Anda di halaman 1dari 14

Oleh:

Hj. INDAH PUTRI INDRIANI, S.IP.,M.Si


(BUPATI LUWU UTARA)

Disampaikan dalam Kegiatan : WEBINAR KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PROGRAM KETAHANAN PANGAN UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING. Jakarta, 16 September 2021
GAMBARAN UMUM KAB. LUWU UTARA

LUAS WILAYAH :
7.502,58 KM2 Jumlah
(15 Kecamatan, 171
Kelurahan/Desa)
Penduduk
322.919 Jiwa
(Per Desember 2020)

Komoditi Padi
Sawah :
Produksi : -
254.155 Ton
Komoditi Perikanan :
- Perikanan Tangkap :
Komoditi Perkebunan :- Ubi Jalar : 494 Ton
1.900 Ton Komoditi
Komoditi Produksi : - Ubi Kayu : 1.104
- Tambak : Hortikultura:
(Bandeng+Udang) : Peternakan : -Kakao : 30.854 Ton Ton
-Sapi : 32.955 ekor Produksi : - Sawit : 386.076 Ton - Jagung : 97.051 Ton
16.198,88 Ton
- Kerbau : 16.716 -Durian : 19.616 Ton - Sagu : 2.158Ton
ekor - Tomat : 333.77 Ton
- Babi : 55.022 ekor - Bayam : 353.60 Ton
Sumber : Luwu Utara dalam angka, 2021
• LATAR BELAKANG
Pola konsumsi pangan masyarakat Luwu Utara Persoalan Stunting yang
belum beragam dan berimbang, menyebabkan
telah diintervensi berada di
timbulnya permasalahan gizi yaitu status gizi
30 Desa pada 10 Kecamatan
masyarakat rendah, juga menimbulkan
malnutrisi. Persoalan gizi lain yang timbul
dengan berbagai program
adalah Stunting. kegiatan.

Salah satu kunci


pengentasan stunting
adalah melalui penyediaan
dan konsumsi gizi yang
lebih baik bagi masyarakat Pencapaian Pola Pangan Harapan
(PPH)

82,5
2016
89,4 85 2017
2018
2019
85,7 85,3 2020
Skor PPH saat ini yaitu
89,4
Peran dan Kebijakan Perangkat
Daerah dan Desa

Perangkat daerah
berperan mengakomodir
program/kegiatan
Pengembangan
Ketahanan Pangan
dalam bentuk
kegiatan/sub kegiatan
sedang pemerintah desa
bersama masyarakat
menyediakan lokasi
pelaksanaan kegiatan
tersebut.
PEMBELAJARAN DAN FAKTOR UTAMA PENENTU KEBERHASILAN

- Masyarakat terlibat langsung


dalam penyusunan rencana
kegiatan (RKKA),
pelaksanaan dan
PEMBELAJARAN pengawasan kegiatan

- Masyarakat diberikan
pembelajaran ataupun
pemahaman mengenai
pangan bergizi (edukasi
pangan bergizi)
Faktor utama yang menjadi
penentu keberhasilan FAKTOR - Keberhasilan kegiatan
mewujudkan kondisi ketahanan UTAMA
pengembangan ketahanan
pangan yang baik adalah pangan dengan tingkat pola
Perangkat Daerah dan konsumsi pangan
kemampuan masyarakat dalam masyarakat yang mengarah
mengakses pangan yang kepada konsumsi pangan
beragam dan bergizi,. yang Beragam Bergizi
Seimbang dan Aman (B2SA)
yang diukur dengan
Pencapaian Skor PPH 100.
KEGIATAN/INOVASI PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LUWU UTARA MEWUJUDKAN 3 Pilar utama yang
PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN mewujudkan
Pengembangan
Yaitu tersedianya pangan Ketahanan Pangan :
secara fisik didaerah yang
ditentukan dari produksi Yaitu kemampuan Yaitu penggunaan
domestic, impor, stok serta
bantuan. Utamanya untuk
masyarakat dalam pangan oleh rumah
ketersediaan pangan strategis mengakses pangan, tangga dan
(beras dan jagung) serta baik dari sisi akses kemampuan individu
pangan local khas daerah untuk menyerap dan
khusunya sagu. terhadap ekonomi metabolisme zat gizi.
maupun akses fisik

