Selly
NPM : 143112620120085
Tugas : Bioteknologi
Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietary fiber),
yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikroba), yang
selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu
disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-
seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah
diperkaya dengan Karbon dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri
tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau
selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang
selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Pembuatan starter
a. Air kelapa diendapkan, kemudian disaring dengan beberapa lapis kain kassa, kemudian dipanaskan
sampai mendidih dengan api besar sambil diaduk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkan (a) asam asetat
glasial (10-20 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa), dan (b) gula (75-100,gram gula untuk tiap 1
liter air kelapa). Campuran ini diaduk sampai gulalarut. Larutan ini disebut air kelapa asam bergula.
b. Urea (sebanyak 3 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa asam bergulayang disiapkan pada no. 1
diatas) dilarutkan di dalam sedikit air kelapa(setiap 1 gram urea membutuhkan 20 ml air kelapa).
Larutan ini dididihkan, kemudian dituangkan ke dalam air kelapa asam bergula.
c. Ketika masih panas, media dipindahkan ke dalam beberapa botol bermulut lebar, masing-masing
sebanyak 200 ml. Botol ditutup dengan kapas steril. Setelah dingin, ditambahkan 4 ml suspensi mikroba.
Setelah itu, media diinkubasi pada suhu kamar selama 6-8 hari (sampai terbentuk lapisan putih pada
permukaan media).
Fermentasi Nata
a. Air kelapa yang masih segar diendapkan, dan disaring dengan beberapa lapis kain kassa, kemudian
dipanaskan sampai mendidih dengan apibesar sambil diaduk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkan (a)
asamasetat glasial (10 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa), dan (b)gula (80 gram gula untuk
setiap 1 liter air kelapa). Campuran ini diaduksampai gula larut. Larutan ini disebut air kelapa asam
bergula.
b. Urea (sebanyak 5 g urea untuk setiap 1 liter air kelapa asam bergula yangdisiapkan pada no. 1 diatas)
dilarutkan di dalam sedikit air kelapa yangtelah dimasak (setiap 1 gram urea membutuhkan 20 ml air
kelapa).Larutan ini dididihkan, kemudian dituangkan ke dalam air kelapa asam bergula. Larutan yang
diperoleh disebut sabagai sebagai media nata. Larutan ini didinginkan sampai suam-suam kuku.
c. Media nata ditambah dengan starter (setiap 1 liter media nata membutuhkan 50-100 ml
starter), kemudian dipindahkan ke dalam wadah-wadah fermentasi dengan ketinggian media 4 cm.
Wadah ditutup dengan kertas yang telah dipanaskan di dalam oven pada suhu 140C selama 2 jam.
Wadah berisi media ini disimpan di ruang fermentasi selama 12-15 hari sampai terbentuk lapisan nata
yang cukup tebal (1,5-2,0 cm).
Panen dan Pencucian
Lapisan nata diangkat, kemudian dicuci dengan air bersih. Setelah itu nata direndam di dalam air
mengalir atau air yang diganti-ganti dengan air segar selama 3 hari. Setelah itu nata dipotong-potong dengan
panjang 1,5 dan lebar 1,5 cm. Potongan nata direbus 5-10 menit, kemudian dicuci, dan direbus lagi selama
10 menit. Hal ini diulangi sampai nata tidak berbau dan berasa asam lagi.
Pembotolan
a. Pembuatan sirup. Gula yang putih bersih dilarutkan ke dalam air (setiap 2kg gula dilarutkan ke dalam 4
liter air bersih), kemudian ditambahkan vanile (secukupnya) dan benzoat (1 gram untuk setiap liter
larutan gula).Larutan sirup ini direbus sampai mendidih selama 30 menit.
b. Pengemasan. Nata yang masih panas segera dimasukkan ke dalam sirup, kemudian didinginkan sampai
suam-suam kuku. Setelah itu nata dikemas di dalam kantong plastik rangkap dua, atau di dalam gelas
plastik, dan kemasan ditutup dengan rapat (kantong plastik diikat dengankaret, dan gelas plastik di-seal).
4. Produksi dan Purifikasi
Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina. Di Indonesia, nata de coco mulai diperkenalkan pada tahun
1973 dan mulai dikenal luas di pasaran pada tahun 1981. Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim.
Nata dalam bahasa Latin 'natare' berarti terapung. Nata dapat dibuat dari berbagai macam media antara lain air
kelapa (nata de coco), singkong atau limbah pengolahan singkong (nata de cassava), limbah pengolahan nanas (nata
de pina), dan lain-lain. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari kelapa.
Proses purifikasi selulosa mikrobial dilakukan dengan merendam selulosa nata de coco yang telah direbus
ke dalam larutan NaOH, pada CA-1 direndamke dalamlarutanNaOH2% sedangkan pada CA-2 direndam ke dalam
larutan NaOH 4% selama 24 jam. Pemilihan variasi konsentrasi 2% dan 4% dilakukan berdasarkan percobaan
pendahuluan, yang menunjukkan variasi konsentrasi >1% inilah yang dapat menghasilkan membran ultrafiltrasi.
Warna dari selulosa microbial setelah direndam ke dalam larutan NaOH putih kekuningan dan permukaan licin,
pada CA-2 lebih kuning dari pada CA-1. Perendaman dengan NaOH bertujuan untuk menghilangkan komponen-
komponen non-selulosa dan sisa bakteri. Komponen-komponen non-selulosa ini akan menghalangi ikatan hidrogen
yang terjadi antar rantai molekul selulosa. Kadar perendam larutan NaOH dapat meningkatkan kemurnian selulosa
yang dihasilkan sehingga hubungan antar rantai dalam selulosa semakin kuat melalui ikatan hidrogen antar rantai,
mengakibatkan struktur selulosa microbial menjadi lebih rapat sehingga semakin sukar untuk mensubtitusi gugus
hidroksil selulosa dengan gugus asetil.
Perendaman ke dalam larutan asam asetat yang konsentrasinya sama dengan NaOH 2% dan 4% selama 24
jam merupakan langkah selanjutnya dari pemurnian selulosa. Tujuan dari perendaman ini adalah untuk menetralkan
NaOH yang masih terdapat pada selulosa mikrobial. Warna selulosa mikrobial hasil dari perendaman dengan asam
asetat tidak berubah dibandingkan dengan selulosa mikrobial setelah perendaman dengan NaOH. Setelah direndam
dengan asam asetat, selulosa mikrobial direndam dalam air berulang kali untuk menghilangkan bau asam serta
mengurangi kandungan asamnya
Nata de coco memiliki kadar air yang tinggi, sehingga untuk menghilangkan kadar air dilakukan
pengepresan, selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari. Pengepresan tidak dilakukan dengan suhu yang
tinggi atau hot press agar struktur rantai molekul selulosa tidak rusak, sehingga dapat dijadikan selulosa asetat yang
digunakan sebagai bahan pembuatan membran.
Teknologi produksi nata de coco adalah teknologi sederhana dan tepat guna. Untuk usaha nata de coco
lembaran atau kemasan bisa dilakukan tanpa peralatan mekanis.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah
diperkaya dengan Karbon dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri
tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau
selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang
selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Nata yang dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya. Kualitas yang baik akan terpenuhi apabila air
kelapa yang digunakan memenuhi standar kualitas bahan nata, dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang
benar berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas Acetobacter xylinum yang
digunakan. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan
baik, maka semua cairan akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun.