh zat kimia secara local (daerah tertentu)
yang diakibatkan oleh adanya kontak langsung zat kimia dengan objek (bagian
tubuh makhluk hidup),misalnya kebakaran kulit oleh kehadiran asam kuat atau basa
kuat. Sedangkan pengaruh sistematik adalah pengaruh yang diakibatkan oleh zat
kimia yang menyebar ke berbagai bagian tubuh maikhluk hidup yang disebabkan
oleh absorbsi zat kimia ke dalam bagian tubuh, misalnya pengaruh keracunan yang
disebabkan oleh masuknya merkuri atau timbale ke dalam tubuh yang dapat
mempengaruhi berbagai jenis target di dalam tubuh makhluk hidup dan manusia.
Untuk menyatakan ukuran daya racun suatu zat kimia, maka perlu diketahui
ukuran-ukuran toksisitas untuk zat kimia. Saecara internasional, ukuran toksisita zat
kimia dapat dinyatakan dalam berbagai cara seperti lethal dose 50 % (LOD50), fatal
dose, letal oral dose 50% (LOD50) , dan threshold limit values (TLV).
Pengaruh toksisitas sistematik kronik adalah pengaruh racun yang diakibatkan oleh
kehadiran zat kimia dalam jumlah kecil dalam jangka waktu yang cukup lama.Gejala
yang ditimbulkan dari racun yang bersifat kronik ini baru timbul setelah
berlangsung dalam jangka waktu yang relative lama. Misalnya beberapa tahun
setelah kontak atau mengkonsumsi zat kimia tersebut, sehingga sering kali dalam
diagnosisnya nama zat kimia yang menjadi penyebabnya sulit ditelusuri. Beberapa
senyawa yang mempunyai efek kronik digolongkan sebagai senyawa karsinogenik,
mutagenic, teratigenik dan sensitisers.
Banyak bahan kimia berfsifat racun dan mematikan. Ketika seseorang diminta untuk
menyebutkan racun, mungkin orang akan banyak menyebutkan sianida atau arsenik. Namun
ternyata banyak yang lebih mematikan dibandingkan dua benda tersebut.
LD50 (Lethal dose, 50 persen) biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan toksisitas.
Angka ini merujuk pada dosis yang diperlukan untuk mematikan 50 persen populasi. Bisanya,
LD50 digunakan menggunakan skala per kilogram berat badan. Pada skala ini, racun natrium
sianida keluar sekitar 6 mm per kg berat badan. Simon Cotton, dosen Universitas Birmingham
menulis dalam The Conversation mengulas setidaknya ada 5 zat kimia paling bebahaya di dunia.
Berikut ulasannya:
5. Risin
Risin adalah racun tanaman yang digunakan untuk membunuh Georgi Markov, penulis anti
Bulgaria ketika diasingkan di London. Risin diperoleh dari biji tanaman jarak (Ricinus
communis). Ketika mengekstrak minyak dari tanaman jarak, risin memiliki sifat padat. Risin
adalah glikoprotein yang menganggu sintesis protein di dalam sel sehingga menyebabkan
kematian sel. Risin memiliki LD50 sebanyak 1-20 miligram per kg berat badan jika tertelan.
Namun, diperlukan jumlah yang lebih sedikit ketika risin digunakan dengan metode suntik atau
hirup.
4. VX
3. Batrachotoxin
Racun ini membunuh dengan mengganggu saluran ion natrium di dalam sel otot dan saraf.
Racun ini menyumbat saluran ion sehingga tidak dapat menutup sehingga berdampak pada gagal
jantung.
2. Maitotoxin
Ada sejumlah racun yang berasal dari laut. Misalnya saxitoxin yang umumnya menjadi penyebab
kecarunan setah mengonsumsi kerang yang terkontaminasi. Racun ini sering dikaitkan dengan
ganggang yang berbahaya di laut. Namun, ada yang lebih mematikan yakni maitotoxin. Racun
ini dibentuk oleh dinoflagellata, semacam plankton laut yang memiliki tsruktur kimia yang
sangat rumit. Betapa rumitnya struktur maitotoxin menyulitkan para ahli kimia untuk
menyintesis zat ini dalam skala laboratorium. Racun ini bekerja dengan meningkatkan aliran ion
kalsum melalui membran otot jantung yang mengakibatkan gagal jantung.
1. Botulinum toxin
Meski para ilmuwan berbeda pendapat mengenai tokisitas relatif suatu zat, ilmuwan sepakat
bahwa botulinum yang dihasilkan oleh bakteri anaerob adalah zat paling beracun di dunia.
LD50nya sangat kecil hanya 1 nanogram per kilogram berat badan bisa membunuh manusia.
Racun ini pertama diidentifikasi di Jerman pada akhir abad ke 18. Ada bebrapa racun bitulinum.
Tipe A adalah yang paling ampuh. Racun ini adalah polipeptida yang terdiri lebih dari seribu
molekul asam amino yang bergabung bersama. Racun ini menyebabkan kelumpuhan otot dengan
mencegah pelepasan asetilkolin.
lepas kendali. Orang yang terkena racun ini akan mengalami sesak napas.
oleh Taboola
Direkomendasikan
Direkomendasikan
DARI WEB
Undo
Dijamin, Fakta tentang Kadal dan Ular Ini Bikin Anda Kaget
MSN berita
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
Mengejutkan, Inilah Nilai-nilai di Rapornya Jokowi Semasa SMA
MSN berita
Undo
Undo
Undo
Undo
Undo
SebelumnyaBerikutnya
Buka Beranda MSN
Buka MSN Berita
Bergabung dengan percakapan
Laporkan Penyalahgunaan
Bantu kami memelihara komunitas yang sportif dan kondusif dengan melaporkan setiap perilaku
ilegal atau tidak pantas yang melanggarTata Tertib MSN.
Pilih kategori
http://u.msn.com/ new s
kirim
Tinggalkan komentar Anda
ANDA MUNGKIN SUKA
Duh, Anggita Sari & Vicky Prasetyo Buka Baju di Rumah Sakit
MSN hiburan
Undo
Undo
Undo
Undo
oleh Taboola
Direkomendasikan
Direkomendasikan
ARTIKEL LAINNYA DARI BERITA
Undo
Undo