1. Penyediaan Pangan 2. Keterjangkauan Pangan 3. Pemanfaatan Pangan

Kegiatan yang menunjang :


1. Pengembangan/ Pembangunan
Kegiatan yang Kegiatan yang
Lumbung Pangan : Berupa mendukung : mendukung :
Lumbung Pangan Pemerintah 1. Pemantauan harga
daerah dan lumbung pangan 1. Pekarangan pangan
masyarakat. pangan strategis lestari
2. Penguatan Cadangan pangan 2. Mendekatkan pasar 2. Dupoly (Dua Polybag)
daerah sebagai stok pangan
untuk kejadian luar biasa bagi rumah tangga dan Getar Dilan
3. Intervensi daerah rentan rawan 3. Sosialisasi, festival/ (Gerakan Tanam Sayur
pangan melalui kegiatan
pemberdayaan seperti family lomba cipta menu Di Lahan Pekarangan)
farming. dengan berbahan 3. Food Security
4. Penyediaan Sarana dan
Prasarana Peningkatan Produksi
pangan lokal (Keamanan pangan)
Pertanian
PRAKTEK BAIK PROGRAM KETAHANAN PANGAN DAN
GIZI MASYARAKAT DI KAB. LUWU UTARA

INOVASI GETAR DILAN


(GErakan TAnam sayuR DI LAhan pekarangaN)
IMPLEMENTASI Goals

2021
Penguatan
ketahanan pangan
2020 tingkat rumah
Tim lapangan terus tangga serta
bergerak fokus 1 penurunan
2019 desa per prosentasi RTM
Dibentuk Tim kecamatan
Manajemne untuk menyasar 10 RTM
memasifkan
Pertama di gerakan (Tim
implementasi di Pengarah, Tim
Kecamatan Tanalili Teknis dan Tenaga
(menyasar 275 Kerja)
RTM tersebar di 8
Desa)
GETAR DILAN
DAMPAK SESUDAH

- Kecamatan Tanalili sudah


surplus produksi sayur
- Sebanyak 9.469 KK Se Lutra
telah memanfaatkan lahan
pekarangan rumah untuk
produksi sayuran, total 189,38
Ha
- Tidak belanja sayur dan
menambah pendapatan 150-300
ribu KK/bulan

- Ketersediaan pangan sayur


disuplai oleh pedagang sayur
keliling dari luar desa
- Lahan pekarangan warga
belum dimanfaatkan secara
maksimal untuk memproduksi
sayuran
SEBELUM - Belanja sayur 150 ribu per
KK/bulan
TRANSFERABILITAS

- Tren konsumsi sayur sehat


- Tersedia lahan pekarangan
- Tersedia toko tani
- Banyak manfaat

2020 2021
2019
10 KECAMATAN Perbulan Juni
9.469 KK 12 KECAMATAN
Kec.Tanalili 10.000 KK
275 RTM 189,38 ha
200 ha
13,75 ha
Succes Story Pekarangan Pangan
Lestary (P2L) Kab. Luwu Utara

DATA PROGRAM P2L BERSUMBER DARI


APBN DAN APBD KAB. LUWU UTARA PRODUKSI SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN
2019 - 2021 DAN LAHAN LAINNYA

Produksi
No Tahun Luas Area (Ha)
Luas Area Untuk (Ton)
No Tahun KWT
Pekarangan
1 2019 1.088 2.801,85
DAMPAK
1 2019 1.500 M2 7 1.488,61
2 2020 4.620,13
3.000 M2
2 2020 4
Peningkatan luas area
lahan pekarangan dan Persentase produksi
9.000 M2 sayuran meningkat
3 2021 12 lahan lainnya
60,64%
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai