Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA

KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018


Oleh:
Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

Disampaikan pada
Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018
Jakarta, 26 Januari 2017

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id


KINERJA KEGIATAN UTAMA BADAN
I KETAHANAN PANGAN 2016

2
Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id
KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 (Realisasi Output)

NO KEGIATAN PRIORITAS TARGET REALISASI


1. Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
500/1.000 494/1.320
(UPM)/Toko Tani Indonesia (TTI)
2. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
303 287
Masyarakat (LDPM)
3. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
54 51
(LPM)
4. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (KMP) 192 181
5. Penguatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
35 35
(SKPG)
6. Analisis peta ketahanan dan kerentanan pangan
1 1
(Peta FSVA)
7. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan (KRPL) 4.869 4.824
8. Pengawasan keamanan dan mutu pangan 35 35

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 3


RANCANGAN KEGIATAN UTAMA
II BADAN KETAHANAN PANGAN 2018

4
Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id
RANCANGAN KEGIATAN UTAMA BKP TAHUN 2018
TARGET
NO KEGIATAN PRIORITAS
Baru Lanjutan
1. Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
500/1.000 406
(PUPM)/Toko Tani Indonesia (TTI)
2. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
300 98
Masyarakat (LDPM)
3. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
572 1.628
(LPM)
4. Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (KMP) 200 78
5. Penguatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
35 35
(SKPG)
6. Analisis peta ketahanan dan kerentanan pangan
35 35
(Peta FSVA)
7. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan (KRPL) 2.000 1.671
8. Pengawasan keamanan dan mutu pangan 126 35

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 5


Toko Tani Indonesia (TTI) :
Toko yang dirancang Kementerian Pertanian dalam rangka stabilisasi pasokan dan
harga pangan dengan cara menjual hasil pangan petani sesuai harga yang wajar
kepada konsumen yang dipasok oleh Gapoktan/ Pengembangan Usaha Pangan
Masyarakat.
MODEL PENGEMBANGAN KEGIATAN PUPM/TTI 2017

Wilayah Sentra Produksi Wilayah Konsumen

Pengadaan Pelaksanaan Kegiatan Distribusi

LUPM (Beras dan atau

/KONSUMEN AKHIR
Petani TTI
Cabe dan atau Bawang

MASYARAKAT
Petani Merah) Pelaksana TTI

Petani PUPM TTI CENTER

Industri/Produsen
Bahan Pangan Koperasi
Importir

Kontinuitas pasokan Fasilitasi, pembinaan dari BKP Penetapan harga jual di tingkat TTI
Penetapan harga beli dng acuan Pusat dan daerah Kontinuitas penyaluran kpd
HPP/HRD/ Harga referensi Pendampingan kegiatan Gapoktan masyarakat

STABILITAS HARGA DI STABILITAS HARGA PANGAN DI


TINGKAT PRODUSEN TINGKAT KONSUMEN

7
KOMPONEN PENGEMBANGAN KRPL

Pengembangan
lahan pekarangan

Demplot
(sebagai Kebun Bibit
laboratorium
lapangan)
8
 Penerima manfaat adalah kelompok Wanita yang
belum mendapatkan kegiatan KRPL.
 Jika suatu kabupaten/kota semua desanya sudah
mendapatkan kegiatan KRPL, diperbolehkan pada
desa yang sama dengan kelompok yang berbeda.
 Jumlah anggota minimal 15 (lima belas) rumah
tangga.
 Bukan kelompok penerima bantuan pemerintah yang
sejenis dari lingkup kementerian pertanian di tahun
berjalan
 Memiliki kelembagaan yang sah dan struktur
organisasi/kepengurusan yang jelas dan diketahui
kepala desa/lurah.
 Mampu menyediakan lahan untuk kebun bibit (bukan
menyewa lahan).
Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 9
PEMBIAYAAN
Dibiayai melalui Bantuan Pemerintah
sebesar Rp 15.000.000, dengan rincian:
 Rp 7.000.000 untuk pengembangan
pekarangan anggota
 Rp 2.000.000 untuk pengembangan
demplot kelompok
 Rp 6.000.000 untuk kebun bibit dan
pengairan sederhana
Diberikan/disalurkan dalam bentuk uang,
satu tahap kepada kelompok

