I. Pendahuluan
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat merupakan salah satu amanat Undang-
Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 Pasal 141. Upaya Perbaikan Gizi
ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat yang
dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai lanjut
usia, dengan prioritas pada kelompok rawan yaitu bayi, dan balita, remaja
perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
bidang Kesehatan 2020-2024 telah ditetapkan bahwa percepatan perbaikan
gizi masyarakat di prioritaskan pada percepatan penurunan stunting dengan
target penurunan stunting adalah 14% dan pada wasting sebesar 7% di
tahun 2024.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan energi kronis pada 1000 hari kehidupan pertama. Anak Stunting
di definisikan dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan standar
pertumbuhan anak. Berdasarkan definisi ini kejadian balita stunting
dipengaruhi oleh kondisi kehamilan ibu. Apakah ibu mendapatkan cukup
energi selama kehamilannya atau tidak.
Stunting sangat berdampak pada kesehatan, dampak yang terjadi
adalah kondisi gagal tumbuh (berat badan lahir rendah, pendek, kecil, kurus),
hambatan perkembangan (kognitif dan motorik), gangguan metabolik pada
saat dewasa (resiko penyakit tidak menular seperti, diabetes, obesitas,
stroke, penyakit jantung). Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan
memperhatikan beberapa aspek utama yaitu : Sanitasi (air Bersih, Jamban,
dan cuci tangan), Pola Asuh (ASI, MPASI, Imunisasi, Pemantauan Tumbuh
Kembang), Pola Makan (sesuai gizi seimbang dengan makanan beraneka
ragam karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air).
II. Latar Belakang
Berdasarkan paparan bahwa balita stunting adalah dampak dari balita
dengan konsisi kurang gizi dalam waktu yang lama sehingga pertumbuhan
dan perkembangannya terhambat serta pada saat kehamilan apakah ibu
hamil mendapatkan makanan yang cukup energi atau tidak perlu dibuatkan
rencana program yaitu pemberian makanan tambahan untuk balita kriteria T,
balita gizi kurang dan ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis
(KEK).
Balita dengan kriteria berat badan tidak naik dibandingkan dengan
hasil penimbangan bulan lalu atau balita T dengan ditunjukkan dengan
grafik KMS adalah tanda tanda dari balita tersbut mengalami asupan
makanan yang inadekuat yang apabila dibiarkan dapat berdampak pada
perubahan status gizi menjadi gizi kurang. Sehingga pemberian makanan
tambahan bagi balita dengan kriteria Balita T serta balita gizi kurang, dan ibu
hamil KEK dapat mencegah terjadi kejadian stunting di kemudian hari.
Pemberian Makanan Tambahan untuk balita kriteria T, balita gizi
kurang, dan ibu hamil KEK dilakukan setelah mendapat laporan dari hasil
penimbangan dan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita di
posyandu dan di fasilitas kesehatan lainnya. Kriteria yang mendapatkan
bantuan PMT adalah balita dengan status gizi berat badan menurut tinggi
badan kategori gizi kurang dan tinggi badan menurut umur pendek atau
sangat pendek. Sehingga hasil akhir akhir dari PMT balita stunting ini
diharapkan ada kenaikan berat badan dan tinggi badan anak. Adapun untuk
ibu hamil dengan kondisi LILA kurang dari 23.5 cm. apabila ditemukan balita
gizi kurang pada usia kurang dari 6 bulan maka pemberian PMT diberikan
kepada ibu agar kualitas dan kuantitas ASI tetap baik.
III. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemberian makanan tambahan balita
weightfaltering, balita gizi kurang dan ibu hamil KEK di Kabupaten bengkayang
khususnya di wilayah kerja Puskesmas Bengkayang.
b. Tujuan Khusus :
Untuk meningkatkan asupan makanan tinggi kalori dan protein guna
mengejar tumbuh kembang balita.
Untuk mencapai berat badan dan tinggi badan yang normal/ideal.
Untuk mencegah kejadian ibu hamil KEK yang berdampak pada
kesehatan ibu dan anak yang dilahirkan.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Perencanaan :
Penyusunan Kerangka Acuan Pelaksanaan
Kegiatan
Penetapan Tim Pelaksana tingkat Kecamatan,
Desa dan Puskesmas
Verifikasi dan Penetapan Data Sasaran
Penerima MT
Penetapan Lokasi Kegiatan
Penyusunan Siklus Menu sesuai Standar
Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan
(pembelian bahan makanan, jasa dan
Manajemen)
B. Sasaran
1. Balita 6-59 bulan dengan kriteria 2 kali turun (T)
2. Balita 6-59 bulan dengan status BB/U dan BB/TB(PB) kurang
3. Ibu Hamil dengan KEK dimana LILA <23.5 cm
BULAN
No. Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemberian makanan
tambahan (PMT)
berbahan pangan local • • •
bagi ibu hamil KEK dan
balita gizi kurang.
VII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Pemantauan dilakukan oleh tim pelaksana di puskesmas maupun
secara berjenjang. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi serta
data pelaksanaan kegiatan untuk bahan pengambilan keputusan dalam
menjaga dan memperbaiki pelaksanaan kegiatan. Pemantauan dilakukan
terhadap data keluaran antara lain input, proses, output, outcome dan
impact.
Mekanisme pemantauan sebagai berikut:
Pendampingan dan pemantauan dilakukan secara berjenjang dan
berkesinambungan.
Jika ada masalah segera melakukan koordinasi dan tindakan perbaikan