Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKAYANG

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK


DAN KELUARGA BERENCANA
PUSKESMAS BENGKAYANG
Jalan Basuki Rahmat No. 44 Kelurahana Bumi Emas Kecamatan Bengkayang 79211
Email : puskesmas.bky@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) BERBAHAN PANGAN


LOKAL BAGI IBU HAMIL KEK DAN BALITA GIZI KURANG

I. Pendahuluan
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat merupakan salah satu amanat Undang-
Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 Pasal 141. Upaya Perbaikan Gizi
ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat yang
dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai lanjut
usia, dengan prioritas pada kelompok rawan yaitu bayi, dan balita, remaja
perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
bidang Kesehatan 2020-2024 telah ditetapkan bahwa percepatan perbaikan
gizi masyarakat di prioritaskan pada percepatan penurunan stunting dengan
target penurunan stunting adalah 14% dan pada wasting sebesar 7% di
tahun 2024.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan energi kronis pada 1000 hari kehidupan pertama. Anak Stunting
di definisikan dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan standar
pertumbuhan anak. Berdasarkan definisi ini kejadian balita stunting
dipengaruhi oleh kondisi kehamilan ibu. Apakah ibu mendapatkan cukup
energi selama kehamilannya atau tidak.
Stunting sangat berdampak pada kesehatan, dampak yang terjadi
adalah kondisi gagal tumbuh (berat badan lahir rendah, pendek, kecil, kurus),
hambatan perkembangan (kognitif dan motorik), gangguan metabolik pada
saat dewasa (resiko penyakit tidak menular seperti, diabetes, obesitas,
stroke, penyakit jantung). Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan
memperhatikan beberapa aspek utama yaitu : Sanitasi (air Bersih, Jamban,
dan cuci tangan), Pola Asuh (ASI, MPASI, Imunisasi, Pemantauan Tumbuh
Kembang), Pola Makan (sesuai gizi seimbang dengan makanan beraneka
ragam karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air).
II. Latar Belakang
Berdasarkan paparan bahwa balita stunting adalah dampak dari balita
dengan konsisi kurang gizi dalam waktu yang lama sehingga pertumbuhan
dan perkembangannya terhambat serta pada saat kehamilan apakah ibu
hamil mendapatkan makanan yang cukup energi atau tidak perlu dibuatkan
rencana program yaitu pemberian makanan tambahan untuk balita kriteria T,
balita gizi kurang dan ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis
(KEK).
Balita dengan kriteria berat badan tidak naik dibandingkan dengan
hasil penimbangan bulan lalu atau balita T dengan ditunjukkan dengan
grafik KMS adalah tanda tanda dari balita tersbut mengalami asupan
makanan yang inadekuat yang apabila dibiarkan dapat berdampak pada
perubahan status gizi menjadi gizi kurang. Sehingga pemberian makanan
tambahan bagi balita dengan kriteria Balita T serta balita gizi kurang, dan ibu
hamil KEK dapat mencegah terjadi kejadian stunting di kemudian hari.
Pemberian Makanan Tambahan untuk balita kriteria T, balita gizi
kurang, dan ibu hamil KEK dilakukan setelah mendapat laporan dari hasil
penimbangan dan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita di
posyandu dan di fasilitas kesehatan lainnya. Kriteria yang mendapatkan
bantuan PMT adalah balita dengan status gizi berat badan menurut tinggi
badan kategori gizi kurang dan tinggi badan menurut umur pendek atau
sangat pendek. Sehingga hasil akhir akhir dari PMT balita stunting ini
diharapkan ada kenaikan berat badan dan tinggi badan anak. Adapun untuk
ibu hamil dengan kondisi LILA kurang dari 23.5 cm. apabila ditemukan balita
gizi kurang pada usia kurang dari 6 bulan maka pemberian PMT diberikan
kepada ibu agar kualitas dan kuantitas ASI tetap baik.

III. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemberian makanan tambahan balita
weightfaltering, balita gizi kurang dan ibu hamil KEK di Kabupaten bengkayang
khususnya di wilayah kerja Puskesmas Bengkayang.
b. Tujuan Khusus :
 Untuk meningkatkan asupan makanan tinggi kalori dan protein guna
mengejar tumbuh kembang balita.
 Untuk mencapai berat badan dan tinggi badan yang normal/ideal.
 Untuk mencegah kejadian ibu hamil KEK yang berdampak pada
kesehatan ibu dan anak yang dilahirkan.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

Perencanaan :
 Penyusunan Kerangka Acuan Pelaksanaan
Kegiatan
 Penetapan Tim Pelaksana tingkat Kecamatan,
Desa dan Puskesmas
 Verifikasi dan Penetapan Data Sasaran
Penerima MT
 Penetapan Lokasi Kegiatan
 Penyusunan Siklus Menu sesuai Standar
 Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan
(pembelian bahan makanan, jasa dan
Manajemen)

Persiapan dan pelaksanaan :

 Persiapan (sosialisasi, pembekalan petugas)

Pemberian makanan  Pembelian bahan makanan lokal sesuai siklus


tambahan (PMT) berbahan menu
1
pangan local bagi ibu hamil  Pengolahan bahan makanan sesuai dengan
KEK dan balita gizi kurang siklus menu
 Pemberian MT berbahan pangan lokal
disertai edukasi integrasi dengan Lintas
Program dan Lintas Sektor terkait
 Memperhatikan protocol kesehatan untuk
pencegahan penyakit.

Pencatatan dan Pelaporan :

 Pencatatan dan pelaporan secara berjenjang


dan berkesinambungan terhadap data sasaran
dan keluaran antara lain input, proses, output
dan outcome

 Pencatatan dan pelaporan dilakukan dari


tahap penentuan sasaran sampai dengan
berakhirnya intervensi PMT.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran


Lintas
Pelaksanaan Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Program Ket
Program Gizi Terkait
Terkait
1 Pemberian • Menyusun 1. Bidan 1. Kader : Sumber
makanan Rencana desa :  Mengkoordini pembiayaan
tambahan (PMT) kegiatan  Menyusun r Bumil dan BOK
berbahan pangan • Koordinasi jadwal ibu bayi
local bagi ibu hamil dengan kunjungan /balitauntuk
KEK dan balita gizi LP/LS lapangan ikut dalam
kurang • Menentukan kegiatan PMT
tempat Lokal

A. Cara melaksanakan kegiatan


1. Mengumpulkan data jumlah sasaran balita dan ibu hamil penerima
bantuan pemberian makanan tambahan.
2. Pembelian bahan makanan lokal sesuai siklus menu
3. Pengolahan bahan makanan sesuai dengan siklus menu
4. Pemberian MT berbahan pangan lokal disertai edukasi integrasi
dengan Lintas Program dan Lintas Sektor terkait
5. Memperhatikan protocol kesehatan untuk pencegahan penyakit
6. Pencatatan dan pelaporan dilakukan dari tahap penentuan sasaran
sampai dengan berakhirnya intervensi PMT.
7. Rencana pemberian PMT total biaya perhari adalah Rp. 16.500. – Rp.
21.500

B. Sasaran
1. Balita 6-59 bulan dengan kriteria 2 kali turun (T)
2. Balita 6-59 bulan dengan status BB/U dan BB/TB(PB) kurang
3. Ibu Hamil dengan KEK dimana LILA <23.5 cm

VI. Jadwal pelaksanaan kegiatan

BULAN
No. Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemberian makanan
tambahan (PMT)
berbahan pangan local • • •
bagi ibu hamil KEK dan
balita gizi kurang.
VII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Pemantauan dilakukan oleh tim pelaksana di puskesmas maupun
secara berjenjang. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi serta
data pelaksanaan kegiatan untuk bahan pengambilan keputusan dalam
menjaga dan memperbaiki pelaksanaan kegiatan. Pemantauan dilakukan
terhadap data keluaran antara lain input, proses, output, outcome dan
impact.
Mekanisme pemantauan sebagai berikut:
 Pendampingan dan pemantauan dilakukan secara berjenjang dan
berkesinambungan.
 Jika ada masalah segera melakukan koordinasi dan tindakan perbaikan

Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan


PMT bagi ibu hamil dan balita yang dapat dilihat dari aspek input, proses,
output, outcome dan impact dari pelaksanaan kegiatan. Hal-hal yang perlu
dievaluasi:
1. Penyelenggaraan kegiatan PMT berbahan pangan lokal sesuai
jadwal.
2. Cakupan jumlah dan persentase Ibu hamil KEK yang mengonsumsi
MT berbahan pangan lokal.
3. Cakupan jumlah dan persentase Balita gizi kurang yang
mengonsumsi MT berbahan pangan lokal.
4. Cakupan jumlah dan persentase Balita underweight (BB kurang)
yang tidak wasting atau stunting ataupun tidak keduanya yang
mengonsumsi MT berbahan pangan lokal.
5. Cakupan jumlah dan persentase Balita BB/U normal tetapi Berat
Badan Tidak Naik yang mengonsumsi MT berbahan pangan lokal.
6. Persentase Ibu hamil KEK dengan peningkatan berat badan sesuai
usia kehamilannya.
7. Persentase Balita BB/U normal tetapi Berat Badan Tidak Naik yang
mengalami peningkatan berat badan adekuat.
8. Persentase Ibu hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir ≥ 2500 gram.
9. Persentase Balita underweight dengan perbaikan status gizi
berdasarkan indikator BB/U.
10. Persentase Balita gizi kurang dengan atau tanpa stunting yang
mengalami perbaikan status gizi berdasarkan indikator BB/U dan
BB/PB atau BB/TB.
VIII. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan hasil pengukuran BB, PB atau TB, LILA, dan konsumsi
tablet tambah darah serta makanan tambahan pada ibu hamil dan balita:
1. Catat pada buku KIA dan laporkan secara elektronik melalui Sigizi
Terpadu pada menu Pemantauan PMT.
2. Tim Pelaksana mencatat hasil kegiatan PMT melalui formulir monev PMT
dan pemantauan berat badan pada Ibu Hamil dan Balita
3. Tim Pelaksana mencatat dan melihat isian kartu kontrol konsumsi PMT
oleh sasaran sebagai self-monitoring dan tindak lanjutnya misalnya
menanyakan apakah sasaran menyukai makanan tambahan yang
diberikan, ada tidaknya keluhan setelah mengonsumsi, serta
memberikan edukasi.
4. Tim Pelaksana melaporkan hasil kegiatan PMT mulai dari tingkat
Puskesmas, lalu dilaporkan Dinkes Kab/Kota, Dinkes Provinsi, dan Pusat
secara berjenjang

Mengetahui, Bengkayang, 04 Januari 2023


Kepala Puskesmas Bengkayang Penanggung Jawab Program Gizi

dr. DIANTUS KORNELIA


Nip. 19780221 201101 1 001

Anda mungkin juga menyukai