10
REKAPITULASI LOKASI KEGIATAN BKP TAHUN 2018
KEGIATAN

Analisis
Pengembangan Peta Sistem Pemberd Pengawas
Lembaga
Usaha Pangan Lumbung Ketahanan Kewaspad Kawasan ayaan an
NO PROVINSI Distribusi
Masyarakat/To Pangan dan aan Mandiri pekarang keamanan
Pangan
ko Tani Masyaraka Kerentana Pangan Pangan an dan mutu
Masyaraka
Indonesia t (Unit) n Pangan dan Gizi (Kawasan) pangan/ pangan
t (Gap)
(Gap/TTI) (Peta (Lokasi) KRPL (Lokasi)
FSVA) (Desa)

1 DKI Jakarta 1 1 1
2 Jawa Barat 82 25 50 1 1 150 3
3 Jawa Tengah 73 35 74 1 1 16 200 8
4 DI. Yogyakarta 10 5 30 1 1 20 2
5 Jawa Timur 30 25 60 1 1 150 5
6 Aceh 30 15 13 1 1 70 5
7 Sumatera Utara 40 15 20 1 1 120 6
8 Sumatera Barat 15 25 1 1 100 5
9 Riau 6 8 1 1 50 3
10 Jambi 5 10 1 1 50 4

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id


KEGIATAN

Analisis
Peta
Sistem Pemberd Pengawas
Pengembangan Lembaga Ketahana
Lumbung Kewaspad Kawasan ayaan an
NO PROVINSI Usaha Pangan Distribusi n dan
Pangan aan Mandiri pekarang keamanan
Masyarakat/Toko Pangan Kerentan
Masyarakat Pangan Pangan an dan mutu
Tani Indonesia Masyarak an
(Unit) dan Gizi (Kawasan) pangan/ pangan
(Gap/TTI) at (Gap) Pangan
(Lokasi) KRPL (Lokasi)
(Peta
(Desa)
FSVA)

11 Sumatera Selatan 40 15 20 1 1 80 4
12 Lampung 40 15 35 1 1 80 5
13 Kalimantan Barat 13 5 8 1 1 16 60 2
Kalimantan
14 2 3 1 1 30 4
Tengah
Kalimantan
15 20 5 8 1 1 60 7
Selatan
16 Kalimantan Timur 2 3 1 1 30 3
17 Sulawesi Utara 6 20 1 1 12 60 3
18 Sulawesi Tengah 10 8 1 1 50 4
19 Sulawesi Selatan 37 15 30 1 1 120 6
20 Sulawesi Tenggara 18 8 14 1 1 28 50 4

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id


KEGIATAN

Analisis
Pengemban Sistem Pengawas
Lembaga Peta
gan Usaha Lumbung Kewaspa Kawasan Pemberdaya an
NO PROVINSI Distribusi Ketahanan
Pangan Pangan daan Mandiri an keamanan
Pangan dan
Masyarakat Masyarakat Pangan Pangan pekarangan dan mutu
Masyarak Kerentana
/Toko Tani (Unit) dan Gizi (Kawasan) pangan/KRPL pangan
at (Gap) n Pangan
Indonesia (Lokasi) (Desa) (Lokasi)
(Peta FSVA)
(Gap/TTI)

21 Maluku 23 1 1 10 40 2
22 Bali 4 6 6 1 1 25 3
23 Nusa Tenggara Barat 15 15 17 1 1 50 3
24 Nusa Tenggara Timur 10 10 1 1 36 60 4
25 Papua 23 1 1 32 50 3
26 Bengkulu 10 6 1 1 10 40 3
27 Maluku Utara 2 2 1 1 8 20 2
28 Banten 38 10 12 1 1 40 3
29 Bangka Belitung 4 6 1 1 25 3
30 Gorontalo 10 4 6 1 1 30 3
31 Kepulauan Riau 6 1 1 11 20 3
32 Papua Barat 6 1 1 11 20 4
33 Sulawesi Barat 10 6 1 1 30 3
34 Kalimantan Utara 4 1 1 10 20 2

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id


1a. PENGEMBANGAN LEMBAGA USAHA PANGAN
MASYARAKAT (LUPM)
Bantuan kepada Lembaga usaha masyarakat (Gapt/poktan/Koperasi) bergerak
di bidang produksi/usaha pangan, agar mau dan mampu menjamin
ketersediaan gabah dan/atau komoditas pangan strategis lainnya kepada Toko
Tani Indonesia (TTI)
Persyaratan:
 Lokasi: berada di daerah sentra produksi pangan
 Unit Cost Bantuan:
 LUPM baru: Banper Rp 160 juta
 LUMP lanjutan: Banper Rp 60 juta
 Memiliki legalitas
 Di utamakan yang memiliki penggilingan (Rice Milling Unit) yang berstatus
milik Gapoktan/milik anggota yang bermitra dengan Gapoktan

Sasaran:
 LUPM Baru : 500 Unit
 LUPM Lanjutan : 406 Unit

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id


1b. PENGEMBANGAN TOKO TANI INDONESIA (TTI)

Toko yang dirancang untuk menjual komoditas pangan hasil produksi petani
sesuai harga yang wajar kepada konsumen yang dipasok oleh Gapoktan/Lembaga
Usaha Pangan Masyarakat

Persyaratan:
 Lokasi: berada di daerah konsumen utamanya yang menjadi barometer
fluktuasi harga komoditas pangan pokok dan strategis
 Unit Cost Bantuan: Banper Rp 15 juta
 Pedagang pangan atau lembaga lain yang bergerak dalam pemasaran pangan
 Memiliki tempat usaha milik pribadi dan berlokasi strategis yang mudah
dijangkau konsumen
 Sanggup melakukan kontrak kerja sama dengan LUPM minimal selama tahun
berjalan
 sanggup menjual produk pangan yang dipasok dari LUPM dan/atau pihak lain
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Sasaran:
 TTI Baru : 1.000 Toko Tani

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 15


2. PENGEMBANGAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
(LDPM)
Bantuan kepada Kelembagaan Gabungan Kelompok Tani yang berfungsi menjaga
volatilitas harga bahan pangan di tingkat petani, mengolah dan memasarkan
pangan
Persyaratan:
 Lokasi: berada di daerah sentra produksi pangan (padi/jagung)
 Unit Cost Bantuan:
 LDPM Baru: Banper Rp 150 juta
 LDPM Lanjutan: Banper Rp 50 juta
 Memiliki unit usaha distribusi atau pemasaran atau pengolahan hasil dan unit
pengelola cadangan pangan
 Memiliki gudang untuk sarana penyimpanan atau lahan untuk dapat dibangun
sarana penyimpanan (gudang). Lahan tersebut adalah milik Gapoktan atau
tanah yang dihibahkan untuk Gapoktan
Sasaran:
Baru : 300 Gapoktan
Lanjutan : 98 Gapoktan

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 16


3. PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT (LPM)

Bantuan kepada Kelembagaan Cadangan Pangan yang dibentuk oleh masyarakat


desa/kota dan dikelola secara berkelompok yang bertujuan untuk pengembangan
penyediaan Cadangan Pangan bagi masyarakat di suatu wilayah

Persyaratan:
 Lokasi: berada di daerah sentra produksi padi atau area rawan pangan/miskin
 Unit Cost Bantuan:
 LPM baru: Banper Rp 150 juta untuk pembangunan fisik
 LPM Lanjutan : Banper Rp 20 juta untuk pengisian lumbung pangan sasaran
lanjutan (yang telah dibangun melalui DAK)
 Memiliki organisasi kepengurusan (Ketua, Sekretaris, Bendahara) yang dikelola
oleh masyarakat di lokasi lumbung tersebut dan masih aktif hingga saat ini
dengan jumlah anggota minimal 20 (dua puluh) orang.

Sasaran:
 LPM Baru : 572 Unit
 LPM Lanjutan : 1.628 Unit

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 17


4. PENGEMBANGAN KAWASAN MANDIRI PANGAN (KMP)
Kawasan yang dibangun dengan melibatkan keterwakilan masyarakat yang
berasal dari kampung-kampung terpilih (5 kampung/desa), untuk menegakkan
masyarakat miskin/rawan pangan menjadi kaum mandiri

Persyaratan:
 Lokasi: berada di daerah rawan pangan/miskin yang terdiri dari 5
kampung/desa rumah tangga miskin (RTM) berdasarkan Peta FSVA,
data angka rawan pangan dan data lainnya
 Unit Cost Bantuan: Banper Rp 100 juta
 Mempunyai potensi pengembangan komoditas unggulan spesifik lokal
dan potensi pengembangan titik tumbuh sebagai pusat ekonomi
kawasan

Sasaran:
 KMP Baru : 200 Kawasan
KMP Lanjutan : 78 Kawasan

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 18


5. PENGUATAN SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG)
Salah satu instrumen/alat deteksi dini terhadap situasi pangan
dan gizi suatu wilayah dengan tujuan untuk mendukung
ketahanan pangan

Persyaratan:
 Lokasi: seluruh provinsi di Indonesia
 Alokasi: Biaya Rp 100 juta per provinsi
 Output yang dihasilkan:
1. Tersedianya informasi situasi pangan dangizi;
2. Tersedianya rencana antisipasi situasi pangan dan gizi;
3. Tersedianya rekomendasi kebijakan ketahanan pangan
dan gizi.

Sasaran: 34 Provinsi

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id


6. ANALISIS PETA KETAHANAN DAN KERENTANAN
PANGAN (PETA FSVA)
Peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis hasil analisis data
indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan wilayah

Persyaratan:
 Lokasi seluruh provinsi di Indonesia
 Alokasi Biaya Rp 100 juta per provinsi
 Tujuan:
1. Mengidentifikasi titik-titik lokasi yang rentan terhadap kerawanan pangan;
2. Mengetahui faktor-faktor utama yang menjadi penyebab suatu lokasi
menjadi rentan terhadap kerawanan pangan;
3. Menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan
program, penentuan sasaran dan intervensi kerawanan pangan dan gizi.

Sasaran: 34 Provinsi

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 20


7. OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN (KRPL)
Bantuan kepada kelompok waita yang secara bersama-sama mengusahakan
pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan menjadi sumber pangan
secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan
kebutuhan gizi warga setempat

Persyaratan:
 Lokasi: berada di desa yang dikelola oleh Kelompok Wanita dengan jumlah
anggota minimal 15 (lima belas) rumah tangga
 Unit Cost Bantuan:
 KRPL Baru: Banper Rp 15 juta
 KRPL Lanjutan: Banper Rp 20 juta
 Memiliki kelembagaan yang sah dan struktur organisasi/kepengurusan yang
jelas dan diketahui kepala desa/lurah
 Mampu menyediakan lahan untuk kebun bibit (bukan menyewa lahan)

Sasaran:
 KRPL Baru : 2.000 Desa
 KRPL Lanjutan : 1.671 Desa

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 21


8. PENGAWASAN KEAMANAN DAN MUTU PANGAN
Pengawasan dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, membahayakan kesehatan manusia

Persyaratan:
 Lokasi seluruh provinsi dan 91 Kabupaten/Kota di Indonesia
 Alokasi:
 Untuk Provinsi: alokasi Rp 500 juta
 Untuk Kab/Kota : alokasi Rp 50 juta
 Mengoptimalkan peran BKP dalam dalam Jejaring Keamanan Pangan Nasional
dan Daerah (JKPN/JKPD)
 Fasilitasi BKP daerah dalam penanganan keamanan pangan segar.
 Fungsi pengawasan yang melibatkan laboratorium pengujian keamanan
pangan segar yang sudah terakreditasi.
 Memperkuat kelembagaan serta sosialisasi dan promosi keamanan pangan
yang berkesinambungan

Sasaran: 34 Provinsi dan 91 Kabupaten/kota

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id 22


TERIMA KASIH

Badan Ketahanan Pangan – www.bkp.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai